16 research outputs found
INTEGRASI NILAI KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN BERBASIS KURTILAS (Kajian Peran Keteladanan Guru PAI Madrasah Aliyah di Aceh)
2013 curriculum is a curriculum that gives great attention to character education, which is characterized by fulfilling the needs of spiritual and social affection in the established Standard of Content (SI). Islamic Education Teachers are the spearhead in the implementation of character education. In carrying out their duties, in addition to having to have sufficient professional staff, PAI teachers must be role models personally and socially. Professional-paedagogic competencies, PAI Madrasah Aliyah teachers in Aceh still need training and training to improve social quality and abilities, teachers, PAI, and teachers. female students and other education personnel in Madrasas, especially in communicating with students, responsibility, dress behavior, discipline, and responsible attitude
Kepemimpinan Dalam Islam: Suatu Tinjauan Normatif
Nabi Muhammad menjelaskan bahwa (kepemimpinan) adalah suatu amanah, dan ia di hari kiamat akan menjadi kerugian dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mengambilnya dengan cara yang haq, serta menunaikan kewajiban yang terpikul di atas pundaknya. (HR. Muslim).
Kepemimpinan islam adalah amanah ke-tuhanan (devine-trust) yang merangkumi urusan duniawi-ukhrawi dengan dwiperan utama yaitu memelihara agama dan mengurus dunia. model kepemimpinan ini berbeda dengan konsep kepemimpinan barat sekuler yang hanya menjurus kepada urusan duniawi-manusiawi
Kepemimpinan islam tidak bisa dilepaskan dari aspek ideologis. artinya, sesorang yang secara ideologis menolak islam dan syariatnya, maka dia termasuk jahil. ketika penolakan itu dilakukan oleh suatu masyarakat, maka masyarakat itu disebut jahiliyah. masyarakat quraisy disebut jahiliyah bukan karena kebodohan (intelektual-nya), tapi justeru karena mereka menolah syariat yang dibawa Nabi Muhammad. dalam islam, aturan, hukum, dan undang-undang yang tidak mengacu pada islam adalah jahiliyah, karena semua produk hukum yang meninggalkan syariat disebut jahiliyah, maka selayaknya jika ditinggalkan. para pemimpinnya dijauhi agar menjadi jelas yang haq adalah haq, sedangkan yang bathil adalah bathil
Pendidikan Moral Qur'ani Strategi Belajar-Mengajar dan Evaluasi pada MAN Se Daerah Istimewa Aceh
Penelitian berawal dari sebuah masalah, di mana strategi belajar-mengajar yang berkembang dewasa ini, baik strategi yang dikembangkan dengan pendekatan liberalisasi maupun pendekatan indoktrinasi masih ditemukan kendala dalam bidang internalisasi nilai moral melalui aktivitas belajar-mengajar semua bidang studi. maka diadakan penelitian tentang konsep strategi belajar mengajar dan evaluasi yang ideal dalam rangka internalisasi nilai moral ke dalam diri subyek didik melalui semua bidang studi
Paradigma Humanisme Theosentris Dalam Pendidikan Islam Dimensi Metodologis Pembelajaran
KATA PENGANTAR
بسم الله الرحمن الرحيم
Syukur Alhamdulillah puji dan puja bagi Allah swt atas limpahan rahmat dan kurnia-Nya kepada para pecinta ilmu pengetahuan. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad saw para sahabatnya dan keluarganya sekalian.
Buku yang diberi judul: Paradigma Humanisme Theosentris dalam Pendidikan Islam: Dimensi Metodologi Pembelajaran telah dapat dirampungkan atas petunjuk dan hidayah Allah swt. Banyak pihak yang turut menyumbang atas selesainya buku ini, terutama sumbangan moril, dan semangat dari putra putri penulis serta istri yang tercinta. Sumbangan materil berupa biaya penerbitan sepenuhnya disumbangkan oleh IAIN Ar-Raniry melalui Pembantu Rektor IV, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih.
Buku ini merupakan sebuah sumbangan fikiran untuk mengembangkan kualitas sumber daya manusia melalui pendidikan, yang menekankan pada penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dijiwai oleh semangat kemanusiaan dan dilandasi keteguhan iman dan taqwa (IMTAQ).
Secara teoretik dan emperik, pendidikan merupakan media yang amat fungsional dalam upaya pembentukan manusia yang berkualitas, yang pada gilirannya berpengaruh dalam peningkatan mutu kehidupan, dan mengangkat harkat dan martabat masyarakat secara merata, harmoni dan kontinu.
Berangkat dari wawasan bahwa manusia memiliki potensi dan sumberdaya manusia untuk memudahkan mendapatkan pendidikan yang berkualitas, seperti ‘aql (berpotensi untuk berfikir), lubb, fu’ad dan juga sering disebut qalb (berpotensi untuk berzikir), serta indra (panca indra) yang bersifat fisik (berpotensi untuk bekerja keras).
Pendidikan yang dikembangkan berdasarkan paradigma humanisme theosentris selalu mempertimbangkan pada potensi dan sumberdaya manusia, baik dalam proses maupun produk pendidikan, sehingga antara proses dan produk pendidikan menjadi harmonis. Demikian juga pendidikan memiliki kesesuaian antara harapan dan cita-cita manusia dalam hidup dan kehidupan berbangsa, bernegara, beriman dan bertaqwa kepada Allah swt.
Tujuan dari buku ini ialah mengontekstualisasikan masalah metodologi pendidikan Islam. Kami yakin banyak tulisan yang senada bahkan lebih menyorot masalah pendidikan humanis dan teologis, baik dengan nama dan istilah yang digunakan sama ataupun berbeda. Setidak-tidaknya tulisan ini turut urun rembuk dalam berbagai kepentingingan, khususnya dalam kepentingan memperkaya khazanah pemikiran pendidikan Islam.
Akhirnya, hanya kepada Allah kita berserah diri, kelebihan dan kekurangan di sana sini terpulang pada perspektif dan metodologi berfikir masing-masing pembaca. Kritikan yang bersifat membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan ke depan.
Salam hormat
Penulis
Ideologi Pendidikan Qurani: Gagasan dan Tawaran
Buku ini menelusuri konsep pendidikan menurut perspektif al- Qur'an melalui beberapa unsur pendidikan, antara lain unsur tujuan, unsur subyek didik, pendidik dan beberapa unsur lain berupa alat pendidikan dan budaya masyarakat.
Semua konsep tersebut dikonstruk dengan menggunakan pola fikir reflektif kontekstual, yaitu mencari kebermaknaan antara yang sentral (al-Qur'an al-Karim) dengan perifernya yaitu konsep pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli. Kemudian ditata kernbali sesuai dengan perkembangan budaya masyarakat untuk Pendidikan Islam yang dilaksanakan pada Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan forma
Ideologi Pendidikan Qurani: Gagasan dan Tawaran
Ideologi Pendidikan Qur’ani menjadi penting
dikaji berdasarkan empat alasan, yaitu: pertama,
istilah “ideologi” digunakan dengan merujuk
pengertiannya yang luas yaitu konsep bersistem
yang dijadikan asas pendapat yang memberikan arah
dan tujuan untuk kelangsungan hidup. Implikasi
penggunaan ideologi dalam pendidikan adalah
keharusan adanya konsep cita-cita dan nilai-nilai
yang secara eksplisit dirumuskan, dipercayai dan
diperjuangkan. Kedua, filsafat dan teori pendidikan
lebih kental dengan muatan akademisnya sedangkan
ideologi agak kurang tuntutan akademisnya, akan tetapi lebih diarah kepada aksi. Ketiga, di dalam
benturan peradaban sebagai dampak globalisasi,
terjadi pergumulan ideologi dunia.
Sementara ideologi Qur’ani sarat dengan nilai-
nilai universal dan transedental seharusnya dapat
ditawarkan sebagai paradigma ideologi alternatif.
Terlebih lagi, pendidikan sebagai wahana sangat
strategis dalam membangun peradaban alternatif
perlu diformulasikan dengan pendekatan ideologis
sehingga memiliki daya pengikat dan penggerak
untuk aksi. Keempat, di tengah-tengah munculnya
semangat al-Qur’an saat ini yang berorientasi pada
nila-nilai dasar al-Qur’an yang sejatinya sangat
humanis, sehingga semangat progresivisme dan
liberalisme tidak kehilangan landasannya
Pengembangan Ilmu-Ilmu Keislaman di IAIN Ar-Raniry
Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri merupakan lembaga pendidikan tinggi yang difokuskan pada kajian keislaman. berdasarkan KEPMEN No. 110 Tahun 1982 pembidangan ilmu Agama Islam dibagi kepada delapan bidang, yaitu: (1) Ilmu Al-Qur'an dan Hadits; (2) Pemikiran dalam Islam; (3) Ilmu Fiqh (Hukum Islam) atau Pranata Sosial; (4) Ilmu Sejarah dan Peradaban Islam; (5) Ilmu Bahasa; (6) Ilmu Pendidikan Islam; (7) Ilmu Dakwah Islam; dan (8) Ilmu Perkembangan Pemikiran Modern di Dunia Islam
Between Religion and Education in Freud Perspective
This study focuses on religion and Education process of the internalization of democratic values, which are universal in nature and on ways to look at the nature of this process in detail. In addition, this study also focuses on the relevance of the internalization of the values to the Islamic education development. Researchers used a rationalistic approach (that is the opposite of the philosophy of rationalism thinking and not simply think using the ratio), which is a qualitative research approach that emphasizes the rationalistic thinking patterns. The results showed that Freud apply ideas in family and social life. His idea also offers guidance for explanations of myths, fairy tales, and history. Then interpret the drama, literature, and art. He is always looking for new dimensions and wider application of the ideas anyway, i.e., unconscious, Oedipus complex, a mental disorder (neurosis) and three basic framework of human personality. Towards the end of life, he thought of the themes of death, human limitations and the boundaries of civilization. Although he lived in difficult times which lie between the two world wars, his commitment to psychology remains high, this proves his confidence over the progress of science
Pengembangan Sistem Pendidikan Islam dalam Konteks Pelaksanaan Syari'at Islam di Aceh
In their history, Muslim people proved themselves to have reached the highest degree of development in the word. Yet, this is not the case anymore. Muslim people all over the world, including the Acehnese, are in backwardness in many aspects of life, such as in science, technology, economy, politics, and education. Islamic education is seen to play its significant role in solving the problem, especially in Aceh region, where Islamic shari’ah is officially being applied. In this case, there are four new paradigms to be developed in Islamic education, there are al-tahwid, al’dl, al-hurriyyah, and al-mas’uliyyah. It is hoped that these paradigms are capable of solving both the Acehnese and the Muslim problems all over the world
Reformulasi Sinergisitas Masyarakat Kampus Dalam Pembangunan IAIN Ar-Raniry Menuju UIN
Berbagai ragam sistem pendidikan telah dikembangkan di kampus IAIN Ar-Raniry seirama dengan aturan dan wewenang yang diberikan pemerintah pusat (Sentralisasi) dalam membangkitkan sinergi masyarakatnya, namun cita-cita dan ideologi yang dibangun tokoh-tokoh pembangunan Kampus Darussalam, yaitu masyarakat yang aman sentosa, dan damai, bebas dari segala macam teror, intimidasi dan tindakan kekerasan lain, baik fisik ataupun psikis, -- Hijrah dari Darulharb ke Darussalam -- belum terwujud secara maksimal. Membangun akuntabilitas terhadap semua masyarakat kampus, khususnya masyarakat IAIN Ar-Raniry, sehingga memiliki kesadaran dalam bekerja secara propesional untuk mewujudkan ke arah peningkatan mutu pendidikan IAIN Ar-Raniry. Akhirnya harapan tokoh-tokoh pembangunan kampus Darussalam terealisasi secara maksimal