26 research outputs found

    Studi Optimasi Faktor Keamanan Footrest Sepeda Motor X Berbasis Simulasi Elemen Hingga

    Full text link
    Di zaman yang sudah modern ini, sepeda motor merupakan moda transportasi yang banyak diminati oleh masyarakat sehingga keberadaanya sangatlah banyak, untuk itu diperlukan komponen-komponen sepeda motor yang aman digunakan bagi pengendaranya. Footrest merupakan komponen yang mempunyai fungsi untuk pijakan kaki pembonceng agar lebih nyaman dalam berkendara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa tegangan, defleksi, dan faktor keamanan serta optimasi footrest. Berbagai pembebanan dilakukan pada pemodelan antara lain meliputi pembebanan dengan kondisi pembonceng duduk dengan kedua kaki pertumpu pada footrest, Pembonceng berdiri, motor jatuh kesamping, motor dan pengendara jatuh kesamping, motor tertabrak dari belakang dan motor tertabrak dari depan, pemodelan pembebanan menggunakan bantuan software Autodesk Inventor Professional 2013. Hasil yang didapat setelah dilakukan simulasi analisa adalah kekuatan struktur komponen berupa tegangan, defleksi dan faktor keamanan. Pada pembebanan dengan kondisi footrest tertabrak dari belakang beresiko besar terhadap patahnya footrest dengan tegangan von mises 504,8 MPa, faktor keamanannya yaitu 0,54. Defleksi terbesar juga terjadi pada pembebanan tipe ini yaitu 0,7372 mm. Setelah dilakukan optimasi hasilnya pemberian radius menjadi 7 mm pada area yang rawan kegagalan (patah) mendapatkan hasil faktor keamanan yang paling tinggi

    Tingkat Adopsi Inovasi Teknologi Sistem M-learning Dalam Pembelajaran Bahasa Mandarin Pada Tingkat SMA

    Full text link
    Bahasa Mandarin merupakan salah satu bahasa resmi yang diakui oleh PBB. Di Indonesia,kebutuhan akan kemampuan bahasa ini juga mulai terlihat. Struktur kurikulum 2013 saat ini,dalam kelompok peminatan bahasanya, mata pelajaran bahasa mandarin sebagai salah satualternatif pilihannya. Sementara itu permasalahan utama dari pembelajaran bahasa ini selainpada terbatasnya sumber daya guru, kesulitan intonasi dan pelafalan Mandarin juga menjadikankesalahan umum dalam pembelajaran bahasa ini. Dengan perkembangan teknologi saat ini sudahtersedia system pembelajaran berbasis Mobile Learning (M-Learning) yang mampu mengatasijembatan kesulitan bahasa tersebut, namun sejauh manakah system ini mampu diadaptasi olehpengguna terutama dalam tingkat pendidikan formal disekolah masih terus dipertanyakan.Penelitian ini merupakan penelitian explanatory dimana mencoba untuk menggali dan mengkajipemanfaatan system mobile learning guna menunjang proses pembelajaran bahasa Mandarin.Dalam hal ini, pengaruh aspek kemanfaatan dari system mobile learning diukur menggunakanpendekatan tingkat adopsi inovasi teknologi yang digunakan oleh para pembelajar baik gurumaupun siswa pada tingkat pendidikan SMA. Sebagai sample dalam penelitian ini, diujicobakanpada siswa SMA di Surabaya dan juga guru pada sekolah tersebut yang telah menerapkan sistempembelajaran ini. Hasil dari feedback dikumpulkan dalam bentuk kuisioner dalam skala likert,yang kemudian data tersebut diolah dengan menggunakan teknik analisis data denganpendekatan model persamaan struktural (structural equation modeling)

    Analisis Mesin Pemotong Bagian Atas Gelas Plastik

    Get PDF
    Limbah plastik agar mudah diproses oleh suatu industri harus dalam bentuk tertentu seperti butiran, biji/pellet, serbuk, pecahan. Sehingga diperlukan beberapa mesin yang saling berhubungan, seperti mesin pemotong gelas plastik bekas, mesin pembuat pellet dan mesin injection moulding, namun ketiga mesin tersebut hanya mampu dimiliki oleh industri menengah dan besar. Tujuan Penelitian ini adalah mengembangkan mesin pemotong bagian atas gelas plastik bekas kemasan minuman (yang menyerupai gelang) dengan menggunakan motor listrik dan dapat dipergunakan untuk industri rumah tangga. Perubahan sudut mempengaruhi kapasitas produksi dan sudut baji 60o adalah sudut yang paling baik pada pengujian di atas. Hal ini juga akibat pengaruh letak kedudukan cutter yang cenderung lebih landai dibanding dengan sudut baji 70o dan sudut baji 80o . Perubahan kecepatan putar pada waktu penyayatan ternyata memberikan hasil yang berbeda. Kecepatan yang paling baik digunakan untuk meningkatkan kapasitas pemotongan pada gelas plastik bekas kemasan air minum adalah 1120 rpm

    Characterization and Quality of Semi Refined Carrageenan (Scr) Products From Different Coastal Waters Based on Fourier Transform Infra Red Technique

    Full text link
    Semi Refined Carrageenan (SRC) product is considerably cheaper and easy to produce as a natural polysaccharide hydrophilic in food and other product. The aim of this research was to evaluate the quality of two different SCR products come from different coastal waters of seaweed culture. The products were then compared to commercial SCR on the quality based on their chemical quality (Fourier Transform Infra Red, sulphate content and heavy metals) and physical quality (gel strength and viscosity). The method of FTIR was useful as a quality screening for commercially seaweed culture at different geografic places based on their chemical structure. Raw material that have been used for SCR product was Eucheuma cottonii with k-carrageenan type. FTIR spectroscopy showed the molecular present in three different samples are quite similar, it can be found spectra band of 1257,59 cm-1 which referred to esther sulphate, 933,55 cm-1 for 3,6 anhydrogalactose and 848,68 cm-1 assigned to galactosa-4- sulphate respectively. The SCR product from different coastal waters were different on their quality

    Karakteristik Sabun Cair Dengan Penambahan Kolagen Ikan Air Laut Yang Berbeda

    Full text link
    Pemanfaatan tulang ikan menjadi kolagen dapat diaplikasikan ke dalam sabun cair yang bermanfaat bagi kesehatan kulit manusia. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kualitas sabun cair kolagen dengan bahan baku kolagen tulang ikan laut berbeda antara lain ikan Kurisi (Nemipterus nematoporus), ikan Tenggiri (Scomberomorus plumierii), dan ikan Kakap (Lutjanus altifrontalis). Metode penelitian yang digunakan bersifat eksperimental laboratoris dengan rancangan percobaan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diterapkan terhadap jenis kolagen tulang ikan yang berbeda masing-masing tiga kali pengulangan. Parameter yang diamati adalah pH, hedonik, kestabilan busa, alkali bebas, dan viskositas. Data dianalisis menggunakan analisa ragam (ANOVA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan bahan baku kolagen tulang ikan yang berbeda berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap nilai pH, hedonik, alkali bebas, kestabilan busa dan viskositas. Karakteristik dari sabun cair dengan kolagen ikan Kurisi sebagai berikut pH 10,77; alkali bebas 0,031%; kestabilan busa 84,90%; serta viskositas 922,83 cPs. Selain itu karakteristik dari sabun cair dengan kolagen ikan Tenggiri sebagai berikut pH 10,94; alkali bebas 0,070%; kestabilan busa 66,44; dan viskositas 962,33 cPs. Sedangkan pada sabun cair dengan penambahan kolagen ikan Kakap sebagai berikut pH 10,87; alkali bebas 0,060%; kestabilan busa 84,57; dan viskositas 932,66 cPs. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh hasil terbaik yaitu pada sabun cair dengan penambahan kolagen tulang ikan Kurisi. Utilization of fish bone into collagen can be applied to liquid soap that is beneficial for health human skin. The purpose of the study was to knowing the quality of liquid soap with collagen added from marine fish bone, namely Threadfin - Bream fish (Nemipterus nematoporus), Mackerel fish (Scomberomorus plumierii) and Red Snapper (Lutjanus altifrontalis). The used methods was experimental laboratoris with Complete Random Design (CRD). All treatments were done in triplicate. All treatment were analyzed for pH, sensory, foam stability, free alkaline and viscosity. The results showed that the different raw materials of fish bone collagen on liquid soap significantly (p<0,05) different to pH, hedonik, free alkaline, foam stability and viscosity. The characteristics of Threadfin - Bream fish collagen liquid soap were pH 10.77; alkali-free 0.031 %; the stability of foam 84.90%; and viscosity has 922.83 cPs. Moreover the characteristics of liquid soap with Mackerel bone collagen were pH of 10.94; free alkaline 0.070%; foam stability 66.44; and viscosity 962.33 cPs. Meanwhile the characteristics liquid soap with Red Snapper collagen added were pH 10.87; free alkaline 0.060%; foam stability 84.57; and viscosity 932.66 cPs. Based on the results obtained, the best results was liquid soap with Threadfin - Bream fish bone collagen

    Characteristic of Fish Glue From Three Different Marine Fishes

    Get PDF
    Fish bone waste is a byproduct of fish processing units, which can be utilized to produce fish glue. Fish glue is an adhesive substance that made from collagen extract of fish skin and bones. The purpose of this research was to determine the quality of the fish glue with different raw materials of marine fishes bones such as Spanish Mackerel (Scomberomorus commerson), Eastern little Tuna (Euthynnus affinis), and Cobia (Rachycentron canadum). The research method was the extraction of fish bones using 5% CH3COOH solution with a ratio of fish bone and solution of 1:1. Later, the filtrate was evaporated using a rotary vacuum evaporator to obtain fish glue. Parameters measured were bonding strength, damage to wooden surfaces, viscosity, pH, and moisture content. The results showed that the use of raw materials of different fish bones affect the value of the bonding strength, damage to wooden surfaces, viscosity, pH, and moisture content. Fish glue made of Eastern little Tuna bones as raw material was the best product resulted from this research, with the fish glue characteristics for bonding strength of 7.7 N/mm2, wood surface damage of 83.21%, viscosity of 4.17 poise, pH 4.74, and moisture content of 55.60%. The product was also comply with SNI 06-6049-1999 of polyvinyl acetate emulsion adhesives for wood working. The research results indicated that fish bones as raw material are potential to be developed in the manufacture of fish glue

    Physicochemical Properties of Some Dried Fish Products in Indonesia

    Full text link
    Some traditional fish products in Indonesia have potential opportunity for global market, such as fish crackers, dried fish, ikan kayu (‘katsuobushi\u27) and dried pempek (traditional fish product from Palembang). Study on such products based on its glass transition temperature is still rare. On the other hand, glass transition phases of dried product play an important role in determining food stability because it can give an overview of physicochemical properties of the products. Using its glass transition temperature, dried fish product can be estimated for its shelf life. The purposes of this research are to observe the relation between some physicochemical properties of glass transition temperature of some dried fish products and its water content/water activity to the self life of the products. Dried fish products used were: fish cracker, dried-salted fish, ikan kayu (katsuobushi), fufu (very dried-smoked fish) and dried pempek. The samples were taken from different area in Indonesia (Cilacap, Palembang, and Sulawesi). The sample were taken using purposive sampling method. The method used for analysis of glass transition temperature was DSC method (Differential Scanning Calorimetry), and for water content and water activity were analysed using Aw meter and Moisture analyzer. All samples were analyzed in duplo. Research method used was experimental laboratory with research design of Completely Randomised Design. The experiment was conducted from August 2008 to December 2008 at Fish Product Processing Laboratory, Fisheries Department, Faculty of Fisheries and Marine Science – Diponegoro University, Food Engineering Laboratory – SQU, Oman. The results showed that different sample with different characteristics on physicochemical properties give different in water activity and also water content. The lowest water activity was performed by dried pempek. Glass transition temperature (Tg) of the products was very depend on the water content. The Tg of samples was ranged between 38.4oC – 76.4oC. The water content of the products ranged between 8.28%-37.28%. The Aw of the product was ranged between 0.57 – 0.87
    corecore