45 research outputs found

    ANALYSIS OF FOODSERVICE SYSTEM AND NUTRITION EDUCATION OF RQ DAARUT TARBIYAH DEPOK, WEST JAVA

    Get PDF
    Foodservice system is an important issue in educational institutions, including Islamic boarding schools. Nutrition intake for children and adolescents needs to be considered especially those who study with dormitory facilities and do not live with parents because usually spend a lot of time for various dense activities at school and in the dormitory. This study aims to analyse the implementation of foodservice system and improving nutrition knowledge of students and food handler of RQ Daarut Tarbiyah Depok, West Java. This activity was held on December 2018 – January 2019 into RQ Daarut Tarbiyah Depok, West Java. The subjects of this activity were food handler and students. Nutrition education was given to students and food handler to improve nutrition knowledge, especially about the benefits of adequate nutrition in accordance with the needs at the age of adolescents and children, and the importance of maintaining a healthy body through the consumption of adequate amounts and types of food. Besides that, the foodservice system mostly was not in compliance in several standards such as menu planning, storing, and personal hygiene and sanitation. In conclusion, improving nutrition knowledge for students and food handlers in Islamic boarding schools and also good implementation of foodservice system is important to ensure a good nutritional status for students

    ANALISIS PENGARUH PERILAKU KELUARGA SADAR GIZI TERHADAP STUNTING DI PROPINSI KALIMANTAN BARAT

    Get PDF
    Influence analysis of behavior family nutrition awareness to stunting in West Kalimantan Provence. The present study aims to analyze of influence behavior family nutrition awareness to stunting in west Kalimantan Province. The study uses Health Research Data Base of west Kalimantan province in Year 2007 with the design of cross-sectional study. The total of 1992 household samples were recruited in the study with criteria having child aged 6 to 59 months. Height for age indicators were used to measure child nutritional status. The results showed that Logistic multiple regression analysis showed that failure to follow the the family Nutrition Awareness had 1.21 risk for children to become stunting than children to follow to guindeline properly.Penelitian bertujuan untuk menganalisis pengaruh perilaku keluarga sadar gizi terhadap stunting pada anak balita di Propinsi Kalimantan Barat. Data yang digunakan adalah data sekunder hasil RISKESDAS Propinsi Kalimantan Barat 2007, dengan desain Cross Sectional Studi melalui metode observasional. Total rumah tangga yang menjadi sampel adalah 1992 rumah tangga, dengan criteria mempunyai balita berumur 6–59 bulan. Tinggi badan per umur adalah indikator status gizi yang digunakan. Hasil penelitian dengan uji regresi logistik berganda menunjukkan bahwa rumah tangga dengan perilaku kesadaran gizi (KADARZI) yang kurang baik berpeluang untuk meningkatkan risiko kejadian stunting pada anak balita 1.22 kali lebih besar daripada rumah tangga dengan perilaku kesadaran gizi (KADARZI) yang baik

    Hubungan Stres dan Emotional Eating dengan Kualitas Diet pada Mahasiswa Gizi IPB Tingkat Akhir

    Get PDF
    This research aimed to determine and analyze the relation of stress and emotional eating to diet quality and nutrient intake among final-year nutrition students at IPB University. The design of this research was a cross-sectional study with 50 final-year Community Nutrition IPB students as subjects. The research was conducted online from May to June 2023. Stress level were measured using Depression, Anxiety, Stress Scale 42 (DASS-42) questionnaire and emotional eating was assessed using the Adult Eating Behavior Questionnaire (AEBQ). Most of the subjects experienced mild stress (34%) and emotional undereating (EUE) (60%). Most of the subjects fell to the “HEI need improvement” category (70%). The analysis results showed that stress had no relationship with emotional overeating (EOE) and emotional undereating (EUE) (p>0.05), EOE and EUE had no relationship with diet quality (p>0.05). Stress levels had a negative correlation with diet quality (p=0.000;r=-0.479). Stress levels had positive correlation with the adequacy of energy (p=0.015;r=0.344), protein (p=0.004;r=0.396), and fat (p=0.005;r=0.388). EOE had positive correlation with the intake of energy (p=0.020;r=0.329), protein (p=0.049;r=0.280), fat (p=0.028;r=0.312), and carbohydrate (p=0.019;r=0.330). It was also found that EUE had negative correlation with protein intake (p=0.043;r=-0.288) and carbohydrate intake (p=0.028;r=-0.311).  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan antara stres dan emotional eating dengan kualitas diet dan asupan serta kecukupan zat gizi mahasiswa gizi tingkat akhir di Institut Pertanian Bogor. Desain penelitian ini merupakan studi cross sectional dengan jumlah subjek sebanyak 50 mahasiswa Gizi Masyarakat IPB tingkat akhir. Penelitian dilakukan secara online dari bulan Mei hingga Juni 2023. Tingkat stres diukur menggunakan instrumen kuesioner DASS 42 dan emotional eating diukur menggunakan AEBQ. Sebagian besar subjek mengalami stres ringan (34%) dan emotional undereating (EUE) (60%). Sebagian besar subjek tergolong dalam kategori HEI need improvement (70%). Hasil analisis menunjukkan bahwa stres tidak memiliki hubungan dengan emotional overeating (EOE) dan emotional undereating (EUE) (p>0,05). EOE dan EUE tidak memiliki hubungan dengan kualitas diet (p>0,05). Tingkat stres memiliki hubungan negatif dengan kualitas diet (p=0,000;r=-0,479). Tingkat stres memiliki hubungan positif dengan kecukupan energi (p=0,015;r=0,344), protein (p=0,004;r=0,396), dan lemak (p=0,005;r=0,388). EOE memiliki hubungan positif dengan asupan energi (p=0,020;r=0,329), protein (p=0,049;r=0,280), lemak (p=0,028;r=0,312), dan karbohidrat (p=0,019;r=0,330). Selain itu, diketahui EUE memiliki hubungan negatif dengan asupan protein (p=0,043;r=-0,288) dan asupan karbohidrat (p=0,028;r=-0,311)

    Hubungan Kebiasaan Konsumsi Sayur dan Buah, Serta Aktivitas Fisik dengan Status Gizi dan Kebugaran Jasmani Siswa SDN 1 Cijeungjing

    Get PDF
    Status gizi kurang dan lebih merupakan salah satu masalah gizi yang banyak dihadapi pada usia anak sekolah dasar. Status gizi dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti pengetahuan gizi, aktivitas fisik, kebugaran, dan kebiasaan makan. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan kebiasaan konsumsi sayur dan buah serta aktivitas fisik dengan status gizi dan kebugaran jasmani siswa di SDN 1 Cijeungjing. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-November 2022 pada 58 subjek dengan desain cross sectional study. Pengambilan data dilakukan melalui pengukuran tinggi badan dan berat badan, wawancara, Harvard step test, dan pengisian kuesioner yang meliputi karakteristik subjek dan keluarga, PAQ-C, dan FFQ. Sebagian besar subjek berjenis kelamin laki-laki (72,4%) dengan status gizi normal (79,3%). Siswa SDN 1 Cijeungjing memiliki kebiasaan mengonsumsi sayur dan buah sebanyak 1-2 kali per minggu. Mayoritas subjek memiliki aktivitas fisik yang tergolong rendah dan kebugaran jasmani yang baik sekali. Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara kebiasaan konsumsi sayur dan buah dengan aktivitas fisik. Terdapat hubungan yang signifikan (p<0,05) antara aktivitas fisik dengan kebugaran jasmani. Namun, tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kebiasaan konsumsi sayur dan buah dengan status gizi dan kebugaran jasmani. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara aktivitas fisik dengan status gizi.Underweight and overweight are one of the most common nutritional problems faced by elementary school children. Nutritional status can be influenced by various factors such as nutritional knowledge, physical activity, fitness, and eating habits. This study aimed to analyze the relationship between fruit-vegetable consumption habits and physical activity with the nutritional status and physical fitness of students at SDN 1 Cijeungjing. This study was conducted in October-November 2022 on 58 subjects with a cross-sectional study design. Data was collected by measuring height and weight, interviews, Harvard step test, and filling out questionnaires including subject and family characteristics, PAQ-C, and FFQ. Most subjects were male (72.4%) with normal nutritional status (79.3%). Students at SDN 1 Cijeungjing have a habit of consuming fruit and vegetables 1-2 times per week. The majority of subjects have relatively low physical activity and very good physical fitness. The results of the analysis showed that there was a significant correlation (p<0.05) between fruit vegetables consumption habits with physical activity. There was a significant correlation (p<0.05) between physical activity with physical fitness. However, there was no significant correlation between fruit vegetable consumption habits with nutritional status and physical fitness. There was no significant correlation between physical activity with nutritional status

    PERILAKU GIZI IBU, POLA ASUH MAKAN, KONTRIBUSI SNACK, DAN STATUS GIZI ANAK USIA PRASEKOLAH

    Get PDF
    ABSTRACTThe aimed of this study were to analyze mother’s nutritional behavior, parenting eating pattern, snack contribution and their correlations toward preschool children’s nutritional status. The design of this study was a cross-sectional in Labschool IPB-ISFA, involved 20 subjects of preschool children. The result of this study showed that 45% of mothers had moderate nutritional knowledge. Most of mother’s nutritional attitude and practice were categorized as good (35%) and poor (35%). Snack had the highest contribution to protein adequacy (58.6%). The contribution of snack to energy, fat, carbohydrate, and natrium adequacy were 41.8%, 44.2%, 45.5%, and 53.6% respectively. Most of subjects had normal nutritional status (80%). Mother’s nutritional knowledge and mother’s nutritional attitude was having significant correlation (p<0.05). Mother’s nutritional practices had significant correlation with eating parenting pattern. There were a significant correlations between carbohydrate and protein from snack with nutritional status (p<0.05), whereas energy and fat from snack had no correlation with nutritional status (p>0.05).Keywords: nutritional behavior, parenting pattern, snackABSTRAKTujuan umum penelitian adalah menganalisis perilaku gizi ibu, pola asuh makan, dan kontribusi snack serta hubungannya dengan status gizi anak usia prasekolah. Desain penelitian adalah cross sectional study dengan 20 subjek anak usia prasekolah di Labschool Pendidikan Karakter IPB-ISFA. Sebagian besar pengetahuan gizi ibu masuk kategori sedang (45,0%). Sikap dan praktik gizi ibu subjek paling banyak termasuk dalam kategori baik (35,0%) dan kurang (35,0%). Kontribusi energi dari snack terhadap tingkat kecukupan adalah 41,8%, lemak 44,2%, karbohidrat 45,5%, dan natrium sebesar 53,6%. Kontribusi konsumsi snack terhadap kecukupan protein paling besar yaitu sebesar 58,6%. Sebanyak 80,0% subjek memiliki status gizi normal. Perilaku gizi ibu yang mempunyai hubungan signifikan adalah pengetahuan dengan sikap gizi ibu (p<0,05). Perilaku gizi ibu yang mempunyai hubungan signifikan dengan pola asuh makan adalah praktik gizi (p<0,05). Hubungan signifikan antara protein dan karbohidrat dari snack dengan status gizi (p<0,05), sedangkan energi dan lemak dari snack tidak mempunyai hubungan yang signifikan dengan status gizi subjek (p>0,05).Kata kunci: perilaku gizi, pola asuh makan, snac

    FAKTOR RISIKO STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KOTA BOGOR

    Get PDF
    Pertumbuhan anak merupakan salah satu indikator status gizi dan kesehatan dalam populasi untuk mencerminkan kualitas sumber daya manusia. Stunting yaitu pertumbuhan linier yang terhambat dan merupakan hasil dari ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu lama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko stuntingpada anak usia 6-24 bulan di Kota Bogor. Penelitian ini merupakan desaincrossectional dengan subjek 360 anak usia 6-24 bulan di Kota Bogor. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari keadaan sosial ekonomi orang tua, yaitu pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Berat badan dan panjang badan lahir berdasarkan data yang diambil dari KMS dan buku KIA. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stunting anak usia 6-24 bulan sebesar 18,60%, faktor risiko stunting, yaitu berat badan lahir rendah <2500 gram (p=0,000; OR=4,192;95% CI=1,900-9,247) dan pendidikan ayah rendah, yaitu ≤SMA (p=0,035; OR=1,807; 95%CI=1,042-3,133). Hal inimenunjukkan bahwa berat badan lahir rendah dan pendidikan ayah yang rendah merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Bogor

    Torbangun Leaves (Coleus amboinicus Lour) Powder Capsules Supplementation Improve Lipid Profile and Blood Pressure in Men with Hypercholesterol

    Get PDF
    The aim of this study was to analyze the effect of torbangun leaves powder capsules supplementation on lipid profile and blood pressure in men with hypercholesterol. This study was a single blind randomized control trial design with 26 male subjects. The inclusion criterias for subject were adults (age 25-55 years), blood total cholesterol levels ≥200 mg/dl, and signed the informed consent. Subjects were divided into two groups of one intervention (torbangun capsules) and one control (amylum) group. The intervention of 750 mg/day torbangun powder for the intervention group and 300 mg/day amylum for control group were administered for 28 days. The analysis of lipid profile results showed that the trygliseride, LDL, and HDL were not significantly affected by the torbangun intervention but it significantly decreased the total cholesterol level. The supplementation of torbangun capsules also decreased the sistolic blood pressure significantly. but not in diastolic pressure

    Minimum Acceptable Diet and its Associated Factors among Children Aged 6–23 Months in Indonesia

    Get PDF
    This study aimed to assess the fulfillment of the Minimum Dietary Diversity for children (MDD), the Minimum Meal Frequency (MMF), and the Minimum Acceptable Diet (MAD) and analyze the correlation between individual, socioeconomic, and demographic characteristics and the MAD in children between the ages of 6 and 23 months in Indonesia. This study used a cross-sectional study design. The subjects were 798 children between the ages of 6 and 23 months in Indonesia from a National Total Diet Study. The data collection on the MDD, the MMF, and the MAD used twenty-four-hour dietary recall. The chi-square and multiple logistic regression models were applied in this study with a p-value<0.05 considered significant predictors of outcome variables. The MDD, MMF, and MAD were met by 63.9%, 91.3%, and 61.8% of children, respectively. Significant positive relationships of child's age, mother's educational status, and area of residence (p<0.001) to the MAD. The determinants factors of MAD were the child's age (p<0.05; OR=7.06; 95% CI:3.46–14.38) and area of residence (p<0.05; OR=1.61; 95% CI:1.19–2.15). In conclusion, it is still necessary to improve the fulfillment of the MAD (a combined indicator of the MDD and the MMF). The government's role is to provide balanced nutritional child feeding programs based on local food, strengthen behavior change communication to meet nutritionally balanced complementary foods for children, and improve child nutrition services at posyandu

    FAKTOR RISIKO STUNTING PADA ANAK USIA 6-24 BULAN DI KOTA BOGOR

    Get PDF
    Pertumbuhan anak merupakan salah satu indikator status gizi dan kesehatan dalam populasi untuk mencerminkan kualitas sumber daya manusia. Stunting yaitu pertumbuhan linier yang terhambat dan merupakan hasil dari ketidakcukupan gizi dalam jangka waktu lama. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor risiko stuntingpada anak usia 6-24 bulan di Kota Bogor. Penelitian ini merupakan desaincrossectional dengan subjek 360 anak usia 6-24 bulan di Kota Bogor. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner yang terdiri dari keadaan sosial ekonomi orang tua, yaitu pendidikan, pekerjaan, dan pendapatan. Berat badan dan panjang badan lahir berdasarkan data yang diambil dari KMS dan buku KIA. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji chi square dan uji regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa stunting anak usia 6-24 bulan sebesar 18,60%, faktor risiko stunting, yaitu berat badan lahir rendah <2500 gram (p=0,000; OR=4,192;95% CI=1,900-9,247) dan pendidikan ayah rendah, yaitu ≤SMA (p=0,035; OR=1,807; 95%CI=1,042-3,133). Hal inimenunjukkan bahwa berat badan lahir rendah dan pendidikan ayah yang rendah merupakan faktor risiko yang berpengaruh terhadap stunting pada anak usia 6-24 bulan di Kota Bogor

    Tindakan Bidan terhadap Kebijakan Menyusui di Kota Bogor

    Full text link
    Pemerintah Indonesia telah menyusun kebijakan nasional yang membatasi promosi susu formula bayi di kalangan tenaga kesehatan, yang merupakan adopsi dari International Code of Marketing of Breastmilk Subtitues. Walaupun telah dikeluarkan kebijakan-kebijakan tersebut, tetapi masih dijumpai berbagai pelanggaran di kalangan tenaga kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan bidan terhadap kebijakan menyusui. Desain penelitian ini adalah cross sectional study. Penelitian dilakukan pada bulan Januari-April 2015 di Kota Bogor. Pada penelitian ini terdiri dari 39 bidan dan 76 ibu bayi. Pengetahuan bidan terhadap isi kebijakan tergolong rendah sedangkan sikap dan tindakan bidan tergolong baik. Variabel-variabel yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan tindakan bidan adalah lama pengalaman praktik, tempat kerja, tingkat pengetahuan dan sikap. Usia dan pendidikan bidan merupakan variabel yang tidak berhubungan signifikan dengan tindakan bidan. Lama pengalaman praktik, tempat kerja, tingkat pengetahuan dan sikap merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan tindakan bidan terhap pesan-pesan dalam kebijakan
    corecore