Perbedaan Penyesuaian Diri Dalam Perkawinan Antara Wanita Dewasa Awal Yang Menikah Menurut Heterogeneitas Kasta Antara Dirinya Dengan Pasangan Hidupnya

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada-tidaknya perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita yang menikah menurut heterogeneitas kasta antara dirinya dan pasangannya dengan tidak mengesampingkan tingkat pendidikan dan status pekerjaan. Subjek dalam penelitian ini adalah wanita Bali yang telah menikah antara 1 - 6 tahun, beragama Hindu dan berusia antara 21 - 40 tahun. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik Quota Sampling dengan menetapkan jumlah subjek yang akan diteliti terlebih dahulu, untuk memperjelas ada tidaknya perbedaan dari kasta, tingkat pendidikan dan status pekerjaan terhadap penyesuaian diri. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode angket. Teknik analisa data yang digunakan terhadap ketiga variabel bebas yaitu heterogeneitas kasta, tingkat pendidikan dan status pekerjaan dalam penelitian ini adalah teknik analisis varians tiga jalur. Hasil dari penelitian ini adalah : 1. Tidak ada perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita Bali menurut heterogeneitas kasta ( F(2,36) = 1,89;p< 0,1661); 2. Ada perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita Bali ditinjau dari tingkat pendidikan (F(6,36)=4,06 ;p>0,0033); 3. Tidak ada perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita Bali ditinjau dari status pekerjaan (F(l,36)=0,02 ;p<0,902S); 4. Tidak ditemukan adanya interaksi antara heterogeneitas kasta dan tingkat pendidikan terhadap penyesuaian diri dalam perkawinan wanita Bali; 5. Ada perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita Bali ditinjau dari heterogeneitas kasta dan status pekerjaan (F(2,36)=11,03; p>0,0002); 6. Ada perbedaan penyesuaian diri dalam perkawinan pada wanita dewasa awal ditinjau dari tingkat pendidikan dan status pekerjaan (F(6,36)=3,26 ;p>0,1158); 7. Tidak ditemukan adanya interaksi antara heterogeneitas kasta, tingkat pendidikan dan status pekerjaan terhadap penyesuaian diri dalam perkawinan wanita Bali; Penyesuaian diri dalam perkawinan pada masyarakat Bali lebih ditekankan pada wanitanya. Adanya sistem patrilineal yang lebih mengutamakan garis keturunan ayah, menyebabkan laki-laki dianggap lebih senior dan lebih dihormati. Kemudian wanita Bali akan dianggap bisa menyesuaikan diri jika wanita tersebut mampu mengabdikan diri sepenuhnya kepada suami, anak-anak dan juga keluarga besar. Dari hasil penelitian tersebut, tampaknya kasta kini bukan lagi menjadi tantangan terbesar bagi wanita Bali dalam melakukan penyesuaian diri terhadap perkawinannya, karena masih ada hal lain seperti tingkat pendidikan dan status pekerjaan yang dapat mempengaruhi berhasil-tidaknya seorang wanita Bali melakukan penyesuaian diri dalam perkawinannya

    Similar works