23 research outputs found
ANALISIS SIFAT TERMAL DAN UJI KELARUTAN DARI KARET ALAM SIKLIS DAN KARET ALAM CAIR SIKLIS
Abstract. The research has done analysis of thermal properties and solubility test of Cyclic Natural Rubber (CNR) and Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR). Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) is a cyclical natural rubber which has decreased molecular weight. Synthesis of Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) do by oxidative degradation after cyclic. Oxidative degradation after cyclic using Cyclic Natural Rubber (CNR) and phenylhydrazine reagent with flow rate 2 LMin-1 of oxygen atmosphere during 24 hours. Thermal analysis of Cyclic Natural Rubber (CNR) and Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) by Differential Scanning Calorimetry (DSC),the glass transition temperature (Tg) of Cyclic Natural Rubber (CNR) and Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) are 102,82 o C and 103,67 o C, the crystal transition temperature (Tc) of Cyclic Natural Rubber (CNR) and Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) are 362,45 o C and 330,29 o C and the melting transition temperature ( Tm) of Cyclic Natural Rubber (CNR) and Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) are 509,24 o C and 440,00 o C. Solubility test by dilute Cyclic Natural Rubber (CNR) and Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) in some solvent with different properties and polarity index. Solubility test shows the results Cyclic Natural Rubber (CNR) and Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) has polarity index around 2,4 – 4,4 and 2,4 and 4,4.
Keywords: CLNR, CNR, oxidative degradatio
PENGARUH DAMAR SEBAGAI PEREKAT PADA BIOBRIKET CANGKANG BIJI KARET
Propinsi Sumatera Selatan memiliki sumber daya perkebunan yang luas. Komoditi utama yang dominan salah satunya adalah karet. Pemanfaatan cangkang biji karet saat ini belum terlaksana dengan maksimal. Penggunaan energi fosil saat ini sangat pesat dan ketersediaannya semakin berkurang. Hal ini menjadikan biobriket menjadi salah satu energi alternatif masa depan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi yang sesuai dengan bahan baku yaitu cangkang biji karet dan perekat damar supaya didapatkan biobriket dengan kualitas yang optimal dengan melakukan analisa nilai kalor, kadar air lembab dan kandungan zat terbang. Hasil penelitian didapatkan rasio komposisi pencampuran masing-masing bahan baku mempengaruhi parameter yang dianalisa dimana nilai optimum untuk masing-masing parameter adalah Kalori 6813 kkal/kg, kadar air lembab 4,92% dan kandungan zat terbang 34,36%.Kata kunci : Bio Briket, Cangkang Biji Karet, Dama
Coconut oil effect on the hygroscopic properties of Simalambuo wood (Lophopetalum spp.)
Simalambuo (Lophopetalum spp) trees are endemic to Southeast Asia and widely grow in the natural forests in Nias island. Local people whose experience of utilizing the simalambuo wood have claimed that the wood easily absorbs water. Throughout our searches, not many efforts to modify the physical properties of the simalambuo woods have been carried out yet. Therefore, in this study, we modified simalambuo wood by thermal treatment in coconut oil-ambient conditions. The heat treatment became an option to support the efforts in reducing the use of non-environmental-friendly materials and methods. The simalambuo wood was treated under coconut oil at 130-210oC for 6 hours. Coconut oil uptake was up to 174%, while the leaching test (AWPA E-06 standard) showed the uneasily permeate out from the wood and high retention differently in terms of treatment and cooling temperature. Heat treatment with coconut oil affected water absorption ability and improved dimensional stability of simalambuo wood. Water absorption reduced from 162% to 16%, and dimensional stability increased from 8.4% to 4.2% at 192 hours after being soaked in water. The higher the difference between treatment and cooling temperature, the better-affected water absorption ability was and the higher dimensional ability could be achieved
PEMANFAATAN KARBON AKTIF DARI SERBUK KAYU MERBAU DAN TONGKOL JAGUNG SEBAGAI ADSORBEN UNTUK PENGOLAHAN LIMBAH CAIR AAS
Uji efektivitas dari karbon aktif dengan memanfataatkan limbah biomassa ini menggunakan perbandingan temperatur karbonisasi dan konsentrasi aktivator H2SO4. Dimana waktu pemanasan karbonisasi yaitu selama 1 jam sementara variasi temperatur karbonisasi adalah 200oC, 250oC, 300oC, 350oC dan 400oC dengan konsentasi aktivator 0.5M, 2,0M dan 3,0M. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui daya serap karbon aktif terhadap limbah sehingga dapat menurunkan kandungan logam dan menetralkan pH pada limbah AAS sesuai dengan data baku mutu Baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995.Karbon aktif yang dihasilkan pada limbah : pH awal 0,34 dan variabel yang mendekati pH dengan baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 yaitu 6,0-9,0, Fe awal 23,11 mg/L dan 350 – 400 oC dan konsentrasi 0,5M, 2,0M, 3,0 M dengan berkisar 9,45-5,46 mg/L, Fe limbah awal 23,11 mg/L dan pada baku mutu limbah cair kementrian negara lingkungan hidup No. KEP-51/MENLH/10/1995 sebesar 10 mg/L
Determination of Phenol Content of Liquid Smoke of Palm Oil Shell: Characterizations by using of Gas Chromatography- Mass Spectra and Fourier Transformed Infra Red
The determination of phenol content of liquid smoke of palm oil shell has been carried out by using Gas Chromatography-Mass Spectra and Fourier Transformed Infrared. Pyrolisis was performed in the furnice that covered by white cement with a temperature of 500oC, 700oC, and 900oC, without and with nitrogen gas inlet with velocity flow of 10 mL/sec. The obtanined liquid smoke of palm oil shell cured for 7 days and then centrifuged at 3800 rpm for 60 minutes. The filtrate was distilled at a temperature of 125oC for 60 minutes. Redestilated liquid smoke analyzed by means of Gas Chromatography Mass Spectra to determine the levels of phenol content. Based on the Gas Chromatography Mass Spectra chromatogram, liquid smoke produced in free air pyrolysis at temperature 500?C, 700oC, 900oC containing phenol 35.09%; 27.92% and 14.49%, respectively, and in the air controlled pyrolysis were 7.86%; 9.25%, and 22.28%, respectively. FT-IR spectra of all liquid smoke product confirmed the presences of phenol functional groups. Keywords: phenol, liquid smoke, palm oil shell, gas chromatograph
MODIFIKASI PROSES PEMBUATAN KARET ALAM SIKLIS (CYCLIC NATURAL RUBBER) MELALUI REAKSI PEMUTUSAN RANTAI (CHAIN SCISSION) DAN SIKLISASI
Cyclization of natural rubber has been carried out by the chain scission process preceded earlier. Chain scission process performed in a solution of phenol at a temperature of 1800C by using Brosse method, oxidation reaction with fenilhidrazin and oxygen . While the cyclization of natural rubber was conducted by Tutorskii method , using lewis acid catalyst, P2O5. Characterization of raw materials and products of the chain scission and cyclization performed by infrared spectroscopy analysis. The infra red spectra showed the strong peak at 2925 cm-1 and 1446 cm-1 , reduced absorption at 1600s cm-1, the emergence of a new peak at 757 cm-1 and a weaker absorption peak at 835 cm-1. The absorption peaks of cyclic natural rubber of crumb rubber ( SIR - 10 ) also changed . The results showed that the percentage of chain scission were 13.1 % on the latex and 2 % on the SIR - 10 . While the percentage of cyclization yield of latex and SIR - 10 were 22.8 and 73.1 %, respectively.Keywords : cyclic natural rubber, chain scission, cyclizatio
Low Tension Glaucoma
Penyakit LTG, yakni keadaan di mana terjadi pens gaungan papil saraf optik dan gangguan lapang pandangan pada TIO normal, adalah penyakit yang jarang ditemukan tetapi seringkali tidak disadari oleh penderita maupun dokter yang memeriksa hanya berpedoman pada tonometer indentasi untuk menegakkan diagnosis glaukoma.
Masih terdapat banyak perbedaan pendapat para ahli mengenai batasan TIO normal, batasan LTG, angka kejadian, patofisiologi dan prognosis LTG. Akan tetapi yang telah terbukti bermakna sebagai faktor yang berperan pada LTG adalah krisis hemodinamik, hipotensi Berta menurunnya tekanan arteri oftalmik yang diderita Bebe-lum terjadinya LTG.
Diperlukan sejumlah pemeriksaan yang teliti, yaitu anamnesa umum dan anamnesa mata, pemeriksaan mata dan konsultasi kepada ahli penyakit dalam, jantung dan saraf untuk menegakkan diagnosis dan menyingkirkan sebab lain dari gangguan lapang pandangan dan perubahan papil saraf optik.
Pada bentuk stabil dari LTG hanya diperlukan Sikap yang pasif. Tetapi terhadap LTG bentuk progresif diperlukan tindakan, baik medikamentosa ataupun operatif, meskipun sejumlah ahli masih menyangsikan keberhasilan tindakan penurunan TIO pada LTG
SIFAT TERMAL DAN KELARUTAN DARI CYCLIC LIQUID NATURAL RUBBER
Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) is a cyclical natural rubber which has decreased molecular weight. Synthesis of Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) can be done in a way that degradation after cyclization. Degradation after cyclization using Cyclic raw material Natural rubber (CNR), the degradation is done by using phenylhydrazine reagents with oxygen gas atmosphere with a flow rate of 2 LMenit-1 for 24 hours. CNR and CLNR thermal analysis by DSC, Tg results obtained amounted to 102.82 ° C and 103.67 ° C, Tc amounted to 362.45 ° C and 330.29 ° C and Tm mounted to 509.24 ° C and 440 , 00 oC. Of CNR and CLNR solubility test has a polarity index of 2.4 to 4.4 and from 2.4 to 4.4.Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) adalah karet alam siklis yang telah mengalami penurunan berat molekul. Sintesis Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) dapat dilakukan dengan cara yaitu degradasi setelah siklisasi. Degradasi setelah siklisasi menggunakan bahan baku Cyclic Natural Rubber (CNR), degradasi dilakukan dengan bantuan reagen phenylhydrazine dengan suasana gas oksigen dengan laju alir 2 LMenit-1 selama 24 jam. Analisa termal CNR dan CLNR dengan DSC diperoleh hasil Tg masing – masing sebesar 102,82 oC dan 103,67 oC, Tc masing – masing sebesar 362,45 oC dan 330,29 oC dan Tm masing – masing sebesar 509,24 oC dan 440,00 oC. Dari uji kelarutan CNR dan CLNR memiliki indeks kepolaran dari 2,4 – 4,4 dan 2,4 – 4,4
SIFAT TERMAL DAN KELARUTAN DARI CYCLIC LIQUID NATURAL RUBBER
Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) is a cyclical natural rubber which has decreased molecular weight. Synthesis of Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) can be done in a way that degradation after cyclization. Degradation after cyclization using Cyclic raw material Natural rubber (CNR), the degradation is done by using phenylhydrazine reagents with oxygen gas atmosphere with a flow rate of 2 LMenit-1 for 24 hours. CNR and CLNR thermal analysis by DSC, Tg results obtained amounted to 102.82 ° C and 103.67 ° C, Tc amounted to 362.45 ° C and 330.29 ° C and Tm mounted to 509.24 ° C and 440 , 00 oC. Of CNR and CLNR solubility test has a polarity index of 2.4 to 4.4 and from 2.4 to 4.4.Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) adalah karet alam siklis yang telah mengalami penurunan berat molekul. Sintesis Cyclic Liquid Natural Rubber (CLNR) dapat dilakukan dengan cara yaitu degradasi setelah siklisasi. Degradasi setelah siklisasi menggunakan bahan baku Cyclic Natural Rubber (CNR), degradasi dilakukan dengan bantuan reagen phenylhydrazine dengan suasana gas oksigen dengan laju alir 2 LMenit-1 selama 24 jam. Analisa termal CNR dan CLNR dengan DSC diperoleh hasil Tg masing – masing sebesar 102,82 oC dan 103,67 oC, Tc masing – masing sebesar 362,45 oC dan 330,29 oC dan Tm masing – masing sebesar 509,24 oC dan 440,00 oC. Dari uji kelarutan CNR dan CLNR memiliki indeks kepolaran dari 2,4 – 4,4 dan 2,4 – 4,4
Prevalensi Mata Juling pada Murid Sekolah Dasar Negeri di Kabupaten Dati II Sidoarjo
Telah dilakukan penelitian prevalensi mata juling
pada 24 SON. di Dati.II Kabupaten Sidoarjo. Oari 4172 murid
SON. yang diperiksa, terdapat penderita mata juling sebanyak
171 (=4,1 %). Dari 171 pender ita mata juling terdapat
penderita wanita sebanyak 103(=60,23 %), pria 68(=39,77 %).
Terdapat eksodeviasi 157 (=91,81 %) dan esodeviasi 14
(=8,19 %).
Oiantara penderita mata juling itu terdapat 18 (=0,43 %) murid menderita heterotropia, sedangkan sisanya 153 (3~67 %) murid menderita heteroforia. Tidak terdapat perbedaan jumlah pender ita pria dan wanita pada heterotropia.
Tetapi jumlah eksotropia (11=61,11 %) lebih banyak dibandingkan ~sotropia (7=38,89 %). Sedangkan ambliopia
terjadi pada 5 penderita (2,92 % populasi juling = 0,12 %
populasi murid)