7 research outputs found

    Hubungan Pelayanan Farmasi dengan Kepatuhan Pengobatan Pasien Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)

    Get PDF
    Pelayanan farmasi dibutuhkan untuk mendorong pengobatan yang optimal guna mengurangi resiko kejadian Penyakit Paru Obetruktif Kronik (PPOK). Pelayanan farmasi yang berkualitas mampu meningkatkan kepatuhan pengobatan melalui kepuasan pasien setelah mendapatkan pelayanan yang baik, sehingga mempengaruhi minat pasien dalam menjalankan dan melanjutkan pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan pelayanan farmasi dengan kepatuhan pengobatan pasien PPOK di RSUD dr. Soeratno Gemolong. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain penelitian analitik cross sectional. Teknik sampling menggunakan consecutive sampling agar sesuai kriteria inklusi dalam kurun waktu tertentu. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner dan data rekam medik pasien PPOK rawat inap di RSUD dr. Soeratno Gemolong. Jumlah sampel sebanyak 48 orang pasien PPOK rawat inap. Data dianalisis menggunakan analisis univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan kualitas pelayanan farmasi rawat inap RSUD dr. Soeratno Gemolong tergolong baik. Pelayanan farmasi dimensi bukti langsung/fisik (tangible), dimensi ketanggapan (responsiveness), dimensi jaminan kepastian (assurance), dan dimensi kepedulian (emphaty) berhubungan signifikan dengan kepatuhan pengobatan. Kesimpulan, pelayanan farmasi memiliki hubungan dengan kepatuhan pengobatan pasien PPOK di RSUD dr. Soeratno Gemolong dengan korelasi rendah dan arah hubungan yang positif.   Pharmaceutical services are needed to encourage optimal treatment to reduce the risk of COPD. Quality pharmacy services are able to improve treatment adherence through patient satisfaction after getting good service, thus affecting patient interest in carrying out and continuing treatment. The purpose of this study were determining and analyzing the relationship between pharmaceutical services and treatment compliance of COPD patients at RSUD dr. Soeratno Gemolong. This research is a quantitative research with a cross-sectional analytical research design. The sampling technique uses consecutive sampling to fit the inclusion criteria within a certain period of time. Data collection was carried out using questionnaires and medical record data of inpatient COPD patients at RSUD dr. Soeratno Gemolong. The number of samples were 48 inpatient COPD patients. The data was analyzed using univariate, bivariate, and multivariate analyses. The results showed that the quality of inpatient pharmacy services at RSUD dr. Soeratno Gemolong was good. Pharmaceutical services dimensions of direct/physical evidence (tangible), dimensions of responsiveness (responsiveness), dimensions of assurance (assurance), and dimensions of concern (emphaty) were significantly related to treatment adherence. In conclusion, pharmaceutical services have a relationship with treatment compliance of COPD patients at RSUD dr. Soeratno Gemolong with low correlation and positive relationship direction

    Uji Aktivitas Analgetik Ekstrak Etanol Daun Inggu (Ruta angustifolia [l.] Pers) Pada Tikus Putih Jantan

    Get PDF
    Pain is an uncomfortable feeling caused by strong or destructive stimulation, if unchecked can affect daily routine. This study aims to determine the analgesic effect and dosage of the leaf extract ethanol, as well as to determine the effectiveness of the leaf extract ethanol as a narcotic analgesic by the Tail Flick method or as a non-narcotic analgesic by the Paw Pressure Test Randall Selitto method. Extraction was done by maceration of leaf powder with a solvent 96% ethanol. 25 male Wistar white rats were divided into 5 groups, positive group mefenamic acid 9 mg /200 g BW for the Paw Pressure Test Randall Selitto Method and tramadol 0.9 mg /200 g BW for the Tail Flick Method, negative control CMC Na 0,5%, ethanol extract leaves inggu leaves a dose of 10 mg /200 g BW, 20 mg /200 g BW and 40 mg /200 g BW. The data obtained were analyzed by ANOVA test, then LSD test was used to determine differences between groups. The results showed extract dosage of 10 mg /200 g BW, 20 mg /200 g BW, 40 mg /200 g BW had analgesic effect. Extract dosage of 20 mg /200 g BW and 40 mg /200 g BW in the Randall selitto Paw Pressure Test method is equivalent to mefenamic acid, extract dose 10 mg /200 g BW, 20 mg /200 g BW, and 40 mg /200 g BW the Tail Flick method is equivalent to Tramadol. Ethanol leaf extract is more effective as a narcotic analgesic by the Tail Flick method

    Kapsul Kombinasi Ekstrak Daun Jati Belanda (Guazuma ulmifolia, L) dan Kelopak Rosella (Hibiscus sabdarifa, L) Sebagai Alternatif Penurun Trigliserida

    Get PDF
    Salah satu penyebab penyakit arterosklerosis adalah tingginya konsentrasi kolesterol dalam darah. Pemakaian jangka panjang obat -obat sintetik menimbulkan banyak efek samping. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji efek penurunan trigliserid dari kapsul bahwa kombinasi rosella dan jati belanda pada hewan uji yang dibuat hipertrigliserid. Penelitian ini menggunakan metode meserasi dari daun jati belanda dan bunga rosella kemudian dibuat granul dalam 6 formula. Sediaan diuji aktivitasnya yang terbagi atas 6 kelompok yaitu kelompok kontrol hiperlipidemia, kontrol normal, kelompok sediaan tunggal ekstrak daun jati belanda, kelompok sediaan tunggal kelompok pembanding simvastatin, ekstrak bunga rosella dan kelompok kombinasi daun jati belanda dan ektrak rosella (100%:50%).Hewan hipertrigliserid diberi perlakuan sekali tiap hari sampai didapat kadar kolesterol terkendali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun jati belanda, ekstrak daun rosella dan sediaan kombinasi dalam perbandingan 100%:50% (ekstrak daun jati belanda 500 mg dan ekstrak rosella 250 mg) dapat dibuat dengan baik. Hasil uji aktivitas antihiperkolesterolmia menunjukkan bahwa sediaan kapsul kombinasi ekstrak daun jati belanda dan ekstrak bunga rosella mempunyai aktivitas meurunkan kadar trigliserida

    PENGARUH EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH MANGGIS DAN DAUN PEPAYA TERHADAP KADAR BILIRUBIN PADA TIKUS PUTIH YANG DIINDUKSI ISONIAZID DAN RIFAMPISIN

    Get PDF
    Tuberculosis (TB) is a disease with a very high prevalence in Indonesia. Clinical trials of drugs isoniazid and rifampicin have known most active in combating tuberculosis in the lungs. Side effects caused by administration of OAD (anti-tuberculosis drugs) one of them is a liver function disorders characterized by elevated levels of serum bilirubin. This study aimed to determine the activity of a decrease in serum bilirubin levels in rats induced after administration of isoniazid and rifampin combination of ethanol extract of mangosteen peel and papaya leaf. Serum bilirubin measurement method using a spectrophotometer, the bilirubin level is expressed in mg / dl. Data were analyzed using Kruskal-Wallis method shows that there was a significant difference between the treatment groups (p <0.05), while between the time measurements showed no significant difference. A combination of ethanol extract of papaya dose of 120 mg / 200 g BW rat, and the ethanol extract of mangosteen peel dose of 160 mg / 200 g rat BW the most effective of all treatment groups in lowering levels of bilirubin in isoniazid and rifampicin induced rat.Penyakit Tuberkulosis (TBC) merupakan suatu penyakit dengan prevalensi sangat tinggi di Indonesia. Uji klinik obat isoniazid dan rifampisin telah diketahui paling aktif dalam memberantas tuberkulosis pada paru. Efek samping yang dapat ditimbulkan akibat pemberian OAT (obat anti tuberkulosis) salah satunya adalah gangguan fungsi hati yang ditandai dengan peningkatan kadar bilirubin serum. Penelitian ini bertujuan mengetahui aktivitas penurunan kadar bilirubin serum pada tikus putih yang diinduksi isoniazid dan rifampisin setelah pemberian kombinasi ekstrak etanol kulit buah manggis dan daun papaya. Metode pengukuran kadar bilirubin serum menggunakan alat spektrofotometer, kadar bilirubin dinyatakan dengan mg/dl. Data hasil penelitian dianalisis mengunakan metode Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat beda nyata antara kelompok perlakuan (p<0,05), sedangkan antara waktu pengukuran menunjukkan tidak ada beda secara signifikan. Kombinasi ekstrak etanol daun pepaya dosis 120 mg/200 g BB tikus dan ekstrak etanol kulit buah manggis dosis 160 mg/200 g BB tikus paling efektif dari semua kelompok perlakuan dalam menurunkan kadar bilirubin serum tikus yang diinduksi isoniazid dan rifampisin

    PELATIHAN DAN PENYULUHAN PEMBUATAN SABUN HERBAL SEDERHANA SERTA PEMASARANNYA

    Get PDF
    Kebersihan diri meliputi bebas dari kotoran mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki. Sabun merupakan salah satu bahan pembersih sekaligus bahan antiseptik karena garam triestergliseridanya sendiri sudah merupakan bahan antiseptik. Bahan aktif antibakteri dalam formulasi sabun mandi dapat diambil dari bahan alami seperti tumbuhan dan buah-buahan. Sehingga membuka peluang bisnis dan usaha pembuatan sabun secara mandiri. Tujuan dari program kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah memberikan pengetahuan dan pelatihan bagi warga Karangasem Rt 4 Rw 16 Kadipiro tentang peluang usaha mandiri serta pelatihan pembuatan sabun padat sederhana berbahan herbal sehingga masyarakat khususnya ibu-ibu diharapkan dapat membuat sabun beserta kemasan secara mandiri dan melakukan pemasaran. Manfaat dari program kegiatan ini yaitu menambah wawasan masyarakat tentang sabun dan bahan aktifnya, meningkatkan pemahaman tentang herbal berkhasiat, menambah wawasan mengenai usaha mandiri rumah tangga sehingga bisa menambah penghasilan, serta meningkatkan kemampuan dan pengetahuan masyarakat tentang pembuatan sabun padat dan kemasannya

    PERBANDINGAN EFEK TERAPETIK CEFIXIME DALAM SEDIAAN GENERIK DAN BRANDED PADA PASIEN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN BAGIAN BAWAH

    No full text
    Bronchitis and pneumonia are lower respiratory infection that can be caused by bacteria and often occur in children. Drug product of cefixime,generic and branded,are widely used in Rajawali Citra Hospital. The use of generic for the treatment of a disease is often questionable in terms of effectiveness when compared to branded. The aim of this research is to determine the difference between therapeutic effect of generic cefixime and branded cefixime based on the clinical monitoring after the patients taking antibiotics. This study was a quasi-experimental study with prospective data collection in pediatric department Rajawali Citra RS Yogyakarta. The subjects who fulfillinclution criteria were divided into two groups: generic cefixime group (group A) and branded cefixime group (group B). Parameters that observed were duration disappearance of fever, cough, cold, and other symptoms. Data were analyzed using unpaired student�s t-test with a level of 95%. The average of fever disappearance duration in each group are not statistically different (p >0.05). The average of fever disappearance duration in group A is 3.30 days and 3.16 days in group B. The disappearance duration of cough in each group are not statistically different (p>0.05). The average of cough disappearanceduration in group A is 5.92 days and 5.84 days in group B. The disappearance duration of cold in each group are not statistically different (p >0,05). The average of cold disappearance duration in group A is 5.89 days and 5.95 days in group B. The disappearanceduration of other symptoms in each group are not statistically different (p > 0,05). The average of other symptom disappearanceduration in group A is 3.0 days and 3.05 days in group B. There were no differences therapeutic effects between generic cefixime and branded cefixime based on the observed patient's clinical symptoms. Disappearance of fever, cough, cold, and other symptoms in both groups had the duration (days) were almost the same

    Pengujian Toksisitas Akut Minyak Atsiri Biji Pala pada Mencit Jantan (Mus musculus)

    No full text
    Nutmeg seed essential oil works as an antibacterial, antioxidant, antifungal and anti-inflammatory. It is not yet known the safety of using nutmeg seed essential oil as a medicine so it is necessary to carry out safety tests, namely acute toxicity tests. The purpose of this study was to determine the safety of nutmeg seed essential oil and determine the LD50 value, influence on body weight, behavioral changes and macropathology of mouse organs. Isolation of nutmeg seed essential oil using the steam distillation method. Nutmeg seed essential oil was analyzed using GS-MS. Acute toxicity test in this study used fixed dose method. The test animals used 30 male white mice were divided into 6 test groups, namely the placebo control group and the treatment group given nutmeg essential oil doses of 5, 50, 300, 2000 and 5000 mg / KgBB. The observation parameters of test animals include toxic symptoms, body weight, and organ macropathology. The analysis method used is one way ANOVA followed by Tukey's Post-Hoc test. The results showed that after giving nutmeg seed essential oil there were no significant toxic effects but could affect the body weight of mice. Macropathological observation of mouse organs in all groups looked normal and no damage to mouse organs resulted from the administration of test preparations. Thus, the LD50 essential oil of nutmeg seeds is pseudo ≥ 5000 mg/KgBB, including the classification of practically non-toxic.Minyak atsiri biji pala berfungsi sebagai antibakteri, antioksidan, antifungi dan antiinflamasi. Belum diketahui keamanan penggunaan minyak atsiri biji pala sebagai obat sehingga perlu dilakukan uji keamanan yaitu uji toksisitas akut. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui keamanan minyak atsiri biji pala serta mengetahui nilai LD50, pengaruh terhadap berat badan, perubahan perilaku dan makropatologi organ mencit. Isolasi minyak atsiri biji pala menggunakan metode destilasi uap. Minyak atsiri biji pala dianalisis menggunakan GS-MS. Uji toksisitas akut pada penelitian ini menggunakan metode fixed dose. Hewan uji yang digunakan 30 ekor mencit putih jantan dibagi menjadi 6 kelompok uji, yaitu kelompok kelompok plasebo dan kelompok perlakuan yang diberi minyak atsiri biji pala dosis 5, 50, 300, 2000 dan 5000 mg/KgBB. Parameter pengamatan hewan uji meliputi gejala toksik, berat badan, serta makropatologi organ. Metode analisis yang digunakan adalah one way ANOVA dilanjutkan dengan uji Post-Hoc Tukey.Hasil pengamatan menunjukkan bahwa pemberian minyak atsiri biji pala tidak menyebabkan efek toksik yang bermakna tetapi dapat mempengaruhi berat badan mencit. Pengamatan organ mencit secara makropatologi pada semua kelompok terlihat normal dan tidak ada kerusakan organ mencit yang diakibatkan dari pemberian sediaan uji. LD50 minyak atsiri biji pala adalah semu ≥ 5000 mg/KgBB termasuk klasifikasi praktis tidak toksi
    corecore