29 research outputs found

    Pengarusutamaan Gender dalam Kebijakan Jenjang Kepangkatan di Universitas Syiah Kuala

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi sivitas akademika Universitas Syah Kuala untuk mencapai jenjang Kepala Dosen (LK) dan Guru Besar/Guru Besar. Hasil penelitian ini berkontribusi dalam menentukan kebijakan tingkat kepangkatan berdasarkan Pengarusutamaan Gender (PUG). Program PUG yang telah dilaksanakan secara eksplisit dalam 'Gender Equality Plans in (Marine) Research Projects' atau disingkat Baltic Gender yang didanai dari program Horizon 2020 Uni-Europe dapat dijadikan acuan sebagai program 'stimulasi' bagi dosen perempuan dan peneliti untuk dapat mengembangkan kapasitas dan daya saingnya. Fasilitas kelembagaan yang mempertimbangkan beban ganda bagi dosen perempuan dapat ditindaklanjuti dengan memberikan fasilitas 'penitipan anak' hingga jam kerja normal, bagi dosen dan staf yang memiliki anak usia pra sekolah sehingga dosen perempuan juga dapat terlibat aktif dalam kegiatan produktif. dan kegiatan penelitian yang dinamis. . Selain itu, program insentif dana penelitian yang mempertimbangkan 'insentif' untuk pembayaran fasilitas penitipan anak selain insentif tambahan untuk dana penelitian dan publikasi juga dapat dipertimbangkan untuk dosen perempuan dengan beban ganda; khususnya yang berstatus single parent dengan jabatan Ketua Lektor. Namun, 'creme de la-creme' adalah semua kebijakan yang tertulis secara eksplisit ramah gender bagi dosen perempuan yang memiliki kekuatan hukum tetap dan ditandatangani oleh pimpinan tertinggi yang mengikat mereka pada jenjang turunannya tanpa mengurangi kondusifitas akademik (penelitian dan pendidikan) suasana. Karena sebuah kematian tanpa aturan yang mengikat secara formal dari sebuah institusi sangat penting untuk keberlangsungan di masa yang akan datang (sustainability). Hal ini dapat dikategorikan sebagai bentuk transformasi kelembagaan sekaligus sebagai bentuk nyata kepedulian para pemimpin tingkat tinggi, tentunya akan berdampak positif dalam jangka panjang terkait dengan target Unsyiah untuk mencapai World Class University Based Imtaq

    Digestibility, Milk Production, and Udder Health of Etawah Goats Fed with Fermented Coffee Husk

    Get PDF
    This study was carried out to assess  the utilization of  coffee husk fermented by Pleurotus ostreatus as feed supplement by measuring the digestibility, milk production and udder health of Etawah goats suffered from subclinical mastitis (+1). There were three experimental diets consisted of T0 (control diet/basal diet without fermented coffee husk), T1 (basal diet with 6% fermented coffee husk) and T2 (basal diet with 6% fermented coffee husk soaked in crude palm oil for an hour before using). Basal diet consisted of napier grass (60%) and concentrate (40%). The results showed that supplementation of lactating Etawah does with fermented coffee husk did not affect the palatability of the diets, but increased the protein and crude fiber consumption (P<0.05). There was no significant effect on nutrient digestibility and milk production while milk composition (protein, fat, total solid) increased in supplemented groups (P<0.05). The persistency of milk production and the somatic cells count were not different.  There was an improvement of somatic cells count on supplemented groups. In conclusion, fermented coffee husk could be used as feed supplement without any negative effects on digestibility and milk production. The positive effects to udder health could be expected from including fermented coffee husk in diets.Key words:  coffee husk, Etawah goat, fermented, performance, supplemen

    Antibacterial Potency of Pleurotus ostreatus Extract From Fruiting Body and its Solid Substrate on Staphyllococcus aureus

    Get PDF
    The objective of this research was to evaluate the antibacterial potency of ethanol extract from fruiting body of  Pleurotus ostreatus and Its solid substrate made from coffee husk and sawdust on the growth of Staphylococcus aureus ATCC 25922.  The extract of Ganoderma lucidum fruiting body and Tetracycline antibiotic paper disk 30µg/disk were used as control.  The samples were extracted by using maceration method in  30% ethanol solution.  The extracts were diluted with sterile distilled water to concentration 500, 1000, and 5000ppm.  The result showed that the ethanol extracts from fruiting body  of  Pleurotus ostreatus and Ganoderma lucidum and the extracts of coffee husk and sawdust substrate fermented by Pleurotus ostreatus could inhibit the growth of bacteria for all the concentration. There was a significant difference in diameter of cleared zones between  Tetracycline antibiotic disc 30?g  and the ethanol extracts of the samples (p0.05).  Tetracycline was sensitive to S.aureus ATCC25922, while all the extracts were resistant.   This study confirmed that there were the antibacterial potency of mushroom extracts from the fruiting body and also its solid substrates

    Evaluasi Rantai Permintaan Wisata dalam Perencanaan Pembangunan Ekowisata di Kawasan Wisata Cibodas, Jawa Barat

    Full text link
    In order to increase the quality of ecotourism experiences on Cibodas Ecotourism Destination Area, a reasearch on demand-chain have been done. A set of questionaires has been distributed for getting better information about motives, percepstion and opinion of the ecotourist; by using the Likert score. The result shows that as long as the ecotourists still have a chance to take a picnic, gathering and social contact in the area, most of them are not yet interest on quality of activities. Since the characteristic of impassivity tourist very clear seen amongst the ecotourist in the area, therefore it is important to apply the personal marketing concept in handling the ecotourist

    Pemangku Kepentingan yang Perlu Diberdayakan dalam Pengelolaan Hutan Produksi: Studi Kasus di Kesatuan Pemangkuan Hutan Bogor

    Full text link
    Di Jawa, gangguan hutan produksi marak terjadi yang menunjukkan bahwa kegiatan pengelolaan hutan tidak didukung oleh sebagian pemangku kepentingan. Mereka mungkin tidak bermaksud merusak hutan tetapi tetap melakukannya karena tidak memperoleh kesempatan berpartisipasi dalam kegiatan pengelolaan hutan. Tujuan penelitian adalah mengidentifikasi kelompok pemangku kepentingan yang perlu diberdayakan dalam pengelolaan hutan produksi. Kemampuan dan mobilitas sumberdaya serta kebergantungan langsung pada hutan digunakan sebagai parameter untuk mengidentifikasi mereka. Hasil Penelitian adalah sebagai berikut. Pertama, pekerja USAha penyedia input, pekerja hutan, masyarakat umum pedesaan dan pekerja industri hasil hutan adalah 4 (empat) kelompok pemangku kepentingan yang perlu diberdayakan dalam pengelolaan hutan produksi. Mereka mempunyai pendapatan dan pendidikan rendah, kebergantungan langsung pada hutan tinggi dan kurang mampu memperjuangkan kepentingannya. Kedua, pemberdayaan yang sesuai untuk mereka adalah (a) meningkatkan kemampuan mereka bekerja dan berusaha pada kegiatan pengelolaan hutan produksi dan (b) meningkatkan kesempatan kerja di dalam kawasan hutan produksi dengan mengelola hutan secara multikultur atau dengan sistem agroforestri. Kementerian Kehutanan dapat mendukung pemberdayaan tersebut dengan merumuskan kebijakan pengelolaan hutan tanaman multikultur yang mudah diimplementasikan

    Skenario Kebijakan Pengelolaan Hutan Rakyat Berkelanjutan di Kabupaten Bogor

    Full text link
    This study discusses the policy scenarios on private-forest management in Bogor. The aims of this study are: determining leverage attribut on private-forest and formulating policy models, and making scenario for the development of the sustainability index of privately managed forest. This study uses multidimensional scalling (MDS) to analyze five dimensions. By using ordinal score on certain attribute, i.e. 0 (the lowest) and 10 (the highest) of each attribute. Then, by using Rap-Pforest, we could estimate the leverage attribute of f each dimension. To prepare policy models will use a prospective analysis. Final stages, to build strategic scenarios model. The analysis showed that there are two dimensions, i.e. ecology and legal and institutional, are moderately sustainable. While for the dimensions of economy, socio-culture, and accessibility and technology are less sustain. Based on five dimensions sustainability index, this study concludes that63 indicators were used and resulting 21 leverage-attributes. Qualitative model formulation for policy scenarios are: HRB = f (EKN3, EKN4, SOS1, SOS3, LBG2, LBG3). Scenario II most realistic choice, this scenario has been able to increase the value of sustainability index of 46.35 (less sustainable) to 52.52 (quite sustainable). This study recommends, it is necessary to conduct the development strategy by involving all stakeholders as the most appropriate policy options to improve the sustainability of small scale privately managed forest in Bogor

    Preferensi Pemangku Kepentingan dalam Pengelolaan Hutan Produksi: Studi Kasus di Kesatuan Pemangkuan Hutan Bogor

    Full text link
    Pola pengelolaan hutan produksi yang dirumuskan oleh pengelola hutan di Jawa tidak sesuai digunakan sebagai landasan pengelolaan hutan produksi yang lestari. Penelitian ini berupaya merumuskan pola pengelolaan hutan produksi berdasarkan preferensi 9 (sembilan) kelompok pemangku kepentingan. Tujuan penelitian adalah (1) mengetahui preferensi pemangku kepentingan dalam pengelolaan hutan produksi dan (2) merumuskan pola pengelolaan hutan produksi yang sesuai dengan preferensi pemangku kepentingan. Hasil penelitian adalah sebagai berikut. , Pertama preferensi pemangku kepentingan adalah: (1) masyarakat pedesaan berpartisipasi dalam pengelolaan hutan produksi. Hal ini dapat diwujudkan dengan memasukkan pemberdayaan sebagai bagian dari kegiatan pengelolaan hutan; (2) masyarakat pedesaan memperoleh pekerjaan secara berkelanjutan dalam pengelolaan hutan produksi. Hal ini dapat diwujudkan dengan mengelola hutan produksi secara multikultur yang hasilnya dapat dipanen setiap tahun; dan (3) Masyarakat pedesaan berpartisipasi dalam kegiatan yang terkait dengan pengelolaan hutan produksi. Hal ini dapat diwujudkan dengan menempatkan mereka sebagai mitra kerja dan mitra USAha Perusahaan dalam pengelolaan hutan rakyat, USAha penyediaan input produksi dan industri hasil hutan. , Kedua pola pengelolaan hutan produksi yang sesuai dengan preferensi pemangku kepentingan adalah pola pengelolaan hutan produksi multikultur/agroforestri berbasis pemberdayaan masyarakat yang menempatkan masyarakat pedesaan sebagai mitra kerja dan mitra USAha Perusahaan dalam kegiatan pengelolaan hutan, penyedia input produksi dan industri hasil hutan

    Formulation of Natural, Antiseptic Liquid from Jujube Leaf Extract for Islamic Dead Body Bathing Procedures

    Get PDF
    Ziziphus spina-christi L. or Jujube, is a plant that has many health benefits, containing metabolite compounds that act as an antibacterial agent such as alkaloids, flavonoids, saponins, tannins, and polyphenols. This study aimed to make a natural antiseptic liquid from Ziziphus spina-christi L. leaf extract used in Islamic Bathing Procedures for a corpse. The stages of this research included extraction, an assay of the extract’s antiseptic activity using the agar well diffusion method, formulating the antiseptic liquid, evaluating the antiseptic liquid, and examining the antiseptic properties of the liquid. Jujube leaf extract with a concentration of 10% was proven to have the best antibiotic properties with a very strong inhibition zone category. Antiseptic liquid formulations include extracts, DMDM hydantoin, Triethanolamine, and Aqua rose. The organoleptic evaluation results of liquid antiseptic were in the form of a homogeneous concentrate liquid, brown with a rose aroma, pH 9.048, the density of 1.020 g/mL, viscosity of 5.60 m.Pas, and 0.7 cm high foam with high foam stability of 83.33%. The antiseptic test results showed that the antiseptic solution was able to inhibit the growth of Escherichia coli, Staphylococcus epidermidis, and Candida albicans ranging from strong to very strong inhibition zone diameters, 17.35 mm, 21.10 mm, and 19.95 mm, respectively. Keywords: antiseptic, antimicrobial, corpse bathing, jujube leaf (ziziphus spina christi L.
    corecore