12 research outputs found

    Optimalisasi Network Gain Jaringan Digital melalui Pemanfaatan Kombinasi SFN dan MFN di Pulau Jawa dengan Metode Monte Carlo

    Full text link
    - Teknologi penyiaran analog saat ini mulai ditinggalkan. Indonesia saat ini sedang melakukan proses transisi untuk berpindah ke tv digital dengan standart DVB-T2 dan merencanakan analog switch off pada tahun 2018. Banyaknya jumlah pemancar, coverage kurang besar, dan persen coverage yang rendah merupakan indikator dari network gain yang kurang optimal. Pada tugas akhir ini dilakukan optimalisasi network gain tujuannya adalah agar coverage pemancar lebih optimal, persen coverage meningkat, dan bisa mengurangi jumlah pemancar sehingga menghemat biaya implementasi. Untuk optimalisasi network gain digunakan metode monte carlo dengan cara melakukan proses selection atau combine pada daerah yang menerima sinyal lebih dari satu. Dari simulasi yang telah dilakukan, optimasi dengan metode monte carlo menunjukkan hasil persentase coverage yang paling bagus yaitu 71.96% dan yang paling buruk zona 7 yaitu 58,81% untuk skala nasional zona 4. Jumlah pemancar dapat dikurangi sebanyak 3 pemancar dari total 33 pemancar yang ada, pemancar yang dapat dihilangkan adalah pemancar di kota Magelang di zona 6 dan Sumedang dan Majalengka di zona 5. Nilai rata-rata persen coverage di seluruh zona adalah 52.7% dan hasil optimalisasi telah melampaui nilai rata-rata yaitu 64.35%

    A Feature-Based Fragile Watermarking of Color Image for Secure E-Government Restoration

    Get PDF
    this research developed a method using fragile watermarking technique for color images to achieve secure e-government tamper detection with recovery capability. Before performing the watermark insertion process, the RGB image is converted first into YCbCr image. The watermark component is selected from the image feature that approximates the original image, in which the chrominance value features as a watermark component. For a better detection process, 3-tuple watermark, check bits, parity bits, and recovery bits are selected. The average block in each 2 x 2 pixels is selected as 8 restoration bits of each component, the embedding process work on the pixels by modifying the pixels value of three Least Significant Bit (LSB) . The secret key for secure tamper detection and recovery, transmitted along with the watermarked image, and the algorithm mixture is used to extract information at the receiving end. The results show remarkably effective to restore tampered image

    Choosing best practices for managing impacts of trawl fishing on seabed habitats and biota

    Get PDF
    Bottom trawling accounts for almost one quarter of global fish landings but may also have significant and unwanted impacts on seabed habitats and biota. Management measures and voluntary industry actions can reduce these impacts, helping to meet sustainability objectives for fisheries, conservation and environmental management. These include changes in gear design and operation of trawls, spatial controls, impact quotas and effort controls. We review nine different measures and actions and use published studies anda simple conceptual model to evaluate and compare their performance. The risks and benefits of these management measures depend on the extent to which the fishery is already achieving management objectives for target stocks and the characteristics of the management system that is already in place. We offer guidance on identifying best practices for trawl-fisheries management and show that best practices and their likelihood of reducing trawling impacts depend on local, national and regional management objectives and priorities, societal values and resources for implementation. There is no universalbest practice, and multiple management measures and industry actions are required to meet sustainability objectives and improve trade-offs between food production and environmental protection

    Optimasi Cross Layer untuk Protokol Dynamic Source Routing pada Komunikasi Antar Kendaraan Berbasis Vehicular Ad-Hoc Networks (VANETs)

    Full text link
    Konsep vehicle-to-vehicle communication (V2V) pada Intelligent Transportation Systems (ITS) merupakan suatu konsep teknologi dimana antar kendaraan dapat berinteraksi satu sama lainnya. Salah satu komunikasi yang dapat menghubungkan V2V ini yaitu Vehicular Ad-Hoc Networks (VANETs). Pada VANET, mobil bertindak sebagai node dan terus bergerak sehingga membuat topologi jaringan berubah. Perubahan topologi jaringan ini mengakibatkan pengiriman data yang tidak maksimal seperti delay yang besar ataupun kegagalan dalam pengiriman data. Untuk itu upaya optimasi routing pada VANET ini perlu dikembangkan. Studi ini membahas optimasi cross layer untuk dynamic source routing (DSR) pada VANET dengan mengintegrasikan network layer dan MAC layer. Pada MAC layer dilakukan proses kepadatan trafik untuk mengetahui ketersediaan kanal menggunakan channel free time dan mengetahui Perubahan jarak antar kendaraan menggunakan mobility prediction method. Hasil dari kedua metode ini diteruskan ke network layer untuk menentukan rute terbaik. Optimasi dilakukan dengan melakukan simulasi menggunakan NS-2.Hasil yang didapat adalah berupa pengurangan end-to-end delay dan juga packet loss pada skenario jumlah pasangan koneksi 1, 4, dan 8 dengan pengurangan sebesar 0.01 detik, 0.015 detik, dan 0.00824 detik. Selain itu juga dapat mengurangi nilai persentase packet loss sebesar 1.3%, 0.53%, dan 0.46% pada skenario jumlah pasangan koneksi 1, 4, dan 8

    Rancang Bangun Platform Sistem SFN TV Digital DVB-T2

    Full text link
    Menyambut implementasi penuh standar penyiaran TV digital DVB-T2 di Indonesia, pemahaman konsep dan realisasi terkait skema alokasi frekuensi dan susunan pemancar-penerima amat diperlukan untuk dapat melakukan perencanaan jaringan yang matang. Adanya suatu platform untuk implementasi, pengukuran dan analisis kinerja sistem DVB-T2 akan sangat membantu hal tersebut. Tugas Akhir ini bertujuan merancang platform sistem Single Frequency Network (SFN) untuk implementasi, pengukuran dan analisis pada aplikasi TV digital berstandar DVB-T2. Rancangan platform untuk pengukuran terdiri atas sebuah PC berisi card DekTec DTA-2131 dan antena UHF sebagai unit penerima, sedangkan dua buah PC berisi card DekTec DTA-2111 sebagai unit pemancar dan sebuah RF channel simulator ditambahkan untuk memungkinkan implementasi dan pengujian SFN secara mandiri dalam skala laboratorium. Pengukuran lapangan melalui drive test dilakukan dengan unit penerima sebagai evaluasi terhadap jaringan penyiaran TV digital di wilayah Gerbang Kertasusila. Hasil yang diperoleh kemudian digunakan dalam simulasi untuk menentukan rekomendasi skenario pengimplementasian SFN di wilayah tersebut, terutama dalam kaitannya dengan faktor Power Imbalance (PI) antara dua atau lebih pemancar. Platform yang dirancang sudah mampu diaplikasikan untuk pengukuran dan evaluasi jaringan penyiaran existing. Sementara hasil pengukuran dari 8 test point memberikan rata-rata level RF sebesar -67,70 dBm dan CNR sebesar 20,40 dB untuk wilayah Gerbang Kertasusila. Skenario pasangan pemancar yang direkomendasikan dari hasil simulasi adalah Tx1-2 untuk SFN-SISO dan Tx2-3 untuk SFN-MISO

    Rancang Bangun Software Sistem Monitoring TV Digital DVB-T2

    Full text link
    Sebuah software sistem pengawasan penerima televisi digital telah dikembangkan. Sistem telah dirancang sebagai solusi yang mudah digunakan untuk mengontrol kualitas layanan televisi digital dengan mengukur parameter service level agreement pada penerima. Software yang terintegrasi dengan DekTec 2131 mampu menampilkan pengukuran real time. Berdasarkan persyaratan sistem monitoring, bagaimana memastikan pengukuran secara real time menjadi masalah utama dari perangkat lunak. Selain itu banyaknya data yang dikumpulkan dan mengingat data history yang perlu disimpan dalam system maka untuk alasan tersebut file .txt merupakan komponen penting dalam sistem monitoring. Guna mengetahui kinerja dari perangkat lunak yang telah dirancang digunakan pengujian black box, MOS, dan SUS. Kesesuaian parameter input dan output pada pengujian black box menunjukkan bahwa software yang dirancang telah sesuai analisis kebutuhan. Selain itu, berdasarkan 32 data dari responden yang dilibatkan untuk mencoba dan menggunakan software diperoleh nilai MOS rata-rata 4,311818182. Responden juga terlibat untuk mengisi survei SUS untuk menentukan kegunaan dari sistem. Hasil pengujian SUS menunjukkan nilai rata – rata 77,97 yang artinya software yang dirancang bersifat acceptable

    Rancang Bangun Sistem Informasi Geografis (SIG) Pemetaan Pemancar Televisi Digital Terestrial di Indonesia

    Full text link
    Perubahan dari sistem televisi analog menjadi sistem televisi digital terestrial di Indonesia tinggal menunggu waktu. Namun masih banyak infrastruktur yang masih perlu dibangun untuk menunjang sistem televisi digital terestrial agar dapat beroperasi dengan baik. Belum meratanya sistem pemancar televisi digital terestrial yang keberadaannya masih terbenturnya undang – undang yang berlaku di negara ini menjadi salah satu permasalahannya. Salah satu solusinya adalah memetakannya dalam sebuah SIG. Pemetaan pemancar tv digital terestrial ini dibuat untuk mempermudah KPI dalam melakukan identifikasi letak pemancar televisi digital terestrial serta memberikan informasi yang berkaitan dengan daya pemancar, spesifikasi pemancar televisi digital terestrial di Indonesia dalam kondisi offline. Dari pengujian didapatkan hasil antara lain, untuk pengujian black-box, didapatkan hasil yang sesuai dengan fungsionalitas sistem. Untuk nilai MOS, kemudahan menu aplikasi 3.9, kemudahan dlm navigasi aplikasi 4.1, kemudahan dlm menggunakan tools 4.05, penilaian tampilan interface 3.952, penilaian keseluruhan aplikasi SIG 4.hasil SUS yang dilakukan didapatkan nilai 65.7

    Optimasi Coverage SFN Pada Pemancar TV Digital DVB-T2 Dengan Metode Simulated Annealing

    Full text link
    Siaran TV digital yang akan diterapkan di Indonesia pada awalnya menggunakan standar DVB-T (Digital Video Broadcasting-Terestrial) yang kemudian pada tahun 2012 diganti menjadi DVB-T2 (Digital Video Broadcasting-Terestrial Second Generation). Oleh karena itu, penelitian-penelitian sebelumnya termasuk optimasi coverage TV digital sudah tidak relevan lagi. Coverage merupakan salah satu bagian yang penting dalam siaran TV digital. Pada tugas akhir ini, optimasi coverage SFN (Single Frequency network) pada pemancar TV digital diterapkan dengan metode SA (Simulated Annealing). Metode SA berusaha mencari solusi dengan berpindah dari satu solusi ke solusi yang lain, dimana akan dipilih solusi yang mempunyai fungsi energy (fitness) yang terkecil. Optimasi dengan metode SA ini dilakukan dengan mengubah-ubah posisi pemancar TV digital sehingga didapatkan posisi yang terbaik. Optimasinya menggunakan 10 cooling schedule dengan melakukan 2 kali tes, baik pada mode FFT 2K ataupun 4K. Hasil yang dicapai dari penelitian ini adalah daerah coverage SFN pada pemancar siaran TV digital DVB-T2 mengalami peningkatan coverage relatif terbaik rata-rata sebesar 2.348% pada cooling schedule 7

    Predict Urban Air Pollution in Surabaya Using Recurrent Neural Network – Long Short Term Memory

    Full text link
    Air is one of the primary needs of living things. If the condition of air is polluted, then the lives of humans and other living things will be disrupted. So it is needed to perform special handling to maintain air quality. One way to facilitate the prevention of air pollution is to make air pollutionforecasting by utilizing past data. Through the Environmental Office, the Surabaya City Government has monitored air quality in Surabaya every 30 minutes for various air quality parameters including CO, NO, NO2, NOx, PM10, SO2 and meteorological data such as wind direction, wind direction, wind speed, wind speed, global radiation, humidity, and air temperature. These data are very useful to build a prediction model for the forecast of air pollution in the future. With the large amount and variance of data generated from monitoring air quality in Surabaya city, a qualified algorithm is needed to process it. One algorithm that can be used is Recurrent Neural Network - Long Short Term Memory (RNN-LSTM). RNN-LSTM is built for sequential data processing such as time-series data. In this study, several analyses are performed. There are trend analysis, correlation analysis of pollutant values to meteorological data, and predictions of carbon monoxide pollutants using the Recurrent Neural Network - LSTM in the city of Surabaya correlated with meteorological data. The results of this study indicate that the best prediction model using RNN-LSTM with RMSE calculation gets an error of 1,880 with the number of hidden layer 2 and epoch 50 scenarios. The predicted results built can be used as a reference in determining the policy of the city government to deal with air pollution going forward

    Analisis Manajemen Risiko SPBE Menggunakan COBIT 5 For Risk dan ISO 31000:2018 di Kabupaten Magetan ( E-Government Risk Management Analysis Using COBIT 5 For Risk And ISO 31000:2018 In Magetan Regency)

    Full text link
    Kondisi penerapan SPBE di Indonesia saat ini mengalami beberapa hambatan. Diantaranya yaitu, lebih dari 50% anggaran instansi pemerintah dibelanjakan untuk pengadaan perangkat lunak sejenis.Penggunaan server dan pusat data masih di bawah 40% utilitasnya. Ego sektoral antar instansi pemerintah menjadi salah satu sebab penerapan SPBE tidak optimal. Untuk itu, pemerintah melalui KemenPAN RI menerbitkan Peraturan Menteri Nomor 5 Tahun 2020 sebagai pedoman bagi instansi pemerintah dalam manajemen risiko SPBE. Organisasi XY di Kabupaten Magetan sebagai instansi pelaksana SPBE berkewajiban melakukan manajemen risiko untuk menjamin tercapainya sasaran dan tujuannya. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan COBIT 5 for risk dan ISO 31000:2018 untuk melakukan analisa terhadap manajemen risiko SPBE. Tujuan dari penelitian adalah analisa efektifitas manajemen risiko SPBE yang diterbitkan KemenPAN RI dengan COBIT 5 for risk dan ISO 31000:2018 dan menghasilkan rekomendasi manajemen risiko SPBE sebagai panduan penyusunan manajemen risiko SPBE. Dari hasil identifikasi diperoleh 21 risiko dan 15 rekomendasi pengendalian
    corecore