342 research outputs found

    IMPLEMENTASI PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH YANG BERLAKU DI KABUPATEN SUKOHARJO

    Get PDF
    ABSTRAK Endang Purwaningsih, S 351208057, IMPLEMENTASI PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI NEGARA AGRARIA/KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL NOMOR 3 TAHUN 1997 TENTANG KETENTUAN PELAKSANAAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 24 TAHUN 1997 TENTANG PENDAFTARAN TANAH DI KABUPATEN SUKOHARJO, 2015, Tesis : Program Magister Kenotariatan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis : 1.Pelaksanaan Peraturan Kepala Badan Pertanaan Nasional Nomor 8 tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah di Kabupaten Sukoharjo. 2.Hambatan-hambatan dalam pelaksanaan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah di Kabupaten Sukoharjo dan mendapatkan solusinya. Penelitian ini merupakan merupakan penelitian empiris, dengan menggunakan konsep hukum sebagai manifestasi makna-makna simbolik para perilaku sosial sebagai tampak dalam interaksi antar mereka. Jenis data dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan studi kepustakaan. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif (interactive model of analysis). Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan Pelaksanaan Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional nomor 8 tahun 2012 tentang Perubahan Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala badan Pertanahan Nasional nomor 3 tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah di Kabupaten Sukoharjobelum berlaku efektif, baik dilihat dari komponen struktur, substansi maupun kultur, sedangkan hambatan yang ada adalah dalam pembuatan akta SKMHT dalam bentuk notariil, masalah renvoi akta dan kebijaksanan BPN untuk memanfatkan blangko akta lama. Solusi untuk menghadapi hambatan tersebut adalah dengan memasukan ketentuan notariil dalam pembuatan akta SKMHT dalam bentuk notariil, menggunakan draft terlebih dahulu sebelum diprint untuk menghindari renvoi yang banyak dalam akta dan menangguhkan penggunaan blangko akta lama. Kata kunci : pendaftaran tanah, peralihan hak, PPAT, blangko akta

    Pengaruh Persepsi Siswa Mengenai Kepribadian Guru Dan Motivasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Matematika Kelas V SD Negri Wonorejo 1 Sragen Tahun Ajaran 2011/2012

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah : (1) Mendeskripsikan persepsi siswa mengenai pelaksanaan pembelajaran terbatas pada persepsi siswa mengenai guru matematika kelas V, (2) Mendeskripsikan motivasi belajar mempengaruhi hasil belajar matematika siswa kelas V, (3) Mendeskripsikan pengaruh persepsi siswa mengenai kepribadian guru dan motivasi belajar terhadap prestasi belajar siswa pada pelajaran matematika kelas V SD Negeri Wonorejo 1 Sragen Tahun Ajaran 2011/2012. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan penarikan kesimpulan melalui analisis statistik. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket, wawancara, dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 1 Kedawung Sragen tahun pelajaran 2011/2012 sejumlah 32 siswa. Seluruh populasi itu dijadikan sampel. Teknik analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah analisis regresi linier berganda dan uji keberartian koefisien liniear ganda (uji t) serta uji F. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan garis regresi Y = 66,677 + 0,743.X1 + 1,186.X2. Persamaan menunjukkan bahwa : (1) Persepsi siswa tentang kepribadian guru berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 1 Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Hasil analisis regresi memperoleh nilai thitung > ttabel (4,331 > 2,042) diterima pada taraf signifikansi 5%. Kontribusi persepsi siswa tentang kepribadian guru terhadap prestasi belajar Matematika adalah sebesar 29,1%, (2) Motivasi belajar siswa berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 1 Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Hasil analisis regresi memperoleh nilai thitung > ttabel (4,634 > 2,042) diterima pada taraf signifikansi 5%. Kontribusi motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar Matematika adalah sebesar 32,8%, (3) Persepsi siswa tentang kepribadian guru dan motivasi belajar siswa secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap prestasi belajar Matematika siswa kelas V SD Negeri Wonorejo 1 Sragen tahun pelajaran 2010/2011. Hal ini terbukti dari hasil analisis uji F yang memperoleh nilai Fhitung sebesar 23,574 lebih besar dari nilai Ftabel sebesar 3,33 pada taraf signifikansi 5%. Secara keseluruhan variabel pengaruh persepsi siswa tentang kepribadian guru dan motivasi belajar siswa memberikan kontribusi sebesar 61,9% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor lain terhadap prestasi belajar Matematika siswa. Artinya tinggi rendahnya prestasi belajar Matematika siswa ditentukan oleh baik tidaknya persepsi siswa tentang kepribadian guru dan tinggi rendahnya motivasi belajar sisw

    Yayasan Dana Pensiun (Yadapen) dalam Perspektif Kesejahteraan Purna Tugas

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah (1) Untuk mendeskripsikan hak dan kewajiban Peserta Yadapen lembaga-lembaga Pendidikan Katolik, khususnya di STIE/ABA Pignatelli Surakarta. (2) Untuk mendiskripsikan program kesejahteraan pegawai melalui Yadapen, dapat terpenuhi. (3) Untuk menganalisis model yang paling tepat untuk kesejahteraan pegawai yang paling tepat khususnya di lingkungan STIE/ABA Pignatelli Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian hukum normatif empiris. Lokasi penelitian ini adalah Pegawai STIE/ABA Pignatelli yang purna tugas, dan di Kantor Yadapen Lembaga-Lembaga Katolik Semarang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah pedoman wawancara. Metode analisis data dalam penelitian ini adalah metode analisis kualitatif. Hasil penelitian ini adalah (1) hak peserta Yadapen lembaga-lembaga Pendidikan Katolik, di atur dalam Keputusan Majelis Perwakilan Yadapen Nomor HS/166-Per-YDP/XI/2008 Tentang Peraturan Dana Pensiun Dari Dana Pensiun Lembaga Katolik Yadapen Pasal 26 (ayat 1). Sedangkan kewajiban diatur dalam Pasal 26 (Ayat 2). (2) Pemenuhan kesejahteraan pegawai lembaga-lembaga pendidikan Katolik melalui Yadapen secara langsung belum memenuhi kesejahteraan, namun secara tidak langsung pemenuhan kesejahteraana tersebut dapat dirasakan oleh peserta setelah memasuki usian pensiun (Usia 56 tahun) dengan memperoleh pemanfaatan program pensiun baik manfaatan manfaat Pensiun Normal; atau Manfaat Pensiun Dipercepat; atau. Manfaat Pensiun Cacat; atau. Pensiun Ditunda. (3) Model program pensiun di Indonesia terdiri dari dua (dua) model, yaitu model yang diatur oleh pemerintah secara sepihak dan model yang diatur oleh peserta berdasarkan demokrasi dengan tetap mengacu pada UU yang berlaku yaitu Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 TAHUN 1992 Tentang Dana Pensiun. Ditinjau dari hak kepesertaan, model program yang ditetapkan oleh pemerintah lebih memberikan pelayanan yang baik, yaitu selain hak semasa pensiun perserta diberikan hak jaminan kesehatan, walaupun pada program yang dikelola oleh swasta juga dapat melakukan hal yang sama. Namun pada kenyataannya program pensiun yang dikelola oleh sektor swasta khususnya non BUMN, masih sebatas pada program pensiun manfaat pasti

    URGENSI KEBUTUHAN PEMBELAJARAN EKONOMI BERKARAKTER BERBASIS KELAS DI SMA

    Get PDF
    AbstractThis study aims to identify the need for developing class-based character-based economic teaching materials for high school students. This research is a qualitative research with a case study research type. The research location is located in the city of Singkawang, with research informants involving 8 economics teachers at the high school level, with data collection techniques in the form of focus group discussions. The data analysis of this research uses three activity lines that occur simultaneously, namely: data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of the study found that: (1) to date, there is no class-based character economy teaching material for high school students in the city of Singkawang; (2) It is necessary to develop class-based character-based economic teaching materials for high school students in the city of Singkawang. Keywords: Economic learning, class-based, characte

    Patent Law and Its Enforcement in Indonesia, Japan and the USA

    Get PDF
    The fundamental issues in the era of industrialization is the protection of patent rights and the enforcement of the patent law. In Indonesia, Intellectual Property Rights (IPR) including patent tend to be violated with regard to foreign investment and transfer of technology issue. Therefore, as a member of the WTO, it is necessary for Indonesia to learn fromĀ  other countries such as Japan and the United States of America, especially in terms of regulations. The purpose of this study is to find out the fundamental differences among Indonesia, Japan and America regarding the protection of patent rights and the enforcement of patent law. This research is a normative legal research. Data is collected from books, international journals, relevant laws and government regulations. The results show that the scope of patent protection in Japan, the United States and Indonesia has so far followed TRIPs and WTO provisions. Basically, Indonesia, Japan, and America have the same acquisition system, namely ā€œfirst to fileā€. Historically before 2013 America has ever used ā€œfirst to inventā€ system. Coverage of protection remains the same in the fields of technology and industry, but Japan extends the scope of patents to cover those produced by the employees and Indonesia also adopts thisĀ  model. In term of enforcement, Indonesian patent law also develops Ā a new appeal commission to settle patent disputes

    Komunikasi Pendek Larva Cacing Berkepala Duri Monoliformis Dubius (Acanthocephala: Monoliformodae) Pada Kecoa, Periplaneta Ameticana Di Permukiman Kodya Bogor

    Full text link
    Kecoa adalah salah satu jenis serangga yang dapat bertindak sebagai vektor penyakit yang disebabkan oleh protozoa, jamur dan cacrng (Harwood and James, Entomology in Human and Animal Health, 1979).Tercatat ada 12 jenis cacing yang dapat di transmisikan oleh kecoa (Faust, et aL, Clinical Parasitology, 1971).Salah satu jenis diantaranya adalah cacing berkepala duri, Moniliformis dubius (Acantho cephala; Moniliformidae).Jenis ini berinduk semang defimtif pada )enis-]enis Rattus,tetapi kasus pada manusia pemah dilaporkan dari Pakistan dan Hawaii (Faust, 1971)

    Efek Kurkumin Dan Pentagamavunon-0 Terhadap Viabilitas Kultur Sel Luteal

    Full text link
    The purpose of this study was to investigate the effect of curcumin and pentagamavunonn-0 (PGV-0) on the viability of cultured luteal cells (percent of viable cells). The cultured luteal cells were obtained from corpus luteum of induced 12 immature Sprague Dawley rats by a single 10 IU Pregnat Mares Serum Gonadotropin. Subject in this study was 4 days old corpus luteum which was cultured in Minimal Essential Medium (MEM) containing 10% Fetal Bovine Serum. This experiment consisted of 12 groups, e.g. one group as control (solvent), three groups as control with LH and or PGF2 stimulation, and eight groups treated with 100 ?M curcumin and PGV-0 in three replicates. Evaluation was conducted after 24 hours of treatment by observation of viable cells with MTT method. The result showed that the viability of cultured luteal cells with curcumin or PGV-0 only was not significantly different compared to control goups. However, curcumin and PGV-0 on cultured luteal cells stimulated by LH and or PGF2 showed significant differences compared to control or LH and PGF2 only

    Partisipasi Masyarakat dalam Perlindungan Hukum terhadap Kekayaan Intelektual Warisan Bangsa

    Get PDF
    This article based on research is to analyze the needs for community empowerment through sustainable participation approach concerning the protection of traditional knowledge and folklore. This folklore essentially meets the requirements to be copyrighted; the fact that it is a communal heritage property which has been passed on for generations and the creator is therefore not identified, cannot fulfill the requirement of originality and individuality. The traditional knowledge that based on technology, yet it is not patentable invention, the fact that is not fulfill patentable requirement especially the novelty. Thus, traditional knowledge and folklore must be protected as 'sui generis' legal protection. Community empowerment program and community legal awareness program should be done continually as well as progressing 'promote and protect' culture. The findings of this research suggest that indigenous people makers need such supports as trainings, government's endorsement and incentives, capital provision schemes, as well as marketing and legal assistance. The findings also recommend that partnership between the traditional knowledge or folklore makers/indigenous people and the government be intensified to promote the product, not only locally, and nationally, but also Internationally. This should involve the NGO, campus, the government, and related consultants to jointly protect this product and to help promote it in bigger scope

    Disfungsi Telomer Pada Penyakit Autoimun

    Full text link
    Telomer merupakan bagian ujung kromosom yang terdiri atas nukleotida non koding dan berfungsi mencegah terjadinya aberasi kromosom. Pemendekan telomer pada setiap kali siklus replikasi sel berhubungan dengan proses penuaan sel. Proses penuaan akan meningkatkan resiko penyakit autoimun. Faktor genetik dapat memicu hilangnya telomer yang diikuti dengan berkembangnya penyakit autoimun. Beberapa penyakit autoimun seperti rematoid artritis (RA), Systemic Lupus Erythematosus (SLE) atau lupus mengalami disfungsi telomer. Pada penderita SLE telomer sel-sel darahnya mengalami pemendekan bermakna terutama pada usia di bawah 45 tahun, yaitu sebesar 35 40 bp pertahun, sedangkan usia di atas 60 tahun, pemendekan telomer kurang bermakna. Tetapi aktifitas telomerase sel-sel darah pada pasien SLE cukup tinggi. Pada penderita rematoid artritis, pemendekan telomer mulai terjadi pada usia 25 40 tahun. Pada rematoid artritis HLA DR+ mengalami pemendekan telomer 26 bp lebih besar pertahun dibandingkan HLA-DR-. Telomer pada penderita rematoid artritis laki-laki lebih pendek daripada penderita perempuan. Reduksi panjang telomer tidak berhubungan dengan lamanya menderita rematoid tetapi dipengaruhi oleh genotip HLA-DRB1. Aktivitas telomerase sel T penderita rematoid rendah sehingga mempercepat apoptosis.Telomeres are the natural ends of linear chromosomes, consisting of non coding nucleotides and function to prevent chromosome abberation, whereas aging is considered as the effect of telomere shortening due to cell replication. In addition aging will increase the risk of autoimmune diseases. Genetic factor can trigger telomere loss, followed by the development of autoimmune diseases. Dysfuntion of telomeres occurs in some of autoimmune diseases such as Rheumatoid Arthritis (RA) and Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Telomere in blood cells of SLE patient significantly shortened in those under 45 years old, around 35-40 bps per year. However, in patients above 60 years old, no significant different is observed. Regardless the age, telomerase activity in blood cells in SLE patient is quite high. Telomere shortening occurs at the age of 25-40 years in RA patients. In RA patients, telomere in HLA DR+ is shortened by 26 bp higher than HLA-DR- per year. RA male patients have shorter telomere than the female patients. Reduction of telomere length is not related with the period of rheumatic but affected by HLA-DRB1 genotype. Telomerase activity in T cells of RA patient are in ssufficent and lead to advance apoptosis
    • ā€¦
    corecore