16 research outputs found

    Perbaikan Perawatan Mesin Rotary Lathe dengan Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) Menggunakan Pendekatan Overall Equipment Effectiveness (OEE)

    Get PDF
    PT.Kutai Timber Indonesia merupakan perusahaan yang memproduksi produk plywood (kayu lapis) dengan didukung oleh sejumlah mesin dan peralatan yang saling berinteraksi untuk mencapai produktivitas yang optimal. Salah satu mesin utama pada PT. Kutai Timber Indonesia adalah mesin Rotary Lathe yang fungsi utamanya adalah mengolah kayu log menjadi veener. Adapun permasalahan yang ditemukan yaitu tingkat efektifitas mesin Rotary Lathe jika dihitung dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) adalah 53,8 %, nilai tersebut masih dibawah standart Word class yaitu 85%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sistem tersebut dengan metode Reliability Centered Maintenance (RCM).Hasil dari analisis, didapatkan bahwa komponen Spur knife, Bearing 6004 RS, Sproket, Chain conveyor, Steel belt lacing, memiliki nilai prioritas terbesar dalam kegagalan sistem (RPN) sehingga membutuhkan perhatian yang lebih dan tindakan pemeliharaan yang tepat. Berdasarkan perhitungan total minimum downtime didapatkan interval pergantian optimum komponen, Sproket, Bearing 6004 RS, Spur knife masing-masing adalah sebesar 69 hari, 22 hari dan 30 hari. tujuan dari pergantian komponen tersebut adalah untuk menjaga reliability atau kehandalan dari mesin Rotary lathe. Dengan menerapkan metode Reliability Centered Maintenance (RCM) sebagai metode perawatan yang baru, maka dapat dilihat adanya potensi penurunan downtime sebesar 21,5 % pada mesin Rotary lathe

    PERENCANAAN TEBAL PERKERASAN, PENGELOLAAN ALAT BERAT, DAN RENCANA ANGGARAN BIAYA RUAS JALAN JUMANTONO KABUPATEN KARANGANYAR

    Get PDF
    Perkembangan jalan raya merupakan salah satu hal yang selalu beriringan dengan kemajuan teknologi dan pemikiran manusia yang menggunakannya, karenanya jalan merupakan fasilitas penting bagi manusia supaya dapat mencapai suatu daerah yang ingin dicapai. Jalan raya adalah suatu lintasan yang bertujuan melewatkan lalu lintas dari suatu tempat ke tempat yang lain. Arti Lintasan disini dapat diartikan sebagai tanah yang diperkeras atau jalan tanah tanpa perkerasan, sedangkan lalu lintas adalah semua benda dan makhluk hidup yang melewati jalan tersebut baik kendaraan bermotor, tidak bermotor, manusia, ataupun hewan. Sarana perhubungan yang lancar pada suatu wilayah atau daerah akan berdmapak pada pesatnya pada pertumbuhan ekonomi wilayah tersebut, karena sistem mobilisasi barang dan jasa dapat berjalan lancar dan efisien, serta berguna untuk membuka daerah-daerah yang terisolir sekaligus dalam pengembangan wilayah khususnya daerah Jumantono, Karanganyar. Pengembangan suatu wilayah dapat dilakukan dengan cara membangun jalan. Pembuatan jalan yang menghubungkan Desa Sukosari ke Desa Tugu yang terletak di Kabupaten Karanganyar bertujuan untuk membuka jaringan jalan baru dari jalan Jumantono - Jumapolo ke Kabupaten Karanganyar demikian sebaliknya demi kemajuan suatu daerah serta pemerataan ekonomi

    PENGARUH KOMPOS AMPAS SAGU DAN PLANT GROWTH PROMOTION RHIZOBACTERIA (PGPR) TERHADAP PERTUMBUHANDAN HASIL KACANG TANAH (Arachis hypogeal L.)

    Get PDF
    The aims of this research is to find out the influence of the application of sago waste compost and PGPR on the increase in groundnut growth and yield and to obtain the dose of sago waste compost and PGPR concentration that able to increase the growth and yield of groundnut had been conducted in January to March 2016 in Maba Sangaji Village, Kota Maba Subdistrict, East Halmahera Regency. The research used factorial randomized complete block design consisting of two factors with three replication. Factor I was the dose of sago waste compost consisted of four levels: K0 = without sago waste compost (control), K1 = sago waste compost of 10 t ha-1, K2 = sago waste compost of 15 t ha-1, and K3 = sago waste compost of 20 t ha-1. Factor II was concentration of Plant Growth Promoting Rhizobacteria (PGPR) consisted of 4 levels: P0 = without PGPR (control), P1 = PGPR of 5 ml l-1, P2 = PGPR of 10 ml l-1, and P3 = PGPR of 15 ml l-1. The observation consisted of growth components of plant height, the number of leaves, leaf area, crop dry weight, and crop growth rate, and yield components of the number of pods, filled pods, empty pods, pod weight, grain weight, and weight of 100 grain. Research result shows that there was no interaction between the treatment of sago waste compost and PGPR. However, separately, treatments of sago waste compost and PGPR had the significant influence on the growth and yield of groundnut. The highest groundnut yield was obtained in the treatment of sago waste compost with the dose of 20 t ha-1. Grain weight obtained was 17.51 g or an increase of 52.15% compared to those of treatment without application of sago waste compost and yield of grain weight per hectare was 2.80 t ha-1. The inoculation of PGPR increased the growth and yield of groundnut. The application of PGPR with the concentration of 10 and 15 ml-1 produced better crop growth. The higher result was obtained in the treatment of PGPR with the concentration of 10 and 15 ml l-1with grain weight of 15.46 g and 16.81 g plant-1 or an increase of 31.15% and 42.6%, respectively, compared to control,whereas, grain weight per hectare was 2.47 t ha-1 and 2.69 t ha-1, respectively

    CIE L*a*b* Color Space Based Vegetation Indices Derived from Unmanned Aerial Vehicle Captured Images for Chlorophyll and Nitrogen Content Estimation of Tea (Camellia sinensis L. Kuntze) Leaves

    Get PDF
    A lot of digital image techniques to assess crop agronomic character have been developed.  Most of those techniques are based on non-visible light equiped cameras, such as infared wavelengths. This research was aimed to examine the use of commercial digital camera with sensor range in visible light spectrum using CIE L*a*b* color space to estimate chlorophyll and nitrogen content of tea leaf.  Data was collected from an experiment of nitrogen dossage levels on 3 years after prunning tea crops.  The result shows that Lb* Difference Simple Index (LI), a*b* Difference Simple Index (AI), and  a* Vegetation Index (VIA) can be used to estimate tea leaf chlorophyll and nitrogen content.  The relationship between VIA and tea leaf nitrogen content was defined on linear equation y = 1.8382x2 - 0.3099x + 3.0658 with determinant coefficient R² = 0.71

    Analisis pengaruh proses pengelasan GMAW dan SMAW pada stainless steel terhadap korosi batas butir

    No full text
    Kebanyakan orang mengetahui bahwa baja tahan karat merupakan material tahan karat. Akan tetapi tidaklah demikian, walaupun baja tahan karat austenitik AISI304 memiliki sifat mampu las yang cukup baik serta memiliki ketahanan korosi yang cukup tinggi temyata juga timbul presipitasi karbida krom. Hal ini disebabkan adanya pemanasan pada temperatur 420 ?C - 871 ?C sehingga timbul endapan karbida krom pada daerah sekitar batas butir yang menyebabkan terjadinya korosi batas butir. Adanya endapan karbida krom pada daerah sekitar batas butir dapat menurunkan sifat tahan korosi baja tahan karat austenitik AISI 304. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pengelasan GMAW dan SMAW terhadap korosi batas butir, untuk input panas yang diberikan dan perlakuan material Belama proses pengelasan berbeda. Dari hasil penelitian dan analisa yang dilakukan menunjukkan adanya perbedaan pengaruh pengelasan yang dilakukan, dimana penurunan sifat tahan korosi pada baja tahan karat austenik AISI 304 dengan menggunakan pengelasan GMAW arus 90 A pada pendinginan air tidak terlalu besar

    PENGARUH PEMBERIAN KALIUM NITRAT (KNO3) TERHADAP PENGISIAN BIJI TIGA VARIETAS TANAMAN KEDELAI (Glycine max (L.) Merrill)

    Get PDF
    Kedelai ialah komoditas pangan yang penting di Indonesia, Beragamnya penggunaan kedelai tersebut mengakibatkan meningkatnya konsumsi kedelai. Namun di sisi lain, terjadi ketidakseimbangan antara kemampuan petani dalam memproduksi dengan kenaikan permintaan kedelai oleh masyarakat. Satu dari beberapa faktor yang mengakibatkan ketidakseimbangan kedelai adalah rendahnya hasil. Ada sekitar 60% bunga rontok sebelum terbentuk polong, Sekalipun polong terbentuk terkadang bijinya pun tidak bernas ada juga biji yang keriput atau kecil akibat dari proses pengisian biji yang tidak sempurna. Dengan 60% bunga rontok maka bunga yang tersisa pun hanya 40% dengan penambahan kalium dapat merangsang pengisian biji sehingga biji dapat terbentuk sempurna. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok faktorial dengan 3 perlakuan varietas dan 4 dosis KNO3 dengan 3 kali ulangan, Percobaan ini dilaksanakan pada bulan Maret 2015 sampai dengan Juni 2015, di Desa Ngenep, Kecamatan Karangploso, Malang. Hasil percobaan menunjukkan bahwa : 1) interaksi terhadap pengisian biji pada sejumlah parameter pengamatan, yaitu bobot basah polong, bobot kering polong, jumlah polong, jumlah biji dan bobot biji kering, 2) Dalam proses pengisian biji untuk mencapai bobot kering biji yang tinggi, dosis KNO3 yang dibutuhkan oleh tanaman kedelai varietas Kaba, varietas Burangrang dan varietas Wilis masing-masing adalah KNO3 100 Kg ha-1, KNO3 150 Kg ha-1, KNO3 100 Kg ha-1
    corecore