163 research outputs found

    Uji Lama Fermentasi dan Persentase Inokulum melalui Kapang Trichoderma Harzianum terhadap Peningkatan Kualitas Isi Rumen sebagai Pakan Ayam

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase inokulum kapang Trichoderma harzianum dan lama fermentasi yang optimal terhadap peningkatkan mutu isi rumen. Metode penelitian yang digunakan adalahRancangan Acak Lengkap pola Faktorial (3 x 5), dengan dua ulangan. Sebagai faktor perlakuan A adalah taraf persentase inokulum; 3%, 5%, dan 7%, sedangkan faktor perlakuan B adalah lama fermentasi; 2 hari, 4 hari, 6 hari, 8 hari dan 10 hari. Parameter yang diukur adalah; Serat kasat, protein kasar, lemak kasar, kalsium dan fosfor Hasi penelitian menujukkan bahwa persentase inokulum sebanyak 3%, 5% dan 7% yang diberikan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap peningkatan protein kasar. Interaksi antara persetase inokulum yang diberikandengan lama fermentasi memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap peningkatan protein kasar. Fermentasi inokulum 7 % dengan lama inkubasi 10 hari tertinggi kandungan protein kasarnya yakni sebesar18,48%. Lama fermentasi berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap serat kasar. Interaksi antara persentase inokulum dengan lama fermentasi memperlihatkan pengaruh yang berbeda nyata (P<0,05) terhadap penurunan serat kasar. Interaksi antara persentase inokulum 7% dengan lama fermentasi 8 hari mengandung serat kasaryang terendah.Lemak kasar dipengaruhi oleh persentase inokulum, lama fermentasi serta interaksi antara persentase inokulum dengan lama fermentasi. Kalsium tidak dipengaruhi oleh kadar persentase inokulum, lama fermentasi serta interaksi antara persentase inokulum dengan lama fermentasi (P>0,05). Kadar fosfor dipengaruhi sangat nyata (P<0,05) oleh waktu fermentasi sedangkan persentase inokulum serta interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh yang nyata ( P<0,05).Kata kunci. Trichoderma harzianum, inokulum, dan isi rumen

    Uji Lama Fermentasi dan Persentase Inokulum Melalui Kapang Trichoderma harzianum terhadap Peningkatan Kualitas Isi Rumen Sebagai Pakan Ayam

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase inokulum kapang Trichoderma harzianum dan lama fermentasi yang optimal terhadap peningkatkan mutu isi rumen. Metode penelitian yang digunakan adalahRancangan Acak Lengkap pola Faktorial (3 x 5), dengan dua ulangan. Sebagai faktor perlakuan A adalah taraf persentase inokulum; 3%, 5%, dan 7%, sedangkan faktor perlakuan B adalah lama fermentasi; 2 hari, 4 hari, 6 hari, 8 hari dan 10 hari. Parameter yang diukur adalah; Serat kasat, protein kasar, lemak kasar, kalsium dan fosfor Hasi penelitian menujukkan bahwa persentase inokulum sebanyak 3%, 5% dan 7% yang diberikan berpengaruh sangat nyata (P0,05). Kadar fosfor dipengaruhi sangat nyata (P<0,05) oleh waktu fermentasi sedangkan persentase inokulum serta interaksi keduanya tidak memberikan pengaruh yang nyata ( P<0,05).Kata kunci. Trichoderma harzianum, inokulum, dan isi rumen

    KAJIAN PENGELOLAAN LIMBAH MEDIK DI 12 POLI UMUM PUSKESMAS KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) merupakan sarana kesehatan terdepan yang berfungsi sebagai penggerak pembangunan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat umum. Sebagai sarana pelayanan umum, puskesmas memelihara dan meningkatkan lingkungan sehat sesuai dengan standar dan persyaratan. Hal ini sejalan dengan amanat Pasal 28H ayat 1 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah ditegaskan bahwa setiap orang berhak memperoleh pelayanan kesehatan, kemudian dalam pasal 34 ayat 3 dinyatakan negara bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak. Pasal 163 Undang Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan, pada ayat 1 dikatakan bahwa pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat menjamin ketersediaan lingkungan yang sehat dan tidak mempunyai resiko buruk terhadap kesehatan. Pasal 65 Undang-Undang nomor 32 tahun 2009, dikatakan bahwa setiap orang berhak atas lingkungan hidup yang baik dan sehat sebagai bagian hak asasi manusia (Rahno, 2015). Tujuan Penelitian Identifikasi Karakter dan Evaluasi Limbah Medik Di Poli Umum. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif analisis deksriptif dalam Pengelolaan limbah medik di Puskesmas di Kota Bengkulu. Sumberdaya manusia pengelola limbah dipuskesmas Nusa Indah, Pasar Ikan, Beringin raya nilai yang paling baik.Puskesmas Ratu Agung dan Betungan mengahsilkan limbah padat paling banyak. Puskesmas Betungan menghasilkan limbah cair paling banyak, puskesmas ratu agung dan bentiring menghasilkan limbah tajam paling banyak dan puskesmas betungan menghasilkan limbah infeksius paling banyak. Pihak dinas kesehatan perlu melaksanakan pelatihan pengelolaan limbah bagi tenaga kesehatan lingkungan dan penambahan tenaga kesehatan lingkungan di puskesmas kota bengkulu bagi puskesmas yang belum dengan mengusulkan formasi pegawai negeri sipil atau tenaga kontrak ke pemerintah daerah kota bengkulu. Puskesmas yang belum memiliki instrumen pendukung agar menyusun satndar operasional prosedur, struktur pengelola dan pengusulan pengadaan instalasi pengelolaan air limbah bagi puskesmas yang belum memiliki

    The Potency of Ammonia from Broiler’s Manure Based on Age Phase of Ration Administration on Closed House and Open House

    Get PDF
    The aim of this research was to evaluate the potency of ammonia production from broiler’s manure based on the age phase of ration administration on the closed and open house cage. This research used Completely Randomized Design in Factorial 3x 2 with the first factor was three age phase of rations administration (0-10 days old, 11-21 days old and 22-32 days old) with three replications of each age phases. The second factor was the type of cage system (closed and open house) with two cages of each&nbsp; cage type.&nbsp; The variable observed was the ammonia concentration from broiler’s manure. The&nbsp; Data were analyzed for their variance by Analyzes of Variance (Anova). The detailed test used Duncan Multiple Range Test.&nbsp;&nbsp;&nbsp; The result of this research showed that the age phases of ration administration increased the manure ammonia concentration (P&lt;0.05).&nbsp; The older of age phase&nbsp; increased the ammonia concentration.&nbsp; The&nbsp; cage system had significant effect to ammonia concentration.&nbsp; The closed house system produced the ammonia concentration higher than open house cage.&nbsp;&nbsp; The technology that were used in closed house system had a positive effect to ammonia mitigation

    Performa Reproduksi dan Perkembangan Populasi Keturunan dari Ayam Hutan Merah pada Masyarakat di Kabupaten Seluma, Bengkulu

    Get PDF
    This study evaluates the reproductive performance and population development of red junglefowl offspring in communities in Seluma District, Bengkulu. Fifty respondents obtained by snowball sampling method used in this study. Data obtained through interviews, filling out questionnaires, and observation; includes rearing techniques, egg and chick production, as well as population. As a result, chicken population based on age and sex structure consisting of roosters (85 individuals), hens (67 individuals), chicks (63 individuals), and young chickens (122 individuals); and a total of 337 chickens. Chickens are raised by the community with 3 systems, namely (1) caged during the day and night, (2) released during the day and night, caged at night and released during the day. Egg production 5–15 eggs/hen/period, average 10.07±2.3 eggs/head/period, 8.6 ± 1.83 eggs were incubated by the hen, and eggs hatched 6.17±1.6 eggs/hen/period (72.78%), and and produced 6.17 chicks (61.26% of total egg production). Population development was slow, the initial population was 96 and the final population was 337 or an increase of 241 individuals (259.14%), the length of time of rearing was 7.47 years, so the increase rate was 32.26 individuals/year or 33.60% from the initial population. In conclusion, the descendants of the red jungle fowl are local chickens that genetically have good reproductive performance. Population growth is slow and is thought to be due to poor chickens rearing management.   Key words: Red Jungle Fowl, Offspring, Reproduction, Population   ABSTRAK Penelitian ini mengevaluasi performa reproduksi dan perkembangan populasi ayam hutan merah dan keturunannya pada masyarakat di Kabupaten Seluma, Bengkulu. Lima puluh responden diperoleh dengan metode snowball sampling digunakan dalam penelitian ini. Data diperoleh  melalui wawancara, pengisian kuesioner, dan observasi;  meliputi teknik pemeliharaan, produksi telur dan anak ayam, serta populasi. Hasil, populasi ayam terdiri dari ayam jantan (85 ekor ayam), ayam betina (67 ekor ayam), anak ayam (63 ekor anak ayam), dan ayam muda (122 ekor ayam), sehingga total ayam 337 ekor ayam. Ayam dipelihara dengan 3 sistim yaitu : dikandangkan  siang  dan malam hari, dilepas siang dan malam hari, dikandangkan pada malam hari dan dilepas pada siang hari. Produksi telur 5–15 butir/induk ayam/periode, rata-rata 10,07±2,3 butir/ekor/periode, jumlah telur dieram 8,6±1,83 butir/induk ayam/periode, dan telur yang menetas 6,17±1,6 butir/induk ayam/periode (72,78%). Produksi anak ayam sebanyak 6,17 ekor/induk ayam/periode (61,26% dari total produksi telur). Perkembangan populasi lambat, populasi awal adalah 96 ekor dan populasi akhir sebanyak 337 ekor atau naik 241 ekor (259,14%), dengan lama pemeliharaan adalah 7,47 tahun, sehingga angka kenaikkan adalah 32,26 ekor/tahun atau 33,60% dari populasi awal. Berdasarkan penelitian dapat disimpulkan bahwa ayam hutan merah keturunan dipelihara sebagai ayam lokal yang secara genetik memiliki kemampuan reproduksi cukup baik. Perkembangan populasi lambat yang diduga disebabkan menajemen pemeliharaan yang kurang baik.   Kata kunci: ayam hutan merah, keturunan, reproduksi, popula

    ANALISIS FAKTOR PENYEBAB DAN STRATEGI PENGENDALIAN ALIH FUNGSI SAWAH MENJADI PERUMAHAN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN DI KOTA BENGKULU

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor penyebab, strategi pengendalian, dan dampaknya terhadap lingkunga alih fungsi lahan sawah menjadi perumahan di Kota Bengkulu. Penelitian dilakukan pada Oktober sampai dengan November 2019 di Kota Bengkulu, Provinsi Bengkulu. Estimasi faktor-faktor yang mempengaruhi petani dalam mengalih fungsikan lahan sawah digunakan analisis regresi logistik. Dampak alihfungsi sawah terhadap lingkungan maka dilakukan analisis deskriptif. Sedangkan strategi penataan alih fungsi lahan digunakan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa j umlah tanggungan keluarga, kendala irigasi dan harga jual sawah berpengaruh nyata terhadap peluang terjadinya alih fungsi lahan . Semakin tinggi jumlah tanggungan keluarga, kendala irigasi dan harga jual sawah maka semakin tinggi kecenderungan petani untuk melakukan alih fungsi lahan sawah menjadi perumahan. Posisi pengendalian alih fungsi lahan pertanian sawah berada pada kuandran III yaitu posisi dengan strategi WO yaitu pemanfaatan peluang yang ada dan meminimalkan kelemahan yang ada. Sebanyak 70,75% responden beranggapan bahwa alih fungsi lahan sawah menjadi perumahan berdampak negatif terhadap lingkungan dengan rata -rata jawaban 3,54 yang tergolong setuju

    Pengaruh Berbagai Campuran Media Pada Feses Sapi Kaur Yang Diberi Pakan Rumput Setaria Dan Pelepah Sawit Terhadap Pertumbuhan Cacing Tanah Pheretima Sp

    Get PDF
    ABSTRAKPenelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh berbagai campuran media pada feses sapi kaur yang diberi pakan rumput setaria dan pelepah sawit terhadap pertumbuhan cacing tanah Pheretima sp. Penelitian dilaksanakan Pondokan Edo Gang 3, Unib Belakang, Kelurahan Kandang Limun Kecamatan Muara Bangkahulu Kota Bengkulu dan Laboratorium Peternakan Universitas Bengkulu.Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 5 ulangan:P0 100% feses sapi kaur, P150% sekam, P2 50% jerami padi,P3 50% batang pisang dan P4 50% serbuk gergaji. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pemberian campuran media pada feses sapi kaur yang diberi pakan rumput setaria dan pelepah sawit berpengaruh sangat nyata (P0,05) terhadap pertambahan bobot badan induk cacing tanah Pheretima sp.Kata Kunci: Media, Feses Sapi Kaur,Cacing tanah, Pheretima sp

    Pengaruh Pemberian Lumpur Minyak Sawit yang Difermentasi dengan Kapang Trichoderma Harzianum terhadap Pertambahan Bobot Badan dan Efisiensi Pakan Babi Bali

    Full text link
    Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh pemberian lumpur minyak sawit yang difermentasi dengan kapang Trichoderma harzianum terhadap pertambahan bobot badan dan efisiensi pakan babi Bali. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. R0 (tanpa pemberian lumpur sawit), R1 (pemberian 5% lumpur sawit fermentasi), R2 (pemberian 10% lumpur sawit fermentasi), R3 (pemberian 15% lumpur sawit fermentasi), R4 (pemberian 20% lumpur sawit fermnetasi). Variabel yang diamatimeliputi pertambahan bobot badan, konsumsi pakan dan konversi pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa lumpur sawit fermentasi sangat berpengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan dan konsumsi pakan pada pemberian 15% lumpur sawit fermentasi, dan berpengaruh nyata terhadap konversi pakan pada pemberian 15% lumpur sawit fermentasi

    Populasi, Manajemen Pemeliharaan, dan Pola Pemasaran Ternak Kerbau (Studi Kasus di Desa Kembang Seri, Kabupaten Bengkulu Tengah)

    Get PDF
    ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk melihat populasi dan  sistem manajemen ternak kerbau serta pola pemasaran di Desa Kembang Seri, Kecamatan Talang Empat, Kabupaten Bengkulu Tengah. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-November 2020. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah primer dan sekunder. Data primer yang dikumpulkan adalah; Identitas responden, manajemen pemeliharaan, populasi ternak kerbau dan pola pemasaran ternak kerbau serta data sekunder dapat diperoleh dari data dan catatan yang sudah ada sebelumnya. Data yang diperoleh ditabulasi dan ditampilkan dalam bentuk tabel serta gambar kemudian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukan bahwa populasi ternak kerbau yang dipelihara sebanyak 74 ekor dengan rincian 29 ekor kerbau jantan 45 ekor kerbau betina yang terdiri dari anakan sebanyak 23 ekor serta kerbau muda sebanyak 18 ekor dan dewasa 33 ekor dan untuk manajemen pemeliharaan ternak kerbau tergolong cukup baik dan sudah memenuhi standar menajemen pemeliharaan dan tergolong pada pemeliharaan semi intensif dan selanjutnya pada pola pemasaran ternak  ternak kerbau di Desa Kembang Seri, Kabupaten Bengkulu Tengah didasarkan dengan cara menjual ternak dengan kriteria penentuan harga dengan sistem waktu usaha dalam penjualan ternak. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi perbaikan data tentang populasi ternak kerbau serta melakukan introduksi sistem manajemen pemeliharaan, serta pemasaran ternak kerbau.Kata Kunci: populasi, manajemen, pemasaran, kerbau    Population, Production Systems, and Marketing Patterns of Buffaloes(Case Study in Kembang Seri Village, Central Bengkulu Regency)ABSTRACTThe research aims to look at the population and management system of buffalo and marketing patterns in Kembang Seri Village, Talang Empat District, Central Bengkulu Regency. The research aims conducted in September-November 2020. The data collected in this study were primary and secondary. Primary data collected are; Respondent identity, maintenance management, buffalo population and buffalo marketing patterns as well as secondary data can be obtained from existing data and records. The data obtained were tabulated and displayed in tables and figures then analyzed descriptively. The results showed that the population of buffalo kept as many as 74 heads, with details of 29 male buffalo 45 female buffalo consisting of 23 calves and 18 young buffalo and 33 adult heads and for the management of buffalo livestock maintenance is quite good and already meet the maintenance management standards and are classified as semi-intensive maintenance and furthermore the marketing pattern of buffalo livestock in Kembang Seri Village, Talang Empat District, Central Bengkulu Regency is based on selling livestock with price determination criteria with a system of business time in livestock sales. This research is expected to improve data on the population of buffalo and introduce production systems and marketing of buffalo livestock.Keywords: population, management, marketing, buffal

    Penggantian Sebagian Ransum Komersil Oleh Jagung Dan Pengaruhnya Terhadap Kualitas Fisik Daging Broiler

    Get PDF
    The study aimed to evaluate the physical quality of broiler meat that give commercial ration partially substituted by corn. The study used 80 broiler chickens aged 21 days. Chicken is divided into 4 (four) groups of body weight as replicates, each group consisted of 5 replicates chickens. The treatments were given in this study consisted of substitution of 0%, 10, 20% and 30% by commercial ration of corn. The results showed that the use of corn as a substitute for commercial ration significantly (P &lt;0.05) to the water holding capacity, cooking loss and meatbone ratio, but not significant (P&gt; 0.05) on the pH value of the meat. Water holding capacity on the use of corn 30% (34.40%) is significantly higher than the use of maize 0% (15.7%), 10% (22.33%) and 20% (23.78%). Water holding capacity on the use of corn 10% and 20% in commercial diet showed no significant difference. Cooking loss meat on the use of corn 30% (26.32%) is lower than the use of maize 0% (39.47%), 10% (34.21%) and 20% (36.11%), while the meatbone ratio treatment 10% corn (3.83) is higher than the treatment 20% and 30% corn. The range of pH values ​​in this study was 6.5 to 6.8 with the average of 6.63. Substitution of commercial rations by as much as 30% corn gives the value of the high water holding capacity and low cooking loss, while meatbone ratio highest found in 10% of substitution treatment
    corecore