85 research outputs found
EFEK PENURUNAN KADAR GLUKOSA DARAH INFUSA BIJI MAHONI ( Swietenia macrophyla King ) PADA KELINCI JANTAN YANG DIBEBANI GLUKOSA
Pengobatan herbal lebih dipilih karena aman, dan efek samping sedikit
secara empirik biji mahoni (Swietenia macrophyla King) dapat digunakan sebagai
pengobatan penyakit diabetes.
Penelitian ini merupakan penilitian eksperimental semu, rancangan
penilitian acak lengkap pola searah dengan menggunakan 15 ekor kelinci jantan
dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing hewan uji mendapat perlakuan secara
peroral dengan volume pemberian 5,0 ml/1,5 kgBB. Kelompok I (kontrol negatif)
diberi aquadest. Kelompok II (kontrol positif) diberi acarbose dosis 2,33
mg/kgBB. Kelompok III, IV dan V diberi sediaan infusa biji mahoni berturut-
turut 54mg; 108 dan 216mg/kgBB secara peroral. Semua kelompok dibuat
hiperglikemi dengan dibebani glukosa 60% volume pemberiannya 5,0 ml/1,5
kgBB sesaat setelah perlakuan. Plasma darah direaksikan dengan reagen GOD FS
(DiaSys) dan dibaca kadar glukosa darahnya pada panjang gelombang 500 nm
setelah diinkubasi selama 20 menit, kemudian diuji distribusi dan homogenitasnya
dengan Kolmogorv-Smirnov, dilanjutkan anava satu jalan dan dilanjutkan dengan
Post Hoc LSD dengan taraf kepercayaan 95%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Infusa biji mahoni dosis I (54mg /kg
BB), dosis II (108mg/kg BB), dosis III (216mg/ kg BB) dapat menurunkan kadar
glukosa pada kelinci dengan persentase 27,98%; 35,18% dan 27,89% sedangkan
untuk glucobay sebesar 26,62%
Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dan Dana Alokasi Umum Terhadap Pengalokasian Belanja Modal (Studi Pada Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota Se Provinsi Jawa Tengah Periode 2009-2010)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh
pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah (PAD), dan dana alokasi umum
(DAU) terhadap pengalokasi anggaran belanja modal pada Kabupaten/Kota di Jawa
Tengah
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 35 kabupaten/kota di
Jawa Tengah yang bersumber dari Laporan Realisasi APBD serta PDRB dari tahun
2009-2010. Metode yang digunakan pada penelitian ini pengambilan sampel yang
digunakan adalah sampel jenuh yaitu seluruh populasi akan dijadikan sampel
penelitian.Variabel yang diuji dalam penelitian ini adalah Belanja Modal,
Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah (PAD), dan Dana Alokasi Umum
(DAU). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif,
analisis regresi berganda dan uji asumsi klasik.
Dari hasil penelitian ini diperoleh bahwa Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh
signifikan terhadap Pengalokasian Anggaran Belanja Modal terbukti dari hasil uji t
memperoleh nilai thitung 2,071 diterima taraf signifikasi 5% (p>0,05) dan H1diterima
Sedangkan Pendapatan Asli Daerah tidak berpengaruh terhadap alokasi belanja
modal terbukti dari hasil uji t memperoleh nilai thitung 1,600 ditolak signifikasi 5%
(p.0,05) dan H2 ditolak. Dana Alokasi Umum tidak berpengaruh terhadap alokasi
angaran belanja modal terbukti dari hasil uji t memperoleh nilai thitung 0,769 ditolak
signifikasi 5% (p>0,05) dan H3 ditolak
Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Sorgum (Sorghum bicolor (L.) Moench) Varietas Numbu dengan Pemupukan Organik yang Berbeda
Sorgum merupakan komoditas pangan yang berpotensi untuk dikembangkan di Indonesia. Peningkatan produktivitas sorgum dapat dilakukan dengan penerapan budidaya yang baik, salah satunya pemupukan. Penelitian ini dilakukan untuk memberikan informasi mengenai pengaruh pupuk kandang dan pupuk tambahan terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman sorgum varietas Numbu. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari hingga bulan Juli 2019 di Kebun Percobaan Cikabayan Bawah, Laboratorium Pengujian, dan Laboratorium Pasca Panen Departemen Agronomi dan Hortikultura, Institut Pertanian Bogor. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) faktorial. Faktor pertama yaitu pemberian pupuk kandang (0 ton ha-1, 10 ton ha-1) dan faktor kedua yaitu jenis pupuk tambahan (tanpa pupuk tambahan, pupuk hayati, pupuk organik cair). Hasil penelitian menunjukkan pemberian pupuk kandang dengan dosis 10 ton ha-1 nyata meningkatkan karakter pertumbuhan tanaman sorgum yaitu tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, umur berbunga, umur panen, bobot brangkasan kering per tanaman, dan komponen hasil berupa bobot 1,000 butir biji kering. Pemberian pupuk tambahan baik pupuk hayati maupun pupuk organik cair tidak meningkatkan pertumbuhan dan produksi sorgum. Produktivitas sorgum dengan pemberian pupuk kandang 3.74 ton ha-1, tanpa pupuk kandang sebesar 3.30 ton ha-1.
Kata kunci: pupuk hayati, pupuk kandang, pupuk organik cai
Irrigation Volume Based on Pan Evaporation and Their Effects on Water Use Efficiency and Yield of Hydroponically Grown Chilli
This study was conducted to determine irrigation volume based on pan evaporation and their effects  on growth, yield, irrigation water use efficency (IWUE) of chilli grown in sandponic system in the greenhouse. The amount of water used was based on pan evaporation. Irrigation treatments consisted of four coefficients, i.e. 0.5, 1, 1.5, 2 Epan. Plants were watered daily until soil reached field capacity during the first week. Irrigation treatments were applied on the second week until four months later. Total irrigation quantities varied from 9.4 to 37.8 L. plant-1. Chilli fruit yield varied from 3.98 to 90.51 g.plant-1. The highest total fruit yield and IWUE was obtained from 2 Epan treatment. Irrigation treatment had significant effects (P<0.01) on yield and there were positive linear relations between the yield and the amount of irrigation water applied. Irrigation volume significantly increased plant height, number of lateral branches, and number of leaves (P<0.01).Keywords: plant height, lateral branches, frui
Volume Irigasi untuk Budidaya Hidroponik Melon dan Pengaruhnya terhadap Pertumbuhan dan Produksi
Determination of the appropriate volume of irrigation is needed in hydroponic systems. The easy and rapid method for determination of volume irrigation should be developed. The research was conducted to determine irrigation volume based on evaporation and to study their effect on melon growth and yield in hydroponic system. The irrigation water volume was determined based on evaporation (E) of the 30 cm diameter pan placed over the crop canopy, and melon (Cucumis melo L.) plant was subjected to four irrigation water levels (0.5, 1.0, 1.5, and 2.0 E) in combination with three periods of irrigation based on plant growth phase ( planting to harvesting; planting to flowering, and flowering to harvesting). At three weeks after planting, irrigation volume of 1.5 E increased plant height as much as 54% compared with irrigation volume of 0.5 E; irrigation volume of 2.0 E increased leaf number as much as 47% compared with irrigation volume of 0.5 E. Melon yield was 2.173 kg per plant by irrigation volume of 2.0 E applied during planting to flowering, increased of 98% compared with irrigation volume of 0.5 E, but it was not significant different with irrigation volume of 1.5 E applied during flowering to harvesting. It is concluded that irrigation volume for hydroponically-grown melon was as much as 1.0 time of evaporation during vegetative phase and 1.5 times of evaporation during generative phase
Pengaruh Kandungan Cu dalam Air Irigasi terhadap Pertumbuhan dan Produksi Padi (Oryza Sativa L.)
The research was conducted to investigate the effect of copper (Cu) levels in irrigation water on the growth and production of rice variety IR64. The experiment was arranged in randomized complete block design with six replications. The Cu treatments were: 0, 300, 600 and 900 mg Cu L-1of irrigation water. The results showed that Cu content significantly decreased rice growth and production. Copper level of 600 mg L-1 decreased plant height, tiller number and leaf number. Copper level of 300 mg L-1 decreased panicle length, number of grains per panicle, empty grain weight, 100 grains weight, milled grain weight, and shoot dry weight. This experiment implies that remediation treatments should be considered when Cu level in irrigation water was more than 300 mg Cu L-1. Copper level of 300 mg L-1 could be used as a critical level for rice screening for Cu tolerant varieties in the plant breeding program
Manajemen Pemanenan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Kebun Utara Petapahan, Kampar, Riau
Kelapa sawit merupakan salah satu komoditas perkebunan penting sebagai sumber pemasukan devisa Negara Indonesia. Keberhasilan panen akan menunjang peningkatan produktivitas tanaman sehingga kegiatan pemanenan kelapa sawit merupakan salah satu kegiatan yang penting dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit. Penelitian dilaksanakan di Kebun Utara Petapahan, Kampar, Riau pada tanggal 18 Januari hingga 17 Mei 2021. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi manajemen pemanenan kelapa sawit. Aspek yang diamati meliputi perencanaan panen, pelaksanaan panen, dan evaluasi panen. Kegiatan pemanenan di Kebun Utara Petapahan sudah berjalan cukup baik, terlihat dari hasil produksi harian yang sesuai dengan taksasi produksi dengan nilai varian rata-rata dibawah 5% dan muatan panen pada alat truk yang sudah sesuai kapasitas. Walaupun demikian beberapa hal masih perlu diperbaiki dan ditingkatkan seperti rotasi panen yang masih panjang, pengadaan alat pelindung diri (APD) kaca mata dan kepatuhan dalam penggunaan helm yang masih dibawah angka 100%, mutu buah busuk yang sudah diatas standar sebesar 1.69% dari batas toleransi 1% , kapasitas pemanen rata-rata masih belum mencapai basis panen, kehilangan hasil berupa berondolan yang tidak terkutip dan buah matang tidak di panen masih ditemukan pada saat pemeriksaan hanca.
Kata kunci: kapasitas pemanen, ketepatan panen, perencanaan pane
Growth and yield responses of two cowpea (Vigna unguiculata L.) varieties on different irrigation levels
Cowpea (Vigna unguiculata L.) or kacang tunggak in Indonesian belongs to the Leguminoceae family and is recently still a less commercial crop. This study was conducted to determine irrigation volume based on pan evaporation and its effects on the growth, yield, and irrigation water use efficiency (IWUE) of cowpea (Vigna unguiculata L.) grown in the plastic house. The amount of water applied was based on pan evaporation (Eo). This experiment used a split-plot randomized complete block design; the main plot was cowpea varieties (Albina and Uno), and subplots were irrigation volume (0.75, 1.50, 2.25, and 3.0 Eo). The data were subjected to analysis of variance; then, the means were compared using Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). All tests were considered significant at p < 0.05. The experimental results showed that the water requirement during the vegetative phase for 5 consecutive weeks for the Albina variety was 2.91 Eo, 3.0 Eo, 3.0 Eo, 3.0 Eo, and 2.11 Eo; for the Uno variety was 3.0 Eo, 3 .0 Eo, 3.0 Eo, 2.94 Eo, and 2.10 Eo, respectively. For the Albina and Uno varieties at the generative phase, the plant water requirements were 1.66 Eo and 1.79 Eo, respectively. In cowpea farming, the optimum treatment for efficient water use or lowest usage of water was determined to be 2.25 Eo of irrigation volume combined with the Albina variety. Cowpea growth and productivity are significantly impacted by irrigation volume.
Keywords: Albina variety; evaporation; kacang tunggak; Uno variety; water efficienc
- …