17 research outputs found

    Deskripsi SWOT, KAFI Dan KAFE Terhadap Hasil Penelitian Di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan UNSRAT

    Full text link
    Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman (SWOT), serta kesimpulan analisis faktor internal (KAFI) dan kesimpulan analisis faktor eksternal (KAFE) terhadaphasil penelitian di Program Studi Ilmu Kelautan FPIK Unsrat periode tahun 2012-2014. Metode penelitian adalahsurvey dan deskriptif. Data diperoleh melalui: A. Pengkajian hasil-hasil penelitian dari Paruntu dan Kumaat (2015a,b); B.Wawancara dengan para keterwakilan dari peneliti dan mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan serta pimpinan FPIK; C. Studi pustaka dan penelusuran dokumen kebijakan pada Program Studi Ilmu Kelautan. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT.Hasil deskripsi SWOT melalui KAFI dan KAFE diperoleh: A.Dua kekuatan utama, yaitu adanya 10 profesor dan 33 doktor yang relatif masih panjang dalam usia kerja dan adanya visi, misi, tujuan dan sasaran yang terukur tentang penelitian; B.Dua kelemahan utama, yaitu jumlah luaran penelitian di bidang kelautan masih kurang dan kurangnya mahasiswa dilibatkan dalam penelitian dosen; C.Dua peluang utama, yaitu banyaknya skema penelitian yang ditawarkan oleh pemerintah pusat untuk perguruan tinggi dan adanya visi Pemerintah RI Jokowi-JK menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia memberi peluang untuk melaksanakan banyaknya penelitian; D.Dua ancaman utama, yaitu tingkat persaingan di bidang penelitian yang semakin meningkat dan adanya dosen di luar Program Studi Ilmu Kelautan yang memenangkan kompetisi penelitian nasional atau perguruan tinggi di bidang kelautan. Rekomendasi untuk penelitian lanjutan adalah FPIK Unsrat perlu menetapkan strategi penelitian di bidang ilmu kelautan menggunakan analisis SWOT

    Deskripsi SWOT, KAFI dan KAFE terhadap Hasil Penelitian di Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNSRAT

    Get PDF
    Tujuan penelitian adalah mendeskripsikan kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman  (SWOT), serta kesimpulan analisis faktor internal (KAFI) dan kesimpulan analisis faktor eksternal (KAFE) terhadaphasil penelitian di Program Studi Ilmu Kelautan FPIK Unsrat periode tahun 2012-2014. Metode penelitian adalahsurvey dan deskriptif.  Data diperoleh melalui: A. Pengkajian hasil-hasil penelitian dari Paruntu dan Kumaat (2015a,b); B.Wawancara dengan para keterwakilan dari peneliti dan mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan serta pimpinan FPIK; C. Studi pustaka dan penelusuran dokumen kebijakan pada Program Studi Ilmu Kelautan. Penelitian ini menggunakan analisis SWOT.Hasil deskripsi SWOT melalui KAFI dan KAFE diperoleh: A.Dua kekuatan utama, yaitu adanya 10 profesor dan 33 doktor yang relatif masih panjang dalam usia kerja dan adanya visi, misi, tujuan dan sasaran yang terukur tentang penelitian; B.Dua kelemahan utama, yaitu jumlah luaran penelitian di bidang kelautan masih kurang dan kurangnya mahasiswa dilibatkan dalam penelitian dosen; C.Dua peluang utama, yaitu banyaknya skema penelitian yang ditawarkan oleh pemerintah pusat untuk perguruan tinggi dan adanya visi Pemerintah RI Jokowi-JK menjadikan Indonesia sebagai poros maritim dunia memberi peluang untuk melaksanakan banyaknya penelitian; D.Dua ancaman utama, yaitu tingkat persaingan di bidang penelitian yang semakin meningkat dan adanya dosen di luar Program Studi Ilmu Kelautan yang memenangkan kompetisi penelitian nasional atau perguruan tinggi di bidang kelautan.  Rekomendasi untuk penelitian lanjutan adalah FPIK Unsrat perlu menetapkan strategi penelitian di bidang ilmu kelautan menggunakan analisis SWOT

    Ecological-Economic Assesment Trevally Culture In North Lembeh District Of Bitung City, North Sulawesi Province

    Get PDF
    This study aimed to know several water quality conditions for trevally culture, determine the culture area suitability, and inform the financial benefit of the trevally culture activity in floating net system. Determination of the trevally culture was based on physical and chemical water conditions. Results showed that water conditions in Pintu Kota was suitable for trevally culture.  Net B/C Ratio was more than one, 1.34; Positive NPV was IDR. 173,838,237,98; IRR reached 36,5%; PI was > 1, 11.61; and POT was 2.7 years, where the return period was 6 cycles at an interest rate of 0,5%. The calculations of stochastic approach got positive NPV of IDR. 202,964,498, the IRR was not less than 46,2%, the PI was > 2,7; and POT was 2,8 years at the most. There were two trevally culture groups, poparo and tude each of which consisted of 10 members. With one floating net cage system of 6 nets, the investment was economically feasible.Key words: trevally culture, floating net cage system, feasibility, suitability landABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk Mengetahui kondisi beberapa kualitas air untuk budidaya ikan kuwe,  Menentukan kesesuaian lahan budidaya ikan kuwe,  Menginformasikan manfaat finansial usaha budidaya ikan kuwe (Caranx sp)  sistem karamba jaring apung. Penelitian ini dilakukan di perairan Pintu Kota, dan penentuan lokasi budidaya ikan bobara dilakukan berdasarkan pengamatan kondisi perairan fisika dan kimia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi perairan di Pintu Kota masih sesuai untuk dilakukan usaha budidaya. Hasil perhitungan analisis ekonomi diperoleh Net B/C Ratio lebih besar dari satu yakni 1,34; NPV positif yakni Rp 173,838,237,98; IRR mencapai 36,5%; PI lebih besar dari satu yakni 11,61, dan POT selama 2,7 tahun, dimana jangka waktu pengembalian investasi sebanyak 6 siklus pada tingkat suku bunga 0,5%. Perhitungan dengan pendekatan stokastik NPV diperoleh paling besar Rp 202,964,498, IRR tidak kurang dari dari 46,2%; PI paling sedikit turun menjadi 2,7 dan POT paling lama 2,8 tahun. Hanya ada dua kelompok usaha yaitu kelompok poparo dan tude yang masing-masing berjumlah 10 orang. Dengan satu paket keramba ada 6 jaring, Investasi usaha ikan kuwe dikategorikan layak secara ekonomi.Kata kunci: Budidaya Ikan Kuwe, Karamba Jaring Apung, Kelayakan Usaha, Kesesuaian Laha

    STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN SOMA PAJEKO DI KECAMATAN SALIBABU KABUPATEN KEPULAUAN TALAUD SULAWESI UTARA

    Get PDF
    ABSTRAKTujuan dari penelitian ini adalah menentukan strategi pemberdayaan masyarakat nelayan soma pajeko di Kecamatan Salibabu Kabupaten kepulauan Talaud. Metode analisis yang digunakan adalah analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). Analisis SWOT mempertimbangkan faktor lingkungan internal kekuatan (strength) dan kelemahan (weaknesses). Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman (threats). Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberdayaan masyarakat yang paling tepat diterapkan untuk nelayan soma pajeko yaitu (1). Pembangunan/pengoperasian sarana prasarana usaha perikanan, 2) Memberikan akses modal pengembangan usaha, 3) Pendekatan akses perbankan 4) Kebijakan distribusi BBM khususnelayan 5) Pelatihan pengolahan ikan pasca panen, dan 6) Adanya diversifikasi pekerjaan pada nelayan disaat cuaca buruk/ tidak melaut.Title: Strategy for Empowering Purse Seine Fisher’s Community in the Salibabu District of Talaud Islands Regency, North Sulawesi ProvinceABSTRACTThis research aims to determine the empowerment strategy of Purse Seine fisher’s in Salibabu sub district of Talaud Regency. Data were analyzed using SWOT analysis (Strength, Weakness, Opportunity, Threat). SWOT analysis considers the strength and weakness of internal environmental factor. This analysis is constructed upon logical comprehension to maximize the strengths and opportunities, but simultaneously minimize the weaknesses and threats. Results of the research suggests the most applicable empowerment toward Purse Seine fishers are: (1). development/operation of fishery infrastructure, (2) acces to business capital, (3) approach to banking access (4) distribution of fishery fuel policy (5) Post-harvest fish processing training, and; 6) Alternative income for the fishers during bad weather

    Nile Tilapia Oreochromis Niloticus Culture Development Strategy in Floating Net Cage of Galela Lake, North Halmahera Regency, North Mollucas Province

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi pengembangan budi daya ikan nila (Oreochromis niloticus) di Danau Galela Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Penelitan ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik pengembilan data melalui observasi langsung dan wawancara, dan studi literature. Analisis data menggunakan analisis SWOT. Dan dilanjutkan dengan uji OSPM (Quantitative Strategis Planning Matrix). Hasil dari analisis data menghasilkan enam strategi prioritas untuk pengembangan budi daya ikan nila (oreochromis niloticus) yaitu 1. Peningkatan pembinaan SDM 2. Memanfaatkan lembaga penyedia modal untuk pengembangan budi daya 3. Optimalisasi lahan budi daya ikan nila di karamba Jaring apung (KJA) 4. Memperluas akses pemasaran 5. Peningkatan kualitas benih ikan nila dan kualitas produk 6. Kesepakatan antar pembudidaya dalam menjaga keamanan di lokasi karamba jaring apung (KJA)

    INVENTARISASI DAN KEPADATAN UDANG DAN KEPITING DI PERAIRAN MANGROVE

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan mengetahui jenis-jenis udang dan kepiting, menentukan kepadatan, morfometrik dan mengetahui parameter kualitas air (suhu, pH dan salinitas) di perairan mangrove Kelurahan Meras Kecamatan Bunaken, Kota Manado. Hasil penelitian, diperoleh 4 spesies udang genus Penaeus dengan total 251 ekor (♂: 115 ekor dan ♀: 136 ekor). Kepiting yang didapatkan 10 spesies dari tiga genus yaitu Uca (295 ekor), Portunus (12 ekor) dan Scylla (53 ekor). Total kepiting yang ditemukan 360 ekor (♂: 203 ekor dan ♀: 157 ekor). Kepadatan tertinggi udang P. monodon, yaitu 0,092 ind/m2 sedangkan terendah P. merguiensis, yaitu 0,055 ind/m2. Kepadatan tertinggi kepiting U. annulipes, yaitu 0,126 ind/m2 sedangkan terendah P. trituberculatus, yaitu 0,003 ind/m2. Pengukuran morfometrik tertinggi udang P. monodon yaitu ♂: 19,9 cm, ♀: 17,8 cm sedangkan terendah P. semisulcatus yaitu ♂: 11,3 cm, ♀: 10,5 cm dan morfometrik kepiting tertinggi pada S. serrata yaitu ♂: 20,3 cm, ♀: 16,1 cm sedangkan terendah U. annulipes yaitu ♂: 3,7 cm, ♀: 2,4 cm. Hasil pengukuran parameter kualitas air, meliputi: suhu (27-30 0C), derajat keasaman (pH 6,9-8) dan salinitas (27-33 ppt), Kata Kunci : Inventarisasi; Cruise method; Udang; Kepiting; MangroveThe stock taking and solidity of shrimp and crab in mangrove waterThe purpose of this research is to describe the types of shrimp and crab, to decide the solidity, to decide the morphometric and to find out the parameter of water quality (temperature, pH and salinity) in mangrove water at Meras, Bunaken subdistrict, Manado. The result of this research found 4 species of shrimps genus Penaeus with total 251 (♂: 115 and ♀: 136 ). The founded crabs are 10 species from three genus, they are Uca (295), Portunus (12) and Scylla (53). The total of founded crab are 360 (♂: 203 and ♀: 157). The highest solidity of shrimp is P. monodon that is 0,092 ind/m2 , the lowest is P. trituberculatus that is 0,003 ind/m2 . The highest morphometric measurement of shrimp is P. monodon that is ♂: 19,9 cm, ♀: 17,8 cm while the lowest is P. semisulcatus that is ♂: 11,3 cm, ♀: 10,5 cm and the highest crab morphometric is S. serrata that is ♂: 20,3 cm, ♀: 16,1 cm while the lowest is U. annulipes that is ♂: 3,7 cm, ♀: 2,4 cm. The parameter measurement result of water quality, include: temperature (27-30 0C), acidity degree (pH 6,9-8) and salinity (27-33 ppt). Keywords: Stock taking, Cruise method, Shrimp, Crab, Mangrov

    Nile Tilapia Oreochromis niloticus Culture Development Strategy In Floating Net Cage Of Galela Lake, North Halmahera Regency, North Mollucas Province

    Get PDF
    This study aims to examine the development strategy of Nile tilapia (Oreochromis niloticus) culture in Galela Lake, North Halmahera Regency, North Mollucas Province. It is a descriptive study. Data collection used direct observations, interviews, and literature studies, and data analysis applied SWOT analysis, and continued with Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM)).  Results revealed that there were 6 priority strategies taken to develop the culture of the nile tilapia (O. niloticus) as follows: 1. Human resources development; 2. Take advantage of the investment-providing institutions for culture development; 3. Optimize the use of nile tilapia culture in the floating net cage; 4. Broaden the marketing access; 5. Increase the fish seed quality and the product quality; 6. Agreement among the fish farmers to maintain security in the floating net cage localities.Keywords: strategy, Galela Lake, nile tilapia, SWOT, QSPM. ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengkaji strategi pengembangan budi daya ikan nila (Oreochromis niloticus) di Danau Galela Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara. Penelitan ini merupakan penelitian deskriptif. Teknik pengembilan data melalui observasi langsung dan wawancara, dan studi literature. Analisis data menggunakan analisis SWOT. Dan dilanjutkan dengan uji OSPM  (Quantitative Strategis Planning Matrix).  Hasil dari analisis data menghasilkan enam strategi prioritas untuk pengembangan budi daya ikan nila (oreochromis niloticus) yaitu 1. Peningkatan pembinaan SDM 2. Memanfaatkan lembaga penyedia modal untuk pengembangan budi daya 3. Optimalisasi lahan budi daya ikan nila di karamba Jaring apung (KJA) 4. Memperluas akses pemasaran 5. Peningkatan kualitas benih ikan nila dan kualitas produk 6. Kesepakatan antar pembudidaya dalam menjaga keamanan di lokasi karamba jaring apung (KJA).Kata Kunci : Strategi, Danau Galela, Ikan Nila, Analisis SWOT, Analisis QSP

    IPTEK MARIKULTUR BAGI KELOMPOK PEMBUDIDAYA IKAN DESA MOTANDOI SELATAN KECAMATAN PINOLOSIAN TIMUR KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

    Get PDF
    The purpose of the community partnership program is to increase the capacity of independent and sustainable marine fish farmers groups.  Specific targets are 1) Increasing the quantity and quality of fish products from marine aquaculture in floating net cages, and 2) Enhancing partners' understanding and skills in terms of effective and efficient marine fish aquaculture technology in floating net cages. The main problems recorded, namely: 1) lack of knowledge of marine fish aquaculture technology in floating net cage; 2) fish harvest time that requires a long time, and 3) poor financial management.  To overcome these problems, an approach is carried out through direct education and training, mentoring, and management of fisheries business management in the field to partners.  After that, each trainee in the partner group is given the opportunity until they can do it themselves.  The target that will be achieved at the end of this education and training is that all group members and their families have knowledge of: 1) superior marine fish polyculture technology in floating net cage and 2) good financial management. Keywords: Fish cultivator group, floating net cage, South Motandoi village, financial management, marine fish polyculture technologyAbstrakTujuan program kemitraan masyarakat (PKM) adalah meningkatkan kapasitas kelompok pembudidaya ikan laut yang mandiri dan berkelanjutan. Target khusus adalah 1) peningkatan kuantitas dan kualitas produk ikan hasil budidaya laut dalam karamba jaring apung, dan 2) peningkatan pemahaman dan ketrampilan mitra dalam hal teknologi budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung yang efektif dan efisien. Permasalahan utama yang terekam, yaitu: 1) kurang pengetahuan tentang teknologi budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung (KJA); 2) waktu panen ikan yang membutuhkan waktu yang lama, serta 3) pengelolaan keuangan yang kurang baik. Untuk mengatasi masalah tersebut dilakukan pendekatan melalui penyuluhan dan pelatihan, pendampingan, dan pendidikan manajemen usaha perikanan secara langsung di lapangan kepada mitra. Setelah itu, setiap peserta pelatihan dalam kelompok mitra tersebut diberikan kesempatan sampai mereka bisa melakukannya sendiri.  Target akhir yang dicapai dalam PKM ini adalah semua anggota kelompok maupun keluarganya mempunyai pengetahuan tentang: 1) teknologi polikultur budidaya ikan laut dalam karamba jaring apung yang unggul, dan 2) manajemen keuangan yang baik.  Kata-kata kunci: Kelompok pembudidaya ikan, karamba jaring apung, Desa Motandoi Selatan, manajemen keuangan, teknologi polikultur ikan lau

    IDENTIFIKASI JENIS DAN KEANEKARAGAMAN ECHINODERMATA DI RATAAN PERAIRAN SEKITAR DESA TAMBALA KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA

    Get PDF
    Echinoderms are very important in marine ecosystems and are useful as a component in the food chain. Echinoderms can be detritus eaters, herbivores, carnivores and omnivores. This research was conducted for 2 weeks. The methods used are the cruise method and the quadrat transect method. The roaming method is carried out at 2 stations with data collection that is 100 m long. Next, data collection using the quadratic transect method was carried out by drawing a 10 m long transect line and placing a quadratic plot in a zig-zag manner next to the transect line. There were 5 plots observed measuring 1m x 1m with a plot distance of 2 m. Determining the distance of each station is 50 m from the first transect line and other transect lines. The results of research on the waters of Tambala Village that were obtained as a whole included four classes, namely Asteroidea, Holothuroidea, Echinoidea, and Ophiuroidea with a total of 8 types. Based on data analysis using the quadratic transect method, it was obtained: at station I H' = 1.067, the highest species density of Echinometra mathaei was 6.4 ind/m2 and the relative density was 55.49%, while at station II it was obtained H'= 0.831, the density the highest species Ophiocoma erinaceus was 15.53 ind/m2 and the relative density was 54.56%.Keywords: Echinoderms, Diversity, Abundance of species ABSTRAKEchinodermata sangat penting di dalam ekosistem laut dan bermanfaat sebagai salah satukomponen dalam rantai makanan. Echinodermata dapat bersifat sebagai pemakan detritus, herbivora, carnivora dan omnivora. Penelitian ini dilakukan selama 2 minggu. Metode yang digunakan adalah metode jelajah (cruise method) dan metode transek kuadrat. Metode jelajah dilakukan pada 2 stasiun dengan pengambilan data yaitu sepanjang 100 m. Selanjutnya pengambilan data menggunakan metode transek kuadrat dilakukan dengan menarik garis transek sepanjang 10mdan diletakkan plot kuadrat secara zig-zag di samping garis transek. Plot yang diamati sebanyak 5 buah yang berukuran 1m x 1m dengan jarak plot 2 m.Penentuan jarak tiap stasiun yaitu berjarak 50 m dari garis transek pertama dan garis transek lainnya.Hasil penelitian pada perairan Desa Tambala yang diperoleh secara keseluruhan meliputi empat kelas yaitu Asteroidea, Holothuroidea, Echinoidea, dan Ophiuroidea debngan total 8 jenis. Berdasarkan analisis data menggunakan metode transek kuadrat, maka diperoleh: pada stasiun I H’ = 1,067, kepadatan spesies tertinggi Echinometra mathaei sebesar 6,4 ind/m2 dan kepadatan relative sebesar 55,49% sedangkan pada stasiun II diperoleh H’= 0,831, kepadatan spesies tertinggi Ophiocoma erinaceus sebesar 15,53 ind/m2 dan kepadatan relatif sebesar 54,56%.Kata Kunci: Echinodermata, Keanekaragaman, Kelimpahan jeni

    Pemodelan Numerik Tsunami untuk Mengestimasi Waktu Tiba dan Ketinggian Maksimum Gelombang Tsunami di Teluk Amurang

    Get PDF
    Amurang Bay is a coastal area of South Minahasa Regency which is densely populated but faces the subduction zone of North Sulawesi which has the potential to generate earthquakes that trigger a tsunami. The process of the tsunami disaster occurred quickly, but the impact was very destructive and caused many casualties. This study aims to determine the propagation of tsunami waves with the worst scenario Mw 8.5 in Amurang Bay. Numerical methods in COMCOT software are used to model the propagation of tsunami waves in order to obtain an estimate of arrival time and maximum height of tsunami waves. Based on this modeling, the estimated arrival time of tsunami waves at the virtual tide gauge point in Amurang Bay is in the range of 8–11 minutes. The maximum height of tsunami waves is included in the alert category, which is 9.55 meters to 11.44 meters. The fastest estimated arrival time was recorded in Amurang Barat District and maximum height of tsunami waves was found in Tumpaan District. The results of this modeling can be used as one of the steps for mitigating tsunami disaster by preparing the surrounding community and assisting the evacuation process when a tsunami disaster occurs
    corecore