416 research outputs found

    Journal Staff

    Get PDF
    Multi-decadal studies of community and ecosystemdynamics are rare; however, this time frame is most relevant for assessing the impact of anthropogenic influences and climate change on ecosystems. For this reason, we investigated changes in vegetation and microtopography over 52 years in two contrasting mire ecosystems, one ombrotrophic (bog) and one minerotrophic (fen), representing different successional stages and contrasting hydrological settings. In both peatlands, floristic composition was recorded in the same permanent plots (n = 55-56, 0.25 m(2)) in both 1960 and 2012 and microtopography was mapped over a large area (ca. 2500 m(2)) that encompassed these same plots. We quantified and compared the community-level changes and internal spatial dynamics, tested associations between pH/microtopography and community/species change, and examined how the area and location of hummock microforms had changed over time. The bog exhibited little site level change in vegetation, where few species changed significantly in cover and plot frequency. However, detailed analyses revealed some large within-plot changes over time in the bog, illustrating that bogs can be highly dynamic systems at a fine scale. In contrast, the rich fen experienced a clear directional change; specifically, bryophyte abundance decreased by 70% and brown mosses were almost extinct. Although pH had decreased over time at the rich fen, this decrease at the plot-level was not associated with the decline of brown moss abundance. The microtopographic structure did not change substantially at the bog where similar to 70% was covered by lawn/hummocks; however, in the rich fen hummocks expanded (from 10% to 16% cover) and moved or expanded down slope. Our study suggests, that at the site-level, the bog ecosystem was more resistant to environmental changes over time compared to the rich fen, as evidenced by shifts in vegetation and microtopography. The contrasting scales of vegetation dynamics observed within a bog (i.e., within-plot changes vs. site-level) indicate that plant-environment feedbacks contribute to the peatland level stability. While in rich fens, internal feedbacks may be weaker and the ecosystem's vegetation and microtopographic structure are vulnerable to shifting hydrological fluxes

    Konstruksi dan Rekonstruksi Identitas Kelompok Etnis Dayak Katolik di Desa Korek Kecamatan Sungai Ambawang Kabupaten Kubu Raya

    Full text link
    Tesis ini ingin mengeksplorasi proses konstruksi dan rekonstruksi identitas kelompok etnis Dayak secara umum, dan khususnya subkelompok etnis Dayak Kanayatn di Desa Korek, dengan peristiwa-peristiwa tertentu yang membentuknya. Ada tiga tujuan spesifik khusus dari penelitian ini. Pertama, untuk mengetahui proses konstruksi identitas kelompok etnis Dayak secara umum. Kedua, untuk menyingkap proses afiliasi antara kelompok etnis Dayak dan Katolik sehingga mengidentifikasi diri dengan Katolik. Ketiga, untuk mengkaji proses pengidentifikasian etnis yang berorientasi pada satu kelompok etnis dan agama tertentu Katolik di kalangan masyarakat Dayak Desa Korek. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa pembentukan Dayak sebenarnya telah berlangsung sejak era kolonialisme. Dayak dibentuk oleh kolonialisme, intelektual Eropa, pejabat kolonial, petualang, peneliti sosial dan misonaris Katolik. Umumnya, mereka telah berkontribusi membentuk citra Dayak yang primitif, pemburu kepala (head hunter), pagan dan animis. Namun, tidak berarti bahwa dari kalangan Dayak sendiri bersikap pasif dalam proses pembentukan identitas mereka. Di awal abad ke-20, sekelompok intelektual muda Dayak mendirikan sebuah organisasi bernama Pakat Dajak. Untuk pertama kalinya mereka menggunakan nama Dayak sebagai icon perjuangan untuk mendapatkan akses di bidang ekonomi dan politik ketimbang isu-isu budaya. Di sisi lain, identifikasi etnis dan keagamaan pada kawasan pedalaman Kalimantan Barat pada dasarnya mengandung dua pola. Pertama, identifikasi etnis dan keagamaan yang masing-masing berorientasi pada berbagai subkelompok etnis dan berbagai agama yang terjadi pada Kawasan Pedalaman Jauh/KPJ (interior upland areas). Kedua, identifikasi etnis dan keagamaan lebih berorientasi pada masing-masing kelompok etnis, Melayu dan Dayak secara keseluruhan, dan pada satu agama tertentu: Islam untuk Melayu dan Kristen untuk Dayak. Identifikasi khas ini dapat ditemui di Kawasan Pedalaman Dekat/KPD (interior valley areas). Pada KPD potensi konflik kekerasan sangatlah besar dibanding KPJ. Hal tersebut antara lain disebabkan oleh proses identifikasi etnis dan keagamaan. Oleh sebab itu, pada KPD perlu dilakukan rekonstruksi identitas

    STRATEGI PEMERINTAH DESA DALAM MENERAPKAN SISTEM AKUNTABILITAS DAN TRANSPARANSI DALAM PENGELOLAAN ALOKASI DANA DESA DI DESA LOTA KECAMATAN PINELENG KABUPATEN MINAHASA

    Get PDF
    Secara formal pemerintah telah menerbitkan PP Nomor 43 Tahun 2014 tentang Desa sebagai dasar hukum yang mengatur yang dianggap urgen bagi desa. Secara ystem ive, berdasarkan peraturan tersebut desa diartikan sebagai kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat, berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam ystem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Salah satu hal penting bagi pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa adalah masih lemahnya system transparansi dan akuntabilitas khususnya dalam pengelolaan alokasi dana desa. System transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Dana Desa secara baik maka akan memaksimalkan proses penyelenggaraan pemerintahan Desa. pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa adalah masih lemahnya system transparansi dan akuntabilitas khususnya dalam pengelolaan alokasi dana desa. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan ini adalah bagaimana strategi pemerintah Desa Lota dalam memaksimalkan system transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan Dana Desa. Karena dengan system Transparansi dan Akuntabilitas secara baik maka akan memaksimalkan proses penyelenggaraan pemerintahan Desa.HAsil dari kegiatan Program Kemitraan Masyarakat dimana strategi pemerintah desa Lota pada saat ini sudah lebih dapat mempunyai kemampuan untuk menyusun dan mengisi Format laporan Alokasi dana Desa (ADD) pertangungjawaban secara transparan dan akuntabel karena telah banyak mempelajari tentang berbagai ketentuan dan peraturan perundang-undangan untuk membuat suatu laporan pertangungjawaban secara tansparan dan bertanggung jawab.Kata Kunci: Pemerintah Desa, Sistem, Akuntabilitas, Transparansi, ADD
    • …
    corecore