Selling Goods of Unknown Quality: Forward versus Spot Auctions

We consider an environment where the sale can take place so early that both the seller and the potential buyers have the same uncertainty about the quality of the good. We present a simple model that allows the seller to put the good for sale before or after this uncertainty is resolved, , namely via forward auction or spot auction, respectively. We solve for the equilibrium of these two auctions and then compare the resulting revenues. We also consider the revenue implications of the insurance in forward auctions.Forward Trading, Forward Auctions, Spot Auctions

Selling Goods of Unknown Quality: Forward versus Spot Auctions

We consider an environment where the sale can take place so early that both the seller and the potential buyers have the same uncertainty about the quality of the good. We present a simple model that allows the seller to put the good for sale before or after this uncertainty is resolved, , namely via forward auction or spot auction, respectively. We solve for the equilibrium of these two auctions and then compare the resulting revenues. We also consider the revenue implications of the insurance in forward auctions.Forward Trading, Forward Auctions, Spot Auctions

Influence of cold-rolling reduction on retained austenite texture in cold-rolled and intercritically annealed TRIP-assisted steel

The newly developed multiphase transformation-induced plasticity (TRIP) steels are of interest for industrial applications because of their excellent combination of high strength and ductility. Their performance can be successfully controlled by designing an optimum balance in the volume fractions of ferrite, bainite and retained austenite. The characteristics of the retained austenite are considered to be the main key to achieving the desired final properties. Against this background, the effects of retained austenite characteristics, such as volume fraction, carbon concentration, size and shape, on the behaviour of TRIP steels have been studied. The crystallographic orientation of the retained austenite was measured by electron backscattered diffraction (EBSD). The effect of initial cold-rolling reduction on the microtexture development of the retained austenite was studied on an aluminium-containing TRIP steel. The results show that, by increasing the cold-rolling reduction before the final austempering, the main components of the face-centred cubic phase, i.e. copper, brass and Goss, dominate the texture of the retained austenite. In contrast, the copper and Goss components of the retained austenite are absent in the texture of lightly deformed sheets. The features of the preferred orientation of the retained austenite are discussed and explained in terms of the annealing texture of the recrystallized ferrite and bainite

Fenomena Golongan Putih dalam Pemilihan Walikota dan Wakil Walikota Pontianak Tahun 2008 di Kecamatan Pontianak Selatan

Partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator implementasi penyelenggaraan kekuasaaan negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat), yang keterlibatan mereka dimanifestasikan dalam pesta demokrasi atau Pemilu. Tingginya tingkat partisipasi politik mengindikasikan bahwa, rakyat mengikuti dan memahami serta melibatkan diri dalam kegiatan kenegaraan, sebaliknya tingkat partisipasi politik yang rendah mengindikasikan rakyat kurang menaruh apresiasi atau minat terhadap masalah atau kegiatan kenegaraan. Rendahnya tingkat partisipasi politik rakyat direfleksikan rakyat dikelompokkan dalam sikap Golongan Putih (Golput) dalam Pemilu. Fenomena Golongan Putih (Golput) ini juga terjadi pada saat pemilihan Walikota Pontianak tahun 2008. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pada Pilwako Kota Pontianak kususnya di Kecamatan Pontianak Selatan tahun 2008 ada faktor-faktor penyebab timbulnya fenomena Golongan Putih (Golput) yang dapat diklasifikasikan kedalam dua faktor yaitu faktor internal seperti faktor pekerjaan atau ekonomi, faktor teknis dan faktor politik sedangkan Faktor eksternal yaitu faktor administratif, faktor sosialisasi dan faktor ideologis. Partisipasi politik dalam negara demokrasi merupakan indikator implementasipenyelenggaraan kekuasaaan negara tertinggi yang absah oleh rakyat (kedaulatan rakyat), yangketerlibatan mereka dimanifestasikan dalam pesta demokrasi atau Pemilu. Tingginya tingkatpartisipasi politik mengindikasikan bahwa, rakyat mengikuti dan memahami serta melibatkandiri dalam kegiatan kenegaraan, sebaliknya tingkat partisipasi politik yang rendahmengindikasikan rakyat kurang menaruh apresiasi atau minat terhadap masalah atau kegiatankenegaraan. Rendahnya tingkat partisipasi politik rakyat direfleksikan rakyat dikelompokkandalam sikap Golongan Putih (Golput) dalam Pemilu. Fenomena Golongan Putih (Golput) inijuga terjadi pada saat pemilihan Walikota Pontianak tahun 2008. Hasil penelitian menunjukkanbahwa, pada Pilwako Kota Pontianak kususnya di Kecamatan Pontianak Selatan tahun 2008 adafaktor-faktor penyebab timbulnya fenomena Golongan Putih (Golput) yang dapatdiklasifikasikan kedalam dua faktor yaitu faktor internal seperti faktor pekerjaan atau ekonomi,faktor teknis dan faktor politik sedangkan Faktor eksternal yaitu faktor administratif, faktorsosialisasi dan faktor ideologis