20 research outputs found

    Kualitas Dan Morfologi Hasil Elektrodeposisi Kobal Pada Substrat Tembaga Terhadap Pengaruh Rapat Arus Dan Asam Borat

    Full text link
    --Telah dilakukan penelitian tentang pengaruh rapat arus dan asam borat terhadap kualitas dan morfologi hasil elektrodeposisi kobal pada substrat tembaga. Elektrodeposisi kobal pada substrat tembaga dilakukan selama 1 jam dengan anoda karbon dan katoda tembaga pada larutan tanpa asam borat dan penambahan asam borat 1,20 M dengan variasi rapat arus 0,005; 0,010; 0,015; 0,020; 0,025 A/cm2. Hasil elektrodeposisi dianalisis menggunakan Atomic Absorption Spectrophotometry (AAS), Scanning Electron Microscopy (SEM) dan Energy Dispersive X-ray Spectroscory (EDS). Hasil analisis AAS menunjukkan bahwa kandungan logam kobal meningkat seiring dengan meningkatnya rapat arus. Hasil analisis SEM menunjukkan morfologi endapan dengan penambahan asam borat menghasilkan diameter danketebalan yang lebih kecil dengan butiran endapan yang lebih rata dan halus. Hasil analisis EDS menunjukkan komposisi endapan dengan penambahan asam borat memiliki kemurnian lebih tinggi yakni sebesar 100 %. Keberadaan asam borat mampu meningkatkan kualitas dan morfologi endapan kobal

    Ekstraksi dan Uji Kestabilan Pigmen Betasianin dalam Kulit Buah Naga (Hylocereus Polyrhizus) Serta Aplikasinya sebagai Pewarna Tekstil

    Get PDF
    Kulit buah naga merupakan limbah makanan yang belum dimanfaatkan dan dapat dijadikan sebagai sumber pigmen merah alami karena mengandung pigmen betasianin. Pigmen betasianin dapat diaplikasikan sebagai pewarna tekstil. Penelitian ini bertujuan untuk mengekstrak pigmen betasianin dalam kulit buah naga dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 80% lalu ekstrak pigmen betasianin yang diperoleh diaplikasikan sebagai pewarna tekstil dengan proses pencelupan. Ekstrak pigmen betasianin dianalisis menggunakan spektrometri visible dan dilakukan uji kestabilan pigmen betasianin terhadap temperatur dan pH. Uji kestabilan terhadap temperatur dilakukan dengan variasi temperatur 25°C, 40°C, 60°C, 80°C and 100°C, sedangkan uji kestabilan terhadap pH dilakukan dengan variasi pH 2.5; 3.5; 4.5; 5.5; 6.5; 7.5; 8.5 and 9.5. Ekstrak yang diperoleh diuji kestabilannya dengan perlakuan pemanasan dan dipaparkan sinar matahari kemudian dilakukan penguapan pelarut dan ekstrak dapat diaplikasikan pada kain dengan metode mordanting dan pencelupan langsung. Hasil penelitian yang diperoleh adalah ekstrak pigmen betasianin dengan rendemen 3,735%. Ekstrak pigmen betasianin paling stabil pada temperatur 25°C dan pada pH 4,5. Ekstrak yang diperoleh stabil terhadap pemanasan dan paparan sinar matahari serta dapat diaplikasikan terhadap kain. Pigmen betasianin menimbulkan warna yang dapat menempel pada kain dengan baik

    Blood pressure reduction in telmisartan-treated angiotensinogen G-217A polymorphism hypertensive patients: A pilot study

    Get PDF
    Context: The angiotensinogen (AGT) G-217A polymorphism has been proved as one factor contributing the susceptibility of hypertension, meanwhile, the effect of this polymorphism to the variability antihypertensive response remains unknown. Aims: To investigate whether the angiotensinogen (AGT) G-217A polymorphism affects the blood pressure response to telmisartan and valsartan in Indonesian hypertensive patients. Methods: The blood pressure was measured by ambulatory blood pressure monitoring (ABPM) and plasma angiotensinogen (AGT) levels of telmisartan- and valsartan-treated AGT G-217A polymorphism hypertensive patients (n=46) were analyzed using ELISA at the baseline and 4 months after treatments. Molecular docking was used to predict the interaction between C/EBPα and AGT G-217A polymorphism. Results: Daytime and 24 hours blood pressure in telmisartan-treated -217 AA/AG patients were significantly lower compared to GG genotype patients. The plasma AGT level in those who had AA/AG genotype and received telmisartan 80 mg was also slightly decreased compared to GG genotype, even these differences were failed to reach statistically significant. The docking results showed that the basic region of C/EBPα transcription factor recognized the partially homologous of its consensus sequences within -217A oligonucleotide, but not in -217G oligonucleotide. Conclusions: The blood pressure reduction responses in telmisartan-treated angiotensinogen G-217A polymorphism hypertensive patients might correlate with PPARγ agonist effects of telmisartan via C/EBPα and AGT -217A interaction

    Analisis Nilai Impedansi Listrik Campuran Lemak Babi Pada Lemak Sapi Dan Lemak Ayam Dengan Menggunakan 4 Elektroda

    Get PDF
    Metode spektroskopi impedansi merupakan metode yang sudah stabil untuk mengontrol kualitas dan kemurnian bahan secara cepat. Penelitian pengukuran impedansi listrik ini dilakukan dengan menggunakan metode empat probe pada lemak babi, lemak sapi dan lemak ayam. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang melakukan pengukuran impedansi lemak pada frekuensi tinggi dengan menggunakan LCR meter dan metode dua probe. Analisis model empat probe ini dapat mengindikasikan perubahan sifat listrik material ketika material tersebut mengandung bahan yang berbeda beradasarkan impedansinya. Asam lemak jenuh dan tak jenuh yang terkandung pada masing-masing lemak akan menentukan sifat kelistrikan bahan tersebut. Dalam penelitian ini, akan dijelaskan pengukuran impedansi listrik berbasis empat probe pada pengaruh campuran lemak babi terhadap lemak sapi dan lemak ayam dengan memberikan arus 100 μA pada frekuensi 1 Hz hingga 2 MHz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum nilai impedansi listrik dari lemak menurun seiring dengan meningkatnya frekuensi pengukuran. Impedansi listrik dari lemak sapi lebih kecil dari lemak babi dan lemak ayam. Pengukuran impedansi bekerja dengan baik pada frekuensi hingga 1 Hz-2 MHz. Penambahan konsentrasi campuran lemak babi pada lemak sapi akan menyebabkan nilai impedansi listrik pada lemak sapi semakin meningkat. Sedangkan penambahan konsentrasi campuran lemak babi pada lemak ayam akan menyebabkan nilai impedansi listrik semakin menuru

    Effect of Fuels on the Physicochemical Properties and Photocatalytic Activity of Bismuth Oxide, Synthesized using Solution Combustion Method

    Get PDF
    The potential of bismuth oxide (Bi2O3) as a photocatalyst, due to its a wide band gap (2.3-3.3 eV), was successfully synthesized using the solution combustion method with several fuels: urea, glycine, and citric acid. The synthesis was started by dissolving bismuth nitrate pentahydrate in nitric acid and then adding the fuel. The solution formed was heated for 8 h at 300°C. After heating, calcination was carried out for 4 h at 700°C. The resulting three products were in a yellow powder form. Fourier Transform InfraRed (FTIR) spectra of the samples confirmed that Bi2O3 had formed, as indicated by the functional groups of Bi-O-Bi observed at approximately 830–850 cm-1 and Bi-O at 1380 cm-1. X-ray diffractograms indicated that Bi2O3 synthesized using urea and glycine fuels was present in the mixed phases of ?-Bi2O3 at 2? of 27.7, 33.3, 27.2 and ?-Bi2O3 at 2? of 30.5, 41.8, 45.5, based on the Joint Committee on Powder Diffraction Standards (JCPDS) database 41-1449 and 27-0050, respectively. However, Bi2O3 produced by citric acid fuel comprised only ?-Bi2O3. Furthermore, different fuels produced different crystallite product sizes; urea generated the smallest crystallite, followed by glycine and citric acid. Additionally, the photocatalytic activity on the degradation of methyl orange of Bi2O3 synthesized using urea fuel exhibited better photocatalytic activity than the other products, with degradation rate constants of 4.38×10-5 s-1, 3.38×10-5 s-1, 2.33×10-5 s-1 for bismuth oxide synthesized by urea, glycine, and citric acid, respectively

    Metode Alternatif Pembelajaran Fisika di Beberapa SMU Batu-Malang dalam Upaya Lebih Meningkatkan Minat Siswa dalam Mempelajari Ilmu Fisika

    Get PDF
    Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dewasa ini menuntut semua pihak untuk berkecimpung di dalam dunia pendidikan untuk memperbarui pengetahuannya agar tidak tertinggal dengan perkembangan dunia. Untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti tertuang di dalam kurikulum yang telah dirancang maupun GBBP SMU, seorang guru dituntut untuk dapat menjelaskan pelajaran secara menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Memvisualisasikan konsep-konsep pelajaran merupakan salah satu upaya yang ditempuh supaya siswa lebih tertarik dan dapat mengetahui penerapan konsep tersebut secara langsung didalam kehidupan sehari-hari. Selama ini mata pelajaran Fisika bagi siswa-siswa SMU dianggap sebagai "momok". Salah satu penyebabnya adalah metode pengajaran yang kurang menunjang sehingga siswa kesulitan untuk memahami konsep-konsep Fisika. Selain itu alat bantu ajar dan fasilitas yang ada masih kurang memadai. Walaupun ada beberapa SMU yang telah mempunyai Laboratorium Komputer, namun pemanfaatannya untuk pengajaran Fisika masih kurang. Hal ini terjadi karena keterbatasan sumber daya manusia yang ada. Kedua hal tersebut juga berakibat pada semakin menurunnya jumlah siswa yang berminat masuk jurusan Fisika di Perguruan Tinggi. Untuk itu dipandang perlu untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di SMU-SMU, khususnya di wilayah Batu Malang, agar Laboratorium Komputer yang ada dapat dimanfaatkan pula untuk pengajaran Fisika. Pemilihan tempat kegiatan di beberapa SMU Batu Malang didasarkan atas kedekatan tempatnya dengan Jurusan Fisika FMIPA Unibraw. Dengan harapan sinkronisasi dan kontinuitas kegiatan dapat berlangsung dengan baik. Sehingga nantinya dapat dijadikan model untuk mengembangkan metode pembelajaran yang ditawarkan ini pada SMU-SMU di daerah lain. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga bulan, dan waktu presentasi dan demonstrasi dilakukan pada tanggal 15 September 2001. Tanggapan yang cukup baik ditunjukkan oleh peserta yang terdiri dari guru dan siswa SMU pada saat diadakan ceramah, demontrasi alat percobaan fisika yang dibawa tim, serta pemvisualisasian konsep Fisika dengan menggunakan komput

    Metode Alternatif Pembelajaran Fisika di Beberapa SMU Batu-Malang dalam Upaya Lebih Meningkatkan Minat Siswa dalam Mempelajari Ilmu Fisika

    Get PDF
    Perkembangan dunia ilmu pengetahuan dewasa ini menuntut semua pihak untuk berkecimpung di dalam dunia pendidikan untuk memperbarui pengetahuannya agar tidak tertinggal dengan perkembangan dunia. Untuk mencapai tujuan pembelajaran seperti tertuang di dalam kurikulum yang telah dirancang maupun GBBP SMU, seorang guru dituntut untuk dapat menjelaskan pelajaran secara menarik dan mudah dipahami oleh siswa. Memvisualisasikan konsep-konsep pelajaran merupakan salah satu upaya yang ditempuh supaya siswa lebih tertarik dan dapat mengetahui penerapan konsep tersebut secara langsung didalam kehidupan sehari-hari. Selama ini mata pelajaran Fisika bagi siswa-siswa SMU dianggap sebagai "momok". Salah satu penyebabnya adalah metode pengajaran yang kurang menunjang sehingga siswa kesulitan untuk memahami konsep-konsep Fisika. Selain itu alat bantu ajar dan fasilitas yang ada masih kurang memadai. Walaupun ada beberapa SMU yang telah mempunyai Laboratorium Komputer, namun pemanfaatannya untuk pengajaran Fisika masih kurang. Hal ini terjadi karena keterbatasan sumber daya manusia yang ada. Kedua hal tersebut juga berakibat pada semakin menurunnya jumlah siswa yang berminat masuk jurusan Fisika di Perguruan Tinggi. Untuk itu dipandang perlu untuk melaksanakan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat di SMU-SMU, khususnya di wilayah Batu Malang, agar Laboratorium Komputer yang ada dapat dimanfaatkan pula untuk pengajaran Fisika. Pemilihan tempat kegiatan di beberapa SMU Batu Malang didasarkan atas kedekatan tempatnya dengan Jurusan Fisika FMIPA Unibraw. Dengan harapan sinkronisasi dan kontinuitas kegiatan dapat berlangsung dengan baik. Sehingga nantinya dapat dijadikan model untuk mengembangkan metode pembelajaran yang ditawarkan ini pada SMU-SMU di daerah lain. Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga bulan, dan waktu presentasi dan demonstrasi dilakukan pada tanggal 15 September 2001. Tanggapan yang cukup baik ditunjukkan oleh peserta yang terdiri dari guru dan siswa SMU pada saat diadakan ceramah, demontrasi alat percobaan fisika yang dibawa tim, serta pemvisualisasian konsep Fisika dengan menggunakan komputer

    Selective Killing of Cancer Cells by Ashwagandha Leaf Extract and Its Component Withanone Involves ROS Signaling

    Get PDF
    Ashwagandha is a popular Ayurvedic herb used in Indian traditional home medicine. It has been assigned a variety of health-promoting effects of which the mechanisms remain unknown. We previously reported the selective killing of cancer cells by leaf extract of Ashwagandha (i-Extract) and its purified component Withanone. In the present study, we investigated its mechanism by loss-of-function screening (abrogation of i-Extract induced cancer cell killing) of the cellular targets and gene pathways.Randomized ribozyme library was introduced into cancer cells prior to the treatment with i-Extract. Ribozymes were recovered from cells that survived the i-Extract treatment. Gene targets of the selected ribozymes (as predicted by database search) were analyzed by bioinformatics and pathway analyses. The targets were validated for their role in i-Extract induced selective killing of cancer cells by biochemical and molecular assays. Fifteen gene-targets were identified and were investigated for their role in specific cancer cell killing activity of i-Extract and its two major components (Withaferin A and Withanone) by undertaking the shRNA-mediated gene silencing approach. Bioinformatics on the selected gene-targets revealed the involvement of p53, apoptosis and insulin/IGF signaling pathways linked to the ROS signaling. We examined the involvement of ROS-signaling components (ROS levels, DNA damage, mitochondrial structure and membrane potential) and demonstrate that the selective killing of cancer cells is mediated by induction of oxidative stress.Ashwagandha leaf extract and Withanone cause selective killing of cancer cells by induction of ROS-signaling and hence are potential reagents that could be recruited for ROS-mediated cancer chemotherapy
    corecore