412 research outputs found
THE ORAL EPIC POEM OF DUBROVNIK AND THE DUBROVNIK REGION
Područje Dubrovnika i okolice jedno je do najplodnijih vrela hrvatskog usmenog pjesništva. Srećom zapisivači su obilato crpli odatle i zato danas imamo niz odličnih zbirki nastalih u 19. stoljeću kad je usmeno pjevanje i kazivanje u tom kraju očigledno bilo u punom rascvatu: Glavićevu, Palunkovu, Milasovu, Ljubidragovu, Svilokosovu i, napose, Muratovu i Markovićevu. Imamo i prilično mnogo građe iz našeg stoljeća. No premda je broj pjesama jos uvijek impresivan, kazivači su sve stariji ljudi, a pjesme uglavnom više nisu tako dobre. Karakteristike usmene tradicije dubrovačkog područja jesu da su pjesme kazivale većinom žene (među kojima ih ima i neobično nadarenih i plodnih poput Anice Begin ili Kate Murat) i da im je tematika više novelistička nego junačka
Enjambement as a Criterion for Orality in Homeric and South Slavic Epic Poetry
One of the most conspicuous consequences of the adding style of oral poetry is a strong tendency for the end of the sentence to coincide with the end of the verse. In other words, a relatively negligible number of overrun verses is to be expected. As in other aspects of the true nature of oral style, Milman Parry here too was a pioneer, comparing the frequency of various kinds of enjambement in Homer, Virgil, and Apollonius of Rhodes (1929)
THREE CONTRIBUTIONS TO COMPARATIVE EPIC CRITICISM
Razlikovanje izmedu jednostavnih i kompleksnih motiva odnosno sižea u usmenoj se epici ne provodi dosljedno, iako je još Aleksandar Veselovski tu distinkciju smatrao neophodnom. Jedan od razloga bit će teškoća da se postavi precizan i objektivan kriterij razlikovanja. Kao jedan od mogućih parametara predlaže se određenje prema kojem se sižeom smatra onaj kompleksni motiv koji uz narativnu sadrži i etičku odnosno psihološku komponentu. Pri tome su tragičnost vizije epskog pjesnika i njegova sumnja u sustav vrednota važećeg herojskog morala teme osobito bliske modernom senzibilitetu
EFEKTIVITAS METODE DAN TEKNIK PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PENERPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA PADI SAWAH (Oryza sativa L.) SISTEM TANAM JAJAR LEGOWO 4:1
This research was conducted in the Ciomas village, Ciawigebang subdistrict, Kuningan District, from July to September 2013. Study aimed to determine: (1) the effect of the effectiveness of agricultural extension methods in the application of rice cultivation technology systems legowo row planting, (2) the effect of agricultural extension techniques with the application of rice cultivation technology systems legowo row planting, and (3) the effect of the effectiveness of agricultural extension methods and techniques with the application of rice cultivation technology row planting system legowo.The method used in this study is qualitative descriptive quantitative data supported the survey approach. The collection of primary data obtained through interviews with respondents using a questionnaire, and secondary data obtained from the agency in connection with this study. To determine the relationship of variable effectiveness of agricultural extension methods and techniques of agricultural extension, the application of rice cultivation technology systems legowo parallelogram, used ladder Spearman correlation coefficient test.The results showed that: (1) there was a relationship between the real and the effectiveness of agricultural extension methods of rice cultivation technology systems legowo row planting, as indicated by the value of rs = 0.456, (2) there is a real relationship between the low and agricultural extension techniques with technology rice cultivation legowo row planting system, as indicated by the value of rs = 0.360, and (3) there is a very strong and real relationship between the effectiveness of agricultural extension methods and techniques with the technology of rice cultivation legowo row planting system, as indicated by the value of rs = 0.943Key word : Effectiveness, Counseling Techniques, Systems Legowo Row Plantin
RESPON HASIL TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea mays) TERHADAP POSISI DAN WAKTU PEMANGKASAN DAUN
Pemangkasan (defoliasi) daun pada tanaman jagung terutama daun yang tidak produktif dianggap dapat meningkatkan hasil pada tanaman jagung karena mengurangi persaingan penggunaan hasil fotosintesis pada tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh posisi dan waktu pemangkasan daun terhadap hasil tanaman jagung. Penelitian dilaksanakan di Kabupaten Kuningan Jawa Barat dari Bulan Juni sampai September 2018. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak kelompok (RAK) yang terdiri atas 10 perlakuan yaitu kontrol (tanpa pemangkasan), pemangkasan tiga daun atas umur 50 hari setelah tanam (HST), pemangkasan satu daun atas dan dua daun bawah umur 50 HST, pemangkasan tiga daun bawah umur 50 HST, pemangkasan tiga daun atas umur 55 HST, pemangkasan satu daun atas dan dua daun bawah umur 55 HST, pemangkasan tiga daun bawah umur 55 HST, pemangkasan tiga daun atas umur 60 HST, pemangkasan satu daun atas dan dua daun bawah umur 60 HST, dan pemangkasan tiga daun bawah umur 60 HST. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa panjang tongkol, diameter tongkol, bobot tongkol, serta bobot tongkol per tanaman dan per petak tertinggi diperoleh pada perlakuan pemangkasan tiga daun bagian bawah pada umur 50 HST. Daun bawah seringkali ternaungi sehingga tidak aktif berfotosintesis sehingga menjadi organ sink dan berkompetisi dengan tongkol dalam memperoleh hasil fotosintesis
Pengaruh Pengaturan Jarak Tanam Dan Umur Bibit Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Padi (Oryza sativa L.) Kultivar Mekongga
Percobaan ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Jarak Tanam Dan Umur Bibit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman padi ( Oryza sativa L. ) kultivar Mekongga. Percobaan dilaksanakan di Desa Padamatang Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan - Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei sampai dengan bulan September 2013. Lokasi tersebut terletak pada ketinggian 293 m diatas permukaan laut (mdpl), jenis tanah asosiasi Latosol dan Regosol, termasuk tipe hujan C (agak basah).Metode percobaan yang digunakan yaitu menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial, perlakuan terdiri dari dua faktor yang diulang dua kali. Faktor yang pertama merupakan jarak tanam yang terdiri dari empat taraf yaitu legowo 2:1 sisipan, legowo 2:1 tanpa sisipan, tegel 25cm x 25cm, tegel 30cm x 30cm. Sedangkan faktor yang kedua adalah umur bibit yang terdiri dari empat taraf yaitu 10 HSS, 14 HSS, 18 HSS dan 22 HSS.Hasil Percobaan menunjukan kombinasi jarak tanam dan umur bibit berpengaruh terhadap jumlah anakan perrumpun dan jumlah malai perumpun, hasil terbaik diperoleh pada perlakuan jarak tanam legowo murni dan umur bibit 10, 14, 22 HSS, 25c x 25cm dan umur bibit 10 HSS, tegel 30cm x 30cm dan umur bibit 10, 14, 18, 22 HSS berpengaruh nyata terhadap jumlah anakan umur 35HST, 45HST dan jumlah malai perumpun. Tinggi tanaman, jumlah bulir permalai, panjang malai, bobot 1000 butir, bobot GKP dan bobot GKG tidak berbeda nyata pada perlakuan tersebut. Terdapat korelasi positif antara tinggi tanaman umur 25 HST, 35 HST dan 45 HST dengan bobot gabah kering panen. Rata – rata hasil 8,0 ton/ha gabah kering giling (GKG)
Pengaruh Pupuk Bokashi dan Urin Sapi Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Kultivar Tuban
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pupuk bokashi dan urin sapi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) Kultivar Tuban. Penelitian dilaksanakan di Desa Caracas Kecamatan Cilimus Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2017. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial. Masing-masing perlakuan diulang sebanyak dua kali. Perlakuan yang diuji terdiri dari dua faktor. Faktor pertama merupakan pupuk bokashi dengan empat taraf yaitu O0 (0 t/ha), O1 (5 t/ha), O2 (10 t/ha) dan O3 (15 t/ha), sedangkan faktor kedua adalah urin sapi dengan empat taraf yaitu U0 (0 ml/l air), U1 (50 ml/l air), U2 (100 ml/l air), dan U3 (150 ml/l air). Hasil Penelitian menunjukkan adanya pengaruh interaksi yang nyata antara pupuk bokashi dan urin sapi terhadap tinggi tanaman umur 35 HST (hari setelah tanam), jumlah daun umur 35 HST dan bobot polong kering per petak. Secara mandiri perlakuan pupuk bokashi berpengaruh nyata terhadap tinggi tanaman umur 28 HST, volume akar, jumlah polong per tanaman, jumlah polong isi per tanaman dan bobot polong kering per tanaman, sedangkan urin sapi secara mandiri memberikan pengaruh nyata pada tinggi tanaman umur 28 HST, jumlah polong dan bobot polong kering per tanaman. Dosis pupuk bokashi 10 t/ha dan konsentrasi urin sapi 100 ml/l air memberikan pengaruh terbaik pada bobot polong kering per petak masing-masing sebesar 966,88 g/petak atau setara dengan 3,68 t/ha. Terdapat korelasi nyata antara tinggi tanaman umur 21 HST dan 28 HST dan jumlah daun umur 21 HST, 28 HST dan 35 HST dengan bobot polong kering per petak. Kata Kunci : Kacang Tanah , Pupuk Bokashi, Urin Sap
HUBUNGAN ANTARA FAKTOR SOSIAL EKONOMI PETANI DENGAN PENERAPAN TEKNOLOGI PENGENDALIAN HAMA TERPADU (PHT) KACANG HIJAU (Vigna radiate L) (Kasus di Desa Gintung Tengah Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon)
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Hubungan antara umur petani dengan penerapan teknologi PHT kacang hijau, (2) Hubungan antara tingkat pendidikan dengan penerapan teknologi PHT kacang hijau, (3) Hubungan antara lamanya berusahatani dengan penerapan teknologi PHT kacang hijau, (4) Hubungan antara frekuensi kontak antara petani dengan penyuluh pertanian dengan tingkat penerapan teknologi PHT kacang hijau, (5) Hubungan antara luas lahan dengan tingkat penerapan teknologi PHT kacang hijau, (6) Hubungan antara jumlah tanggungan keluarga tani dengan tingkat penerapan teknologi PHT kacang hijau. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) Umur petani mempunyai hubungan yang rendah dan signifikan dengan penerapan teknologi Pengendalian Hama Terpadu (PHT) kacang hijau dengan nilai (rs) 0,377 dan nilai uji t thitung > ttabel yaitu 3,018>2,004, (2) Tingkat pendidikan petani mempunyai hubungan yang rendah dan signifikan dengan penerapan teknologi PHT kacang hijau dengan nilai (rs) 0,284 dan nilai uji t thitung > ttabel yaitu 2,196>2,004 (3) Pengalaman usahatani mempunyai hubungan yang kuat dan signifikan dengan penerapan teknologi PHT kacang hijau dengan nilai (rs) 0,653 dan nilai uji t thitung > ttabel yaitu 6,394>2,004 (4) Frekuensi kontak Petani dengan penyuluh mempunyai hubungan yang sedang dan signifikan dengan penerapan teknologi PHT kacang hijau dengan nilai (rs) 0,511 dan nilai uji t thitung > ttabel yaitu 4,408>2,004 (5) Luas lahan petani mempunyai hubungan yang kuat dan signifikan dengan penerapan teknologi PHT kacang hijau dengan nilai (rs) 0,689 dan nilai uji t thitung > ttabel yaitu 7,050>2,004 (6) Tanggungan keluarga petani tidak berhubungan dengan penerapan teknologi PHT kacang hijau dengan nilai (rs) 0,221 dan nilai uji t thitung < ttabel yaitu 1,680<2,004
- …