6 research outputs found

    Pemanfaatan Limbah Kulit Jagung Untuk Meningkatkan Perekonomian Di Desa Pejok Kecamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro

    Get PDF
    Tujuan dari pengabdian kepada masyarakat adalah untuk memberikan percontohan dan pelatihan kepada masyarakat berupa pembuatan kerajinan yang memanfaatkan limbah pertanian kulit jagung sebagai upaya pemanfaatan potensi lingkungan Desa Pejok Kecamamatan Kepohbaru Kabupaten Bojonegoro. Metode yang digunakan adalah pemberian materi dan demonstrasi. Karakteristik masyarakat desa Pejok terkhusus ibu-ibu sebagian besar sebagai ibu rumah tangga, adanya pelatihan ini untuk peningkatan pengetahuan tentang manfaat limbah kulit jagung sebagai bahan baku membuat kerajinan yang memiliki nilai jual. Dalam 6 bulan petani melakukan 2 kali panen. Jika dalam sekali panen petani dapat menghasilkan limbah sebanyak 3 ton, maka dapat di kalkulasikan dalam setengah tahun menghasilkan sebanyak 6 ton. Jika 1 ton menghasilkan 2000 kerajinan yang berdaya jual 50 ribu/kerajinan maka pendapatannya ialah 100.000. Berarti jika 6 ton akan menghasilkan nilai jual 120.000. Jadi usaha pemanfaatan limbah kulit jagung cukup layak untuk dikembangkan dan dapat meningkatkan perekonomian petani atau warga di desa Pejok sekitar  80% perse

    Peningkatan Pendapatan melalui Diversifikasi Usaha Pengolahan Perikanan pada Desa Mitra Kampung Vanamei Desa Pengambengan Kabupaten Jembrana Bali

    Get PDF
    One of problems occurred in Kombading, Pengambengan Village, Jembrana District is earnings of village community leaned only on vannamei shrimp farming with traditional ponds. Moreover, Women, member of Family Welfare Empowerment (wives of shrimp farmers) do not mainly conduct activities with economic value. Introduction of the diversification of fisheries activities, for example seafood product processing, is expected to give valuable knowledge related to other fisheries activities other than shrimp farming that is able to increase family income. The aim of this community service is to enhance knowledge and skills in diversification of fisheries activities with seafood product processing. The service was conducted with five methods, such as survey and problem identification, training, practices, mentoring, as well as monitoring and evaluation. This activity was attended by ten women, members of Family Welfare Empowerment Kombading Village gathered in Mina Jaya group. Mentoring courses were introduction of fisheries diversification, fish processing coaching and practices with raw materials such as lemuru, surimi and seaweed, as well as packaging and distribution lessons. This community service was held from June to August 2022 and followed well by all participants.Salah satu permasalahan yang terjadi di dusun Kombading Desa Pengambengan, Kabupaten Jembrana adalah pendapatan masyarakat hanya bertumpu pada usaha budidaya udang vanamei pada tambak tradisional. Ibu-ibu anggota PKK (istri pembudidaya) tidak banyak melakukan kegiatan yang bernilai ekonomi. Melalui pengenalan diversifikasi usaha perikanan yaitu pengolahan hasil perikanan, diharapkan dapat memberikan pengetahuan terkait kegiatan usaha perikanan lain diluar usaha budidaya udang, sehingga dapat membantu meningkatkan pendapatan keluarga. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam melakukan diversifikasi usaha perikanan yaitu usaha pengolahan hasil perikanan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan lima metode yaitu : metode survey dan identifikasi masalah, metode pelatihan, metode praktik, metode pendampingan dan metode monitoring dan evaluasi. Kegiatan diikuti oleh sepuluh orang anggota PKK dusun Kombading yang berkumpul dalam kelompok Mina Jaya. Dalam kegiatan ini dilaksanakan pengenalan diversifikasi usaha perikanan, pemberian materi dan praktik pengolahan ikan: berbahsan dasar ikan lemuru, surimi dan rumput laut, serta pengemasan dan pemasaran. Kegiatan dilaksanakan selama bulan Juni s,d Agustus 2022 dan diikuti oleh peserta dengan sangat baik

    Peningkatan Nilai Ekonomis Ikan Lokal melalui Diversifikasi Olahan di Pesisir Desa Pengambengan Kabupaten Jembrana, Bali

    Get PDF
    The benefit of fish processing is to increase the economic value and impede the fish decay process. By implementing diversification method, it is envisaged that the income of coastal communities can be improved through augmenting the use of abundant low-cost fish in Pengambengan for instance lizardfish (Synodontidae), scad fish (Decapterus macarellus) and lemuru (Sardinella lemuru). The aim of this community service is to give valuable practices by way of altering the behaviour of local inhabitants in optimizing local natural resources through recent technologies. The activity was carried out using three approaches consisting of providing processed diversification material, conducting joint processing practice activities, and assisting target groups. The mentoring courses were attended by two target groups, namely Poklahsar Tanjung Cemara and Poklahsar Tanjung Wangi. The practices were composed of fish sauce, shredded fish and fish cake subjects. During the practice, the group was tremendously active in participating and eager to endavour the lesson at their home altogether. Overall, the results of mentoring showed that the target groups had implemented diversification process and sold above-mentioned valuable products, which was successfully increasing the side income of all group members.Manfaat pengolahan ikan adalah untuk meningkatkan nilai ekonomis serta memperlambat terjadinya proses pembusukan ikan. Melalui diversifikasi pengolahan diharapkan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pesisir sekaligus menjadi solusi pemanfaatan ikan-ikan ekonomis rendah seperti ikan kadalan, ikan layang dan ikan lemuru yang banyak terdapat di pesisir Desa Pengambengan Kabupaten Jembrana, Bali. Tujuan dari pelaksanaan kegiatan pengabdian ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan perubahan perilaku masyarakat pesisir dalam mengoptimalkan pemanfaatan ikan lokal ekonomis rendah. Kegiatan ini dilaksanakan melalui tiga pendekatan yaitu pemberian materi diversifikasi olahan, melakukan kegiatan praktik olahan bersama, dan pendampingan kelompok sasaran. Kegiatan diikuti oleh dua kelompok sasaran yaitu Poklahsar Tanjung Cemara dan Poklahsar Tanjung Wangi. Dalam kegiatan ini diberikan pembekalan materi berupa diversifikasi olahan Sambal Ikan, Abon Ikan dan Otak-otak Ikan. Selama kegiatan praktik, kelompok sangat aktif berpartisipasi dan bersemangat untuk mempraktikkannya kembali di rumah. Hasil dari pendampingan yang dilakukan setelah kegiatan pelatihan menunjukkan bahwa kelompok telah melakukan olahan ikan dalam bentuk sambal ikan dan abon ikan dan telah menjadi produk olahan yang dijual sehingga memberikan tambahan penghasilan bagi kelompok

    Shrimp Product Innovation in Smart Fisheries Village Kombading, Jembrana, Bali

    Get PDF
    Kombading village is Smart Fisheries Village (SFV) area from Shrimp Cluster of Devisa Village under Jembrana Marine and Fisheries Polytechnic and Indonesian Export Financing Institute Denpasar guidance. This technical guidance aims to supporting one of SFV concept development as priority program of Blue Economy based by Ministry of Marine and Fisheries. The technical guidance attended by 20 participants from Processing and Marketing groups of Mina Jaya Pertiwi (10 person) and teachers-parent of Early Childhood Education School Darul Ulum Kombading. There are 3 substances was given to participants i.e. (1) benefits of consuming the fish product, (2) shrimp products diversification (crispy shrimp head, fried shrimp meatball, and shrimp head broth powder), and (3) introduction of PIRT Certification for home industry products. Sensory evaluation shows that crispy shrimp head and fried shrimp meatball needs improvement in texture and appearance. Moreover, this technical guidance was able to increase participants knowledge significantly (p<0,05)

    Pengaruh jenis kemasan dan posisi penyimpanan terhadap kualitas surimi ikan swanggi selama penyimpanan suhu chilling

    Get PDF
    Ikan swanggi (Priacanthus tayenus) merupakan salah satu jenis ikan yang berpotensi sebagai bahan baku surimi. Surimi adalah produk antara bernilai tinggi yang banyak digunakan dalam pembuatan fish cake. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh jenis kemasan dan posisi penyimpanan terhadap kualitas surimi ikan swanggi melalui pengujian sensori, kadar air, dan mikrobiologi. Surimi ikan swanggi dikemas menggunakan tiga jenis plastik yang berbeda, yaitu polietilen (PE), polipropilen (PP), dan nilon. Surimi disimpan selama 28 hari di dalam freezer dengan suhu penyimpanan sebesar 2-8°C, dan posisi penyimpanan yang berbeda. Parameter yang dianalisis meliputi penilaian sensori, kadar air, dan angka lempeng total. Penelitian menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 ulangan. Data sensori dan kadar air diolah menggunakan SPSS 26.0 dengan analisis sidik ragam, jika terdapat perbedaan yang signifikan, dilakukan uji Duncan dan Tukey pada taraf kepercayaan 95%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa surimi yang dikemas dengan plastik nilon memiliki atribut kenampakan uji gigit, dan uji lipat yang lebih baik dibandingkan surimi yang dikemas plastik PE dan PP. Rata-rata kadar air surimi yang dikemas dengan ketiga jenis plastik berkisar antara 70-78% selama penyimpanan 28 hari dengan posisi penyimpanan yang berbeda. Kadar air pada surimi yang dikemas menggunakan ketiga jenis kemasan mengalami peningkatan seiring lamanya waktu penyimpanan. Angka lempeng total surimi menunjukkan nilai yang melebihi standar SNI 2694:2013. Semakin lama penyimpanan, maka semakin bertambah pula jumlah mikroba pada surimi

    Karakteristik organoleptik dan nilai gizi biskuit dengan fortifikasi tepung surimi ikan swanggi (Priacanthus tayenus): Organoleptic and nutritional characterization of fish biscuits with fortification of surimi powder from purple-spotted bigeye fish (Priacanthus tayenus)

    No full text
    Fish has a high nutritional value, but most people are not consume fish because it has a fishy smell, a lot of thorns, and is prone to rottenness. So, the diversity of processed seafood can be a solution for people who do not like to consume fish. This study was aimed to determine the effect of the formulation on the level of consumer acceptance and to determine the nutritional value of biscuits with the fortification of surimi powder. The research method was divided into three steps, that consist of surimi characterization, fish biscuit formulation, and fish biscuit characterization. The concentrations of surimi powder used were 0; 10; 20; 30; 40; 50%. The data from this study were analyzed using the One Way Anova test with the Duncan advanced test for the organoleptic test, and the Tukey advanced test for the proximate test, with a confidence level of 95%. The results showed that based on the proximate test, fish surimi had a protein content of 19.91%, lipid 0.7%, ash 0.41%, water 78.9%, and carbohydrates 0.08%. Surimi powder has a protein content of 53.01%, lipid 5.03%, ash 1.35%, water 25.22%, and carbohydrates 15.39%. The best biscuit formulation was the fortification of surimi powder with a concentration of 20% with the results of the best preference test of appearance 7.50; smell 6.87; taste 7.37; and texture 7.13 from the maximum scale of 9 while the results of the proximate test with values of protein, lipid, mineral, water, and carbohydrate content of 16.91%; 17.10%; 2.80%; 5.67%; and 57.52%.Ikan memiliki kandungan gizi yang tinggi, namun sebagian besar masyarakat kurang gemar mengonsumsi ikan karena memiliki aroma yang amis, banyak duri, dan mudah mengalami kemunduran mutu sehingga penganekaragaman olahan hasil laut dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang tidak mau mengonsumsi ikan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan pengaruh formulasi terhadap tingkat penerimaan konsumen dan nilai gizi biskuit dengan fortifikasi tepung surimi. Metode penelitian terbagi menjadi karakterisasi surimi, formulasi biskuit ikan, dan karakterisasi biskuit ikan. Konsentrasi tepung surimi yang digunakan pada formulasi biskuit ikan adalah 0; 10; 20; 30; 40; 50%. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan uji ANOVA satu arah dengan uji lanjut Duncan untuk uji organoleptik dan uji lanjut Tukey untuk uji proksimat dengan tingkat kepercayaan 95%. Hasil karakterisasi surimi menunjukkan bahwa surimi ikan sebelum dikeringkan memiliki kadar protein sebesar 19,91%, lemak 0,7%, abu 0,41%, air 78,9%, dan karbohidrat 0,08% namun setelah dikeringkan memiliki kadar protein 53,01%, lemak 5,03%, abu 1,35%, air 25,22%, dan karbohidrat 15,39%. Formulasi biskuit ikan terbaik, yaitu perlakuan fortifikasi tepung surimi 20% dengan nilai kesukaan ketampakan 7,50; aroma 6,87; rasa 7,37, dan tekstur 7,13 dari skala 9. Kandungan nilai gizi meliputi kadar protein 19,91%, lemak 17,10%, abu 2,80%, air 5,67%, dan karbohidrat 57,52%
    corecore