27 research outputs found

    Pembuatan Karbon Aktif Dari Kulit Jeruk Keprok (Citrus Reticulata) Untuk Adsorbsi Pewarna Remazol Brilliant Blue

    Full text link
    Limbah kulit jeruk keprok (Citrus reticulata) sering dijumpai di industri pembuatan berbagai macam minuman seperti jus, sirup, dan sari buah. Limbah kulit jeruk ini hanya akan dibuang begitu saja dengan jumlah banyak, dan pada akhirnya limbah ini akan mencemari lingkungan. Salah satu upaya peningkatan nilai ekonomis limbah kulit jeruk dapat dilakukan dengan mengolahnya menjadi karbon aktif. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan karbon aktif dari kulit jeruk keprok dengan aktivasi kimia, luas permukaan, serta mengetahui kemampuannya dalam mengadsorpsi zat warna Remazol Brilliant Blue. Kulit jeruk yang telah dibersihkan dari kotoran, dikeringkan menggunakan oven pada suhu 120oC selama 3 jam. Aktivator yang digunakan dalam penelitian ini adalah H3PO4 dengan rasio massa aktivator : massa karbon 1:1. Aktivasi dilakukan pada temperatur 600oC selama 1 jam, kulit jeruk kemudian dicuci dengan aquades dan dikeringkan menggunakan oven pada suhu 150oC selama 6 jam. Setelah itu, dilakukan uji bilangan iodin terhadap sampel hasil penelitian. Adsorpsi zat warna Remazol Brilliant Blue oleh karbon aktif kulit jeruk dilakukan dengan variasi waktu kontak dan massa karbon aktif untuk mencari kondisi adsorpsi optimum. Kondisi optimum adsorpsi zat warna Remazol Brilliant Blue oleh karbon aktif pada kulit jeruk keprok pada waktu kontak 30 menit dengan massa karbon aktif 1 gram. Karbon aktif dari kulit jeruk keprok memiliki luas permukaan karbon aktif sebesar 529,17 mg/g berdasarkan daya serapnya terhadap larutan iodin. Orange peel (Citrus reticulate) waste is often found in industrial manufacturing various kinds of beverages such as juice, syrup, fruit juice. Orange peel waste is just be thrown away with the lot number, and in the end of this waste will pollute the environment. One of the efforts to increase the economic value of orange peel waste by using the process which convert waste into activated carbon. This research aims are to produce activated carbon from orange peel with chemical activation, to determine the surface area, and its ability to adsorb Remazol Brilliant Blue dyes. Orangel peel that have washed, dried in oven at 120oC for 3 hours. H3PO4 is activating agent that used in this research with mass ratio activating agent : mass carbon 1:1. Activation is conduct at 600oC for 1 hour, orange peel then washed with bidistiled water, and dried in oven at 150oC for 6 hours. Iodine number was used to analysis the results. Adsorption of Remazol Brilliant Blue dyes by orange peel activated carbon conduct at variation contact time and mass activated carbon to find optimum condition. Optimum condition adsorption of Remazol Brilliant Blue dyes by orange peel actvated carbon isreached at 30 minutes contact time with mass activated carbon 1 gram. Activated carbon from orange peel has surface area 529,17 m g/gr based aqueous iodine adsorption

    Review Model dan Parameter Interaksi pada Korelasi Kesetimbangan Uap-Cair dan Cair-Cair Sistem Etanol (1) + Air (2) + Ionic Liquids (3) dalam Pemurnian Bioetanol

    Get PDF
    Bioetanol merupakan sumber energi terbarukan yang menjanjikan sebagai pengganti sumber energi tidak terbarukan seperti minyak bumi. Pada kondisi tekanan atmosferik, etanol memiliki azeotrop dengan air sehingga pemisahan dengan menggunakan distilasi biasa tidak dapat dilakukan. Beberapa proses pemurnian etanol adalah melalui distilasi ekstraktif dan ekstraksi cair-cair dengan menggunakan entrainer berupa senyawa baru yang ramah lingkungan dan dapat digunakan kembali (reuse) yaitu ionic liquids. Penelitian intensif sistem etanol (1) + air (2) + ionic liquids (3) telah dilakukan oleh beberapa peneliti mengenai kesetimbangan uap-cair (VLE), kesetimbangan cair-cair (LLE) yang menghasilkan data kesetimbangan. Penelitian tersebut juga menghasilkan parameter-parameter interaksi yang diperoleh berdasarkan hasil korelasi data kesetimbangan tersebut dengan model Nonrandom two-liquid (NRTL), Electrolyte-nonrandom two-liquid (e-NRTL), Universal quasi-chemical (UNIQUAC), dan persamaan Antoine serta hasil prediksi dengan menggunakan model UNIQUAC Functional-group activity coefficients (UNIFAQ). Model-model dan parameter-parameter interaksi biner termodinamika tersebut dapat digunakan untuk keperluan desain, optimasi, serta kontrol kolom distilasi ekstraktif dan ekstraksi cair-cair dalam proses pemurnian bioetanol. Artikel ini menyajikan review tentang model-model dan parameter-parameter interaksi biner untuk 43 sistem etanol (1) + air (2) + ionic liquids (3) sehingga dapat diketahui model dan parameter termodinamika yang sesuai untuk digunakan. NRTL merupakan model yang paling banyak digunakan untuk mengkorelasi data kesetimbangan pada 40 sistem dan dapat mengkorelasi kesetimbangan uap-cair dan cair-cair dengan baik sesuai dengan karakteristik NRTL yang sesuai untuk sistem polar tekanan rendah. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai root mean square deviation (RMSD) untuk ∆y dan ∆T dan average relative deviation (ARD) yang kecil serta dapat mem-fitting grafik data kesetimbangan tersebut dengan baik. Kata kunci: bioetanol, ionic liquids, parameter interaksi biner, NRTL Bioethanol is a promising renewable energy resource which can substitute non-renewable energy such as fossil-fuel. Ethanol and water produce azeotropic point in atmospheric pressure condition which can not be separated by ordinary distillation. New class of eco-friendly compounds to be used as entrainer are known as ionic liquids. These ionic liquids are used experimentally in extractive distillation and liquid-liquid extraction. Many researches have been conducted in ethanol (1) + water (2) + ionic liquids (3) systems including vapor-liquid equilibrium (VLE) and liquid-liquid equilibrium (LLE). These researches also produce binary interaction paramaters obtained from equilibrium data correlation using Nonrandom two-liquid (NRTL), Electrolyte-nonrandom two-liquid (e-NRTL), Universal quasi-chemical (UNIQUAC), and Antoine equation. UNIQUAC Functional-group activity coefficients (UNIFAQ) was also used to predict the equilibrium data. Models and binary interaction parameters were used for design, optimization, and control of extractive distillation column and liquid-liquid extraction in bioethanol purification. This paper provides a critical review of models and binary interaction parameters for 43 ethanol (1) + water (2) + ionic liquids (3) systems to obtain appropriate models and binary interaction parameters. Generally, NRTL is the most frequent used model, it is used in 40 systems. NRTL provides satisfactory results in vapor-liquid equilibrium and liquid-liquid equilibrium data correlation due to its characteristics which can correlate well in low pressure polar system. It is shown by small number of root mean square deviation (RMSD) for ∆y and ∆T and average relative deviation (ARD). It can also fit equilibrium data behavior with a good agreement. Keywords: bioethanol, ionic liquids, binary interaction parameters, NRT

    PENINGKATAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA DAN DIVERSIFIKASI LIMBAH TERNAK ULAT HONGKONG DI SEMARANG

    Get PDF
    Abstract. Ulat Hongkong (mealworm) is the main food for insectivorous birds, which are generally chirping birds. Currently, the need for mealworms for bird feed in Semarang City supplied from the outside region, such as Magelang, Malang, Surabaya, and Pasuruan. Mealworm breeders in Semarang are still in a small number with a limited amount of production. Besides, sewage from mealworm is still not widely used. The Community Partnership Program (community service activities) aims to provide training for mealworm farmers in the city of Semarang to increase cultivation productivity and process its livestock waste into fertilizer. The implementation process of the community service activity carried out by providing training, assisting, and facilitating for breeder partner. Furthermore, analyzing the results of laboratory tests of fertilizer, which processed from mealworm livestock waste for further packaging and marketing. This community service activity's results are the increase of the mealworm production and the new skills of partners in processing sewage waste into organic fertilizer to provide increased income for the partners.             Abstrak. Ulat hongkong merupakan makanan utama bagi burung pemakan serangga yang umumnya burung-burung kicau. Saat ini kebutuhan ulat hongkong untuk pakan burung di Kota Semarang banyak disuplai dari luar kota, seperti Magelang, Malang, Surabaya dan Pasuruan. Peternak ulat hongkong di Semarang masih sedikit dengan jumlah produksi yang masih terbatas. Selain itu, limbah kotoran dari ternak ulat hongkong ini juga masih belum banyak dimanfaatkan. Program Kemitraan Masyarakat (PKM) ini bertujuan untuk memberikan pelatihan kepada peternak ulat hongkong di Kota Semarang untuk meningkatkan produktivitas budidaya dan mengolah limbah ternak ulat hongkong tersebut menjadi pupuk. Proses pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan dengan memberikan pelatihan, pendampingan dan fasilitasi untuk mitra peternak. Selanjutnya menganalisis hasil uji lab dari pupuk olahan limbah ternak tersebut untuk dikemas dan dipasarkan lebih lanjut. Hasil dari kegiatan pengabdian ini terwujud dari peningkatan produksi ulat hongkong dan keterampilan baru mitra dalam pengolahan limbah kotoran menjadi pupuk organik Puhong sehingga dapat memberikan peningkatan penghasilan bagi mitra pengabdian.

    Effects of Solid Vinasse-Based Organic Fertilizer on Some Growth Indices of Tomato Plant

    Full text link
    Vinasse, which is commonly referred to as stillage, is a aqueous by-product of bioethanol processing. This side-product is yielded in a very large quantity in bioethanol industry since the production of 1 L of ethanol will generate 13 L of vinasse. Hence it is become a problem of bioethanol industry since vinasse waste doesn\u27t have economic value and it is harmful to the environment. This industrial waste has high COD and BOD, high acidity, and high temperature when it is discharged from the bottom of distillation unit. To overwhelmed this drawbacks, it is crucial to attempt reduction of the negative characteristic of vinasse as well as creation of added value of vinasse. In fact, vinasse contains a considerable amount of potassium and organic matter which is beneficial for plant growth and improving the soil fertility. Thus, in this work, vinasse was utilized as raw material for organic fertilizer. Vinasse waste was formulated with other sugarcane industrial waste (filter cake and boiler ash), and NPK fertilizer in various composition to yield solid Organo-Mineral Fertilizer (OMF). Among all the composition of OMF, It was demonstrated that vinasse formulated with 3, 6, and 9% of NPK fulfilled the Indonesian National Standar (SNI) of solid fertilizer. Thus these types of OMF were used to fertilize tomato plant. The effects of vinasse-based OMF on some growth indices of tomato plant were examined. It was revealed that vinasse fertilizer formulated with 9% of NPK exhibited the best impact to the tomato plant growth

    Pkm Produksi Tepung Tapioka Maltodekstrin dan Bioetanol Bagi Kelompok Tani Singkong

    Full text link
    Desa Magelung adalah salah satu desa penghasil ketela pohon di Kecamatan Kaliwungu Barat Kabupaten Kendal. Setelah terbentuknya beberapa Kelompok Tani Singkong (KTS) di desa ini, singkong bisa diproduksi menjadi tepung tapioka. Namun USAha ini masih sangat sederhana dan tersendat-sendat karena teknologi yang digunakan masih sangat sederhana dan bersifat manual. Untuk itu dibutuhkan pengolahan tapioka full otomated dengan modifikasi asam yang memiliki efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, waktu lebih pendek dan menghasilkan tapioka lebih berkualitas (lebih putih, lebih mudah larut dalam air, dan lebih halus). Tepung tapioka termodifikasi asam biasa disebut dengan maltodekstrin yang mempunyai nilai jual jauh lebih tinggi dibandingkan singkong maupun tepung tapioka. Kegiatan pengabdian ini mempunyai beberapa target yaitu (1) ketersediaan peralatan yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk diversifikasi produk unggulan yang telah dikembangkan, misalnya mesin penggerak/generator, mesin parut, mesin pompa, dan mesin ayakan, mesin pembuat pakan ternak, dan mesin bioetanol untuk praktik. (2) Pelatihan dan praktik pembuatan tepung tapioka termodifikasi asam, pakan ternak terfermentasi, dan bioetanol. (3) Melalui program diversifikasi produk, singkong dapat menghasilkan produk yang bervariasi dan potensial untuk pengembangan potensi industri olahan rumah tangga, sehingga diharapkan memiliki jiwa enterpreneurship yang meningkat dan bisa mengolah singkong menjadi produk industri rumah tangga yang kreatif dan inovatif. (4) Menghasilkan desain kemasan sehingga menarik konsumen, ditunjang pelaksanaan strategi pemasaran dan promosi yang telah dipilih oleh peserta KTS bersama tim pendamping. (5) Penciptaan struktur organisasi yang bisa memisahkan tugas dan tanggung jawab secara tegas antar masing-masing anggota organisasi. (5) Menjalin pola kemitraan antara KTS dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kendal untuk menciptakan iklim USAha yang kondusif, menumbuh kembangkan industri kecil dan menengah di Desa Magelung. (6) Pengemasan produk juga menjadi aspek yang menjadi satu paket konsep produk luaran kami. Luaran yang dihasilkan publikasi di jurnal/prosiding dan media massa, peningkatan omzet mitra, kualitas dan kuantitas produk, keterampilan masyarakat dan produk berupa tepung tapioka termodifikasi asam, pakan ternak terfermentasi, dan bioetanol

    PKM PRODUKSI TEPUNG TAPIOKA MALTODEKSTRIN DAN BIOETANOL BAGI KELOMPOK TANI SINGKONG

    Get PDF
    Desa Magelung adalah salah satu desa penghasil ketela pohon di Kecamatan Kaliwungu Barat Kabupaten Kendal. Setelah terbentuknya beberapa Kelompok Tani Singkong (KTS) di desa ini, singkong bisa diproduksi menjadi tepung tapioka. Namun usaha ini masih sangat sederhana dan tersendat-sendat karena teknologi yang digunakan masih sangat sederhana dan bersifat manual. Untuk itu dibutuhkan pengolahan tapioka full otomated dengan modifikasi asam yang memiliki efisiensi tinggi, karena proses produksi memerlukan tenaga kerja yang sedikit, waktu lebih pendek dan menghasilkan tapioka lebih berkualitas (lebih putih, lebih mudah larut dalam air, dan lebih halus). Tepung tapioka termodifikasi asam biasa disebut dengan maltodekstrin yang mempunyai nilai jual jauh lebih tinggi dibandingkan singkong maupun tepung tapioka. Kegiatan pengabdian ini mempunyai beberapa target yaitu (1) ketersediaan peralatan yang sangat dibutuhkan masyarakat untuk diversifikasi produk unggulan yang telah dikembangkan, misalnya mesin penggerak/generator, mesin parut, mesin pompa, dan mesin ayakan, mesin pembuat pakan ternak, dan mesin bioetanol untuk praktik. (2) Pelatihan dan praktik pembuatan tepung tapioka termodifikasi asam, pakan ternak terfermentasi, dan bioetanol. (3) Melalui program diversifikasi produk, singkong dapat menghasilkan produk yang bervariasi dan potensial untuk pengembangan potensi industri olahan rumah tangga, sehingga diharapkan memiliki jiwa enterpreneurship yang meningkat dan bisa mengolah singkong menjadi produk industri rumah tangga yang kreatif dan inovatif. (4) Menghasilkan desain kemasan sehingga menarik konsumen, ditunjang pelaksanaan strategi pemasaran dan promosi yang telah dipilih oleh peserta KTS bersama tim pendamping. (5) Penciptaan struktur organisasi yang bisa memisahkan tugas dan tanggung jawab secara tegas antar masing-masing anggota organisasi. (5) Menjalin pola kemitraan antara KTS dengan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kabupaten Kendal untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif, menumbuh kembangkan industri kecil dan menengah di Desa Magelung. (6) Pengemasan produk juga menjadi aspek yang menjadi satu paket konsep produk luaran kami. Luaran yang dihasilkan publikasi di jurnal/prosiding dan media massa, peningkatan omzet mitra, kualitas dan kuantitas produk, keterampilan masyarakat dan produk berupa tepung tapioka termodifikasi asam, pakan ternak terfermentasi, dan bioetanol

    Pembuatan Pupuk Organo-mineral Fertilizer (Omf) Padat Dari Limbah Industri Bioetanol (Vinasse)

    Full text link
    Organo-mineral fertilizer solid was generated from liquid-waste vinasse with the addition of other materials as variations such as filter cake, boiler ash, urea, and NPK through the evaporation of water content in the material. Each solid OMF has a different mixture. OMF A made of evaporated vinasse or sticky vinasse, OMF B made of vinasse and urea, OMF C made from vinasse and filter cake, omf D made of vinasse and boiler ash 2 : 2, OMF E made of vinasse and boiler ash 2 : 4, OMF F made of vinasse, filter cake, and boiler ash, OMF A3 made of vinasse and 3% NPK, OMF made of A6 vinasse and 6% NPK, OMF A9 made of vinasse and 9% NPK. OMF analysis includes NPK and C/N ratio. Solid OMF which meet the SNI (Indonesian National Standard) are OMF A3, OMF A6, OMF A9 based on the quantity of NPK and C/N ratio where NPK is a source of primer macro nutrients on the plant while the C/N ratio equilibrium will determine the equilibrium of the vegetative and generative stage. NPK content and C/N ratio of OMF A3 are 0,63%, 0,45% ,0,38%, and 10,30, respectively.OMF A6 was 0,59%, 0,52% ,0,41%, and 13,66, respectively as well as OMF A9 are 0,68%, 0,52% ,0,45% and 14,16, respectively. OMF that meet SNI applied to the watermelon plants. OMF that gives the best results in plants is OMF A9 compossed from vinasse and NPK 9% because the plants growth faster shown based on plant height and stem diameter, leaf shape, flower and fruit appearance time

    The Kinetics of Calcium Oxide Catalyzed Esterification of Glycerol with Free Fatty Acids Using Pseudo-homogeneous Model Approach

    Get PDF
    Abstract   This research aims to study the reaction kinetics of esterification reaction of glycerol with free fatty acid (FFA) using calcium oxide catalyst to produce mono-diacylglycerol (MDAG) using pseudo-homogeneous approach. The effects of time and temperature on the reaction conversion were investigated simultaneously. The FFA used was from the waste of cocoa production process, while the solid catalyst used was calcium oxide from eggshell ash. The results show that the cocoa based FFA was composed of palmitic acid (49.24%), methyl stearate (1.05%), oleic acid (25.39%), and stearic acid (24.32%). The calcium oxide content in the eggshell ash was 60% w/w. At all temperatures studied (60, 70, and 80oC), as the reaction time increased, the conversion increased sharply in the first 5 minute followed by a gradual raise to an almost constant value after 20 minutes (0.844; 0.845; and 0.854, respectively). Pseudo-homogeneous second order model can describe the reaction kinetics satisfactorily. The reaction constants (k) at 60, 70, and 80oC were 0.00384, 0.003401, and 0.003518 (L/mole.minute), respectively. The effects of temperature on reaction rate obey the Arrhenius’ equation with collision factor (A) is 0.2659 (L/mole.minute) and activation energy (Ea) is 3544 J/mol.   Keywords: calcium oxide; free fatty acid; glycerol; pseudo-homogeneous approac

    PELATIHAN APLIKASI TURNITIN DAN MENDELEY SOFTWARE BAGI MAHASISWA UNNES DALAM RANGKA PENINGKAATAN KOMPETENSI

    Get PDF
    Di dalam dunia akademik, akademisi tidak pernah lepas dari budaya menulis artikel ilmiah. Baik penulisan artikel untuk mengikuti suatu lomba, memenuhi tugas kuliah, menulis laporan penelitian hingga artikel untuk dipublikasikan pada jurnal baik nasional maupun internasional. Permasalahan utama yang dialami penulis serta mitra dalam menuliskan artikel ilmiah adalah masalah orisinalitas, praktik plagiarisme serta penyusunan refrensi. Plagiarisme merupakan salah satu tindak pidana yang mengambil, menerbitkan atau menyatakan sebagai milik sendiri dari orang lain, dalam hal ini hasil dari suatu pemikiran sang pencipta. Praktik plagiarisme dalam penulisan tugas, karya ilmiah, skripsi maupun disertasi masih banyak kita jumpai di kalangan akademisi, baik mahasiswa, guru maupun dosen. Sebelum kegiatan sosialisasi, dilakukan observasi untuk mengetahui tingkat pengetahuan yang dimiliki oleh para peserta tentang penulisan artikel terutama mengenai plagiasi dan penyusunan refrensi. Metode yang dilakukan adalah tanya jawab. Hampir 90% peserta belum mengetahui cara menggunakan Turnitin dan Mendeley dalam penulisan jurnal. Hasil kuisioner mahasiswa sangat puas dengan adanya pelatihan Turnitin dan Mendeley

    Enzymatic Interesterification of Crude Palm Oil with Methyl acetate: Effect of Pre-treatment, Enzyme’s Dosage and Stability

    Get PDF
    In the present study, biodiesel was produced via the enzymatic interesterification of Crude Palm Oil (CPO) and methyl acetate within ultrasonic condition. In contrast to alcohol, methyl acetate as an acyl acceptor does not inhibit lipase activity and can create triacetin as a useful byproduct.  In this work, Immobilized lipase from Candida Antartica A (CaLA) was utilized as biocatalyst and the effect of using non-pretreated CPO and pre-treated CPO as feedstock were explored. The pre-treatment of CPO involves degumming with acid, washing with water, and bleaching. The enzymatic interesterification was conducted in three-neck flasks using an ultrasonic water bath at 45o C.  Few parameter effects on biodiesel production were also investigated, including the effect of molar ratio of CPO to methyl acetate, the effect amount of lipase, and the reusability of immobilized lipase (CaLA) in the interesterification reaction.  The highest average Biodiesel yield of 80.6% was obtained from pretreated CPO at a molar ratio of 1:9 with 100 mg (1% w/v) of Immobilized CaLA, after three hours of reaction. Further research on the reusability of immobilized CaLA revealed that the yield of biodiesel reduced significantly after the second run. The results of the present study also demonstrated that Immobilized CaLA performed well at low concentrations but had low stability, with productivity decreasing to 92% upon reuse after the initial run. In order to make Immobilized lipase economically viable, further research must be conducted to overcome its low stability in the reaction
    corecore