15 research outputs found

    Pengaruh Suplementasi L-Arginin Dalam Pakan Terhadap Organ Pencernaan Ayam Broiler

    Get PDF
    This research was conducted in the enclosure of the Faculty of Agriculture, University of Timor, Sasi sub-district, Kefamenanu city, North Central Timor district for 42 days from April to May 2021. The aim of the study was to determine the effect of L-arginine supplementation in feed on the digestive organs of broiler chickens. This study used 96 Day Old Chick broilers. The research method used was a completely randomized design (CRD) consisting of 4 treatments and 4 replications. Each experimental unit consisted of 6 broilers. The treatments given consisted of T0: control feed, T1: control + 0.5% L-arginine, T2: control + 0.75% L-arginine, T3: control + 1.00% L-arginine. The variables observed were liver weight, bile weight, pancreatic weight, gizzard weight, intestinal length and small intestine weight. The data obtained were analyzed using statistical package software for the social sciences (SPSS 20). The analysis showed that the addition of L-arginine had no significant effect (P<0.05) on liver weight, bile weight, pancreatic weight, gizzard weight, intestinal length and small intestine weight. Based on these results and discussion, it can be concluded that the supplementation of the amino acid L-arginine 0.75% in broiler chicken feed can affect the weight of the digestive organs of the gizzard, while the weightof the liver, bile, panceas, intestinal weight have on significant effect.Penelitian ini dilaksanakan di kandang Fakultas Pertanian Universitas Timor, Kelurahan Sasi, Kecamatan Kota Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara selama 42 hari; terhitung sejak bulan April hingga Mei 2021. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh suplementasi L-arginin dalam pakan terhadap organ pencernaan ayam broiler. Penelitian ini menggunakan Day Old Chick broiler sebanyak 96 ekor. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Setiap unit percobaan terdiri dari 6 ekor ayam broiler. Perlakuan yang diberikan terdiri dari T0: sebagai pakan kontrol, T1: kontrol + 0,5% L-arginin, T2: kontrol + 0,75% L-arginin, dan T3: kontrol + 1,00% L-arginin. Variabel yang diamati adalah berat hati, berat empedu, berat pankreas, berat gizzard, panjang usus, dan berat usus halus. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan software statistic packge for the social sciences (SPSS 20). Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan L-arginin berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap berat hati, berat empedu, berat pankreas, berat gizzard, panjang usus, dan berat usus halus. Disimpulkan bahwa suplementasi asam amino L-arginin 0,75% dalam pakan ayam broiler dapat mempengaruhi berat pada organ pencernaan gizzard; sedangkan berat hati, empedu, pankreas, panjang usus, dan berat usus tidak berpengaruh nyata

    Profil Glukosa dan Urea Darah Sapi Bali Jantan yang digemukkan dengan Pakan Komplit yang Mengandung Level Protein Kasar berbeda

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the glucose and urea profile of Bali bovine blood fattened with complete feed containing different levels of crude protein (PK). Cattle used by male Bali cattle are 2 - 2.5 years old with an initial weight of 200 kg. The rations used in the manufacture of complete feed are prepared with feed ingredients such as: natural grass, gliricida sepium, rice bran, corn flour, pollard bran. The variables measured in the study were blood glucose and blood urea of male Bali cattle. The method used is an experimental method using a completely randomized design (CRD) with the following treatment: T1: 27% Natural Grass + Gliricida sepium 10% + Corn Flour 34% + Pollard 15% + Rice Bran 14% T2: Natural Grass 27% + 20% Gliricida Sepium + 18% Corn Flour + 15% Pollard + 10% Rice Bran T3: 27% Natural Grass + 13% gliricida sepium + 20% Corn Flour + 15% Pollard + 7% Rice Bran The results of this study indicate that, the use of complete feed with different PK levels does not affect the glucose and urea levels of blood of Bali bulls (P> 0.05). Where the blood glucose level for each treatment is, T1: 92,392 ± 9,779, T2: 87,448 ± 7,905 T3: 93,717 ± 14,969 while the blood urea levels for each treatment are T1: 44,629 ± 5,663, T2: 45,473 ± 4,152, T3: 44,543 ± 8,343. Based on description of the results of the research that has been done, it can be concluded that the provision of complete feed with PK level (11%, 13%, 15%) at 72% TDN has the same effect for all treatments and produces blood glucose and urea levels in the normal range.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui profil glukosa dan urea darah sapi bali jantan yang digemukkan dengan pakan komplit yang mengandung level protein kasar (PK) berbeda. Ternak yang digunakan berupa sapi bali jantan berumur 2 – 2,5 tahun dengan berat awal 200 kg. Ransum yang digunakan berupa ransum komplit yang disusun dengan bahan pakan yang terdiri dari: rumput alam, tepung gamal, dedak padi, jagung giling, bran pollard. Metode yang digunakan adalah metode eksperimen menggunakan RAL dengan perlakuan sebagai berikut: T1: Tepung Rumput 27 % + Tepung Gamal 10 % + Jagung 34 % + Pollard 15 % + Dedak Padi 14 % T2: Tepung Rumput 27 % + Tepung Gamal 20 % + Jagung 18 % + Pollard 15 % + Dedak Padi 10 % T3: Tepung Rumput 27 % + Tepung Gamal 13 % + Jagung 20 % + Pollard 15 % + Dedak Padi 7 %. Variabel yang diukur meliputi kandungan glukosa darah dan urea darah ternak sapi bali jantan dengan waktu pengambilan 0 jam, 2 jam, 4 jam dan 6 jam setelah diberi makan. Data yang diperoleh ditabulasi kemudian dianalisis dengan Analysis of Variance (ANOVA) sesuai prosedur rancangan acak lengkap (RAL) menggunakan SPSS versi 19.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, penggunaan pakan komplit dengan level PK yang berbeda tidak mempengaruhi kadar glukosa dan urea darah sapi bali jantan (P>0,05). Dimana kadar glukosa darah (mg/dL) setiap perlakuan adalah T1: 92,392 ± 9,779; T2: 87,448 ± 7,905; T3: 93,717 ± 14,969; Kadar urea darah (mg/dL) sapi bali jantan masing-masing perlakuan adalah T1: 44,629 ± 5,663; T2: 45,473 ± 4,152; T3: 44,543 ± 8,343. Disimpulkan bahwa pemberian pakan komplit dengan level PK (11%, 13%, 15%), dengan energi (TDN 72%) memberikan pengaruh yang sama untuk semua perlakuan dan menghasilkan kadar glukosa dan urea darah dalam kisaran normal

    Pengaruh Variasi Warna Ransum terhadap Berat Potong, Berat Karkas, Persentase Karkas dan Berat Non Karkas Ayam Broiler

    Get PDF
    Penelitian ini dilaksanakan di Kandang Percobaan milik Program Studi Peternakan pada bulan Januari sampai Februari 2018 dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh variasi warna ransum terhadap berat potong, berat karkas, berat non karkas dan persentase karkas broiler. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan, yang terdiri dari RO : ransum berwarna coklat, R1 : ransum berwarna hijau, R2 : ransum berwarna merah, R3 : ransum berwarna kuning. Variabel yang di amati yakni berat potong, berat karkas, berat non karkas dan Persentase karkas. Variabel yang dilihat adalah berat potong, berat karkas, berat non karkas dan persentase karkas. Hasil analisis statistik menunjukkan variasi warna ransum berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap berat potong broiler. Hasil analisis statistik perlakuan penambahan warna dalam pakan ayam broiler tidak berpengaruh nyata terhadap berat karkas walaupun demikian terhadap berat karkas yang tertinggi dan terendah. Hasil analisis menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang nyata warna pakan terhadap berat non karkas ayam. Hasil analisis menunjukkan bahwa persentase karkas R0 tidak berbeda dengan R1 dan R2 tapi berbeda dengan R3. Disimpulkan bahwa penambahan warna dalam pakan tidak dimaksudkan untuk menambah nilai nutrisi pakan namun berpengaruh terhadap sifat khas pakan itu sendiri baik secara langsung ataupun tidak langsung. Penambahan warna (coklat, merah, hijau dan kuning) dalam pakan tidak memberikan pengaruh secara nyata terhadap berat potong, berat karkas, berat non karkas dan persentase karkas

    Pengaruh Suplementasi Dl-Methionine terhadap Berat Hidup, Berat Karkas dan Konversi Pakan Ayam Broiler

    Get PDF
    The aim of this study was to know the effect of dl-methionine supplementation on the body weight, carcass weight, and feed conversion of broilers. This study was conducted at the Laboratory of Animal Husbandry Study Program, Agricultural Faculty, University of Timor, Kefamenanu from December 2019 to January 2020. The study used 80 fourteen-day broilers, products by PT. Wonokoyo Surabaya, Was designed with a Completely Randomized Design, consisting of 4 treatments and 4 replications. The dietary treatments were T0 (control feed), T1 (supplementation of 0.30% dl-methionine), T2 (supplementation of 0.50% dl-methionine), and T3 (supplementation of 0.70% dl-methionine). The variables measured were body weight, carcass weight, and feed conversion. Data obtained was analyzed by analysis of variance and Duncan’s test. The result showed that the bodyweight of T0, T1, T2, and T3 were 1875.00±56.79, 2077.25±46.51, 2079.00±57.11, and 2200.50±27.74 g/bird, respectively. The carcass weight, breast weight, thigh weight, and feed conversion were 1287.40±46.14, 1457.82±27.36, 1484.42±45.13, and 1567.32±8.27 g/bird; 512.63±8.60, 584.44±14.27, 598.16±13.93, and 658.69±15.75 g/bird; 511.19±16.57, 587.86±10.48, 604.55±26.86 and 636.35±21.65 g/bird; and 2.03±0.10, 1.70±0.07, 1.66±0.05 and 1.55±0.02, respectively. Statistical analysis showed that levels of dl-methionine significantly affected body weight, carcass weight, and feed conversion (P<0.05). it can be concluded that dl-methionine supplementation of 0.70% in feed increases live weight, carcass, and feed conversion of broiler chickens.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi dl-methionine dalam pakan terhadap berat hidup, berat karkas dan konversi pakan ayam broiler. Penelitian ini telah dilaksanakan di Kandang Laboratorium Program Studi Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Timor Kefamenanu selama 7 minggu, sejak Desember 2019 sampai Januari 2020. Penelitian ini menggunakan ayam broiler berumur 14 hari, sebanyak 80 ekor. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap pola searah terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah T0 (pakan kontrol tanpa suplementasi dl-metionine), T1 (suplementasi 0,30% dl-methionine dalam pakan), T2 (suplementasi 0,50% dl-methionine dalam pakan), dan T3 (suplementasi 0,70% dl-methionine dalam pakan). Variabel yang diamati dalam penelitian ini adalah berat hidup, berat karkas dan konversi pakan ayam broiler. Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam dan uji duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata berat hidup perlakuan T0, T1, T2 dan T3 masing-masing adalah 1875,00±56,79; 2077,25±46,51; 2079,00±57,11; dan 2200,50±27,74 g/ekor. Berat karkas 1287,40±46,14;1457,82±27,36; 1484,42±45,13 dan 1567,32±8,27 g/ekor. Berat dada 512,63±8,60; 584,44±14,27; 598,16±13,93 dan 658,69±15,75 g/ekor. Berat paha 511,19±16,57; 587,86±10,48 604,55±26,86 dan 636,35±21,65 g/ekor. Konversi pakan 2,03±0,10; 1,70±0,07; 1,66±0,05 dan 1,55±0,02. Analisis statistik menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata terhadap variabel yang diamati (P<0,05). Disimpulkan bahwa suplementasi dl-methionine sebesar 0,70% dalam pakan meningkatkan berat hidup, karkas dan konversi pakan ayam broiler

    Supplementation of Threonine and Tryptophan in Feed with Different Crude Protein Levels on Body Dimensions of Native Chickens in the Grower Phase (6 - 14 Weeks)

    Get PDF
    The purpose of this study is to find out the influence of feeding different levels of protein in feed on the dimensions of the body of the village chicken grower phase (6-14 weeks), to find out the addition of amino acids treonine and tryptophan in feed to the dimensions of the body of the village chicken grower phase (6-14 weeks) and to know the interaction of protein leveling and the addition of amino acids treonine and tryptophan in feed to the dimensions of the body of the village chicken grower phase (6-14 weeks). This research has been conducted in Sasi Subdistrict, Kefamenanu City District, North Central Timor Regency for 8 weeks from October-December 2020. This study used 6 weeks old native chickens as many as 120 heads. The method used in this study is a complete random design of factorial patterns of 2 x 3 i.e. 2 levels of amino acids and 3 levels of coarse protein. Treatment given A1C1 (treonine 0.50% + tryptophan 0.15% + protein 15%), A1C2 (treonine 0.50% + tryptophan 0.15% + protein 17%), A1C3 (treonine 0.50% + tryptophan 0.15% + protein 19%), A2C1 (treonine 0.75% + tryptophan 0.20% + protein 15%), A2C2 (treonine 0.75% + tryptophan 0.20% + protein 17%), A2C3 (treonine 0.75% + tryptophan 0.20% + protein 19%). The variables observed in this study were weight, chest circumference, body length, length of sternum, femur length, tibia length, shank length, shank circumference and finger length. The data obtained was analyzed using variance analysis and multiple distance tests. Statistical analysis showed that crude protein levels had an unreal effect on chest circumference, body length, breastbone length, femur length, tibia length, shank length, shank circumference and finger length. Levels of amino acids (treonine + tryptophan) have a noticeable effect on weight, chest circumference, body length, length of sternum, tibia length, shank length and finger length. There is an interaction between amino acids (treonine + tryptophan) and crude protein levels against chest circumference, femur length, shank circumference and finger length

    Pengaruh Pemberian Pupuk Kompos Berbahan Dasar Guano dengan Level Berbeda terhadap Pertumbuhan Turi (Sesbania grandiflora)

    Get PDF
    The abstracts represent all of the writing material and its implications, written briefly (about 200-250 words). A concise and factual abstract is required. The abstract should state briefly the purpose of the research, the principal results and major conclusions. An abstract is often presented separately from the article, so it must be able to stand alone. For this reason, References should be avoided, but if essential, then cite the author(s) and year(s). Also, non-standard or uncommon abbreviations should be avoided, but if essential they must be defined at their first mention in the abstract itself.Abstract should commence with a clear introduction of two or three sentences mentioning background of research. Subsequently, state the general problem of the research, followed by results/main findings that directly answer the problem. Give one or two sentence(s) to discuss the finding(s) or prospective(s).Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian pupuk kompos berbahan dasar guano dengan level yang berbeda terhadap pertumbuhan turi (Sesbania grandiflora). Alat yang digunakan terdiri dari: peralatan ukur seperti mister, meteran, jangka sorong, oven, timbangan duduk (digital); peralatan bercocok tanam seperti parang, ember, linggis, pacul dan skop sedangkan bahannya terdiri dari bibit atau anakan turi sebanyak 128 anakan, kotoran kelelawar (guano) 100 kg, jerami padi 10 kg, dedak padi 6 kg, gula 0,5 kg, EM4 (Effective Microorganisms 4) 500 cc, terpal, karung dan air secukupnya. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan sehingga terdapat 16 satuan percobaan. R0 = Tanpa pemberian kompos guano (kontrol), R1 = Pemberian pupuk kompos 200 g/lubang tanam, R2 = Pemberian pupuk kompos 500 g/lubang tanam, R3 = Pemberian pupuk kompos 800 g/lubang tanam. Variabel pengamatan yaitu Tinggi tanaman, diameter batang, dan jumlah helai daun. Pengamatan dan pengambilan data dilakukan sebanyak 4 kali (14 HST, 21 HST, 28 HST dan 35 HST).  Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis sidik ragam dan  dilanjutkan dengan uji duncan untuk melihat perbedaan antara perlakuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian kompos guano pada level 800g pada hari ke 35 HST secara signifikan meningkatkan tinggi tanaman yaitu sebesar 57,18 cm, diameter batang 0,81 mm dan jumlah helai daun 16,00 helai. Disimpulkan bahwa pemberian pupuk kompos berbahan dasar guano sangat efektif dalam meningkatkan nilai kesuburan tanah sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan dan produksi tanaman turi (Sesbania grandiflora) yang terlihat dari tinggi tanaman, diameter batang dan jumlah helai daun

    Perubahan Ukuran Linear Tubuh Kambing Kacang Jantan yang diberikan Silase Komplit Berbahan Dasar Hijauan Sorgum, Rumput Raja dan Rumput Alam

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine changes in the linear body size of male goats which were given complete silage based on Sorghum bicolor, Pennisetum purpuphoides and natural grass. The variables studied were body length, chest circumference, and shoulder height. The research method used was a Completely Randomized Design with the treatment given was TI: Sorghum bicolor 45% + Leucaena leococephala 20% + Corn 25% + pollard 10%, T2: Natural Grass 45% + Leucaena leococephala 20% + Corn 25% + Pollard 10%, Q3: Pennisetum purpuphoides 45% + Leucaena leococephala 20% + Corn 25% + pollard 10%. The results showed that shoulder height, body length and chest circumference in male goat goats for the three treatments using natural grass-based (T1), Pennisetum purpuphoides (T3) and Sorghum bicolor (T2) silage feed showed relatively similar results and had no effect. real. It was concluded that the use of different forages (natural grass, Sorghum bicolor, and Pennisetum purpuphoides) as the basis for making complete silage can increase the linear growth of a relatively similar body of goat nuts. The use of Sorghum bicolor (T2) in the manufacture of complete silage showed a higher body length, chest circumference, and shoulder height between treatments (T1 and T3).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Perubahan ukuran linear tubuh kambing kacang jantan yang diberikan silase komplit berbahan dasar hijauan sorgum, rumput raja dan rumput alam. Variabel yang diteliti adalah panjang badan, lingkar dada, dan tinggi pundak. Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap dengan perlakuan yang diberikan adalah TI : Sorgum 45% + Lamtoro 20% + Jagung 25% + pollard 10%, T2 : Rumput Alam 45% + Lamtoro 20% + Jagung 25% + pollard 10%, T3 : Rumput Raja 45% + Lamtoro 20% + Jagung 25% + pollard 10%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi pundak, panjang badan dan lingkar dada pada ternak kambing kacang jantan untuk ke tiga perlakuan penggunaan pakan silase berbasis rumput alam (T1), rumput raja (T3) dan hijauan sorgum (T2) menunjukkan hasil yang relative sama dan berpengaruh tidak nyata. Disimpulkan bahwa penggunaan hijauan yang berbeda (rumput alam, hijauan sorgum, dan rumput raja) sebagai bahan dasar pembuatan silase komplit relatif sama dalam meningkatkan pertumbuhan linear tubuh kambing kacang namun penggunaan hijauan sorgum (T2) dalam pembuatan silase komplit menghasilkan panjang badan, lingkar dada, dan tinggi pundak lebih tinggi diantara perlakuan (T1 dan T3)

    Uji Kualitas Briket Bioarang Berbahan Dasar Arang Kotoran Kambing, Arang Kotoran Sapi dan Arang Kotoran Ayam

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the quality of bioarang briquettes processed using goat manure charcoal, cow manure charcoal and chicken manure charcoal. This research will be carried out in December-February 2019, this research will be conducted in 2 locations, where in the first stage bioarang briquettes are made in the Laboratory of the Faculty of Agriculture Timor of University, while the second phase is tested on the quality of bioarang briquettes conducted at the Laboratory of the Faculty of Animal Husbandry, Nutrition and Science Feed Technology IPB. This study used a completely randomized design (CRD) consisting of three treatments: Goat manure briquette (GMB) : Goat droppings 90% + starch 10%; cow dung briquettes (CDB) : 90% Cow dung + 10% starch and ; chicken manure briquette (CMB): 90% chicken manure + 10% starch and repeated 10 times so that there are 30 units of experimental unit. Anova variance results showed that the parameters of ash content, combustion rate and heating value showed significant differences (P <0.05). It was concluded that the best quality briquettes are briquettes made from basic ingredients of goat manure which produce lower water content (36.12%), ash content (38.62%) and calorific value (3525 cal / g) while the best combustion rate is given by cow dung briquettes (0.29g / sec).Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kualitas briket bioarang yang diproses menggunakan arang kotoran kambing, arang kotoran sapi dan arang kotoran ayam. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember-Februari 2019, dan dilakukan di 2 lokasi, dimana pada tahap I dilakukan di Laboratorium Fakultas Pertanian Unimor untuk pembuatan briket bioarang, sedangkan pada tahap II dilakukan pengujian kualitas briket bioarang pada Laboratorium Fakultas Peternakan Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan IPB. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari tiga perlakuan : Briket kotoran kambing (BKK): kotoran Kambing 90 % + tepung kanji 10 %; briket kotoran sapi (BKS): kotoran Sapi 90 % + tepung kanji 10 % dan; briket kotoran ayam (BKA): kotoran Ayam 90 % + tepung kanji 10 % dan diulang sebanyak 10 kali sehingga terdapat 30 satuan unit percobaan. Hasil sidik ragam anova menunjukkan bahwa parameter kadar abu, laju pembakaran dan nilai kalor menunjukkan beda nyata (P<0,05). Disimpulkan bahwa kualitas briket terbaik adalah briket yang dibuat dari bahan dasar kotoran kambing yang menghasilkan kadar air lebih rendah (36,12 %), kadar abu (38,62 %) dan nilai kalor (3525 kal/g) sedangkan laju pembakaran terbaik diberikan oleh briket kotoran sapi (0,29 g/detik)

    Pengaruh Pemberian Pupuk Bokashi Padat yang difermentasi dengan Waktu Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Produksi Rumput Benggala

    Get PDF
    The purpose of this study was to determine the growth and production of Bengal grass treated with solid bokashi fertilizer fermented at different times. The experimental design used was a randomized block design with 4 treatments and 4 replications. The treatment consists of R0 = Control (without bokashi). R1 = Bokashi fertilizer with 14 days fermentation time. R2 = Bokashi fertilizer with 28 days fermentation time. R3 = Bokashi fertilizer with 28 days fermentation time. The variables measured in this study were shoot height, number of leaves, leaf fresh weight and leaf dry weight. The results of the analysis of variance showed that the duration of bokashi fertilizer fermentation significantly (P <0.05) on the growth of Bengal grass shoots, number of Bengal grass leaves, fresh weight of Bengal grass leaves, dry weight of Bengal grass leaves. It was concluded that the fermented bokashi 28 days (R3) produced a plant height of 100.28 cm, a leaf number of 13.94 cm, and a fresh leaf weight of 3525.00 gr, the dry weight of the leaf was 833 gr so that it was better than the fermentation treatment of 14 days, 21 day and Control.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi rumput benggala (Panicum Maximum) yang diberi perlakuan pupuk bokashi padat yang difermentasi dengan waktu berbeda. Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan acak kelompok (RAK) dengan 4 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuannya terdiri dari R0 = Kontrol (tanpa bokashi). R1 = Pupuk bokashi dengan lama fermentasi 14 hari. R2 = Pupuk bokashi dengan lama fermentasi 28 hari. R3 = Pupuk bokashi dengan lama fermentasi 28 hari. Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah tinggi tunas, jumlah daun, berat segar daun dan berat kering daun. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa lama fermentasi pupuk bokashi berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap pertumbuhan tinggi tunas rumput benggala, jumlah daun rumput benggala, berat segar daun rumput benggala, berat kering daun rumput benggala. Disimpulkan bahwa bokashi yang di fermentasi 28 hari (R3) menghasilkan tinggi tanaman 100,28 cm, jumlah daun 13,94 cm, dan berat segar daun 3525,00 g, berat kering daun 833 g sehingga lebih baik dibanding perlakuan fermentasi 14 hari, 21 hari dan Kontrol

    Pengaruh Variasi Warna Ransum terhadap Konversi Ransum dan Pertambahan Bobot Badan Harian Broiler

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini mengetahui pengaruh pemberian ransum dengan warna berbeda terhadap nilai konversi ransum dan pertambahan bobot badan harian (PBBH) broiler. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari – Februari 2018. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode percobaan (eksperimen) dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) sebagai rancangan lingkungannya. Dalam penelitian ini menggunakan 4 perlakuan, dimana setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan. Setiap ulangan berisi 5 ekor broiler, sehingga total broiler yang digunakan adalah sebanyak 80 ekor. Adapun perlakuan yang akan diuji terdiri dari : (1) R0: Ransum berwarna coklat (2) R1: Ransum berwarna hijau (3) R2: Ransum berwarna merah (4) R3: Ransum berwarna kuning. Variabel pengamatan yang diamati yaitu pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian ransum warna coklat dapat meningkatkan berat badan sebesar (384,00) dan konversi pakan terbaik dengan nilai terendah (0,17) dibandingkan dengan perlakuan ransum berwarna hijau, merah dan kuning. Adanya variasi warna ransum yang ditambahkan dalam pakan tidak untuk menambah nilai nutrisi namun diharapkan dapat memberikan efek baik secara langsung maupun tidak langsung terhadap sifat khas dari pakan yang diberikan. Pemberian variasi warna (coklat, hijau, merah dan kuning) tidak memberikan pengaruh nyata terhadap pertambahan bobot badan broiler dan nilai konversi ransum
    corecore