28 research outputs found

    Karakteristik Nanoemulsi Minyak Sawit Merah Yang Diperkaya Beta Karoten

    Full text link
    Red palm oil (RPO) and β-carotene are insoluble in water. It makescan be used to improve RPO and βThis research is aimed to produce stable RPO nanoemulsion enriched withβ-carotene. The research was conducted in the SEAFAST CENTERLaboratory, Bogor Agriculture University from January to Septemberfollowing steps, i.e. enrichment of RPO with βusing a high pressure homogenizer at a pressure of 34.5 MPa in 10 cycles.The ratio of RPO and water in the mixture were 5 : 95; 7.5 : 92.5; and 10 :10% (w/w) of the total emulsions. In the second stage, nanoemulsionswere prepared on various RPO percentage of 2, 4, and 6% (w/w) andhad a droplet size from 115.1 to 145.2 nm and stable. Nanoemulsions wereresulting from the second stage had droplet size from 94.9 to 125.5 nm,and β-carotene content were 47.6 to 130.9 mg/l. Droplet size ofnanoemulsions is less than 125 nm. It can be produced with RPO an

    Analysis of Water Well Quality Drilling Around Waste Disposal Site in Makassar City Indonesia

    Get PDF
    Abstract. Clean water is one of human need which is very important in carrying out its life. Therefore, this article analyzes the quality of the well water dug around the landfill. The method used is a well water well sample taken from 4 wells around a landfill taken by a purposive sampling at a different distance. The parameters measured are physical, chemical, and biological properties. The results of the analysis were then compared with the standard of drinking water quality criteria allowed under The Regulation of Health Minister of Indonesia No. 416 year 1990 on the Terms and Supervision of Water Quality of the Minister of Health of the Republic of Indonesia. The result of the research shows that there are two wells whose water quality does not meet the physical requirement i.e Location of Points II and III, based on the construction of wells also does not meet the requirements of the wells in general. While at the well Locations Point I and IV the quality of water physically, chemically and biologically as well as well construction qualify. From the result of this research, the researcher give suggestion of the need to improve the physical condition of dug wells, it is necessary to do the extension to the well water user community for drinking water about the physical condition of the dug well, the need to monitor and supervise the quality of drinking water, and should involve the community to independently meet the needs absolute i.e clean water to drink

    Biofermentasi dan biosintesa protein

    No full text
    98 hal; 21 c

    Pengaruh Penyiangan dan Konsentrasi Larutan Garam terhadap Mutu Pindang

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bentuk ikan (utuh dan disiangi), konsentrasi larutan garam perendam pedahyluan serta lama penyimpanan terhadap mutu pindang. Konsentarsi larutan garam berturut-turut 5%, 10%, 15%, sedangkan lama penyimpanan adalah 0,4 dan 8 hari.Pengamatan meliputi analisa kimia (FAN, TVB garam dan air), mikrobiologi yaitu Total Aerobic Plate Count (TPC), penilaian organoleptik (rupa, bau, rasa dan tekstur).Pengamatan menunjukkan, bahwa bentuk ikan berpengaruh nyata terhadap kadar FAN, kadar garam dan rupa pindang, sedangkan konsentrasi larutan garam berpengaruh nuata terhadap TVB, FAN dan kadar air pindang. Lama penyimpanan berpengaruh nyata terhadap semua pengamatan.Selama penyimpnanan terjadi peningkatan FAN, TVB, pH, kadar garam serta jumlah mikroba.Penilaian Organloleptik dan kadar air cenderung menurun.Pindang kontrol mengalami pembusukanan paling awal., sedangkan pindang dengan perlakuan perendaman pendahuluan dalam larutan garam 10% dan 15% masih mempunyai nilai organoleptik yang baik sampai hari ke-8

    Kebutuhan Asam Lemak Esensial Untuk Perkembangan Induk Ikan Lele , Clarias Batrachus Linn.

    No full text
    Induk ikan lele (Clarios batraclllls Linn.) diberi makanan percobaan selama sembilan bulan. Ada lima macam makanan percobaan dengan kadar asam lemak 0)6 dan w3 yang berbeda. Induk yang sudah matang gonad dipijahkan dan telumya ditetaskan. Perbandingan bobot telurlbobot badan dan ukuran telur sarna antar perJakuan (P>0,05). Namun, induk yang mendapatkan makanan berkadar asam lemak 0)6 dan 0)3yang rendah dalam makanannya menghasilkan telur dengan derajat tetas telur yang rendah (49,3%). Derajat tetas telur meningkat apabila kadar asam lemak OJ6 dan 0)3 dinaikkan (perlakuan D 82,3%; E 80,7%; P<0,05). Derajat tetas telur menurun kembali apabila penambahan asam lemak 0)6 dan OJ3 dalam makanan induk terlalu tinggi (perlakuan B 74,0%; C 74,4%; P<0,05). Persentase larva abnormal yang dihasilkan oleh induk yang defisiensi akan asam lemak esensial juga lebih tinggi dari induk yang mendapatkan makanan yang mengandung asam lemak esensial yang cukup. Konversi makanan, dan persentase telur yang dibuahi oleh spermatozoa ikan jan tan antara perJakuan adalah sarna (P>0,05).Kata-kata kunci: ikan lele (Clarias batrachus Linn.), asam lemak esensial, reproduksi

    Stabilisasi Bekatul dengan Ekstruder Ulir Ganda Menggunakan Response Surface Methodology

    Full text link
    Keterbatasan pemanfaatan bekatul dalam pangan disebabkan oleh sifatnya yang mudah tengik sehingga perlu dilakukan stabilisasi. Penelitian ini bertujuan menentukan kondisi optimum stabilisasi bekatul dengan ekstruder ulir ganda tanpa die sebagai bahan bakuekstraksi protein. Optimasi kondisi stabilisasi bekatul dilakukan dengan menggunakan response surface methodology (RSM) dengan central composite design (CCD)dua faktor yaitu X1 (suhu/oC) dan X2 (kecepatan ulir/Hz).Pengolahan data menggunakan program Design Expert 7.0® yang memberikan model persamaan pengaruh suhu dan kecepatan ulir ekstruder terhadap respon kadar air, kadar protein terlarut, dan aktivitas lipoksigenase. Hasil optimasi memberikan kondisi suhu ekstrusi 130,96oC dan kecepatan ulir 26,65 Hz. Bekatul yang dihasilkan memiliki kadar air 7,02%, kadar protein terlarut 2,04%(bk), aktivitas lipoksigenase 0,007?mol/menit/ml, dan stabilitas oksidatif yanglebih tinggi yaitu 20,00 jam daripada bekatul yang tidak distabilisasi 13,50 jam
    corecore