21 research outputs found

    KEBIJAKAN BUPATI TERHADAP MUTASI JABATAN APARATUR SIPIL NEGARA (ASN) DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SIMEULUE

    Get PDF
    ABSTRAKProsedur pelaksanaan mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Kabupaten Simeulue telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara dan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 Tentang Manajemen Pegawai Negeri Sipil. Namun demikian Pemerintah Simeulue dalam proses pelaksanaan mutasi ASN belum menerapkan sesuai dengan prosedur yang berlaku. Hal ini menimbulkan protes dari ASN yang dimutasi dari jabatannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan prosedur kebijakan mutasi jabatan Aparatur Sipil Negara yang dikeluarkan Bupati Simeulue dan mengetahui dan menjelaskan peran Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan (Baperjakat) pada mutasi di Pemerintahan Kabupaten Simeulue dalam menerapkan budaya meritokrasi. Data yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari hasil penelitian dilapangan dengan cara wawancara dengan informan terkait dan kepustakaan dengan cara membaca buku, jurnal, peraturan perundang-undangan dan bahan bacaan lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Hasil penelitian menunjukkan pertama, dalam proses mutasi, landasan dasar pelaksanaanya masih menggunakan seniority system dan spoil system dimana sistem ini tidak baik digunakan dalam proses mutasi. Kedua, pada proses pelaksanaan mutasi ini Baperjakat tidak dilibatkan oleh Bupati. Dalam penyusunan kebijakan mutasi ini dipegang langsung oleh Bupati dan orang-orang terdekatnya. Selain itu, mutasi ini belum menerapkan sistem merit sebagai landasan dasar pelaksanaannya. Faktor lain yang menjadi penilaian terpenting pada proses penetapan mutasi ini adalah faktor pilkada. Diharapkan kepada pemerintah dalam hal ini Bupati Simeulue dalam pembuatan kebijakan mutasi harus mengikuti sesuai dengan prosedur yang telah diatur dalam undang-undang dan landasan pelaksanaan mutasi berdasarkan merit sistem. Sehingga setelah diterbitkannya kebijakan mutasi tidak menimbulkan masalah atau protes dari ASN yang dimutasi karena telah sesuai dengan prosedur yang berlaku dan pemerintah telah dilindungi oleh payung hukum. Kata Kunci: Kebijakan Bupati, Mutasi, Aparatur Sipil Negara.

    : PEMBUATAN PLASTIK BIODEGRADABLE DARI PATI TAPIOKA DAN KITOSAN DENGAN MENGGUNAKAN GLISEROL SEBAGAI PLASTICIZER

    Get PDF
    Pemanfaatan pati tapioka sebagai bahan pembuatan plastik biodegradable merupakan sebuah alternatif untuk mengurangi limbah plastik. Untuk memperoleh plastik biodegradable, pati ditambahkan kitosan dan gliserol sebagai plasticizer. Dalam penelitian ini dilakukan studi mengenai pembuatan plastik biodegradable campuran pati dan kitosan, serta gliserol sebagai plasticizer dengan melakukan variasi terhadap kitosan dan gliserol. Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel tetap dan variabel peubah. Variabel tetap terdiri dari dari konsentrasi pati terhadap air 1:5 dan temperatur gelatinisasi pati 70oC, sedangkan variabel peubah terdiri dari konsentrasi gliserol dan konsentrasi kitosan, konsentrasi gliserol yang digunakan adalah 1,5 ml, 2,5 ml, 3,5 ml dan 4,5 ml dan konsentrasi kitosan yang digunakan adalah 0,35 gr, 0,45 gr, 0,55 gr dan 0,65 gr. Penelitian ini mengkaji tentang pemanfaatan pati tapioka dan kitosan sebagai bahan dasar pembuatan plastik biodegradable Tujuan dari penelitian ini yaitu 1) mengetahui karakterisasi plastik biodegradable dengan uji mekanik, thermal, gugus fungsional, morfologi, penyerapan air dan permeabilitas oksigen, 2) mengetahui berapa lama (hari) daur ulang plastik ketika didalam tanah yang mengandung bakteri EM4 dan direndam didalam larutan NaOH. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa plastik biodegradable berbahan dasar pati dan kitosan dengan penambahan gliserol sebagai plasticizer memiliki nilai kuat tarik antara 2.46-21.20 Mpa; nilai elongasi antara 1.50-11.76%; nilai permeabilitas oksigen antara 4.82x104 - 2.66x105(barrer); nilai penyerapan air antara 29.03-58.37%; nilai degradasi menggunakan larutan NaOH antara 6.37-34.16% dan biodegradesi didalam tanah yang mengandung bakteri EM4 terurai habis selama 18 har

    PKM PENDAMPINGAN KELOMPOK TANI "PINTOE RIMBA" DESA NAGA UMBANG, ACEH BESAR MELALUI PENGEMBANGAN ALAT DESTILASI

    Get PDF
    Pembuatan minyak herbal tradisional di Kelompok Tani “Pintoe Rimba“ Desa Naga Umbang Kecamatan Lhoknga Aceh Besar masih dilakukan secara tradisional. Tidak hanya bahan dasar seperti minyak tanaman sere wangi yang harus di beli dari luar namun pengemasan pun masih dilakukan secara sederhana. Pendampingan Pengoptimalan Pembuatan minyak  dilakukan untuk meningkatkan keterampilan pembuatan minyak herbal tradisional, peningkatan standar mutu minyak herbal tradisional serta keberlanjutan produksi minyak herbal guna meningkatkan standar ekonomi di kelompok tani. Bahan utama dalam kegiatan ini adalah terdiri dari bahan alami yaitu minyak sere wangi, minyak gandapura, jahe, kencur, cengkeh serta bahan alami lainnya. Sedangkan alat yang digunakan meliputi alat destilasi untuk menyuling minyak dan alat untuk melakukan kegiatan pengemasan minyak. Tahapan pelaksanaan kegiatan ini meliputi: 1) Tahapan Sosialisasi Kegiatan, 2)Tahapan penyuluhan mengenai peningkatan ekonomi keluarga dan wirausaha. 3)Tahapan pelatihan mendesain kemasan dan pelabellan , 4) pengembangan alat destilasi minyak, 5) Tahapan pengoptimalan pembuatan minyak herbal melalui pelatihan pembuatan minyak dengan alat yang lebih modern, 6) Tahapan pendampingan dalam pemasaran minyak.  Indikator keberhasilan atau target/luaran yang kami harapkan berhasil dalam kegiatan ini adalah: a)Mitra pengabdian memiliki pengetahuan mengenai peningkatan ekonomi keluarga dan wirausaha, b) Mitra pengabdian mampu mengemas dan memberi label pada produk minyak herbal tradisional yang diproduksi dengan menggunakan sealer yang lebih modern, c)Mitra pengabdian memiliki beberapa alat yang lebih modern yang meningkatkan kegiatan produksi minyak herbal tradisional,  d) Mitra pengabdian memiliki standar mutu minyak yang lebih baik dari sebelumnya, e) Mitra mampu meningkatkan pemasaran minyak sehingga mampu meningkatkan ekonomi keluarga

    Pemanfaatan pati tapioka dan kitosan dalam pembuatan plastik biodegradable dengan penambahan gliserol sebagai plasticizer

    Get PDF
    Tepung pati sering disebut dengan nama tepung tapioka dihasilkan dari ektrak umbi singkong. Pati tapioka dapat dimanfaatkan sebagai bahan utama dalam pembuatan plastik biodegradable. Tujuan penelitian untuk membuat plastik biodegradable dari pati tapioka dan kitosan dengan menggunakan gliserol sebagai plasticizer, sehingga dapat diketahui pengaruh dari penambahan kitosan dan gliserol terhadap kualitas plastik biodegradable. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kuantitatif yang meliputi analisis kuat tarik dan elongasi serta analisis biodegradabilitas sedangkan analisis kualitatif produk meliputi analisis gugus termal dan analisi gugus fungsi. Konsentrasi gliserol yang digunakan adalah 1,5 ml; 2,5 ml; 3,5 ml dan 4,5 ml dan konsentrasi kitosan 0,35 g; 0,45 g; 0,55 g dan 0,65 g. Hasil dari penelitian ini menunjukkan nilai kuat tarik sebesar 21.20 Mpa; nilai elongasi sebesar 11,76%; sedangkan nilai permeabilitas oksigen berkisar antara 4,82x10-6sampai dengan2,66x10-5(Barrer); nilai penyerapan air berada pada nilai 58,37%. Proses biodegradasi di dalam tanah yang mengandung bakteri EM4 dapat terurai habis selama 18 hari

    Analisis Kriteria Kesesuaian Lahan terhadap Mutu Fisik Kakao di Kabupaten Aceh Besar

    Get PDF
    Abstrak. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kelas kesesuaian lahan kakao pada lokasi pengembangan kakao di Kabupaten Aceh Besar, mengetahui faktor-faktor penentu tinggi rendahnya produktifitas dan kualitas biji kakao, serta untuk mengetahui hubungan antara karakteristik lahan dengan produktifitas dan kualitas biji kakao pada lokasi pengembangan kakao di Kabupaten Aceh Besar. Metode survei dengan analisis deskriptif digunakan untuk memperoleh karakteristik lahan, penampilan tanaman kakao dan tingkat pengelolaan, kemudian contoh tanah dianalisis dilaboratorium yang diperoleh dari masing-masing tapak pengamatan. Tapak pengamatan dibuat berdasarkan ketinggian tempat dan kemirigan lereng. Setelah karakteristik lahan diperoleh dari masing-masing tapak pengamatan maka dilakukan proses pencocokan dengan persyaratan tumbuh tanaman kakao metode klasifikasi kesesuaian lahan yang disusun oleh PPKKI. Karakteristik lahan yang berkorelasi nyata dengan komponen produksi dan kualitas biji kakao diperoleh dari hasil analisis korelasi antara karakteristik lahan dan karakteristik produksi serta kualitas biji kakao. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kelas kesesuaian lahan yang sejalan dengan produksi dan mutu fisik biji kakao di Kabupaten Aceh Besar sangat sesuai (S1) untuk tapak pengamatan E1S1, E1S2, dan E1S3, kelas S2t pada tapak pengamatan E2S3, dan sesuai marginal (S3) pada tapak pengamatan E2S1, E2S2, E3S1, E3S2, dan E3S3 dengan faktor pembatas tekstur dan ketinggian tempat.Analysis of Land Suitability Criteria for Physical Quality of Cocoa in Aceh Besar RegencyAbstract. The purpose of the research was to determine the suitability of cocoa land at the location of cocoa development in Aceh Besar Regency, determine the determinants of high and low productivity and quality of cocoa beans, and to determine the relationship between land characteristics with the productivity and quality of cocoa beans at cocoa development locations in Aceh Besar Regency. The survey method with descriptive analysis was used to obtain the characteristics of the land, the appearance of the cocoa plant and the level of management, then soil samples were analyzed in the laboratory obtained from each observation site. The site of observation is based on the height of the place and the slope of the slope. After the land characteristics are obtained from each observation site, a matching process is carried out with the requirements for growing cocoa plants, the land suitability classification method compiled by PPKKI. Land characteristics that correlated significantly with the components of production and quality of cocoa beans are obtained from the results of correlation analysis between land characteristics and production characteristics and quality of cocoa beans. The results showed that the land suitability class that was in line with the production and physical quality of cocoa beans in Aceh Besar Regency was very suitable (S1) for the observation sites E1S1, E1S2, and E1S3, S2t class in the E2S3 observation site, and according to marginal (S3) on the site observations of E2S1, E2S2, E3S1, E3S2, and E3S3 with texture limiting factors and altitude

    Indonesian multilabel classification using IndoBERT embedding and MBERT classification

    Get PDF
    The rapid increase in social media activity has triggered various discussion spaces and information exchanges on social media. Social media users can easily tell stories or comment on many things without limits. However, this often triggers open debates that lead to fights on social media. This is because many social media users use toxic comments that contain elements of racism, radicalism, pornography, or slander to argue and corner individuals or groups. These comments can easily spread and trigger users vulnerable to mental disorders due to unhealthy and unfair debates on social media. Thus, a model is needed to classify comments, especially toxic ones, in Indonesian. Transformer-based model development and natural language processing approaches can be applied to create classification models. Some previous research related to the classification of toxic comments has been done, but the classification results of the model still require exploration to get optimal results. So, this research uses the proposed model by using different pre-trained models at the embedding and classification stages, in the embedding stage using Indonesia bidirectional encoder representations from transformers (IndoBERT), and classification using multilingual bidirectional encoder representations from transformers (MBERT). The proposed model provides optimal results with an F1 value of 0.9032

    Perbandingan Nilai Distorsi Harmonisa pada Tiga Buah Laptop yang Berbeda

    Get PDF
    Laptop atau komputer jinjing adalah komputer bergerak yang berukuran relatif kecil dan ringan. Sumber daya laptop berasal dari baterai atau adaptor AC yang dapat digunakan untuk mengisi ulang baterai dan menyalakan laptop itu sendiri. Laptop merupakan salah satu perangkat elektronika penghasil harmonisa, harmonisa yang timbul dapat menyebabkan gelombang arus yang sinusoidal menjadi terdistorsi atau tidak sinusiodal. Harmonisa adalah gelombang yang terdistorsi secara periodik yang terjadi pada gelombang tegangan, arus, atau daya terdiri dari gelombang-gelombang sinus yang frekuensinya merupakan kelipatan bulat  frekuensi sumber. Efek dari harmonisa yang ditimbulkan dapat menyebabkan panas yang berlebih pada perangkat elektronika yang dimilikinya,  dari pengukuran yang dilakukan dengan menggunakan tiga jenis beban (laptop) dengan merek berbeda pada laptop tersebut, harmonisa yang dihasilkan oleh laptop tidak sesuai dengan standarat IEC, dengan harmonisa yang dihasilkannya berbeda–beda, dimana THD mencapai 175 % dengan THDi yang beragam

    Pengembangan Minyak Nilam Sebagai Aromaterapi Dan Potensinya Sebagai Produk Obat

    Get PDF
    Abstrak. Aromaterapi adalah suatu bentuk terapi atau pengobatan menggunakan bahan tanaman volatil, yang bertujuan untuk mengatur fungsi kognitif, mood, dan kesehatan. Tanaman volatil dikenal juga minyak atsiri. Minyak atsiri biasa diperoleh dari tanaman dengan berbagai cara yang berbeda-beda seperti ekstraksi, penyulingan dan distilasi fraksinasi.  Salah satu minyak atsiri adalah minyak nilam. Kandungan minyak nilam yang utama yaitu patchouli alcohol (40-50%) digunakan sebagai bahan baku, bahan pencampur dan fixative (pengikat wangi-wangian) dalam industri parfum, kosmetik, dan obat-obatan. Pengembangan minyak atsiri sebagai aromaterapi perlu dilakukan sebagai upaya peningkatan pemanfaatan dari produk minyak atsiri. Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup. Penelitian ini dilakukan untuk mengukur aktifitas lokomotor pada mencit untuk melihat efek yang ditimbulkan setelah di inhalasi dengan minyak nilam. Hasil menunjukkan adanya penurunan aktifitas setelah diinhalasi dengan minyak nilam. Ini menunjukkan minyak nilam memberikan efek depresi sistem syaraf pusat terhadap mencit. Persentase penurunan aktifitas gerak terbesar pada dosis 0,5 ml.Development of Patchouli Oil as Aromatherapy and Its Potential as Medicinal ProductsAbstract. Aromatherapy is a form of therapy or treatment using material from a volatile plant, intended to regulate cognitive, mood, and health function. Volati is also known for essential oil. Essential oil is often obtained from plants in various ways such as extraction, distillation and distillation of fractures. One essential oil is patchouli oil. The primary patchouli oil content is alcohol (40-50%), which is used as a ingredient, mixative and fixative in the perfume, cosmetics, and drugs industry. Commercial loans grew by 14 percent to RPM from the same period last year. Essential oil scent components must interact quickly when inhaled. The study was done to measure the locomotive activities of er er er to see the effect that was caused after inhalation with patouli oil. Results indicate a decrease in activity following inhalation with sapphire oil. This suggests patchouli oil, giving a depressed effect of the central nervous system on chiming. It's the largest drop in activity at a 0.5 ml dose

    Kajian Penambahan Pasta Umbi Bit Merah (Beta vulgaris L) dan Tepung Kacang Hijau (Phaseolus radiatus L) dalam Pembuatan Roll Cookies

    Get PDF
    Abstrak. Umbi bit merupakan salah satu tanaman umbi-umbian yang banyak tumbuh di Indonesia dan tinggi akan kandungan antioksidan dan kandungan karbohidrat. Kandungan yang dimiliki umbi bit dapat dimanfaatkan untuk pembuatan roll cookies. Untuk meningkatkan nilai gizi rolled cookies, dapat menambahkan tepung kacang hijau. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji penambahan pasta umbi bit merah dan tepung kacang hijau terhadap tingkat kesukaan dan penerimaan rolled cookies yang dihasilkan. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor yang diteliti. Faktor pertama adalah rasio tepung terigu dan pasta umbi bit merah yang terdiri dari 3 taraf yaitu R1=30:70, R2=50:50, R3=70:30. Faktor kedua adalah Persentase tepung kacang hijau yang terdiri dari 3 taraf yaitu K1= 50%, K2=40%, K3=30%. Setiap perlakuan diulang sebanyak 2 kali sehingga diperoleh 18 satuan percobaan. Pengamatan yang dilakukan terdiri dari uji hedonik dan tingkat penerimaan. Dari hasil penelitian dapat dinyatakan perlakuan berpengaruh sangat nyata (P≥0,01) terhadap uji hedonik yang meliputi (warna, aroma, rasa dan tekstur), dan sangat berpengaruh nyata (P≥0,01) terhadap tingkat penerimaan yang meliputi (warna, aroma, rasa, mutu hedonik rasa, tekstur, mutu hedonik tekstur dan keseluruhan). Formulasi terbaik rolled cookies berdasarkan parameter organoleptik diperoleh pada kombinasi K2R2. Rolled cookies terbaik memiliki tingkat kesukaan terhadap warna 3,71 (suka), aroma 4,48 (suka), rasa 4,43 (suka) dan tekstur 4,56 (suka), sedangkan tingkat penerimaan rolled cookies terhadap warna 4,53 (suka), aroma 4,53 (suka), rasa 4,56 (suka), mutu hedonik rasa 4,50 (suka), tekstur 4,50 (suka), mutu hedonik tekstur 4,56 (suka) dan penerimaan keseluruhan 4,23 (suka).  Study of Addition of Red Bit Bulb Paste (Beta vulgaris L) and Green Bean Flour (Phaseolus radiatus L) in Making Roll Cookies Abstract. Beetroot is one of the tubers that grows in Indonesia and is high in antioxidants and carbohydrate content. Beetroot bulbs contain betalain pigments which are a combination of betasianin purple pigments and betasianin yellow pigments which function as natural dyes. Usually beetroot is consumed by juicing or processed again into fine texture food, but it is necessary to diversify beetroot products into attractive and popular products for consumption by the majority of Indonesians, for example rolled cookies. To increase the nutritional value of rolled cookies, other ingredients can be added such as green bean flour. This study aims to study the process of making rolled cookies from beets and also to determine the effect of adding green bean flour and the comparison of the number of beet paste and mung bean flour to the level of preference and acceptance of the resulting rolled cookies. The research design used was a Completely Randomized Design (CRD) with 2 factors studied. The first factor is the ratio of wheat flour and red beetroot paste consisting of 3 levels, namely R1 = 30: 70, R2 = 50: 50, R3 = 70: 30. The second factor is the percentage of green bean flour which consists of 3 levels, namely K1 = 50%, K2 = 40%, K3 = 30%. Each treatment was repeated 2 times to obtain 18 trial units. Observations made consisted of hedonic tests and acceptance levels. From the results of the study it can be stated that the treatment has a very significant effect (P10.01) on the hedonic test which includes (color, aroma, taste and texture), and is very significant (P≥0.01) on the level of acceptance which includes (color, aroma, taste, hedonic quality taste, texture, hedonic texture and overall quality). The best formulation of rolled cookies based on organoleptic parameters is obtained in the K2R2 combination. The best rolled cookies have a preference for color of 3.71 (likes), aroma of 4.48 (likes), flavor of 4.43 (likes) and flavor of 4.56 (likes), while the level of acceptance of rolled cookies is 4.53 ( likes), aroma 4.53 (likes), taste 4.56 (likes), hedonic quality taste 4.50 (likes), texture 4.50 (likes), hedonic quality texture 4.56 (likes) and overall acceptance 4 , 23 (likes)
    corecore