71 research outputs found
Irrigation System Performance Evaluation of Sub Irrigation Area of Jejeruk Kiri Tambran Using Public Works Minister’s Regulation No. 32 in 2007 and Fuzzy Set Theory
Sub irrigation area of Jejeruk Kiri Tambran, physically, has performance degradation due to aging buildings and nature factors. Therefore, performance evaluation of irrigation system is needed as a part of the asset management of irrigation to determine the functioning of the irrigate ion asset. The procedures of performance evaluation refers to Public Works Minister’s Regulation No. 32 in 2007, concerning to Operation and Maintenance of Irrigation System, which is consist of 6 main aspects, there are physical infrastructure, productivity of planting, supporting facilities of operation and maintenance, personnel organization, documentation, and water user farmer association. This kind of evaluation contains fuzziness and uncertainty in valuing based on observation dan human opinion. Hence, a method that can accommodate the problem is needed, one of which is fuzzy set theory method. The aim of this research is comparing performance evaluation of irrigation system by using manual method of Bengawan Solo River Basin Agency which is refers to Public Works Minister’s Regulation No. 32 in 2007 and fuzzy set theory. The result performance value of irrigation system of sub Jejeruk Kiri Tambran is 77,69% based on manual method and 73,45% based on fuzzy method. By t-test, there is no significant diference between both methods
Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang
Embung Gunung Rancak 2 terletak di Sungai Umbaran Desa Gunung Rancak Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang. Pembangunan Embung Gunung Rancak 2 dengan daerah aliran sungai (DAS) seluas 0,3871 km2 ini diharapkan mampu menyediakan air baku untuk penduduk Desa Gunung Rancak. Dalam suatu perencanaan embung diperlukan pertimbangan dan perhitungan – perhitungan sehingga didapatkan suatu hasil yang efisien dan paling ekonomis. Pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan air baku yang sesuai dengan proyeksi pertumbuhan masyarakat, volume curah hujan yang dapat memenuhi embung, dan kondisi topografi pada lokasi. Sehingga pada akhirnya akan diperoleh bangunan embung yang efisien untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai kondisi di lapangan. Hasil perencanaan pada tugas akhir ini adalah debit banjir rencana yang digunakan dengan periode ulang 100 tahun adalah sebesar 9,55 m3/dt dan tinggi muka air di atas pelimpah saat kondisi banjir adalah 0,681 m. Elevasi puncak spillway yang digunakan +106,18 m. Spillway direncanakan dengan tipe Ogee lengkap dengan bangunan pelengkapnya. Bangunan spillway beserta bangunan pelengkapnya sudah dianalisa stabilitasnya meliputi : kontrol guling, kontrol geser, kontrol daya dukung tanah, dan kontrol daya dukung bangunan peredam energi. Dengan hasil bangunan yang direncanakan masih tergolong aman
Irrigation System Performance Evaluation of Sub Irrigation Area of Jejeruk Kiri Tambran Using Public Works Minister's Regulation No. 32 in 2007 and Fuzzy Set Theory
Sub irrigation area of Jejeruk Kiri Tambran, physically, has performance degradation due to aging buildings and nature factors. Therefore, performance evaluation of irrigation system is needed as a part of the asset management of irrigation to determine the functioning of the irrigate ion asset. The procedures of performance evaluation refers to Public Works Minister's Regulation No. 32 in 2007, concerning to Operation and Maintenance of Irrigation System, which is consist of 6 main aspects, there are physical infrastructure, productivity of planting, supporting facilities of operation and maintenance, personnel organization, documentation, and water user farmer association. This kind of evaluation contains fuzziness and uncertainty in valuing based on observation dan human opinion. Hence, a method that can accommodate the problem is needed, one of which is fuzzy set theory method. The aim of this research is comparing performance evaluation of irrigation system by using manual method of Bengawan Solo River Basin Agency which is refers to Public Works Minister's Regulation No. 32 in 2007 and fuzzy set theory. The result performance value of irrigation system of sub Jejeruk Kiri Tambran is 77,69% based on manual method and 73,45% based on fuzzy method. By t-test, there is no significant diference between both methods
Evaluating Error of Temporal Disaggregation from Daily into Hourly Rainfall using Heytos Model at Sampean Catchments Area
Developing a rainfall-runoff model sufficient to flood prediction hourly rainfall data. Lack of automatic rain gauge for high resolution rainfall in catchment area can be an obstacle for the modeling. Otherwise, the manual rain gauges may spread on all of catchments areas, providing daily rainfall. Daily rainfall disaggregation to hourly rainfall is an innovation to get higher temporal resolution of the rainfall. This paper attempts to evaluate the implementation of rainfall disaggregation model in Sampean Catchments Area using Heytos. The proposed parameter optimation use Moment Performance model that tested by calibrating it with available hourly data. The results of model indicated that only data within five months had good performance. The estimation result showed that relative error total of January, February, August, November, and December was less than one. In case of March, April, May, June, July, September, and October the model could not result respectively to generate model
PERENCANAAN BENDUNG AMOHALO DI KECAMATAN BARUGA KOTA KENDARI
Bendung Amohalo berlokasi di Kecamatan Baruga Kota Kendari. Dengan luasan DAS (daerah aliran sungai) 38,63 km2. Adapun sungai yang dibendung adalah sungai Amohalo. Alasan yang mendasari perlunya dibangun bendung tersebut antara lain tingginya elevasi sebagian area sawah yang ada di DAS sungai Amohalo, sehingga tidak dapat langsung diairi. Maka dalam hal ini dengan adanya bendung tersebut, diharap areal sawah seluas 577 ha dapat terairi. Dampak sebelum adanya bendung berakibat buruk terhadap pertanian dan kondisi ekonomi penduduk.Perencanaan bendung didasarkan pada debit banjir rencana dengan periode ulang T=100 tahun, Dalam hal ini, pembahasan meliputi analisa hidrologi, perhitungan kebutuhan air sawah, perencanaan teknis tubuh bendung, dan perhitungan stabilitas bendung.Dari perhitungan digunankan metode Nakayasu yang kemudian didapat besar debit banjir periode ulang 100 tahun (Q100) = 149,368 m3/dtk, elevasi muka air banjir pada ketinggian +17,686 m, elevasi mercu bendung pada ketinggian +16,7 m, elevasi dasar sungai pada ketinggian +13,45 m, pola tanam padi-palawija-bero, kebutuhan air untuk lahan sebesar 1,0187 m3/dtk. Mercu bendung direncanakan tipe bulat, kolam olak tipe ambang ujung dan bangunan ukur yang digunakan adalah ambang lebar. Dari analisis stabilitas tubuh bendung dalam kondisi stabil terhadap geser, guling, retak dan bangunan tidak turun
PERENCANAAN ULANG SISTEM DRAINASE PERUMAHAN SUKOLILO PARK REGENCY DI SURABAYA TIMUR
Perumahan merupakan salah satu contoh pertumbuhan fisik yang menjadi kebutuhan papan manusia. Akses jalan yang semakin baik di wilayah Surabaya Timur, membuat pengembang properti mendirikan Perumahan Sukolilo Park Regency. Perubahan tata guna lahan yang sebelumnya merupakan daerah tambak dan kondisi drainase yang kurang memadai mengakibatkan di lokasi studi masih terjadi banjir. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, perlu dilakukan perencanaan ulang sistem drainase dengan cara mengevaluasi saluran eksisting.Analisis yang dilakukan dalam pengerjaan tugas akhir ini yaitu analisis hidrologi untuk mendapatkan debit banjir rencana dan analisis hidrolika untuk mengevaluasi debit saluran eksisting dengan debit rencana. Untuk menghitung curah hujan rencana menggunakan metode distribusi Normal, Log Normal, Log Pearson III, dan Gumbel. Hasil pengolahan data hujan diperoleh metode uji parameter terpilih yaitu Distribusi Normal dengan besarnya curah hujan 5 tahun sebesar 127,981 mm. Setelah dilakukan kontrol kapasitas, saluran eksisting tidak mampu mengalirkan debit banjir rencana sehingga direncanakan penampang baru serta analisis kolam tampung dan pompa air. Berdasarkan hasil analisis hidrologi, didapatkan curah hujan rencana periode ulang 5 tahun sebesar 127,981 mm. Kapasitas saluran eksisting tidak mampu mengalirkan debit banjir rencana sehingga direncanakan penampang baru menggunakan U-ditch. Dimensi terbesar U-ditch untuk saluran tersier 1,0 meter × 1,2 meter sedangkan untuk saluran sekunder 1,0 meter × 1,2 meter. Dimensi kolam tampung eksisting 50,35 meter × 175,5 meter dengan kedalaman 1,38 meter. Pengoperasian kolam tampung direncanakan dilengkapi pintu air dan pompa berkapasitas 0,139 m 3 /detik dan 0,100 m 3 /detik Dengan demikian masalah banjir yang terjadi dapat diselesaikan.
EVALUASI SISTEM DRAINASE PERUMAHAN BUMI MARINA EMAS DI SURABAYA TIMUR
Surabaya berkembang pesat dalam sektor pembangunan perumahan menyebabkan daerah berupa sawah, tambak dan lahan kosong berubah fungsi menjadi perumahan. Dengan adanya perubahan tata guna lahan maka besarnya koefisien pengaliran akan meningkat. Perumahan Bumi Marina Emas dahulunya merupakan daerah tambak. Pada saat terjadi hujan dan air pasang, saluran di perumahan tidak mampu untuk mengalirkan air hujan dan mengakibatkan terjadinya genangan di saluran perumahan. Berdasarkan kondisi eksisting saluran Perumahan Bumi Marina Emas dapat disimpulkan bahwa sistem jaringan drainase perlu dievaluasi kembali agar genangan yang terjadi dapat teratasi.Evaluasi sistem drainase diawali dengan melakukan analisis hidrologi untuk mendapatkan debit banjir rencana. Kemudian mengontrol kapasitas saluran eksisting antara debit banjir rencana dengan kapasitas penampang. Setelah dilakukan kontrol, kapasitas saluran eksisting tidak dapat mengalirkan debit banjir rencana. Sehingga perlu direncanakan penampang baru yang dilengkapi dengan perencanaan fasilitas drainase berupa kolam tampung, pompa dan pintu air untuk mengatur debit pembuangan agar tidak membebani saluran eksisting.Berdasarkan hasil perhitungan saluran baru diperoleh dimensi terbesar dalam kawasan sebesar 1,2 x 1,4 m. Kolam tampung Bumi Marina Emas Utara dengan volume tampungan sebesar 2019,260 m3, direncanakan berdimensi 30 x 50 m dengan kedalaman 1,8 m dan kolam tampung Bumi Marina Emas Selatan dengan volume tampungan sebesar 3796,176 m3, direncanakan berdimensi 30 x 60 m dengan kedalaman 2,3 m. Masing- masing kolam tampung dilengkapi pompa dengan debit 0,522 m3/s dan 0,522 m3/s ditambah 0,350 m3/s serta dilengkapi juga dengan pintu air. Dengan adanya fasilitas drainase seperti diatas diharapkan dapat menanggulangi genangan yang terjadi di kawasan perumahan
A Comparative Study of Water Quality Characteristics at East Java River
Water is the natural resources have the function of very importance for human life and also as authorized capital in development. Water will influence by the other component. Exploiting of water to support all human life must done with wise action to management so that not result damage at water resource. As place relocation of water hence river have the selected capacities that able to change because natural activity and antropogenik. This research was conducted in nine major rivers in East Java. The objectives of this study were: 1) Identifying the characteristics and concestration range of water quality parameter, 2) Comparison the level of pollution in rivers in East Java. The results of this study indicated that the characteristic of water quality parameter of rivers in East Java were generally physical, chemical and biological. The comparison result of water quality parameter basically showed that in general the pH was still under threshold that had been determined, that was pH from 6 to 9. In general, DO concentration ranged from 0.5 mg/l to 7 mg/l, BOD concentration ranged from 3 mg/l to 11 mg/l and the COD concentration ranged between 0.5 mg/liter to 35 mg/l
Perencanaan Embung Gunung Rancak 2, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang
Embung Gunung Rancak 2 terletak di Sungai Umbaran Desa Gunung Rancak Kecamatan Robatal Kabupaten Sampang. Pembangunan Embung Gunung Rancak 2 dengan daerah aliran sungai (DAS) seluas 0,3871 km2 ini diharapkan mampu menyediakan air baku untuk penduduk Desa Gunung Rancak. Dalam suatu perencanaan embung diperlukan pertimbangan dan perhitungan – perhitungan sehingga didapatkan suatu hasil yang efisien dan paling ekonomis. Pertimbangan-pertimbangan yang perlu diperhatikan adalah kebutuhan air baku yang sesuai dengan proyeksi pertumbuhan masyarakat, volume curah hujan yang dapat memenuhi embung, dan kondisi topografi pada lokasi. Sehingga pada akhirnya akan diperoleh bangunan embung yang efisien untuk dapat memenuhi kebutuhan masyarakat sesuai kondisi di lapangan. Hasil perencanaan pada tugas akhir ini adalah debit banjir rencana yang digunakan dengan periode ulang 100 tahun adalah sebesar 9,55 m3/dt dan tinggi muka air di atas pelimpah saat kondisi banjir adalah 0,681 m. Elevasi puncak spillway yang digunakan +106,18 m. Spillway direncanakan dengan tipe Ogee lengkap dengan bangunan pelengkapnya. Bangunan spillway beserta bangunan pelengkapnya sudah dianalisa stabilitasnya meliputi : kontrol guling, kontrol geser, kontrol daya dukung tanah, dan kontrol daya dukung bangunan peredam energi. Dengan hasil bangunan yang direncanakan masih tergolong aman
- …