17 research outputs found

    Akumulasi Kromium (Cr) Pada Daging Ikan Nila Merah (Oreochromis Ssp.) Dalam Karamba Jaring Apung Di Sungai Winongo YOGYAKARTA

    Full text link
    Sungai Winongo merupakan salah satu sungai penting di Yogyakarta, karena berperan dalam menunjang dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan logam berat kromium (Cr) pada air dan daging ikan nila merah di Sungai Winongo Yogyakarta serta mengetahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Penelitian menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dengan penetapan pengambilan sampel menggunakan teknik Purposive Random Sampling. Metode analisis uji kandungan logam berat Cr pada air dan ikan nila merah menggunakan AAS. Konsentrasi Cr pada air di Sungai Winongo Yogyakarta adalah 0,0213 mg/L, nilai ini masih berada di bawah ambang batas yang sudah ditetapkan PPRI No. 82 Tahun 2001 yakni sebesar 0,05 mg/L. Pada ikan nila merah diketahui akumulasi tertinggi pada stasiun 1 sebesar 10,2265 mg/Kg; kemudian pada stasiun 3 dan 2 sebesar 9,81075 mg/Kg dan 9,2245 mg/Kg. Nilai ini melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan oleh Dirjen POM 1989 yakni sebesar 2,5 mg/Kg. Simpulan dari penelitian ini adalah kandungan Cr dalam air masih di bawah ambang batas. Ikan nila merah di sungai Winongo sudah mengakumulasi Cr di atas ambang batas, sehingga tidak layak konsumsi.Winongo river is one of the important rivers in Yogyakarta because this supports and fulfils the people's needs. The purpose of this study was to determine the heavy metal content of Cr in water and red tilapia fish meat captured in Winongo Yogyakarta and to know whether the meat is edible or not. The study design was used exploration design with survey method, in which the determination of sampling was using purposive random sampling. Method of test analysis of heavy metals Cr in water and red tilapia was using AAS. Chromium concentration in water of Winongo river was 0.0213 mg/l, this value remains below the threshold set by PPRI No. 82 year 2001 which was 0.05 mg/L, the highest accumulation of Cr in red tilapia meat was at station 1 i.e. 10.2265 mg/Kg; followed by station 3 and 2 by 9.8108 mg/Kg and 9.2245 mg/Kg, respectively. Thiese values exceed the standard quality set forth by the Director General of POM in 1989 i.e. 2.5 mg/Kg. The conclusion was that Cr content in the water is still below the threshold but Tilapia fishes in Winongo river accumulated Cr above the threshold, so that people better not consume red tilapia fish

    Management of Systemic Steroid in HIV Patient with Toxoplasma Papillitis

    Get PDF
    BACKGROUND: Toxoplasmosis is a zoonotic disease caused by Toxoplasma gondii. Ocular manifestations are seen in both congenital and acquired toxoplasmosis. These can include focal inflammation within or around the optic nerve head (papillitis). Purpose of this study is evaluating the efficacy of systemic steroid in HIV patient with toxoplasma papillitis. CASE PRESENTATION: We present a case report of a male, 46 years old with a decrease of visual acuity on the right eye for three weeks before admission to the hospital. An ophthalmology examination showed visual acuity of the right eye 1/60, mild dilatation of the pupil and posterior synechiae, vitreous was hazy, and fundus examination showed optic nerve head not well demarcated and hyperaemic with the good retina and macula reflex. Laboratory examination showed reactive anti-Toxoplasma immunoglobulin G. Patient had been treated with antiretroviral and anti-Toxoplasma drugs, then he was given steroid 250 mg intravenously four times per day for three days and tapering off orally. Visual acuity on the right eye improve from 1/60 became 6/60 after use of steroid on the third day. DISCUSSION: Steroid can improve visual acuity for toxoplasma papillitis in this patient. But the long term and close follow up in steroid therapy is needed

    Perbedaan Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan Antara Wanita Dewasa Awal Yang Menikah Menurut Heterogeneitas Kasta Antara Dirinya Dengan Pasangan Hidupnya

    No full text
    Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada-tidaknya perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita yang menikah menurut heterogeneitas kasta antara dirinya dan pasangannya dengan tidak mengesampingkan tingkat pendidikan dan status pekerjaan. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita Bali yang telah menikah antara 1 - 6 tahun, beragama Hindu dan berusia antara 21 - 40 tahun. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik Quota Sampling dengan menetapkan jumlah subjek yang akan diteliti terlebih dahulu, untuk memperjelas ada tidaknya perbedaan dari kasta, tingkat pendidikan dan status pekerjaan terhadap penyesuaian diri. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode angket. Teknik analisa data yang digunakan terhadap ketiga variabel bebas yaitu heterogeneitas kasta, tingkat pendidikan dan status pekerjaan dalam penelitian ini adalah teknik analisis varians tiga jalur. Hasil dari penelitian ini adalah : 1. Tidak ada perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita Bali menurut heterogeneitas kasta ( F(2,36) = 1,89;p< 0,1661); 2. Ada perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita Bali ditinjau dari tingkat pendidikan (F(6,36)=4,06 ;p>0,0033); 3. Tidak ada perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita Bali ditinjau dari status pekerjaan (F(l,36)=0,02 ;p<0,902S); 4. Tidak ditemukan adanya interaksi antara heterogeneitas kasta dan tingkat pendidikan terhadap penyesuaian diri dalam perkawinan wanita Bali; 5. Ada perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita Bali ditinjau dari heterogeneitas kasta dan status pekerjaan (F(2,36)=11,03; p>0,0002); 6. Ada perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita dewasa awal ditinjau dari tingkat pendidikan dan status pekerjaan (F(6,36)=3,26 ;p>0,1158); 7. Tidak ditemukan adanya interaksi antara heterogeneitas kasta, tingkat pendidikan dan status pekerjaan terhadap penyesuaian diri dalam perkawinan wanita Bali; Penyesuaian diri dalam perkawinan pada masyarakat Bali lebih ditekankan pada wanitanya. Adanya sistem patrilineal yang lebih mengutamakan garis keturunan ayah, menyebabkan laki-laki dianggap lebih senior dan lebih dihormati. Kemudian wanita Bali akan dianggap bisa menyesuaikan diri jika wanita tersebut mampu mengabdikan diri sepenuhnya kepada suami, anak-anak dan juga keluarga besar. Dari hasil penelitian tersebut, tampaknya kasta kini bukan lagi menjadi tantangan terbesar bagi wanita Bali dalam melakukan penyesuaian diri terhadap perkawinannya, karena masih ada hal lain seperti tingkat pendidikan dan status pekerjaan yang dapat mempengaruhi berhasil-tidaknya seorang wanita Bali melakukan penyesuaian diri dalam perkawinannya

    AKUMULASI KROMIUM (Cr) PADA DAGING IKAN NILA MERAH (Oreochromis ssp.) DALAM KARAMBA JARING APUNG DI SUNGAI WINONGO YOGYAKARTA

    No full text
    <p class="IsiAbstrakIndo">Sungai Winongo merupakan salah satu sungai penting di Yogyakarta, karena berperan dalam menunjang dan memenuhi kebutuhan hidup masyarakat sekitarnya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui kandungan logam berat kromium (Cr) pada air dan daging ikan nila merah di Sungai Winongo Yogyakarta serta mengetahui kelayakannya untuk dikonsumsi. Penelitian menggunakan rancangan eksplorasi dengan metode survai, dengan penetapan pengambilan sampel menggunakan teknik <em>Purposive Random Sampling</em>. Metode analisis uji kandungan logam berat Cr pada air dan ikan nila merah menggunakan AAS. Konsentrasi Cr pada air di Sungai Winongo Yogyakarta adalah 0,0213 mg/L, nilai ini masih berada di bawah ambang batas yang sudah ditetapkan PPRI No. 82 Tahun 2001 yakni  sebesar 0,05 mg/L. Pada ikan nila merah diketahui akumulasi tertinggi pada stasiun 1 sebesar 10,2265 mg/Kg; kemudian pada stasiun 3 dan 2 sebesar 9,81075 mg/Kg dan 9,2245 mg/Kg. Nilai ini melebihi baku mutu yang sudah ditetapkan oleh Dirjen POM 1989 yakni sebesar 2,5 mg/Kg. Simpulan dari penelitian ini adalah kandungan Cr dalam air masih di bawah ambang batas. Ikan nila merah di sungai Winongo sudah mengakumulasi Cr di atas ambang batas, sehingga tidak layak konsumsi.</p><p class="BasicParagraph"><em>Winongo river is one of the important rivers in Yogyakarta because this supports and fulfils the people’s needs. The purpose of this study was to determine the heavy metal content of Cr in water and red tilapia fish meat captured in Winongo Yogyakarta and to know whether the meat is edible or not. The study design was used exploration design with survey method, in which the determination of sampling was using purposive random sampling. Method of test analysis of heavy metals Cr in water and red tilapia was using AAS. Chromium concentration in water of Winongo river was 0.0213 mg/l, this value remains below the threshold set by PPRI No. 82 year 2001 which was 0.05 mg/L, the highest accumulation of Cr in red tilapia meat was at station 1 i.e. 10.2265 mg/Kg; followed by station 3 and 2 by 9.8108 mg/Kg and 9.2245 mg/Kg, respectively. Thiese values exceed the standard quality set forth by the Director General of POM in 1989 i.e. 2.5 mg/Kg. The conclusion was that Cr content in the water is still below the threshold but Tilapia fishes in Winongo river accumulated Cr above the threshold, so that people better not consume red tilapia fish.</em></p

    CELEBRITY ENDORSEMENT TERHADAP MINAT PEMBELIAN

    No full text
    This study aims to analyze the effect of celebrity endorsement on purchase intention. As well as looking for how the role of Celebrity Endorsement affects consumer buying interest. This study applied the Systematic Literature Review method. Based on the results of a systematic literature review, the researcher found 11 articles, selected for descriptive analysis. The findings found that Celebrity Endorsement affects Purchase Intentio
    corecore