37 research outputs found

    THE EFFECT OF TELLURIUM ATOMIC FRACTION ON THE CRYSTAL STRUCTURE AND CHEMICAL COMPOSITION OF Pb (Se1-x, Tex) SEMICONDUCTOR MATERIALS PREPARED USING BRIDGMAN TECHNIQUE

    Get PDF
    This study aimed to determine the effect of atomic fraction x of tellurium (Te) on the lattice parameters and the crystal structure of the Pb (Se, Te) compound prepared using Bridgman technique. Further characterization of the materials used X-Ray Difraction to determine the lattice parameters and the crystal structure. The chemical composition was determined using Energy Dispersive Spectroscopy (EDS), and the surface morfology shown by Scanning Electron Microscope (SEM). The results showed that all compounds crystallized in a cubic crystal structure and the lattice parameters of the crystal were a function of the fraction x of Tellurium atoms. EDS results showed that all samples were non stoichiometric but approached ideal composition. All compounds had identical surface because it had a cubic structure with homogeneous materials

    PERANCANGAN SISTEM PENGAMAN PINTU MENGGUNAKAN RFID TAG CARD DAN PIN BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 8535

    Get PDF
    ABSTRAKSI: Saat ini masalah keamanan merupakan masalah yang penting untuk diperhatikan, mengingat semakin tingginya angka kriminalitas. Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan pengamanan dalam upaya pencegahan tindak kriminalitas. Perkembangan teknologi saat ini mampu memberikan solusi atas masalah tersebut, salah satunya adalah dengan sistem keamanan bertingkat.Tugas akhir ini mengusulkan perancangan sistem pengaman pintu menggunakan RFID Tag Card dan PIN berbasis mikrokontroler AVR ATMega 8535. Sistem tersebut selanjutnya diuji dengan pengujian secara hardware dan software untuk mengetahui performansinya.Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa sistem pengaman pintu ini dapat bekerja dengan baik. Hal ini terlihat dari fungsinya yang berhasil memberikan 2 tahap pengamanan yaitu dengan RFID Tag Card dan PIN. Untuk RFID Tag Card, dapat disimpulkan bahwa jarak maksimal deteksi RFID Tag Card adalah 5 cm. Dari kapasitas memori flash yang disediakan sistem, disimpulkan bahwa sistem ini mampu menampung data-data user sebanyak 14 user dengan 1 user menghabiskan memori flash sekitar 352 Byte. Dengan parameter-parameter inilah dapat disimpulkan bahwa perancangan dan pengujian sistem ini berhasil dilakukan.Kata Kunci : Kata Kunci: RFID Reader, RFID Tag Card, PIN, Mikrokontroler AVR ATMegaABSTRACT: Nowadays, problem of security represents the problem of important to be paid attention, to consider its excelsior of criminality number. Therefore, action in efforts to achieve security is required in the effort of prevention act of criminality. Technological growth in this time can give solution to the problem, one of them is high level security system.This Final project proposes door protector system planning using RFID Tag Card and PIN base on AVR ATMEGA 8535 microcontroller. Furthermore the system is tested with examination by hardware and software to know the performances.From the research which have been done, can be concluded that this door protector system can work better. This thing is seen from its function which have succeeded by giving 2 security phases, they are RFID Tag Card and PIN. For The RFID Tag Card, can be concluded that maximum distance to detect RFID Tag Card is 5 cm. From the capacity of flash memory in the system, can be concluded that this system can accommodate users data, counted 14 users with 1 user consumes about 352 Byte of flash memory capacity. With these parameters can be concluded that planning and examinations of this system have succeeded to be done.Keyword: Keywords: RFID Reader, RFID Tag Card, PIN, AVR ATMega 853

    INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN IDENTIFIKASI JALUR SESAR DI KECAMATAN BAGELEN KABUPATEN PURWOREJO DENGAN METODE GEOMAGNET

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola sebaran anomali medan magnet, mengetahui struktur bawah permukaan serta mengidentifikasi jalur sesar di kawasan jalur sesar Kecamatan Bagelen dengan menggunakan metode geomagnet. Penelitian dilakukan di Desa Kalirejo, Clapar, Hargorejo, Soko, Semagung, Semono, Sokoagung, dan Somorejo Kecamatan Bagelen. Pengambilan data dibatasi pada koordinat 7o46’40,58” – 7o49’23,99” LS dan 110o1’22,65” – 110o3’33,46” BT. Penelitian dilakukan menggunakan satu set alat Proton Precession Magnetometer merek Geometrics tipe G-856. Pengukuran dilakukan pada 75 titik pengukuran di Kecamatan Bagelen dengan jarak antar titik 500m. Tahapan pengolahan data dilakukan dengan koreksi variasi harian, koreksi IGRF, koreksi topografi, reduksi ke kutub, kontinuasi ke atas, SVD, serta pemodelan 2D dan 3D. Nilai anomali medan magnet pada wilayah penelitian berada pada rentang -500 nT sampai 862 nT. Nilai tersebut disumbangkan oleh formasi-formasi batuan penyusun wilayah penelitian yaitu Kebobutak, Andesit, Dasit, dan Aluvium. Berdasarkan hasil pemodelan 2D, 3D maupun analisis SVD, diketahui bahwa keberadaan jalur sesar di kawasan penelitian bukan merupakan suatu jalur sesar yang berkemenerusan melainkan berupa segmen-segmen pada daerah tertentu

    IDENTIFIKASI LITOLOGI BAWAH PERMUKAAN DAERAH MANIFESTASI PANAS BUMI TINATAR-KARANGREJO KABUPATEN PACITAN MENGGUNAKAN METODE GEOMAGNET

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi nilai anomali medan magnet pada daerah manifestasi panas bumi Tinatar-Karangrejo, mengidentifikasi struktur litologi bawah permukaan daerah manifestasi panas bumi Tinatar-Karangrejo, serta mengidentifikasi pengaruh keberadaan Sesar Tinatar dan Sesar Grinjing terhadap kemunculan manifestasi panas bumi Tinatar-Karangrejo. Penelitian ini dilakukan di daerah manifestasi panas bumi Tinatar-Karangrejo yang berada pada koordinat geografis 8°4’53,1’’ hingga 8°8’4,6’’ LS dan 111°4’10,7’’ hingga 111°8’32,1’’ BT dengan jumlah titik penelitian sebanyak 54 titik. Pengambilan data primer dilakukan pada tanggal 21-23 Agustus 2017 menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM). Pengolahan data yang dilakukan adalah koreksi IGRF, koreksi variasi harian, reduksi ke kutub, kontinuasi ke atas, pemodelan 2D, serta pemodelan 3D. Dari hasil analisis data diketahui bahwa nilai anomali medan magnet di daerah penelitian berkisar antara -420 nT hingga 180 nT. Batuan beku vulkanik merupakan batuan dasar daerah penelitian yang berada pada kedalaman 0−2100 m dengan kisaran nilai suseptibilitas 0 hingga 75,6 × 10-3 (dalam SI). Di atas batuan beku vulkanik terdapat batuan piroklastik yang berada pada kedalaman 0−1700 m dan memiliki nilai suseptibilitas 0 hingga 7,7 × 10-3 (dalam SI). Pada bagian paling atas terdapat batuan sedimen klastik yang berada pada kedalaman 0−471 m dan memiliki nilai suseptibilitas 0 hingga 0,8 × 10-3 (dalam SI) dan batuan metamorf yang berada pada kedalaman 0−570 m dan memiliki nilai suseptibilitas 0,35 hingga 1,58 × 10-3 (dalam SI). Sesar Tinatar dan Sesar Grinjing berperan sebagai jalan keluarnya air panas ke permukaan

    INTERPRETASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN DAN IDENTIFIKASI JALUR SESAR MAYOR GRINDULU BERDASARKAN DATA ANOMALI MEDAN MAGNET

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan di kawasan jalur Sesar Mayor Grindulu yang mencakup Kecamatan Pacitan dan Kecamatan Arjosari Kabupaten Pacitan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pola persebaran anomali medan magnet di kawasan jalur Sesar Mayor Grindulu, mengetahui struktur bawah permukaan di kawasan jalur Sesar Mayor Grindulu, dan mengidentifikasi jalur Sesar Mayor Grindulu berdasarkan pemodelan magnetik. Pengambilan data dilakukan menggunakan Proton Precession Magnetometer (PPM) pada tanggal 24 – 26 Agustus 2017 dengan 37 titik pengukuran dan spasi antar titik pengamatan 500-1000 m. Pengolahan data dilakukan dengan koreksi IGRF, koreksi variasi harian, reduksi ke kutub dan kontinuasi ke atas. Pemodelan dilakukan berdasarkan nilai anomali medan magnet yang telah direduksi ke kutub dan kontinuasi ke atas dengan ketinggian 1000 m. Hasil analisa menunjukkan bahwa rentang nilai anomali medan magnet di kawasan penelitian adalah -700 nT hingga 400 nT. Hasil pemodelan 2D menunjukkan bahwa struktur bawah permukaan Sesar Mayor Grindulu diperkirakan memotong lapisan batu pasir, batu gamping, batu tuf, dan batu breksi di daerah penelitian. Hasil pemodelan 3D menunjukkan bahwa jalur Sesar Mayor Grindulu memiliki karakteristik sesar geser yang berada pada formasi batuan yang sama (Formasi Toma)

    Eddy Currents Variablity from Satellite Altimetry and Its Relation to Physical Conditions of Java Sea

    Get PDF
    Current pattern in Java Sea highly depends on monsoonal cycles, which create alternating conditions according to the seasons throughout the year and potential impacts on eddy currents variability. Using the surface geostrophic current data from satellite altimetry during 2013-2017, this study aims to understand the variability of eddy currents and its relations to the physical condition of the Java Sea such as sea surface temperature (SST), sea surface height (SSH), and chlorophyll-a concentration (CHL). Results showed 60 occurrence of eddy currents in the study area, 40 cyclonic and 20 anticyclonic. The largest cyclonic eddy observed in April 2013 (112.05, -5.37) with a diameter of 134.07 km, while the largest anticyclonic eddy observed in October 2017 (114.54, -6.24) with a diameter of 159.69 km. Cyclonic eddy has lower SSH and cold core while anticyclonic eddy has higher SSH and warm core. Despite having an unclear pattern during the five years period, the occurence of Eddy current has a potentially indirect influence on Chl-a concentration

    KAJIAN MULTI LAND DISASTER DENGAN PENDEKATAN MIKROTREMOR PADA KAWASAN PERBUKITAN MENOREH KULON PROGO DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

    Get PDF
    Telah dilakukan pengukuran sinyal mikrotremor di kawasan Kulonprogo bagian selatan untuk mendapatkan karakteristik seismik berupa: frekuensi predominan, faktor amplifikasi, ketebalan sedimen, indeks kerentanan seismik, percepatan getaran tanah maksimum dan nilai pergeseran tanah. Pengukuran dilakukan di 20 titik yang tersebar pada area dengan koordinat geografis 110.07° BT – 110.26° BT dan 7.80° LS – 7.94° LS. Data yang diperoleh diolah dengan menggunakan metode HVSR (Horizontal to Vertical Spectral Ratio). Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa frekuensi predominan berada pada kisaran nilai 0,96 – 12,63 Hz, faktor amplifikasi berada pada kisaran 2,32 – 6,09, ketebalan sedimen berada pada kisaran 5 – 70 m, indeks kerentanan seismik berada pada kisaran 0,3 × 10 -6 – 21,0 × 10 -6 s 2 /cm, nilai percepatan getaran tanah maksimum berada pada kisaran 67,8 – 298,5 cm/s 2 dan nilai pergeseran tanah berada pada kisaran 0,6 × 10 -4 – 16,7 × 10

    RELATIVISTIK DEUTERON; ANALISA APLIKASI MEDIS DALAM TERAPI PION

    Get PDF
    Deuteron merupakan hasil dari interaksi proton dan neuteron yang terkait dengan karakteristik elektromagnetiknya. Telaah karakterisasi sifat-sifat elektromagnetik deuteron dari fungsi gelombang relativistik dalam aplikasinya dalam bidang medis berupa terapi pion, yaitu dengan interaksi pion dengan materi (bagian tubuh manusia). Adapun tujuan penelitian tahun I ini adalah 1. Menentukan model interaksi nonrelativistik deuteron; 2. Menentukan model interaksi relativistik deuteron; 3. Menentukan jarak interaksi yang bersesuaian dengan pertukaran partikel; 4. Menentukan energi ikat dan sifat-sifat elektromagnetik deuteron; Langkah-langkay yang dilaksanakan untuk memenuhi target di tahun I ini adalah berupa kajian teoretis bagi fungsi gelombang relativistik, modifikasi dan diskretisasi program yang telah dibuat yang diperlukan untuk membuat suatu algoritma yang sesuai dan siap diterjemahkan dalam bahasa pemrograman komputer. Selanjutnya mengimplementasikan suatu teknik pemrograman untuk mendapatkan nilai besaran elektromagnetik ditinjau dari fungsi gelombang relativistik yang digunakan dalam menganalisa terapi pion. Hasil yang diperoleh pada tahun I ini telah diseminarkan di Internasional Symposium; The Application of Nuclear Technology to Support National Sustainable Development: Health, Agriculture, Energy, Industry and Environment; October 26-28, 2015 - Satya Wacana Christ ian Universit y, Salatiga, Indonesia dengan judul “Deuteron Relativistic in The One Pion Exchange Potential” dan akan dipublikasikan jurnal nasional yaitu Indonesian Journal of Applied Physics (IJAP) UNS edisi bulan April 2016, Vol. 6 No. 1 dengan judul “Electromagnetic Properties of Non-Relativistic Deuteron in Ground State”

    Identifikasi daerah rawan tanah longsor menggunakan metode geolistrik di desa Karangtengah kecamatan Imogiri kabupaten Bantul

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah mengetahui nilai resistivitas lapisan tanah dan struktur bawah permukaan di daerah rawan tanah longsor. Penelitian ini menggunakan metode geolistrik konfigurasi dipole-dipole di daerah rawan tanah longsor Desa Karangtengah, Kecamatan Imogiri, Kabupaten Bantul dengan koordinat daerah penelitian 7,9430° LS sampai 7,9401° LS dan 110,3962° BT sampai 110,3939° BT. Pengambilan data menggunakan resistivitymeter merek Syscal. Panjang setiap lintasan yaitu 200 meter dengan jarak tiap elektroda 10 meter. Struktur bawah permukaan daerah penelitian terdiri dari material lempung dengan nilai resistivitas dari 3,39 Ωm sampai dengan 58,3 Ωm dan material batu pasir dengan nilai resistivitas dari 58,4 Ωm sampai dengan 319,89 Ωm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa material lempung mendominasi daerah tersebut, sehingga ketika terjadi hujan dengan intensitas tinggi dapat berpotensi longsor karena kemiringan lereng lebih dari 40°. Bidang gelincir daerah penelitian belum terlihat hingga kedalaman 21,8 meter, sehingga diperkirakan bidang gelincir berada di kedalaman lebih dari 21,8 meter.The purpose of this research was to determine the resistivity value of soil layer and subsurface structures in a landslide prone area. This research used geoelectrical method with dipole-dipole configuration in landslide prone area of Karangtengah Village, Imogiri Subdistrict, Bantul Regency with coordinates of 7.9430° S to 7.9401° S and 110.3962° E to 110.3939° E. The data were acquired using a Syscal resistivitymeter. The length of each track was 200 meters with a distance of 10 meters for each electrode. The subsurface structure of the research area consists of clay material with resistivity values from 3.39 Ωm to 58.3 Ωm and sandstone material with resistivity values from 58.4 Ωm to 319.89 Ωm. Based on the results, it is shown that clay material dominates the area, so when there is a high-intensity rain, it can trigger landslides because the slope is more than 40°. The slip plane of the research area has not been found until a depth of 21.8 meters, so it is estimated that the slip plane is at a depth of more than 21.8 meters

    PENGEMBANGAN MODEL TELEKONEKSI ANOMALI NIÑO 3.4 DAN INDIAN OCEAN DIPOLE (IOD) SERTA APLIKASINYA TERHADAP KEJADIAN KEMARAU PANJANG DI PULAU JAWA

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah memperoleh karakteristik anomali Niño 3.4, IOD dan telekoneksi keduanya, memperoleh model telekoneksi anomali Niño 3.4 dan IOD serta menentukan tingkat keakuratan model telekoneksi anomali Niño 3.4 dan IOD terhadap data aslinya serta hasil validasi model, dan memperoleh karakteristik curah hujan di wilayah Kota Tegal, kawasan Tanjung Priok, Kota Serang, dan Pulau Bawean serta hubungan antara model telekoneksi anomali Niño 3.4 dan IOD terhadap kejadian kemarau panjang yang pernah terjadi di wilayah tersebut. Data yang digunakan adalah data indeks Niño 3.4 dan indeks IOD dari Januari 1950 hingga November 2017, serta data curah hujan Kota Tegal, kawasan Tanjung Priok, Kota Serang, dan Pulau Bawean sebagai sampel lokasi di Pulau Jawa dari Januari 1981 hingga November 2017. Penelitian dilakukan dengan menganalisis karakteristik Niño 3.4, IOD, telekoneksi keduanya, dan karakteristik curah hujan sampel wilayah menggunakan plot time series dan Power Spectral Density (PSD). Metode ARIMA (Autoregressive Integrated Moving Average) digunakan untuk memperoleh model telekoneksi anomali Niño 3.4 dan IOD. Model kemudian diaplikasikan terhadap kejadian kemarau panjang yang pernah terjadi di Pulau Jawa pada tahun 1982, 1997, dan 2015. Hasil analisis menunjukkan bahwa anomali Niño 3.4 memiliki periodisitas berkisar 60 bulan, IOD berkisar 36 bulan, dan telekoneksi keduanya berkisar 60 bulan. Model yang paling baik untuk telekoneksi Niño 3.4 dan IOD adalah ARIMA (1,1,2) dengan persamaan Zt = 1,516 Zt-1 – 0,516 Zt-2 – 0,256 at-1 + 0,021 at-2. Model ini mampu mengikuti data aslinya baik pada saat kondisi normal maupun ekstrim dengan nilai koefisien determinasi R2 = 0,87. Hasil validasi model menunjukkan bahwa semakin lama waktu yang digunakan untuk validasi, model secara relatif semakin menyimpang dari data aslinya dengan koefisien determinasi terbesar diperoleh untuk jangka waktu 3 bulan yaitu R2 = 0,88. Karakteristik pola curah hujan Kota Tegal, Kawasan Tanjung Priok, Kota Serang, dan Pulau Bawean berpola monsunal. Aplikasi model memperlihatkan bahwa saat model telekoneksi anomali Niño 3.4 dan IOD bernilai lebih atau sama dengan 3, anomali curah hujan di wilayah tersebut bernilai negatif atau dengan kata lain terjadi kemarau panjang
    corecore