37 research outputs found

    Penerapan Penilaian Kekasaran Permukaan (Surface Roughness Assessment) Berbasis Visi Pada Proses Pembubutan Baja S45c

    Get PDF
    Kekasaran permukaan sebuah benda kerja memegang peranan penting terhadap kualitas suatu produk dalam proses pemesinan. Kekasaran permukaan diukur secara langsung menggunakan alat pengukur kekasaran permukaan. Cara lain adalah dengan pengukuran secara tidak langsung. Pada penelitian ini kekasaran permukaan diukur secara tidak langsung menggunakan teknik pengolahan citra dijital yang diaplikasikan pada proses pemesinan. Benda kerja (material baja S45C) dibubut menggunakan pahat jenis HSS dilakukan dengan memvariasikan beberapa kondisi pemotongan. Kecepatan potong (ν) yang digunakan adalah 53,38 m/menit, 78,50 m/menit, dan 119,32 m/menit. Pemakanan (f) yaitu 0,1 mm/rev, 0,15 mm/rev dan 0,25 mm/rev. Sedangkan kedalaman potong ditetapkan konstan yaitu 0,5 mm. Untuk melihat pengaruh nose radius (rε) terhadap kekasaran permukaan maka digunakan pahat yang mempunyai nose radius 0,4 mm dan 0,8 mm. Setelah selesai pemotongan akan dilakukan pengukuran kekasaran permukaan menggunakan surface tester. Kemudian dilanjutkan dengan pengambilan citra permukaan benda kerja menggunakan kamera dijital biasa. Citra ini kemudian diolah dan dianalisis profil intensitasnya dengan menggunakan perangkat lunak MATLAB 7.0. Dari pengukuran kekasaran permukaan menggunakan surface tester dan analisis citra dijital diperoleh perbandingan kekasaran permukaan beberapa spesimen. Selisih kekasaran permukaan hasil pengukuran dan analisis citra di antara 0,0018 – 0,0136 µm (sangat kecil). Kekasaran permukaan spesimen 3 (pada v=53,38 m/menit; f=0,1 mm/rev; rε=0,4 mm) hasil pengukuran adalah 3,22 (µm) sedangkan hasil analisis citra adalah 3,2336 (µm). Pada spesimen dengan nomor citra 6 (v=53,38 m/menit; f=0,1 mm/rev; rε=0,8 mm) kekasaran permukaan yang diperoleh dari pengukuran adalah 2,50 (µm) dan hasil analisis citra adalah 2,5044 (µm). Pada spesimen dengan nomor citra 13 (v=119,32 m/menit; f=0,25 mm/rev; rε=0,4 mm) kekasaran permukaan yang diperoleh dari pengukuran adalah 2,15 (µm) dan nilai kekasaran permukaan yang diperoleh dari hasil analisis citra adalah 2,1518 (µm). Spesimen dengan nomor citra 15 (v=119,32 m/menit; f=0,1 mm/rev; rε=0,4 mm) nilai kekasaran permukaan pengukuran adalah 2,86 (µm) dan nilai kekasaran permukaan yang diperoleh dari hasil analisis citra adalah 2,8524 (µm)

    Perancangan Dan Pembuatan Curling Dies Untuk Penekukan Pelat Engsel Tipe Butt Dengan Sistem Press

    Full text link
    Dalam produksi engsel terdapat dua kategori utama pengerjaannya yaitu pemotongan (Cutting) dan penekukan (bending). Proses pemotongan ini bertujuan memotong material berupa lembaran logam (pelat) dibuat sesuai dengan ukuran engsel, sedangkan proses penekukan (bending) bertujuan untuk membentuk pelat hasil pemotongan melingkar. Penekukan melingkar dengan sistem press, dilakukan dengan dua langkah kerja yaitu dengan penekukan 900 atau setengah lingkaran kemudian dilanjutkan dengan penekanan sampai berbentuk melingkar. Untuk menekuk pelat engsel sampai bentuk melingkar dibutuhkan waktu yang lama karena dengan dua kali pengerjaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membuat cetakan penekukan (Curling Dies) untuk membentuk pelat engsel melingkar dengan satu langkah pengerjaan menggunakan sistem tekan.Pada penelitian ini merancang curling dies, pemodelan dengan Solidworks, simulasi mampu bentuk dengan Deform 3D, membuat curling dies dan menguji kemampuan curling dies pada penekukan melingkar pelat engsel. Penelitian dilakukan di Laboratorium Produksi-Jurusan Teknik Mesin dan Laboratorium Produksi SMKN 2 Bandar Lampung. Pengujian dilakukan dengan melihat mampu bentuk melingkar pelat engsel dengan mesin pres. Dari pengujian yang dilakukan sebanyak 2 kali percobaan pada masing-masing bagian engsel tipe butt. Pada tekanan menekuk engsel pada simulasi, tegangan terbesar adalah 672 MPa pada step 87. Dari perancangan dan pembuatan curling dies engsel pintu tipe Butt ini dapat ditekuk dengan sekali tekan. Untuk mendapatkan mampu bentuk pelat engsel AISI 1015 tebal 1mm menjadi lingkaran dibutuhkan tekanan dari mesin pres hidrolik sebesar 10 kg/cm

    Optimisasi Ketebalan Dinding Model Atap Menara Siger Pada Proses Injection Molding

    Full text link
    Produk berbahan baku plastik semakin banyak dijumpai, mulai dari peralatan rumah, komponen elektronik hingga otomotif. Hal ini dikarenakan beberapa kelebihan yang dimiliki oleh plastik seperti ringan dan tahan karat, lebih murah dibandingkan dengan produk logam atau kayu serta proses pengerjaannya relatif mudah. Proses pembentukan produk plastik yang palingg umum digunakan adalah injection molding. Penggunaan plastik yang semakin mendominasi penggunaan material menuntut suatu USAha untuk mengurangi waktu dan biaya produksi, salah satu caranya yaitu dengan memanfaatkan program simulasi sebelum dilaksanakan di lantai produksi. Dengan simulasi pemoderan dapat diketahui ketebalan optimal suatu produk, sehingga produk yang dihasilkan memiliki ketebalan seminimal mungkin dengan kualitas yang dapat diterima. Penelitian ini akan mensimulasikan variasi ketebalan dinding terhadap waktu pengisian, suhu aliran depan, waktu pendinginan, cacat garis dan udara terperangkap. Variasi ketebalan yang dipilih yaitu 1 mm, 1,5 mm, 2 mm, 2,5 mm, 3 mm, 3,5 mm dan 4 mm. Dari hasil simulasi didapatkan kesimpulan bahwa ketebalan optimal model adalah sebesar 2 mm, dimana pada ketebalan ini memiliki waktu pengisian 2,753 detik, suhu aliran depan 230,3oC, dan waktu pendinginan 25,8 detik. Cetakan (mold) mulai dapat terisi cairan plastik secara penuh mulai pada ketebalan 2 mm. Semua variasi ketebalan mengalami cacat produk yang semakin meningkat seiring dengan bertambah ketebalan model

    Effect of Cutting Parameter Variation on Drilling of AISI 1045: Experimental and Simulation

    Get PDF
    This work is focused on the study of the effect of spindle speed and feed rate on the tool temperature distribution in the drilling of AISI-1045 steel. The e data were collected under different cutting conditions. The maximum tool temperature is predicted during the drilling using finite element simulation techniques. The predicted temperature was compared to the measured temperature. The result shows the finite element simulation is reasonable. Analyses show that the range of temperature from 157 °C to 288 °C. The difference between measured temperature and simulated temperature are in the range of 17-38%. The s increased in accordance with the increasing of cutting speed and feed

    Perancangan Ulang Mesin Pres Hidrolik Sebagai Alat Penunjang Praktikum Pada Laboratorium Teknik Produksi Jurusan Teknik Mesin Universitas Lampung

    Get PDF
    Dalam upaya memenuhi kebutuhan akan peralatan penunjang praktikum bagi laboratorium teknik produksi Universitas Lampung, maka telah dilaksanakan tahapan-tahapan untuk menghasilkan sebuah mesin pres hidrolik dengan spesifikasi panjang 815 mm, lebar 600 mm dan tinggi 1747 mm, bentuk desain two columns press serta penggerak berupa pompa jenis hydraulic hand pump. Penelitian ini berfokus pada perancangan ulang mesin pres hidrolik yang telah dihasilkan sebelumnya, untuk kemudian dilakukan tahapan analisis pembebanan (stress analysis) menggunakan software Autodesk Inventor 2015®, dengan maksud untuk lebih mengoptimalkan kapasitas pembebanan pada rangka mesin pres. Untuk hasil simulasi tersebut kemudian akan didapatakan nilai beban maksimum yang dapat ditanggung desain rangka serta nilai faktor keamanan, baik untuk simulasi desain awal maupun simulasi perbaikan desain. Hasil simulasi desain awal, diketahui bahwa beban maksimum yang dapat ditahan oleh rangka mesin pres yakni sebesar 15 ton dengan faktor keamanan rata-rata pada batang penyangga mesin pres sebesar 1,373. Untuk proses simulasi selanjutnya setelah dilakukan perancangan ulang pada desain awal didapatkan penambahan nilai beban maksimum yang dapat diterima oleh rangka mesin pres yakni sebesar 20 ton, dengan faktor keamanan rata-rata pada batang penyangga mesin pres sebesar 1,123

    Perancangan Dan Pembuatan Curling Dies Untuk Penekukan Pelat Engsel Tipe Butt Dengan Sistem Press

    Get PDF
    Dalam produksi engsel terdapat dua kategori utama pengerjaannya yaitu pemotongan (Cutting) dan penekukan (bending). Proses pemotongan ini bertujuan memotong material berupa lembaran logam (pelat) dibuat sesuai dengan ukuran engsel, sedangkan proses penekukan (bending) bertujuan untuk membentuk pelat hasil pemotongan melingkar. Penekukan melingkar dengan sistem press, dilakukan dengan dua langkah kerja yaitu dengan penekukan 900 atau setengah lingkaran kemudian dilanjutkan dengan penekanan sampai berbentuk melingkar. Untuk menekuk pelat engsel sampai bentuk melingkar dibutuhkan waktu yang lama karena dengan dua kali pengerjaan. Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah membuat cetakan penekukan (Curling Dies) untuk membentuk pelat engsel melingkar dengan satu langkah pengerjaan menggunakan sistem tekan.Pada penelitian ini merancang curling dies, pemodelan dengan Solidworks, simulasi mampu bentuk dengan Deform 3D, membuat curling dies dan menguji kemampuan curling dies pada penekukan melingkar pelat engsel. Penelitian dilakukan di Laboratorium Produksi-Jurusan Teknik Mesin dan Laboratorium Produksi SMKN 2 Bandar Lampung. Pengujian dilakukan dengan melihat mampu bentuk melingkar pelat engsel dengan mesin pres. Dari pengujian yang dilakukan sebanyak 2 kali percobaan pada masing-masing bagian engsel tipe butt. Pada tekanan menekuk engsel pada simulasi, tegangan terbesar adalah 672 MPa pada step 87. Dari perancangan dan pembuatan curling dies engsel pintu tipe Butt ini dapat ditekuk dengan sekali tekan. Untuk mendapatkan mampu bentuk pelat engsel AISI 1015 tebal 1mm menjadi lingkaran dibutuhkan tekanan dari mesin pres hidrolik sebesar 10 kg/cm.Kata kunci : Software Solidworks, SoftwareDeform 3D, engsel tipe butt, curling dies, bending

    Pemodelan Dan Simulasi Urutan Pengelasan Bilah Roda Traktor Berbasis Metoda Elemen Hingga

    Full text link
    This paper discusses the modelling and simulation of welding process based on the finite element method (FEM) in order to predict the welding distortion of tractor wheel blades. Two FEM modellings are needed to obtain the welding distortion models, namely thermal and elasto-plastic. The effect of welding thermal is assumed as tendon force and to be used as input of the analysis of elasto-plastic modelling. Welding distortion simulation results were verified using the experimental data. The verification results have shown similar shape of the welding deformation between simulations and experimental. Also, deviation value of displacement distortion between simulation and experimental is small. Hence, the simulation of welding deformation modelling using thermal elasto-plastic FEM can be used to predict the welding distortion of tractor wheel blades. Based on simulation results, the shape of radial and axial displacement distortion due to welding the blade with serial sequence was larger than that of the shape distortion due to welding of the blade with a recommended sequence. After welding simulation of those of 16 wheels tractor blades, the predicted value of displacement distortion due to welding of the blade with serial sequence is equal to 3,393mm, which was larger than that of 1,440mm due to welding of the blade with recommended sequence

    Rancang Bangun Aplikasi Thermovision Untuk Pemetaan Distribusi Suhu Dan Permulaan Penyalaan Magnesium Pada Pembubutan Kecepatan Tinggi

    Full text link
    Objective of this research is making thermovision application for heat mapping. The research is carried out with machining magnesium which chisel holder is designed with a thermocouple on the tip of it. The thermocouple is used as parameter to the maximum and also minimum temperature of the application. The machining process is done at the same time when the video is recorded. After the filming process, the video will be converted into several images (.Jpg format). The images will then be processed by using the thermovision application. After the images are loaded in the application, the distribution of temperature can be seen based on several areas of colors. The result of some image reading by using the thermovision application shows that temperature distribution happens through colors and it also shows the number of temperature in Celsius degree calculation. As seen in the image capturing of object with a range of temperature for about 100°C-150°C, a maximum temperature that can be obtained is 145.662°C and the minimum temperature is 120.973°C. This range of temperature is not too far from the maximum and minimum temperature of the thermocouple

    Pemodelan dan simulasi pengeboran pada proses pengeboran tulang dalam pembedahan ortopedi

    Get PDF
    Dalam pembedahan ortopedi, mata bor berfungsi sebagai alat bantu membuat lubang untuk sekrup dalam upaya perbaikan fraktur atau pemasangan perangkat prostetik. Selama proses pengeboran berlangsung akan meyebabkan peningkatan suhu pada area pengeboran, kenaikan suhu melampaui batas yang diijinkan akan mengakibatkan matinya sel-sel tulang akibat kehilangan suplai darah yang disebut dengan nekrosis. Untuk mencegah peningkatan suhu berlebihan tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan  melakukan pemilihan geometri mata bor menggunakan finite-element analysis model tiga dimensi untuk mendapatkan nilai temperatur pengeboran tulang yang serendah mungkin. Penelitian ini berfokus pada nilai point angle 118°, yang dikombinasikan dengan nilai helix angle 13°, 20°, 28° dan 30°. Dari kombinasi tersebut menghasilkan nilai temperatur optimal pada helix angle 28° dengan suhu maksimum pada 38.814° C

    Initial Design of Forging Measuring Instrument for Application of Friction Welding

    Get PDF
    Friction welding is a metal joining technique without melting beforehand in which the process is to combine the rotation rate in one of the work materials. In the previous studies, the forging pressure parameters used for friction welding did not have a definite reference to the strength of the  joint in friction welding. This project is to make initial design of forging measuring instrument for application of friction welding. The steps include conceptual design, embodiment process, and performance analysis. The conceptual design result includes hollow iron U-shape, telescopic iron, and telescopic iron with screw. The measuring system uses a 500 kg load cell, Arduino Leonardo, HX711amplifier, and data logger. Then, after all components are assembled, the load cell calibration is performed to determine the calibration factor. The next stage is to do pressure test to see the performance of forging measuring instrument of friction welding
    corecore