8 research outputs found

    Ethnomathematics: Exploration of Geometric Concepts in Traditional Paintings and Carvings of Teluk Ampimoi Kepulauan Yapen, Papua, Indonesia, as a Source of School Mathematics Learning

    Get PDF
    This research explored the mathematical concepts contained in the traditional paintings and carvings of Teluk Ampimoi Kepulauan Yapen, an indigenous district in the Kepulauan Yapen Regency, Papua, Indonesia, that can be used in school mathematics instruction and learning. Ethnographic research with an ethnomathematical research model was used. Data was collected using participant observation and in-depth interview techniques and was analysed using taxonomic, domain, and ethnographic methods. The results showed that the various forms of traditional paintings and carvings of Teluk Ampimoi, Kepulauan Yapen exhibit mathematical concepts in the form of geometry, namely plane geometry and transformation geometry and approximation, namely, measurement. Based on the taxonomic analysis, it was found that the geometric concepts can be integrated with mathematics learning in schools in the field of geometry concerned with the properties, perimeter, and area of rectangles, parallelograms, and triangles. In addition, the geometric transformation contained in the items related to reflection

    Pelatihan Pembelajaran Daring Menggunakan Google Classroom Pada Guru-Guru di Provinsi Papua

    Get PDF
    During the Covid-19 outbreak, the use of online learning presented a challenge for educators in the province of Papua. In Papua Province, 99 participants from 12 districts and cities participated in the training session utilizing Google Classroom. Training activities were carried out online using the zoom meeting application. The purpose of this training is to help and equip teachers to carry out online learning using the google classroom application. Participants were taught how to build classes, make announcements, create discussion forums, upload subject matter, assignments, and exam questions, construct quizzes and exam questions using google forms, and were given a simulation of how to utilize google classroom capabilities. The service's results suggest that users truly require training to advance their knowledge and abilities utilizing online learning tools like google classroom. After attending the training, participants have improved their knowledge and abilities in utilizing google classroom, have improved levels of creativity and expertise to create online courses, and have a high degree of satisfaction. Given that the Covid-19 pandemic is not known to have an end date and that the industrial revolution 4.0 and the industrial revolution 5.0 are both upon us, it is imperative that online learning training for teachers be conducted continually

    Comparison of Student Achievement in Teaching Analytic Geometry of Planes and Space Using GeoGebra and PowerPoint Media at STKIP Abdi Wacana in Semester VI of the Academic Year 2021/2022 in Wamena

    Get PDF
    The research examines the comparison of student learning achievement on the topic of analytic geometry of planes and spaces, which is taught using two different learning media, namely GeoGebra and PowerPoint media. This experimental research used two different experimental classes, each consisting of 14 and 15 students. The research design used is a counterbalance design because even though students' initial knowledge is homogeneous, there are still many other variables that affect the process and learning outcomes, which cannot be controlled and are not homogeneous. The research data used were pre-test and post-test scores for each treatment, which were then processed to obtain normalized gain data. Data processing was carried out using SPSS software and was preceded by an analysis of homogeneity tests and normality tests. Based on the Wilcoxon Signed Test, it is clear that the two learning media are able to improve student learning outcomes. The paired samples test is used to compare the learning outcomes of the two learning models. The results showed that learning using GeoGebra media gave higher learning outcomes compared to using PowerPoint media. The average normalized gain difference between the two media is 0.34

    Kemampuan Pemecahan Masalah Calon Guru pada Materi Bangun Ruang Sisi Datar (Studi Kasus)

    No full text
    This study aims to reveal preservice mathematics teachers’ understanding of problem solving on polyhedron topics. The subjects of this research is two students who have taken plane geometry course and have already learned studied polyhedron topics.  The data collection is collected by providing a written test where the questions are non-routine problemand focused on Polya's problems solving. Futhermore, the subjects were interviewed twice to obtain valid data. Both subjects have already demonstrated problem-solving skills at the level of understanding problems. This is characterized by the ability to express problems in their own words. The ability to make plans is also good although there is one subject makes an inappropriate planning resulting in errors in problem solving.  In carrying out the plan, one of the subjects shows the ability to present solutions that are not unique or varied, not only in the types of polyhedrons but also in the sizes of each polyhendron selected. The last part is looking back and review the solution was based on the results of interviews of them. This activity actually has been  done even if it is not apparent in the answers of  the written test

    PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN VAN HIELE PADA MATERI SIFAT-SIFAT SEGI EMPAT DI SMPN 8 JAYAPURA

    No full text
    Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan penerapan model pembelajaran Van Hiele pada materi sifat-sifat bangun datar segi empat di kelas VII D SMP Negeri 8 Jayapura. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan gabungan (kualitatif dan kuantitatif). Subjek penelitian ini berjumlah 22 peserta didik. Pemilihan subjek menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen penelitian yang digunakan adalah lembar observasi guru, lembar observasi peserta didik, dan tes individu. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penelitian ini berjalan dengan baik disebabkan terlaksanakannya semua tahapan pada model pembelajaran Van Hiele. Dari hasil observasi guru diperoleh kategori baik dan hasil observasi peserta didik diperoleh kategori sangat aktif. Dari hasil tes individu yang diberikan peneliti dapat menyimpulkan bahwa terdapat dua peserta didik mencapai tingkat 0 (Visualisasi), empat peserta didik mencapai tingkat 1 (Analisis)  dan 16 peserta didik mencapai tingkat 2 (Informal deduktif)

    ANALISIS KEMAMPUAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN TUGAS PENGAJUAN SOAL (PROBLEM POSING) PADA MATERI TRIGONOMETRI DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIKA SISWA KELAS X-C SMA YPPK TERUNA BAKTI JAYAPURA

    Get PDF
    Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas pengajuan soal (problem posing) pada materi trigonometri ditinjau dari kemampuan matematika yang lebih mendalam. Subjek pada penelitian ini berjumlah tiga orang siswa dari kelas X-C SMA YPPK Teruna Bakti Jayapura. Pemilihan subjek diperoleh menggunakan teknik purposive sampling yaitu mengelompokkan tingkat kemampuan siswa berdasarkan nilai UTS yaitu 27% kelompok tinggi, 46% kelompok sedang, 27% kelompok rendah. Kemudian dari setiap kelompok dipilih masing-masing satu orang yaitu siswa yang mengajukan soal terbanyak yang dapat dipecahkan. Pengambilan data diperoleh dari hasil tes pengajuan soal dan wawancara yang dilakukan sebanyak dua kali. Untuk menguji validitas data, dilakukan triangulasi waktu. Hasil penelitian untuk mendeskripsikan kemampuan siswa dalam menyelesaikan tugas pengajuan soal. Siswa berkemampuan tinggi dapat mengajukan tujuh soal yang dapat dipecahkan. Seluruh soal yang diajukan berkaitan dengan materi trigonometri. Seluruh penyelesaian dari soal yang diajukan tergolong jawaban benar. Tingkat kesulitan soal yang diajukan yaitu dua soal tergolong mudah, tiga soal tergolong sedang, dan dua soal tergolong  sulit. Siswa berkemampuan sedang dapat mengajukan empat soal yang dapat  dipecahkan. Seluruh soal yang diajukan berkaitan dengan materi trigonometri. Penyelesaian dari dua soal yang diajukan tergolong jawaban sebagian benar dan penyelesaian dari dua soal yang diajukan tergolong jawaban benar. Tingkat kesulitan soal yang diajukan yaitu satu soal tergolong mudah, dua soal tergolong sedang, dan satu soal tergolong sulit. Siswa berkemampuan rendah dapat mengajukan empat soal tetapi ada satu soal yang tidak dapat dipecahkan. Semua soal yang diajukan berkaitan dengan materi trigonometri. Penyelesaian dari dua soal yang diajukan digolongkan jawaban sebagian benar, penyelesaian dari satu soal yang diajukan digolongkan jawaban salah, dan penyelesaian dari satu soal yang diajukan digolongkan jawaban benar. Tingkat kesulitan soal yang diajukan yaitu satu soal tergolong mudah, dua soal tergolong sedang, dan satu soal yang diajukan tidak dapat digolongkan tingkat kesulitannya. Kata kunci: pengajuan soal, trigonometri, problem posing

    ANALISIS MISKONSEPSI SISWA DI KELAS XI SMA NEGERI I JAYAPURA PADA MATERI FUNGSI KOMPOSISI

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ragam miskonsepsi siswa, faktor penyebab dan solusi untuk mengatasi miskonsepsi siswa pada materi fungsi komposisi. Subjek pada penelitian ini berjumlah tiga orang yang diambil dari siswa kelas XI IPA 4 SMA Negeri 1 Jayapura yang mengalami miskonsepsi pada materi fungsi komposisi dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan tes tertulis yang disertai CRI (Certainly Response Index) dan wawancara. Tes yang digunakan berbentuk uraian sebanyak tiga soal terdiri dari soal-soal mengenai fungsi komposisi. Setiap soal dilengkapi dengan skala CRI untuk mengukur tingkat keyakinan subjek dalam menjawab setiap pertanyaan. Kemudian dilakukan kegiatan wawancara yang dilaksanakan sebanyak dua kali pada ketiga subjek. Hasil wawancara terhadap masing-masing subjek divalidasi kemudian dianalisis sehingga diperoleh: (1)Miskonsepsi pada siswa terdapat pada (a)Konsep operasi hitung bentuk aljabar, urutan pengerjaan operasi hitung bentuk aljabar dan operasi hitung pecahan bentuk aljabar; (b)Pengertian fungsi dan menentukan  jika nilai  diketahui; (c) Menentukan salah satu komponen jika fungsi komposisi dan komponen lainnya diketahui. (2) Penyebab miskonsepsi yang terjadi pada siswa disebabkan oleh: (a)Pemahaman awal (prakonsepsi) siswa yang salah mengakibatkan ketidaksiapan siswa dalam memahami materi fungsi komposisi; (b)Informasi yang diterima siswa salah atau tidak lengkap dapat menyebabkan penalaran siswa yang keliru atau salah mengenai materi fungsi komposisi. (3)Beberapa solusi mengatasi miskonsepsi siswa pada materi fungsi komposisi ialah: (a)Pengecekkan dan penguatan materi prasyarat pada siswa sebelum guru menyampaikan materi fungsi komposisi. (b)Menerapkan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi fungsi komposisi yang hendak diajarkan. (c)Memberikan banyak latihan soal yang beragam.Kata Kunci : miskonsepsi siswa, materi fungsi komposisi
    corecore