880 research outputs found

    PRARANCANGAN PABRIK SOAP NOODLE DARI REFINED BLEACHED DEODORIZED PALM STEARIN (RBDPS) DENGAN KAPASITAS PRODUKSI 45.000 TON/TAHUN

    Get PDF
    ABSTRAKPrarancangan pabrik Soap Noodle ini menggunakan Refined BleachedDeodorized Palm Stearin (RBDPS) sebagai bahan baku, dengan kapasitas produksi45.000 Ton/Tahun, waktu operasi 330 hari/tahun dan akan didirikan pada tahun 2022. Bentuk perusahaan yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) dengan menggunakan metode struktur garis dan staf. Kebutuhan tenaga kerja perusahaan ini berjumlah 150 orang. Lokasi pabrik direncanakan didirikan di Desa Buntu Badimbar, Kecamatan Tanjung Morawa, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera Utara dengan luas tanah 27.205 m2. Sumber air pabrik Soap Noodle ini berasal dari Sungai Sei Belumai, Kabupaten Deli Serdang, Propinsi Sumatera Utara dan untuk memenuhi kebutuhan listrik diperoleh dari Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) yang berada di wilayah Pelindo I dan Generator dengan daya output sebesar 0,125 MW.Hasil analisa ekonomi yang diperoleh adalah:a. Fixed Capital Investment = Rp. 401.105.145.553 b. Working Capital Investment = Rp. 100.267.286.388 c. Total Capital Investment = Rp. 501.381.431.941 d. Total Biaya Produksi = Rp. 458.941.309.672 e. Hasil Penjualan = Rp.688.359.487.680 f. Laba Bersih = Rp. 195.005.451.307 g. Internal Rate of Return (IRR) = 37%h. Break Even Point (BEP) = 29,2 %i. Pay Out Time (POT) = 2 tahun 2 bula

    KOMUNIKASI KEBIJAKAN PENGHAPUSAN PEKERJAAN RUMAH (PR) DITINGKAT SEKOLAH DASAR (Studi Pada Sekolah Dasar Islam Saroja Surabaya)

    Get PDF
    Penghapusan pekerjaan rumah (PR) bagi siswa sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) negeri maupun swasta di Kota surabaya yang dicetuskan oleh Pemerintah Kota surabaya tampaknya tidak semudah membalikkan telapak tangan. Kebijakan yang dikeluarkan oleh Wali Kota surabaya, Eri Cahyadi tersebut menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat Kota Pahlawan ini. Pendalaman karakter siswa, inilah yang menjadi pijakan bagi Eri Cahyadi dalam mengeluarkan kebijakan baru ini. Dalam menjalankan kebijakan tersebut diperlukan komunikasi, hal ini menjadi  sangat relevan sebagai salah satu strategi untuk mendukung tujuan penerapan kebijakan ini. Advokasi fokus pada para pengambil keputusan atau pemimpin masyarakat, komunikasi umumnya menargetkan individu atau kelompok di masyarakat, dan mobilisasi sosial bertujuan untuk untuk mendapatkan dukungan dari masyarakat luas dan komunitas tertentu. Dengan adanya program tanpa PR bagi siswa sekolah dasar di SD Saroja Karakter anak akan terbentuk nanti karena anak butuh kasih sayang orangtua. Yang menjadikan anak ini pemimpin yang luar biasa adalah kasih sayang orangtua. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan penedekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi kebijakan sangat penting diterapkan untuk sebuah kebijakan yang melibatkan lintas sektoral.&nbsp

    Distribution and Importance of Maize Grey Leaf Spot (Cercospora Zeaemaydis Tehon and Daniels) in West Oromia, Ethiopia

    Get PDF
    Maize (Zea mays) is one of the most widely cultivated crops in the world. It occupies an important position in the world economy serving as food, feed, and industrial grain crop. In Ethiopia, a major staple food and an average productivity is about 3.94 t ha-1, which is below the world average of 5.78 tones ha-1. A significant portion of this yield gap is attributable to biotic and abiotic stresses. Diseases play a major role among the biotic constraints. Of these, grey leaf spot (Cercospora zeae-maydis) is one of the major foliar diseases threatening maize production in Ethiopia. Also, in Ethiopia the loss caused due to GLS reached 49.5% and more when the pathogen attacked before the flowering stage. Therefore, the objective of this study was to assess the distribution and importance of Grey Leaf Spot. The field assessment was conducted during 2017 main cropping season by sampling 81 maize fields in 9 districts from 3 zones. The survey result showed the highest disease prevalence 62.96 % was recorded in East Wollega zone and the lowest (22.22%) in West-Wollega zone. The highest mean incidence 35.06 % was recorded in East Wollega zone whilst the lowest 9.51% in West-Shewa. The maximum disease Severity index of 31.43% was in East Wollega zone followed by West-Shewa having 11.98% and West-Wollega (10.05%) zones. At a district level, the highest prevalence was recorded in Leka-Dulecha followed by Gobu-Seyo with disease prevalence of 88.9% and 66.7%, respectively, whereas the minimum prevalence was at Ayra-Guliso Gimbi and Bako-Tibe, each with 22.2 % prevalence. The highest mean disease incidence 48.15% was recorded at Gobu-Seyo followed by Leka-Dulecha 47.77%, whereas the lowest was recorded in Gimbi 1.1% district. The highest mean disease severity index was recorded in Leka-Dulecha 46.11% followed by Gobu-Seyo 39.15%, whilst the lowest in Gimbi 1.78%. Thus, there is a need to develop management strategies like crop rotation with non-host, use of tolerance varieties to reduce the impact of GLS on maize production in the study area. Keywords: Cercospora zeae mayds, Incidence, Severity Index DOI: 10.7176/JNSR/13-15-01 Publication date:September 30th 2022

    OCCURRENCE OF PHILLIPSITE MINERAL IN SUB- SEAFLOOR OF ROO RISE-INDIAN OCEAN : A TECTONIC EROSION SYNTHESIS

    Get PDF
    A single deep-sea core (MD982156) of 30.30 meters long which is obtained during the MD III-IMAGES IV Expedition from Roo Rise - Indian Ocean in 1998 was studied. Down to 30 meters of the core length, the sediment consists of abundance planktonic foraminiferas. Below 30 meters, it is mostly composed of phillipsite mineral-rich sediment that is associated with nannoplanktons.The Paleocene authigenic phillipsite minerals associated with nannoplanktons is separated from Late Miocene to Holocene planktonic foraminiferas rich-sediments by hiatus. This hiatus or non deposi- tional in Roo Rise suggest be triggered by long Cenozoic tectonic erosion

    Perencanaan Sistem Plambing Air Bersih pada Bangunan Kondotel dengan Menggunakan Sistem Gravitasi dan Pompa

    Get PDF
    Mengingat pentingnya kebutuhan air bersih pada suatu bangunan maka perlu adanya perencanaan sistem distribusi air bersih ke seluruh bagian yang memerlukan air dengan debit dan tekanan yang sesuai. Dalam perencanaan sistem distribusi air bersih dilakukan perencanaan terhadap volume tangki penampung air dan pompa dengan metode perkiraan penggunaan air berdasarkan jumlah penghuni, sedangkan dalam perencanaan sistem perpipaannya digunakan metode perkiraan kebutuhan air bersih berdasarkan Unit Beban Alat Plambing (UBAP). Dari hasil perhitungan dan analisa diperoleh kebutuhan total air bersih sebesar 245,7 m3/hari. Sehingga dapat dirancang volume ground reservoir adalah 150 m3 dan 26 m3 untuk roof tank. Pompa yang dipilih adalah dengan head 27 m dan 66 m

    Eksistensi Provost Satuan Polisi Pamong Praja Di Daerah

    Full text link
    Provost umumnya berada di institusi yang bersifat militer,  namun provost juga dapat ditemukan di Unit Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP), Provost Satpol PP dalam melaksanakan tugas dan fungsinya melakukan pengawasan dan pembinaan pelaksanaan aktifitas Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Daerah dan anggota Satpol PP. Tujuan kajian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana keberadaan Provost Satpol PP ditinjau dari perspektif hukum Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 19 Tahun   2013 Tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan Dan Peralatan Operasional Satuan Polisi Pamong Praja. Kajian ini menggunakan pendekatan penelitian normatif kualitatif dengan analisis deskriptif kualitatif. Data sekunder dan primer diperoleh dengan studi literatur dan wawancara serta observasi. Kesimpulan dari studi ini adalah dasar hukum pembentukan Provost di Satpol PP tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia No 19 Tahun 2013 tentang Pedoman Pakaian Dinas, Perlengkapan dan Peralatan Operasional Satuan Polisi Pamong Praja. Pembentukan tersebut hanya berdasarkan Keputusan Kepala Satpol PP dan Keputusan Sekretaris Daerah. Selain itu rekrutmen dan pembinaan anggota Provost Satpol PP juga belum berdasarkan pada keahlian penyidikan

    Distribution and Importance of Maize Grey Leaf Spot in West Oromia, Ethiopia

    Get PDF
    Maize (Zea mays) is one of the most widely cultivated crops in the world. In Ethiopia, it’s a major staple food with an average productivity of 3.94 t ha-1, which is below the world average of 5.78 tones ha-1. A significant portion of this yield gap is attributed to biotic and abiotic stresses.  Of diseases, grey leaf spot is one of the major foliar diseases threatening maize production in Ethiopia. Loss caused due to grey leaf spot reached 49.5% in Ethiopia. The objective was to assess the distribution and importance of Grey Leaf Spot. The assessments were done by sampling 81 maize fields in 9 districts from 3 zones during 2017. Purposive multistage sampling method was used. Data were analyzed using three-stage nested design. The survey result showed the highest disease prevalence 62.96 % was recorded in East Wollega and the lowest (22.22%) in West-Wollega zone. The highest mean incidence 35.06 % was recorded in East Wollega whilst the lowest 9.51% in West-Shewa. The maximum Severity index of 31.43% was in East Wollega whereas the minimum in West-Wollega (10.05%) zones. At a district level, the highest prevalence was recorded in Leka-Dulecha followed by Gobu-Seyo with disease prevalence of 88.9% and 66.7%, respectively. The highest mean incidence 48.15% was at Gobu-Seyo whereas the lowest was recorded in Gimbi 1.1%. The highest mean severity index was in Leka-Dulecha 46.11% whilst the lowest in Gimbi 1.78%. Thus, there is a need to develop management strategies like crop rotation with non-host, use of tolerant varieties to reduce the impact of the disease on maize production. Keywords: Maize disease, Incidence, Severity Index DOI: 10.7176/JNSR/11-17-03 Publication date:September 30th 202

    HUBUNGAN KOMPETENSI PROFESIONAL GURU GEOGRAFI DENGAN BERPIKIR KERUANGAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI KABUPATEN PANDEGLANG

    Get PDF
    Kompetensi profesional guru adalah kemampuan guru dalam penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan. Berpikir keruangan adalah kombinasi yang konstruktif dari keterampilan kognitif yang terdiri dari mengetahui konsep ruang, menggunakan alat representasi, dan menerapkan proses penalaran dalam kehidupa sehari-hari. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi profesional guru geografi dengan kemampuan berpikir keruangan peserta didik di SMA Negeri Kabupaten Pandeglang. Penelitian ini menggunakan metode korelasi deskriptif dimana penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat hubungan antara dua variabel atau lebih, tanpa melakukan perubahan, tambahan atau manipulasi terhadap data yang memang sudah ada. Penelitian menggunakan metode ini dimaksudkan untuk mendapatkan gambaran terperinci tentang Hubungan Kompetensi Profesional Guru Geografi dengan berpikir keruangan peserta didik di SMA Negeri Kabupaten Pandeglang. Subjek dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas XII IPS di beberapa sekolah di SMA Negeri Kabupaten Pandeglang. Instrumen yang digunakan adalah skala likert untuk mengetahui kompetensi profesional guru geografi menurut persepsi peserta didik dan soal pilihan ganda untuk kemampuan berpikir keruangan peserta didik. Berdasarkan hasil analisa data disimpulkan bahwa: (1) persentase rata-rata kompetensi profesional guru geografi menurut persepsi peserta didik dengan kriteria sangat tinggi sebesar 88,03%; (2) persentase rata-rata kemampuan berpikir keruangan peserta didik dengan kriteria sangat tinggi sebesar 86,29%; (3) terdapat hubungan positif antara kompetensi profesional guru geografi dan kemampuan berpikir keruangan peserta didik; (4) Terdapat pengaruh secara simultan variabel independent kompetensi profesional guru dengan berpikir keruangan peserta didik; (5) Tidak terdapat pengaruh secara parsial indikator menguasai dan memahami materi‚ konsep dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu, adanya pengaruh yang berlawanan arah antara mengembangkan materi pembelajaran mata pelajaran secara profesional dan kreatif, tidak adanya pengaruh memanfaatkan teknologi informasi komunikasi untuk mengembangkan diri, adanya pengaruh menerapkan konsep-konsep keilmuan dalam kehidupan sehari-hari terhadap berpikir keruangan peserta didik. Kata kunci: Kompetensi profesional; berpikir keruangan; pembelajaran geografi ABSTRACT RELATIONSHIP OF COMPETENCE PROFESSIONAL GEOGRAPHY TEACHERS WITH SPATIAL THINKING STUDENTS IN SMA NEGERI PANDEGLANG DISTRICT By Dida Dwi Nugraha (1602765) Adviser I : Prof. Dr. Hj. Enok Maryani, M.S Adviser II : Dr. Iwan Setiawan, S. Pd., M. Si Teacher professional competence is the teacher's competence in mastering broad learning material and training that enables it to guide students to meet the competency standards set out in National Education Standards. Spatial thinking is a constructive combination of cognitive consisting of understanding the concept of space, using representation tools, and using the process of punishment in everyday life. The purpose of this study was to study the relationship of the competence of students in SMA Negeri Pandeglang. This study uses a descriptive method that discusses research conducted to study the level of relationship between two or more variables, without making changes, additions or manipulations of existing data. Research using this method seeks to get a detailed picture of the Relationship of Geography Teacher Professionalism Competency with students' spatial thinking in Pandeglang District High School. The subjects in this study were students of class XII IPS in several schools in Pandeglang District High School. The instrument used was a Likert scale to determine teacher professional competence based on students 'perceptions and multiple choice questions for students' thinking abilities. Based on the results of data analysis, it was concluded that: (1) the average percentage of professional competencies of geography teachers according to students' perceptions was 88.03% with very high criteria; (2) the average percentage of students' spatial thinking skills is 86.29% with very high criteria; (3) There is a positive relationship between professional competence, geography teacher, and students' thinking ability with a significance value of 0,000 and Pearson correlation value of 0.785 at the level of relationship ability. Keywords: professional competence; spatial thinking; geography learnin
    corecore