58 research outputs found

    PENGUKURAN FAKTOR-FAKTOR BEBAN KERJA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PROSES PERBAIKAN DENGAN PENDEKATAN TOTAL ERGONOMI ( TOTAL ERGONOMIC APPROCH) DI PT.PRIMARINDO ASIA INFRASTRUCTURE.Tbk BANDUNG

    Get PDF
    PT. Primarindo Asia Infrastructure, TBK merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur dimana produk yang dihasilkan yaitu sepatu dengan merk dagang Tomkins.Terdapat beberapa line produksi tidak dapat memenuhi target sesuai dengan permintaan perusahaan. Dengan mengaplikasikan model Pendekatan Total Ergonomic, kondisi lingkungan kerja pada bagian produksi diperusahaan bahwa suhu ruangan tertinggi yaitu 32ºC, Untuk tingkat kebisingan tertinggi yaitu 59,9 dB, tingkat pencahayaan yang ada diperusahaan yaitu 40 lux. Terdapat dua faktor stress yang paling banyak dialami oleh para responden, yang memiliki skor diatas 150 yang terindentifikasi stress. Beban kerja kebutuhan kalori termasuk dalam kategori kerja ringan dengan skor 100,8 kkal/jam. Analisis postur tubuh menggunakan RULA, pada proses penempelan vamp ke vamp dan proses penjahitan kedua proses tersebut masuk dalam kategori level 3. Penggunaan otot Nordic Body Map untuk ,enetahui keluhan rasa sakit terdapat empat keluhan paling tinggi, leher atas 43%, bahu kanan 43%, punggung 50%, bokong 43% dan siku 50%. Man and Machine Chart menjelaskan antara hubungan manusia serta operator pada saat siklus pembuatan produk paling rendah 25% dengan proses pasang eyeles metal. Kata kunci : Total Ergonomi, Lingkungan Kerja, Kebutuhan Kalori, Skala Stress Holmess, RULA (Rapid Upper Limb Assessment), Nordic Body Map, Man an

    Analisis Beban Kerja Fisik Dan Beban Kerja Mental Menggunakan Metode RWL/LI Dan NASA TLX

    Get PDF
    Tugas Akhir ini berjudul Analisis Beban Kerja Fisik dan Beban Kerja Mental Mengggunkan Metode RWL/LI dan NASA-TLX . Pekerjaan mengangkat, memindahkan dan menurunkan oleh para pekerja secara manual merupakan pekerjaan banyak dilakukan oleh pekerja. Keuntungan pemindahan secara manual diantaranya adalah gerakan manusia dapat disesuaikan dengan ruang gerak yang ada akan tetapi dibalik keuntungan tersebut terdapat kerugian yang dapat mengancam kesehatan dan keselamatan pekerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui beban kerja, baik secara fisik maupun mental pada aktivitas manual material handling di PT. Sandy Globalindo yang mempertimbangkan faktor kesehatan dan keselamatan bagi operator. Model pemecahan masalah beban kerja fisik menggunkana RWL/LI merupakan nilai beban angkatan teoritis dalam mengangkat benda. Beban kerja mental menggunakan NASA-TLX merupakan suatu metoda memperoleh beban kerja secara subjektif. Dimana NASA-TLX adalah prosedur rating multidimensional yang membagi workload atas dasar rata-rata pembebanan enam sub skala. Subskala tersebut meliputi Mental Demand (MD), Physical Demand (PD), Temporal Demand (TD), Own Performance (OP), Effort (EF), dan Frustation Level (FR), sehinga diperoleh tiga kategori beban kerja yaitu under load, optimum load, dan over load. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan RWL/LI yang dilakukan oleh lima pekerja diperoleh hasil LI origin dalam kategori aman untuk dilakukan, sedangkan untuk LI destination dalam kategori tidak aman atau beresiko cidera (CTDs) jika dilakukan secara terus menerus. Sehingga perlu segera dilakukan evaluasi dan perbikan sistem kerja. Sedangkan perhitungan dengan menggunakan NASA-TLX dengan cara membagikan kuesioner terhadap lima pekerja, kemudian dilakukan pembobotan vaiabel. Pada pembobotan ini dilakukan perbandingan antara keenam vaiabel yang nantinya akan terdapat 15 perbandingan berpasangan. Pemberian rating terhadap enam variabel NASA-TLX. Dari hasil pengolahan data tersebut kemudian dijadikan input pada NASA-TLX, sehingga diperoleh besarnya beban kerja yang dirasakan oleh pekerja pada aktivitas manual material handling. Dari hasil pengolahan data menggunakan metode NASA TLX terdapat tiga orang pekerja menilai beban kerja yang dirasakan pada kategori over load, dan dua orang pekerja menilai beban kerja yang dirasakan pada kategori optimum load, dengan nilai rata-rata beban kerja pekerja 62,2. Kategori pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja manual material handling termasuk dalam kategori pekerjaan fisik, yaitu sebesar 53% dan kategori pekerjaan mental sebesar 47%. artinya pekerjaan manual material handling di dominasi oleh pekerjaan fisik. Kata Kunci : Beban Kerja Fisk dan Beban Kerja Mental. RWL/LI dan NASA- TL

    PENGUKURAN BEBAN KERJA FISIK DAN MENTAL PADA PEKERJA DENGAN METODE PENGUKURAN 10 DENYUT NADI DAN DEFENCE RESEARCH AGENCY WORKLOAD SCALE (DRAWS) (STUDI KASUS : DIVISI OPERASIONAL DI PT. BONLI CIPTA SEJAHTERA)

    Get PDF
    PT. Bonli Cipta Sejahtera merupakan perusahaan yang bergerak dibidang industri kue. Kegiatan produksi di PT. Bonli Cipta Sejahtera berada didalam Divisi Operasional. Kegiatan produksi berdasarkan dua musim yaitu high season dan low season. Pada saat high season target produksi mencapai 50000 dus, sedangkan pada saat low seasen hanya 1185 dus. Peningkatan target produksi cukup signifikan pada saat high season dapat mengakibatkan meningkatnya beban kerja fisik dan mental. Beban kerja yang meningkat dapat mengakibatkan pekerja mudah mengalami kelelahan serta tekanan (stres), penurunan kualitas produk dan menjadi indikasi tidak tercapainya target produksi. PT. BCS menerapkan HACCP dan menjunjung komitmen perusahaan untuk memberikan kualitas produk dan pelayanan yang terbaik. Maka dari itu dilakukan pengukuran beban kerja fisik yang dilakukan dengan metode 10 denyut nadi yaitu berdasarkan analisis Cardiovaskulair Load, dan beban kerja mental dengan metode DRAWS, dengan subjek penelitian 20 pekerja Divisi Operasional. Berdasarkan hasil analisis %CVL diketahui dari 20 pekerja didominasi dengan presentase cardiovaskular load sebesar 30% sampai dengan <60%, dimana perlu dilakukan perbaikan kerja tetapi tidak mendesak. Sedangkan berdasarkan hasil analisis DRAWS dari 20 pekerja dalam divisi operasional, pada saat high season 4 pekerja diantaranya merasakan beban kerja mental dengan kategori optimal load. Serta 16 pekerja lainnya yang merasakan beban kerja mental dengan kategori over load. Sedangkan variabel yang mendominasi dalam metode DRAWS adalah time pressure, dan output demand. Dengan demikian variabel yang mendominasi adalah variabel beban kerja yang berkaitan dengan waktu produksi, dan produk yang dihasilkan. Saran perbaikan yang bisa dilakukan yaitu untuk meminimalisir beban kerja dengan mem-berikan waktu makan pada pekerja setiap 2 jam sekali, menambah jumlah tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan, memperbaiki tekanan panas diruangan kerja sesuai dengan Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di Tempat Kerja dengan menambah ventilasi udara, dan melakukan evaluasi kerja. Kata kunci :Beban Kerja Fisik, Beban Kerja Mental, Denyut Jantung, Cardiovaskulair Load dan DRAWS

    ANALISIS BEBAN KERJA DALAM PENENTUAN JUMLAH KARYAWAN DI BAGIAN IN PROCESS CONTROL PADA DIVISI QUALITY CONTROL DENGAN MENGGUNAKAN METODE WORK SAMPLING DAN JOB PERFORMANCE (STUDI KASUS PT. LUCAS DJAJA BANDUNG)

    Get PDF
    PT. Lucas Djaja merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang farmasi atau pembuatan obat. Beban kerja yang ada di dalam perusahaan telah ditentukan dalam bentuk standar kerja perusahaan. Tuntutan pekerjaan yang memerlukan konsentrasi dan ketelitian yang tinggi, menyebabkan tingkat stress yang tinggi bagi karyawan sehingga produktivitas menjadi menurun, yang ditandai dengan banyaknya pegawai yang sering tidak masuk kerja (sakit atau cuti) disebabkan faktor kesehatan yang menurun akibat harus bekerja diatas jam kerja normal atau disebabkan faktor psikologis pegawai karena pegawai merasa stress dan depresi dengan targettarget produksi yang telah ditetapkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui beban kerja yang dirasakan oleh karyawan serta dan menentukan jumlah karyawan yang optimal untuk setiap sub bagian pada bagian In Process Control. Metode yang digunakan pada penelitian kali ini yaitu metode work sampling, dimana work sampling sendiri adalah salah satu teknik yang digunakan untuk melakukan sejumlah pengamatan terhadap aktivitas kerja dari mesin, proses, atau operator. Dari hasil pengolahan data terdapat dua sub bagian IPC yang termasuk kedalam kategori over load yaitu sub bagian pembuatan obat sirup dan larutan obat luar serta sub bagian pengemasan untuk itu perlu adanya penambahan karyawan, sementara untuk sub bagian pembuatan obat kapsul dan softgel dan sub bagian pembuatan obat injeksi beban kerja yang dirasakan termasuk kedalam kategori under load dan tidak perlu dilakukan penambahan karyawan. Untuk penambahan karyawan pada sub bagian pembuatan obat sirup dan larutan obat luar dan juga sub bagian pengemasan diberikan penambahan masing-masing 1 karyawan agar distribusi beban kerja pada sub bagian tersebut menjadi berkurang dan beban kerja yang dirasakan oleh karyawan tidak terlalu tinggi sehingga performansi karyawan pun akan naik dan produktivitas perusahaan akan meningkat. Kata Kunci : Beban Kerja, Work Sampling, Jumlah Karyawan Optima

    Perbaikan Kualitas Produk Safety Sign di Perusahaan Gusto Sign Dengan Menggunakan Metode FTA (Fault Tree Analysis) dan FMEA (Failure Modes and Effect Analysis).

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui batas kontrol dari proses produksi produk, untuk dapat mengetahui apakah proses pembuatan produk safety sign telah terkendali, dan untuk menyusun rencana perbaikan proses sehingga dapat memperkecil jumlah produk yang ditolak dari pembuatan safety sign Penelitian ini merupakan penelitian analisis, menggunakan alat pengendalian kualitas yaitu peta kontrol. Berdasarkan data yang diperoleh, maka alat pengendalian kualitas yang digunakan adalah peta kendali shewart. Dari hasil pengamatan kerja praktek yang dilakukan di perusahaan Gusto Sign pada bagian produksi safety sign, dan berdasarkan dari pengumpulan dan pengolahan data yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa proses pada bulan Februari 2015 telah terkendali. Kemudian dari hasil pengamatan yang dilakukan pada bulan Maret, dapat disimpulkan bahwa proses pada bulan Maret 2015 telah terkendali, karena tidak adanya data yang jatuh diluar batas kontrol dan tidak terbentuknya pola tertentu. Terdapat beberapa faktor penyebab terjadinya kerusakan pada produk. Beberapa faktor yang menyebabkan produk safety sign menjadi rusak yaitu faktor mesin, manusia, bahan, dan lingkungan

    PERBAIKAN DAN EVALUASI SISTEM PRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PROSES DAN PENGHEMATAN TENAGA KERJA MELALUI IMPLEMENTASI PRINSIP SHOUJIN DAN LINE BALANCING DI PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA

    Get PDF
    Kenaikan UMK di Indonesia setiap tahunnya menjadi isu yang perlu diperhatikan dalam perkembangan suatu perusahaan. Perusahaan perlu mempertimbangkan faktor kenaikan UMK dalam menentukan perencanaan pengalokasian tenaga kerja. Kawasan Kabupaten Karawang yang menjadi pusat industri di Indonesia tentunya memiliki standar UMK yang lebih tinggi dari daerah-daerah lainnya di Indonesia. Berdasarkan keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor: 561/Kep.1065- Yangbangsos/2017 untuk UMK tertinggi di Provinsi Jawa Barat tahun 2018 adalah Kabupaten Karawang, yakni Rp3.919.291. UMK yang semakin tinggi jika tidak diimbangi dengan efisiensi tenaga kerja akan menyebabkan kerugian bagi perusahaan sendiri. Kebijakan pemerintah dalam menetapkan UMK setiap tahunnya tentu bertolak belakang dengan visi penghematan ongkos produksi sebuah perusahaan, termasuk PT. Toyota Motor Manufacturing Indoensia (PT. TMMIN). Hal ini sudah menjadi masalah umum bagi dunia industri. PT. TMMIN merupakan salah satu produsen otomotif yang terletak di Kab. Karawang. Manpower Productivity menjadi salah satu obyektif dalam KPI Departemen Produksi. Produktivitas diukur dalam satuan unit per man hour yaitu jumlah unit produk mobil yang dapat dihasilkan dalam satu jam oleh sekian manpower (MP) yang mengerjakannya.Permasalahan timbul setelah terjadi perubahan takt time dari 2,8 menit menjadi 1,9 menit karena adanya kenaikan produksi di PT. TMMIN pada bulan Januari 2018. Takt time adalah durasi waktu yang ditetapkan untuk menproduksi satu produk unit jadi. Evaluasi kondisi awal menunjukkan man power efisiensi sebesar 96% dan line efisiensi sebesar 85%. Total alokasi tenaga kerja awal adalah 10MP. Perbaikan dilakukan dengan mempertimbangkan permintaan pelanggan dan kapasitas produksi. Hasil evaluasi menunjukkan adanya ketidakseimbangan beban kerja dari masing-masing karyawan. Perbaikan yang direncanakan seperti menyeimbangkan beban kerja masing-masing karyawan, modifikasi alat dengan prinsip karakuri, dan evaluasi tata letak ulang area produksi. Implementasi perbaikan berdasarkan prinsip shoujin untuk dapat menghasilkan penghematan tenaga kerja dari 10 MP menjadi 9 MP, dimana nilai efisiensi man power adalah 94% dan nilai efisiensi line adalah 94%. Kata Kunci : Improvement, Shoujin, Manpower Efficiency, Line Efficiency, Manpower Saving, Line Balancing, Standardized Work, Toyota Production Syste

    Analisis Risiko Bahaya dan Kajian K3 Pada Proses Produksi Transformer di PT. Nikkatsu Electric Works Dengan Menggunakan Metode HIRARC

    Get PDF
    Keselamatan kerja merupakan sarana utama untuk pencegahan kecelakaan seperti cacat dan kematian akibat kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang berhubungan dengan perlindungan tenaga kerja adalah salah satu poin penting dari perlindungan tenaga kerja. Keselamatan kerja yang dilaksanakan sebaik-baiknya akan membawa iklim yang aman dan nyaman dalam bekerja sehingga sangat membantu hubungan kerja dan manajemen. Masalah keselamatan dan kesehatan kerja secara umum di PT. NIKKATSU ELECTRIC WORK masih perlu mendapatkan perhatian. Data kecelakaan kerja yang pernah terjadi baik bersifat ringan maupun tinggi menunjukan bahwa kecelakaan kerja pernah terjadi pada tahun 2015 di perusaahaan dalam pembuatan trafo. Perkembangan jaman yang sudah sangat maju dan perkembangan dunia kerja pada saat ini sudah sangat memperhatikan tentang keselamatan dan kesehatan kerja dimana hal ini sangat perlu di perhatikan oleh perusahaan terhadap keselamatan pekerjaannya.. Pencegahan kecelakaan merupakan hal yang harus dilakukan dalam perusahaan yang apabila diabaikan akan mengakibatkan kerugian terhadap pekerja dan perusahaan. Tujuan dari pengamatan ini yaitu untuk mengidentifikasi bahaya risiko kecelakaan kerja yang ada di area produksi PT.Nikkatsu Electric work dimana tujuan tersebut untuk membantu perusahaan dengan memberikan suatu usulan dalam meningkatkan keselamtan dan kesehatan kerja dalam melakukan aktifitas pekerjannya. Metode yang dipakai dalam menyusun laporan Tugas Akhir ini adalah Hazard Identification, Risk Assesment and Risk Control (HIRARC) sebagai studi keselamatan yang sistematis, metode ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi risiko bahaya yang ada dalam satu organisasi maupun perusahaan dengan cara melakukan penilaiaan risiko dari bahaya yang ada, kemudian dilakukan pengendalian risiko agar dapat meminimalisir tingkat potensi kecelakaan. Dari hasil penelitian mendapatkan banyaknya jumlah jam kerja hilang serta banyaknya gambaran potensi bahaya dan kecelakaan kerja seperti tertimpah, terjatuh, tangan tersayat dan lainnya. selajutnya diolah menghasilkan beberapa masukan yang berkaitan dengan sikap pekerja seperti penggunaan alat pelindung diri (APD) yang tidak digunakan dengan baik saat bekerja dan lingkungan fisik kerja seperti kurangnya fasilitas-fasilitas yang diberikan perusahaan dan kurang ergonimisnya meja kerja operator. Perusahaan harus lebih memberikan perhatian khusus untuk para pekerja agar lebih disiplin lagi dalam sikap bekerja dan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD) dengan baik dan benar. Tentunya jika angka kecelakaan kerja kecil dapat menguntungkan diri sendiri dan menguntungkan perusahaan

    Pengukuran Beban Kerja Operator Dengan Menggunakan Metode Defence Research Agency Workload Scale (DRAWS) Studi Kasus Pembuatan Produk Troli Di PT. Satria Teknik Mandiri

    Get PDF
    PT. SATRIA TEKNIK MANDIRI (Persero) merupakan suatu perusahaan yang bergerak dibidang manufaktur dengan produk yang dihasilkan berupa produk troli dan rak. PT Satria Teknik Mandiri berdiri tanggal 19 april 2002, berstatus Perseroan Terbatas. PT Satria Teknik Mandiri beralamatkan di Jl. BSD - Victor 68 15310 Tangerang Banten – Indonesia. Pada awalnya PT Satria Teknik Mandiri hanya beroperasi di bidang pengelasan besi. Kemudian perusahaan ini semakin berkembang. PT.Satria Teknik Mandiri merupakan perusahaan pembuatan troli dan rak dengan bahan alumunium, besi, dan roda. Sistem produksi perusahaan PT.Satria Teknik Mandiri yaitu make to order. Dalam memproduksi troli dan rak tersebut terjadi penumpukan pada sisi permintaan produk lagi. Permintaan pada bulan januari, februari, maret pada tahun 2017 adalah 290 unit akan tetapi pencapaian produksi yang dilakukan hanya berkisar 240 unit. Pencapain produksi yang kecil merupakan permasalahan bagi perusahaan, sedangkan target produksi yang tinggi merupakan beban bagi karyawan dan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, maka dari itu tingginya beban kerja yang dirasakan operator bagian produksi menjadi penting untuk dilakukan pengukuran beban kerja. Model pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian kali ini yaitu dengan menggunakan metode DRAWS (Defence Research Agency Workload Scale) yang memiliki empat variabel yaitu Input Demand, Central Demand, Output Demand, dan Time Pressure. Hasil penyebaran kuisioner serta pengolahan data terhadap operator bagian produksi menunjukan bahwa dari 25 responden yaitu 1 orang underload, 19 orang optimalload, dan 5 orang overload. Dari 5 orang yang overload nilai beban kerja lebih dari 60%. Dari hasil pengolahan Data Bab VI maka dapat diketahui bahwa beban kerja di PT.Satria Teknik Mandiri terdapat 1 operator yang underload, 19 operator Optimal load, dan 5 operator yang overload. Dari keempat variabel DRAWS yaitu input demand, central demand, output demand dan time pressure dapat diketahui variabel mana yang paling dominan yang dirasakan oleh operator di PT.Satria Teknik Mandiri berdasarkan skor beban kerja masing-masing variabel. Pada operator yang dirasakan dari keempat variabel beban kerja DRAWS adalah variabel Input Demand sebesar 40%

    Usulan Rancangan Tata Letak Sel Dinamis Menggunakan Group Technology Dan Dynamic Modified Spanning Tree(DMoST).

    Get PDF
    Pada suatu perusahaan, tata letak yang kurang baik menyebabkan aliran material menjadi tidak beraturan. Aktifitas material handling akan mempengaruhi waktu siklus suatu produk dan biaya produksi. Adanya faktor-faktor tersebut menjadikan persaingan manufaktur cenderung meningkat, di samping pemicu lain yaitu meningkatkan keinginan konsumen yang berubah-ubah. Akibat adanya perubahan kuantitas dan variasi produk, maka perlu strategi manufaktur untuk menghadapi tantangan dan untuk memenangkan pasar pada masa yang akan datang. Untuk mengatasi hal tersebut, suatu perusahaan harus dapat merencanakan perancangan fasilitas untuk masa yang akan datang. Cara untuk mengatasi permasalahan di atas, penulis mengusulkan perbaikan tata letak fasilitas produksi dengan menerapkan Group technology (GT). Dengan GT dibentuk suatu sel manufaktur, dimana setiap sel terdiri dari mesin-mesin yang akan memproses pembuatan suatu komponen yang memiliki kemiripan secara proses. Untuk penerapan GT metode yang digunakan adalah Production Flow Analysis (PFA), Rank order clustering (ROC) dan Direct clustering algorithm (DCA). Untuk mengatasi perubahan kuantitas dan variasi produk yang mungkin saja terjadi pada saat mendatang, penulis mengusulkan perbaikan tata letak fasilitas dengan menerapkan algoritma Dynamic modified spanning tree (DMoST) untuk tata letak fasilitas dinamis single-row yang didasari oleh Algoritma Modified spanning tree untuk pengurutan mesin kedalam tata letak dengan Algoritma Silver-meal untuk penentuan panjang perencanaan time window. Pada pembentukan sel manufaktur metode terpilih yaitu Rank order clustering (ROC) alternatif 4 maka total jarak material handling menjadi sebesar 950,93 meter dan ongkos material handling menjadi sebesar Rp. 15.567.551,40/bulan total jarak dan biaya dengan menggunakan Group technology yaitu Cellular Manufacturing System (CMS) lebih kecil dibanding dengan total jarak dan biaya pada layout awal. Setelah itu kemudian dibuat skenario adanya penambahan 6 jenis produk baru pada setiap periodenya yang mengakibatkan kondisi tata letak menjadi dinamis atau dapat dikatakan terjadi Dynamic layout problem (DLP) maka untuk mengatasinya dilakukan perhitungan menggunakan Dynamic modified spanning tree (DmoST) sehingga untuk rearrangement cost Rp. 11000 ongkos pemindahan bahan menjadi Rp 148,573,175.85, total rearrangement cost Rp 22,000.00 dan ongkos total Rp. 148,595,175.85. Untuk rearrangement cost Rp. 3600 maka ongkos pemindahan bahan menjadi sebesar Rp 56.395.682,65, total rearrangement cost Rp 10,800.00 dan ongkos total sebesar Rp 56.406.482,65. Dengan menggabungkan kedua metode maka pengelompokkan mesin dan part/komponen dalam sel manufaktur dapat dibentuk dan dirancang pada tata letak yang bersifat dinamis dengan mempertimbangkan ongkos material handling pada masa yang akan datang. Kata kunci : Group Technology, Celullar Manufacturing System, ROC, DCA, Dynamic Modified Spanning Tree (DMoST)

    ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN FAKTOR KOGNISI PEKERJA TERHADAP KEMAMPUAN KERJA SERTA DAMPAKNYA TERHADAP PERFORMANSI KERJA (STUDI KASUS DI PT. SANKEN INDONESIA-BEKASI)

    Get PDF
    Makalah ini bertujuan untuk memperkirakan berapa besar pengaruh yang diberikan dari variabel Motivasi Kerja dan Kognisi Pekerja terhadap Kemampuan Kerja serta dampaknya terhadap Performansi di PT. SANKEN INDONESIA dengan menggunakan analisis jalur (Path Analysis), dengan tujuan menerangkan akibat langsung dan tidak langsung seperangkat variabel sebagai variabel penyebab (eksogenus) terhadap seperangkat variabel lainnya yang merupakan variabel akibat (endogenus). Berdasarkan pengolahan data dengan menggunakan analisis jalur menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel Motivasi Kerja dan Kognisi Pekerja terhadap Kemampuan Kerja memberikan kontribusi sebesar 38 %, sedangkan faktor lain diluar variabel penelitian yang tidak teridentifikasi oleh model penelitian dan dapat mempengaruhi peningkatan serta penurunan Kemampuan Kerja adalah sebesar 62%. Sedangkan pengaruh antara variabel Motivasi Kerja (X1), Kognisi Pekerja (X2) dan Kemampuan Kerja (Y) terhadap Performansi Kerja (Z) adalah sebesar 56%, sedangkan faktor lain diluar variabel penelitian yang tidak teridentifikasi oleh model penelitian dan dapat mempengaruhi peningkatan serta penurunan Performansi Kerja (Z) adalah sebesar 44 %. Kata Kunci : Ergonomi Industri, Analisis Jalur, Faktor Kognisi, Ergonomi Kogniti
    • …
    corecore