27 research outputs found

    ANALISIS KEWAJIBAN SYIBHUL IDDAH BERDASARKAN SURAT EDARAN DIRJEN BIMAS ISLAM KEMENAG RI NOMOR P-005/DJ.III/HK.00.7/10/2021 PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

    Get PDF
    ABSTRAK Refadila Demira, (2023): Analisis Kewajiban Syibhul Iddah Berdasarkan Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Nomor P-005/DJ.III/HK.00.7/10/2021 Perspektif Hukum Islam Penulisan skripsi ini dilatarbelakangi munculnya Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Nomor P-005/DJ.III/HK.00.7/10/2021 yang mengatur masa tunggu bagi pihak laki-laki setelah perceraian (syibhul iddah). Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari kewajiban syibhul iddah berdasarkan Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Nomor P-005/DJ.III/HK.00.7/10/2021 dan mengidentifikasi faktor pendukung dan penghambat pemberlakuannya serta melihat perspektif Hukum Islam terhadap Surat Edaran tersebut. Penelitian ini berbentuk lapangan (field research). Penelitian ini berlokasi di Kua Kec. Pekanbaru Kota. Sumber yang dipakai meliputi sumber primer yaitu: Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Nomor P-005/DJ.III/HK.00.7/21/2021, dan KUA Kec. Pekanbaru Kota, sumber sekunder yaitu buku-buku fikih. Teknik Pengumpulan data menggunakan metode wawancara dan dokumentasi. Pembahasan dan dianalisis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Hasil analisis penulis dari penelitian ini adalah bahwa kewajiban syibhul iddah berdasarkan Surat Edaran Dirjen Bimas Islam nomor P005/DJ.III/HK.00.7/10/2021 ialah berisi masa tunggu yang harus dijalankan oleh pihak laki-laki atau bekas suami setelah perceraian talak raj‟i untuk dapat melakukan pernikahan baru dengan perempuan lain. Pemberlakuan syibhul iddah ini tidak diberlakukan sebagaimana iddah yang dijalani perempuan, melainkan pemberlakuan syibhul iddah hanya mengikut pada interval waktu iddahnya saja. Maka pelaksanaan syibhul iddah berdasarkan Surat Edaran Dirjen Bimas Islam Kemenag RI Nomor P-005/DJ.III/HK.00.7/10/2021 tentang Pernikahan Dalam Masa Iddah Istri merupakan langkah progresif dari Kementrian Agama meskipun terdapat hambatan dalam pelaksanaannya disebabkan karena syibhul iddah tidak ditemukan secara eksplisit pada fikih maupun undang-undang tentang pernikahan sehingga menyulitkan pensosialisasian aturan tersebut namun akan menjadi langkah yang tepat untuk melindungi hak-hak bekas istri selama masa iddah pasca perceraian. Pemberlakuan syibhul iddah dianalisa melalui aspek al-mashlahah (kemashlahatan) dan sejalan dengan perspektif Hukum Islam. Kata kunci: Syibhul iddah, iddah bagi laki-laki, Hukum Islam

    Conversational implicature in movie script Tangled (2010)

    Get PDF
    ENGLISH: Pragmatic talks about people’s intended meaning, their assumption, their purpose or goals and also the kind of action. This study attempts to analyze pragmatically the conversational implied meaning. Therefore, this research focouses on two topics: 1. What implied meanings of the conversational implicature are found in Tangled movie? 2. How maxims of conversation are violated in the conversational implicature in Tangled movie? The research uses the Yule’s theory (1996) about the conversational implicature and Grice’s theory (1975) about maxims of conversational. The method used in this research is descriptive qualitative method by analyzing document. This reserach finding the implied meanings aimed at classifying the types of conversational implicature resulted from the violated maxims which have been done by the characters in the Tangled movie and then explaining their meanings. The data of this research found are 26 data. Based on the data analysis, the results show that the conversational implicature based on cooperative principle used in Tangled movie, the reults show that the conversational implicature violates are the maxims of is maxim of relation (10 data), maxim of manner (7 data), maxim of quality (5 data), and maxim of quantity (4 data). Based on the findings of the data analysis, it can be concluded that the implicatur conversational violates the maxims of conversational especially for maxim of relation that gives irrelevant information to convey the implied meaning. INDONESIA: Pragmatik menjelaskan tentang makna yang diucapkan orang, asumsi mereka, tujuan atau sasaran mereka dan juga jenis tindakannya. Penelitian ini mencoba menganalisis secara pragmatis makna tersirat percakapan atau Prinsip Kooperatif Grice dan maksimnya. Oleh karena itu penelitian ini memfokuskan pada dua topik: 1. Apa makna tersirat dari implikatur percakapan yang ditemukan dalam film Tangled? 2. Bagaimana maksim percakapan melanggar implikatur percakapan dalam film Tangled? Penelitian ini menggunakan teori Yule (1996) tentang implikasi percakapan dan teori Grice (1975) tentang prinsip-prinsip percakapan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menemukan makna tersirat yang ditujukan untuk mengklasifikasikan jenis-jenis implikatur percakapan yang dihasilkan dari pelanggaran maksim yang telah dilakukan oleh tokoh-tokoh dalam film Tangled dan kemudian menjelaskan maknanya. Dari hasil penelitian ini ditemukan sebanyak 26 data. Berdasarkan analisis data, hasil menunjukkan bahwa implikatur percakapan berdasarkan prinsip kooperatif yang digunakan dalam film Tangled, menunjukkan bahwa yang melanggar implikatur percakapan adalah maksim relevansi (10 data), maksim pelaksanaan (7 data), maksim kualitas (5 data), dan maksim kuantitas (4 data). Berdasarkan temuan analisis data, dapat disimpulkan bahwa implikatur percakapan yang melanggar maksim percakapan terutama untuk memaksimalkan hubungan yang memberikan informasi yang tidak relevan untuk menyampaikan makna yang tersirat

    From Morphogens to Monogamy: the Wnt Pathway’s Role in Monogamy

    No full text
    The fish species Amatitlania nigrofasciata, convict cichlids, exhibit the behavior of serial monogamy. Dopamine has been linked to the success of pair bonding and monogamy. Dopaminergic (DA) neurons, the receptors of dopamine, are the reason the reward feeling of dopamine is felt by organisms. These neurons are housed in the Ventral Tegmental Area (VTA). The Wnt morphogen, which works through the Wnt pathway, has been previously shown to be a key player in the formation of the midbrain, the area where the VTA resides. This thesis delves into comparing gene expression related to the Wnt morphogen between convict cichlids and the polygamous control, D.rerio (zebrafish). RNA probes were created to target mRNA that codes for specific proteins in the Wnt pathway, Wnt-1 and Fzd-1 in convict cichlids and zebrafish. In Situ Hybridization (ISH) using convict cichlid and zebrafish embryos was performed to distinguish gene expression between the two species. Whole-mount images of these embryos were taken to study the placement and concentration of the morphogen. Convict cichlids have been shown to have similar placement to zebrafish with Wnt-1, but convict cichlids show heterochrony with the development of Wnt-1. Fzd-1 placement and concentrations are different between convict cichlids and zebrafish. These first glimpses into the similarities and differences of gene expression may provide insight into the formation of the VTA and DA neurons

    How to change the brand perception of an industrial brand? The case study of Frezite

    No full text
    As technologies and customer segments advance, many brands realise that they have to do something to keep up with the times and maintain a favourable brand perception. The Frezite Group, a brand that has existed since 1978, had experienced a decline in its brand identity and brand architecture and commissioned brand consultancy agency Mojobrands to carry out its rebranding process. The main objective of this thesis is to explain the procedure followed by Mojobrands in the rebranding process of Frezite Group with the intention of changing its brand perception. In order to provide this explanation, a case study based on secondary data research has been elaborated. The secondary data used were internal and external, consisting of: internal presentations, proposals, reports, and analyses made by Mojobrands, news, reports and information found on the websites of the different brands of the Frezite Group. Thereafter, this study presents various stages of the rebranding process, including understanding the reasons and motives for rebranding, the strategy followed, the changes in brand architecture model, brand identity and the visual identity of the brand. The results show a revolutionary rebranding process and an evolution of the brand towards a more technological and innovative image. A unification of the brand following an integration strategy is also presented, where the monolithic model of brand architecture will be adopted.À medida que as tecnologias e os segmentos de clientes evoluem, muitas marcas sentem a necessidade de fazer algo para acompanharem estes avanços, e manterem uma perceção favorável da sua marca. O Grupo Frezite, uma marca que existe desde 1978, identificou um declínio na sua identidade e arquitetura de marca, e em colaboração com a agência de consultoria de marca Mojobrands, realizou o seu processo de rebranding. A presente tese, tem como principal objetivo detalhar o procedimento seguido pela Mojobrands ao longo do processo de rebranding da Frezite Group, com a finalidade de alterar a perceção da marca. A fim de pormenorizar este percurso, foi elaborado um estudo de caso baseado na pesquisa de dados secundários. Nestes dados constam informações internas e externas, compostas por: apresentações internas, propostas, relatórios e análises feitas por Mojobrands, notícias, relatórios e informações encontradas nos websites das diferentes marcas do Grupo Frezite. Posteriormente, este estudo apresenta as várias fases do processo de rebranding, incluindo a compreensão dos motivos e motivações para a realização do rebranding, a estratégia adotada, as mudanças no modelo de arquitetura da marca, a identidade da marca e a identidade visual da marca. Os resultados evidenciam um processo de rebranding revolucionário da marca e uma evolução da imagem numa ótica tecnológica e inovadora. Adicionalmente, apresenta-se uma unificação da marca seguindo uma estratégia de integração, onde será adotado o modelo monolítico da arquitetura da marca

    PENGUJIAN KECEPATAN REAKSI (QUICK RESPONSE TEST) BERDASARKAN DESAIN EKSPERIMEN 3 FAKTORIAL PADA BEBERAPA ORANG COBA DI CLIMATIC CHAMBER LABORATORIUM PERANCANGAN SISTEM KERJA & ERGONOMI (PSK&E) TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG

    No full text
    Setiap manusia dalam melakukan pekerjaannya memiliki tingkat produktivitasnya masing-masing sebagai bentuk acuan apakah dalam melakukan pekerjaannya terdapat kondisi dimana produktivitasnya menurun atau tidak yang digambarkan dengan pekerjaan yang dilakukannya masih sesuai atau terdapat penyimpangan (error), error tersebut artinya pekerja tidak dalam kondisi siaga dan dengan adanya penurunan kesiagaan atau penurunan performa pada manusia, maka akan berpengaruh pada kecepatan respon atau kecepatan reaksi dari pekerja yang bersangkutan. Kecepatan reaksi adalah lamanya waktu yang terjadi antara pemberian rangsang tunggal sampai timbulnya respons terhadap rangsang tersebut. Tinggi rendahnya kecepatan reaksi seseorang dikarenakan penurunan kesiagaan atau performa yang menjadi salah satu faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja seorang pekerja. Sampel penelitian adalah mahasiswa aktif angkatan 2014 dan tambahan beberapa karyawan Universitas Pasundan. Sampel tersebut diolah menggunakan Teknik Sampling Stratified Random Sampling dengan strata yang digunakan adalah usia 19-21 tahun, 22-24 tahun dan strata usia ≥25 tahun. Hasil penelitian yang di dapat setelah melakukan pengolahan data menggunakan Design Experiment 3 faktorial dengan faktor yang dicobakan adalah faktor suhu, waktu dan kecepatan alat uji dan digunakan taraf signifikansi sebesar 5%, hasilnya adalah pada strata usia 19-21 tahun faktor yang paling berpengaruh adalah faktor waktu pada taraf 1 menit, untuk strata usia 22-24 tahun faktor yang paling berpengaruh adalah interaksi antara faktor waktu dan faktor kecepatan pada taraf waktu 1 menit dan kecepatan 15 Khz dan untuk strata usia ≥25 tahun faktor yang paling berpengaruh adalah faktor waktu pada taraf 1 menit. Kata Kunci : Kecepatan Reaksi, Stratified Random Sampling, Design Experiment 3 faktorial
    corecore