739 research outputs found
Motif on Apin mat ethnic Murut / Norayni Mohd Basran
This paper contains an analysis of symmetry for Apin mat created in the ethnic Murut. Wicker mat ethnic murut called mat as Apin or Lantungan is a term used by Murut Tahol referring to woven mats. Normally, Lantungan are named the types of rattan used to weave. There are three types of weaving, Apin Lantungan, Lantungan Ulia, Lantungan Puaran. These designs are very distinctive in term of motives and pattern. Apin mat are used as decorative motifs for woven Silaung, woven mat, woven lalandau woven tavil and woven buyong for using live. The basic woven objects are considered plain without kelarai. Apin mat design in a woven mat requires creativity and mathematical skills of the wover to ensure the consistency in design. Therefore, motive and pattern is used as a method to discover the role of symmetry in the formation of Apin mati design. There are ten selected Kelarai patterns used in this analysis. The analysis divides the Apin mat patterns into which are based on the symmetry line, 45Ā°, 90Ā°, 180Ā° and 360Ā°
Imagining one's compassionate self and coping with life difficulties
There is increasing evidence that when people focus on being a certain kind of person, for example optimistic, this changes how
they engage with life difficulties. We explored individualsā experiences in thinking about a small life difficulty before and then after being guided through a compassionate self exercise. During a compassion focused therapy workshop (2016), 95 participants were guided through a Compassionate Mind Training practice that enables them to compare and contrast thinking about a life difficulty from a natural position and then a compassionate self mental state. Following the exercises, individuals completed a short evaluation form exploring the impact of switching to a compassionate mental state when thinking about the life difficulty. All 95 participants rated switching to a compassionate self as increasing their abilities to be empathic to their difficulty, generate more insight into their difficulty, feel better able to cope and feel encouraged about the future.
Results suggest guiding people to generate a compassionate sense of self is experienced as having a number of helpful outcomes. It is these outcomes generated by the compassionate self that may be useful to people.This study did not receive any funding, but was supported by the Compassionate Mind Foundation
Harga Bbm 2013 Dan Reaksinya Terhadap Pasar Modal Indonesia
Penelitian ini menganalisa tentang reaksi pasar modal Indonesia terhadap peristiwa dalam negeri yaitu kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia pada tanggal 22 Juni 2013. Penelitian ini menguji kekuatan muatan informasi dari peristiwa tersebut terhadap aktivitas pasar modal Indonesia.
Periode waktu penelitian selama 121 hari bursa yang dibagi dalam dua periode yaitu periode estimasi mulai tanggal 11 Januari 2013 sampai dengan 07 Juni 2013 dan periode kejadian mulai tanggal 10 Juni 2013 sampai dengan 05 Juli 2013 (event day 22 Juni 2013). Sampel yang digunakan adalah 35 saham yang tercatat dalam LQ 45 bulan Januari 2013 dan Juli 2013. Parameter yang digunakan dalam penelitian adalah abnormal return pada periode peristiwa, rata-rata abnormal return dan trading volume aktivity sebelum dan sesudah peristiwa tersebut.
Berdasarkan pengujian terhadap abnormal return yang diperoleh para pemegang saham menunjukkan bahwa terdapat abnormal return negatif yang secara signifikan diterima para pemegang saham pada hari ke 2, 3 dan ke-4 setelah peristiwa tersebut.
Pengujian terhadap perbedaan rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata abnormal return sebelum dan sesudah peristiwa. Penelitian terhadap rata-rata aktivitas volume perdagangan secara cepat menyesuaikan dengan informasi tersebut sehingga tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara rata-rata aktivitas perdagangan sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga BBM. Berdasarkan penelitian tersebut disimpulkan bahwa pasar modal Indonesia lebih banyak dipengaruhi oleh peristiwa luar negeri (global) sehingga peristiwa kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak memberikan pengaruh yang besar terhadap pasar modal Indonesia
Pengaruh Penggunaan Literasi Digital terhadap Hasil Belajar Pembelajaran Pendidikan Agama Islam di SMPN Karumpa No. 25 Kepulauan Selayar
Penelitian menunjukkan bahwa: 1) Literasi digital peserta didik yang termasuk dalam kategori sangat tinggi sebesar 51 atau 34%, kategori tinggi sebesar 86 atau 57%, kategori sedang sebesar 12 atau 8%, dan kategori Rendah sebesar 1 atau 1%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil literasi
digital peserta didik SMPN Karumpa No. 25 Kepulauan Selayar dinyatakan dalam āKategori Tinggiā dengan persentase 57%. 2) Hasil belajar peserta didik didapatkan yang termasuk dalam kategori Sangat Tinggi sebesar 3 atau 2%, kategori Tinggi sebesar 59 atau 39%, kategori Sedang sebesar 47 atau 31%,
kategori Rendah sebesar 29 atau 19%, dan kategori Sangat Rendah sebesar 12 atau 8%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hasil belajar peserta didik SMPN Karumpa No. 25 Kepulauan Selayar dinyatakan dalam āKategori Tinggiā
dengan persentase 39%. 3) Kemampuan literasi digital memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap hasil belajar peserta didik SMPN Karumpa No. 25 Kepulauan Selayar, yang artinya bahwa kemampuan literasi digital peserta didik
dapat menyebabkan peningkatan hasil belajar peserta didik SMPN Karumpa No. 25 Kepulauan Selayar dengan tingkat pengaruh dalam kategori sedang. Implikasi penelitian ini yaitu penelitian ini telah berhasil menganalisis hasil belajar peserta didik pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dengan
penerapan literasi digital, maka peserta didik mengalami pemahaman konsep dan materi dari pembelajaran melalui usaha mereka sendiri dengan adanya pengaruh
terhadap hasil belajar yang didapatkan peserta didik
Aplikasi model rasch dalam pengujian instrumen inventori konsep daya
Inventori Konsep Daya merupakan sebuah intrumen yang telah diadaptasi daripada Force Concept Inventory (FCI). Instrumen ini merupakan instrumen yang terdiri daripada 30 item diagnostik berkaitan konsep daya dan gerakan. Instrumen ini digunakan secara meluas dalam pendidikan fizik. Walau bagaimanapun, kesahan instrumen ini dalam Bahasa Malaysia tidak begitu dikaji bagi memastikan item-item dalam instrumen tersebut berfungsi dengan baik. Berdasarkan penelitian kajian-kajian sebelum ini, antara isu utama yang sering dipersoalkan dalam FCI adalah kebolehpercayaan instrumen tersebut apabila ditadbir pada kumpulan yang berbeza. Apabila kajian dijalankan dalam negara, pengkaji sering kali menggunakan analisis kebolehpercayaan yang tedapat di bawah Teori Ujian Klasik. Pelbagai kelemahan yang dikesan apabila penilaian menggunakan analisis yang terdapat dibawah teori tersebut diaplikasikan. Oleh yang demikian, tujuan kajian ini dijalankan adalah bagi mengaplikasikan model Rasch yang terdapat di bawah Teori Respon Item dalam menganalisis item-item Inventori Konsep Daya yang diterjemahkan daripada Force Concept Inventory (FCI). Berberapa analisis dipilih bagi menentukan kesahan item dan instrumen. Kajian ini dijalankan terhadap tiga peringkat pelajar yang terlibat dengan pembelajaran dan pengajaran konsep daya dan gerakan. 300 sampel diambil daripada pelajar sekolah, pelajar asasi serta pelajar ijazah sarjana muda yang telah mempelajari topik ini. Data kajian dianalisis menggunakan perisian Windsteps. Hasil kajian mendapati instrumen Inventori Konsep Daya merupakan sebuah instrumen yang baik dengan nilai indeks kebolehpercayaan serta indeks pengasingan yang tinggi, nilai polariti setiap item yang positif, dan kesemua item adalah padan dengan model Rasch. Namun begitu, instrumen ini secara keseluruhannya adalah sukar kepada kumpulan responden kajian ini. Kajian ini penting dalam memberi maklumat kepada pengkaji lain yang menggunakan FCI sebagai instrumen dalam kajian mereka. Selain itu, dapatan kajian ini juga dapat digunakan untuk membuat perbandingan dengan kajian yang telah dilaksanakan sebelum ini untuk menghasilkan kesimpulan yang lebih tepat
The evolution of prosocial and antisocial competitive behaviour and the emergence of prosocial and antisocial leadership styles
Evolutionary analysis focuses on how genes build organisms with different strategies for engaging and solving lifeās challenges of survival and reproduction. One of those challenges is competing with conspecifics for limited resources including reproductive opportunities. This article will suggest that there is now good evidence for considering two dimensions of social competition. First, we will label antisocial strategies, to the extent that they tend to be self-focused, threat sensitive and aggressive, as well as using tactics of bulling, threatening, intimidating or even injuring/killing competitors. Their strategic goal is to stimulate fear-inhibition, flight or submissive compliance in subordinates. Such strategies turn off and inhibit care and affiliative social interactions and motivation and they can be enacted by parents, teachers and leaders. The social signals emitted stimulate various aspects of threat processing in recipients, create stressful and highly stratified groups with a range of detrimental psychological and physiological effects. Second, in contrast, prosocial strategies seek to create relaxed and secure social interactions that enable sharing, cooperative and mutually supportive and beneficial relationships. The friendly and low/no threat social signals emitted in friendly cooperative and affiliative relationships stimulate physiological systems (e.g., oxytocin, the vagus parasympathetic system) that down regulates threat processing, enhances the immune system, facilitates frontal cortical processes and general wellbeing. This article reviews the literature pertaining to the evidence for these two dimensions of social engagement.N/
How Messages about COVID-19 May Have Affected Peopleās Sense of Threat and Mental Health
COVID-19 has had profound effects on many physical, mental and social aspects of health. This study examined peopleās fears and concerns about the virus, their experiences of being subjected to expert opinion and media portrayals of suffering from the virus, experiences of lockdown, and hopes and doubts for the future. We also examined how these relate to symptoms of depression, anxiety and stress. 180 participants completed an online survey exploring the themes of the study. Results suggest that in addition to
concerns of catching the virus themselves, participants were more concerned with passing it on to others. People found information provided by experts at times contradictory and confusing. There was a strong endorsement that the media exploited suffering and while there was a high desire to move to a more compassionate ācaring and sharing worldā, there were strong doubts that this would happen or that politicians would be able to navigate to that. More research is needed on how to present information about high levels of threat, tragic events and processes in order to avoid adding to, rather than reducing mental health difficulties, and generating unhelpful behaviours
- ā¦