18 research outputs found

    Pengaruh Indol-3-butiric-acid Dan Thidiazuron Terhadap Multiplikasi Tunas Nenas (Ananas Comosus (L) Merr) CV. Smooth Cayyene Secara in Vitro

    Full text link
    Pineapple (Ananas comosus L.) is one of the most potential fruit crop cultivating in Indonesia. However, it is difficult to meet the demand for planting materials using the conventional propagation techniques due to production inefficiency. This research aim to know the influence solid medium of Murashige and Skoog (MS) composed of Indol-3-Butiric Acid and Thidiazuron, upon pineapple Var Smooth Cayenne shoot multiplication response. Shoot multiplication using a factorial complete random design. The first is a 3-level IBA concentration (0.3 ppm, 0.6 ppm, 0.9 ppm), a 3-level TDZ concentration (0.2 ppm, 0.4 ppm, 0.6 ppm). The finding shows that MS richly composed IBA and TDZ with low concentration gives 100% shoot the fastest periodic appearance (two weeks after incubation). Varians analysis finding shows that there is no interaction between IBA and TDZ.Low IBA concentration gives the higest quantity of shoot 9.32 (5.60 data transformation) at 5 week after incubation, at the end of the analysis tends to give the higest shoot 11.17 (6.18 data transformation) even though it is statistically not slighty difference. The highest TDZ concentration (0,6 ppm) give a few number of roots 0.89 (2,65 data transformation) and the lowes shoots leaf 3.84 (4.04 data transformation). The higher the TDZ is, the more nodal may appear

    Pengaruh Pemberian IBA dan Asal Stek Terhadap Pertumbuhan Vegetatif Kumis Kucing

    Get PDF
    Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian IBA pada asal bahan stek terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kumis kucing. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan Universitas Trunojoyo Madura. Waktu penelitian dilakukan pada bulan Januari - April 2016. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap  (RAL) yang terdiri atas 2 perlakuan yaitu asal bagian stek dan konsentrasi IBA. Asal bagian stek (A), yaitu A1: stek bagian pangkal, A2: stek bagian tengah, dan A3: stek bagian pucuk. Konsentrasi IBA (B), yaitu B0: 0 ppm, B1: 25 ppm, B2: 50 ppm, dan B3: 100 ppm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa asal bagian stek tanaman kumis kucing dan pemberian IBA berpengaruh nyata terhadap variabel jumlah tunas pada umur 8 sampai 14 (MST), panjang tunas pada umur 10 sampai 14 (MST), bobot basah daun dan batang, serta bobot kering daun dan akar, namun tidak berpengaruh nyata terhadap variabel saat muncul tunas, akar terpanjang, bobot basah akar, dan bobot kering batang.  Stek batang bagian tengah dengan IBA 100 ppm memberikan nilai tertinggi terhadap variabel panjang tunas. Stek batang bagian tengah dengan IBA 25 ppm memberikan nilai tertinggi terhadap variabel bobot basah daun, batang, akar, dan bobot kering daun, batang, serta akar

    KEKERABATAN TEMBAKAU MADURA (Nicotiana tabacum L.) BERDASARKAN KARAKTER MOLEKULAR

    Get PDF
    Hasil eksplorasi tembakau Madura di empat kabupaten Madura didapatkan 22 genotip tembakau Madura. Untuk merakit varietas tembakau yang diinginkan terlebih dahulu dilakukan karakterisasi plasma nutfah yang ada.  Karakterisasi berdasarkan karakter molekular merupakan salah satu langkah awal sebelum melakukan perakitan varietas tembakau untuk mengetahui potensi tembakau yang akan digunakan sebagai bahan persilangan. Tujuan penelitian adalah untuk mengidentifikasi variabilitas genetik dan hubungan kekerabatan plasma nutfah tembakau Madura berdasarkan karakter molekular dengan analisis RAPD.     Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : (1) berdasarkan penanda RAPD menggunakan primer OPB-8, OPC-11,OPF-10, OPA-2 dan OPC-15, dapat membedakan genotip yang mempunyai keragaman geneik besar dan genotip yang mempunyai jarak genetik yang kecil, (2) Hasil dendogram menunjukkan bahwa tembakau Madura terdiri dari dua kluster yaitu kluster A terdiri dari 15 genotip dan Kluster B terdiridari 7 genotip, sedangkan buka busaang dan prancak-95 terpisah dengan tembakau Madura yang lain dengan jarak genetik 0.44 dan 0.50 dan (3)  Calon tetua terbaik untuk mendapatkan varietas yang diinginkan adalah buka busaang dan prancak-95.Kata kunci :hubungan kekerabatan, tembakau madura, RAP

    EFEK PEMBERIAN IBA TERHADAP PERTAUTAN SAMBUNG SAMPING TANAMAN SRIKAYA

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian IBA pada konsentrasi yang berbeda dan mengetahui konsentrasi yang tepat dalam pemberian IBA untuk meningkatkan keberhasilan pertautan sambung samping pada srikaya. Penelitian ini dilakukan pada April - Juli 2015. Penelitian dilakukan di Desa Banyu Ajuh Kecamatan Kamal, Kabupaten Bangkalan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) non faktorial terdiri atas 5 taraf konsentrasi IBA yaitu 0 (kontrol), 50, 100, 150, dan 200 ppm dengan 4 kali ulangan. Hasil penelitian menunjukan bahwa pemberian IBA memberikan pengaruh berbeda nyata pada waktu muncul tunas. Pemberian IBA 100 ppm dapat meningkatkan jumlah daun sebanyak 12,43 helai, tinggi tunas 14,62 cm, dan keberhasilan pertautan sambungan sebesar 95%.Kata Kunci : Annona squamosa, IBA, sambung samping

    PENGARUH KOMBINASI MACAM ZPT DENGAN LAMA PERENDAMAN YANG BERBEDA TERHADAP KEBERHASILAN PEMBIBITAN SIRIH MERAH (Piper crocatum Ruiz & Pav) SECARA STEK

    Get PDF
    Medicinal plants is one of Indonesia's agricultural potential to be developed and one of the medicinal plants that have bright prospects for the development of red betel, because in addition to be consumed as a medicinal plant, also as an ornamental plant. Effect of combination treatment with a long range of ZPT different immersion able to stimulate root growth in cuttings of red betel. This study aims to determine the effect of PGR combination with a long range of different immersion to the successful breeding of red betel cuttings. The study was conducted at the experimental farm of Agricultural Faculty of the University Trunojoyo Madura, in January to April 2012. The research method used was Randomized Design Group (RAK) single factor with seven treatments and repeated four times. Range of ZPT is used there are two, namely IBA and NAA, while the use of immersion time is one hour, two hours and three hours. The results showed that the IBA with a three-hour long immersion gives a significant influence on the variable root length, root number and root dry weight, whereas NAA with the old one-hour immersion is a very real influence on the observations of variable length and dry weight of leaf buds.Keyword : red betel, ZPT, IBA, NA

    Ekstrak daun Alang-Alang (Imperata cylindrica L.) terhadap Viabilitas dan Pertumbuhan Awal Jagung Varietas Madura 1 dan Madura 3

    Get PDF
    Daun alang-alang (Imperata cylindrica L.) dapat digunakan sebagai mulsa organik yang mendukung pertumbuhan tanaman jagung melalui penghambatan pertumbuhan gulma dan juga menambah bahan organik tanah. Namun alelopati alang-alang dapat beresiko mengnganggu perkecambahan biji jagung. Oleh karena itu evaluasi pengaruh alelopati daun alang-alang perlu dilakukan untuk menghindari efek negatifnya pada tanaman jagung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui effek alelopati daung alang-alang terhadap perkecambahan dan pertumbuhan awal biji jagung. Perlakuan pada penelitian ini yaitu pervedaan konsentrasi ekstrak daun alang-alang dan varietas jagung. Konsentrasinya meliputi 0, 7, 14, 21 g mL-1 dan varietas jagung menggunakan Madura 1 and Madura 3. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi persentase perkecambahan, laju perkecambahan, panjang tanaman dan panjang akar. Seluruh perlakuan menunjukkan hasil yang significant terhadap semua parameter kecuali laju perkecambahan. Hasil pertumbuhan dan perkecambahan terendah ditunjukkan pada konsentrasi 21 g 250 mL-1 dan varietas Madura 3 menunjukkan hasil yang lebih baik dari Madura 1

    Karakter morfologi, heritabilitas dan indeks seleksi terboboti beberapa generasi F1 Melon (Cucumis melo L.)

    Get PDF
    Perakitan varietas melon hibrida dengan karakter-karaker unggul merupakan suatu upaya untuk memenuhi kebutuhan benih melon dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor benih melon dari luar negeri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi penampilan fenotipik 24 genotip tanaman melon hibrida (F1).  Penelitian ini dilakukan di Kebun Percobaan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo Madura pada bulan Februari sampai Mei 2019. Bahan yang digunakan adalah 24 genotip melon hibrida (F1) hasil persilangan di antara galur-galur melon. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan satu perlakuan yaitu genotip dan diulang sebanyak 3 kali. Analisis data menggunakan analisis varians (Anova) yang dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5%. Nilai heritabilitas dalam arti luas dihitung menggunakan taksiran nilai kuadrat tengah pada analisis varians. Seleksi indeks digunakan untuk mendapatkan kandidat varietas tanaman melon hibrida. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 24 tanaman melon hibrida (F1) yang diuji memiliki perbedaan penampilan pada karakter umur berbunga, panjang buah, diameter buah, tebal daging buah, kadar gula, jumlah biji per buah, bobot buah per tanaman dan produksi per hektar. Nilai heritabilitas dalam arti luas tanaman melon hibrida (F1) pada karakter yang dievaluasi berkisar antara 0,15 – 0,71. Hasil  nilai seleksi indeks terboboti menunjukkan bahwa terdapat dua calon varietas tanaman melon hibrida yang memiliki seleksi indeks tertinggi yaitu G4 dan G5.  ABSTRACTAssembling hybrid melon varieties with superior characters is an effort to meet the needs of domestic melon seeds and reduce dependence on imported melon seeds. The purpose of this study was to evaluate the phenotypic appearance of 24 genotypes of hybrid melon plants (F1).  This research was conducted at the Agrotechnology Experimental Field at Faculty of Agriculture, Universitas Trunojoyo Madura from February to May 2019. The materials use

    Evaluasi Ketahanan Beberapa Galur Kacang Bambara (Vigna subterranea L. Verdc) Madura Terhadap Kekeringan

    Get PDF
    Tanaman Kacang Bambara dikenal sebagai salah satu tanaman yang tahan terhadap kekeringan. Tanaman ini berasal dari Afrika yang kemudian dikembangkan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketahanan beberapa galur kacang bambara terhadap kekeringan serta kebutuhan air minimum yang dibutuhkan tanaman untuk tetap tumbuh dan berproduksi dengan baik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Faktorial dengan 3 kali ulangan. Terdiri atas 4 galur (G1, G2, G3, G4) dan 4 taraf penyiraman (P1, P2, P3, P4) sehingga terdapat 16 kombinasi perlakuan. Perlakuan galur memberikan pengaruh terhadap parameter hasil (umur berbunga, jumlah polong, panjang akar, jumlah biji dan berat biji), sedangkan penyiraman mempengaruhi semua parameter pengamatan. Taraf penyiraman 100% kapasitas lapang (P1) memberikan pengaruh terbaik pada setiap parameter pengamatan, sedangkan interaksi terbaik ditunjukkan pada G4P4 pada setiap parameter pengamatan. Kebutuhan air minimum tanaman kacang bambara yaitu pada taraf penyiraman 75% Kapasitas Lapang (P2)

    Uji Daya Hasil Pendahuluan Kandidat Jagung Hibrida Madura

    Get PDF
    Uji daya hasil pendahuluan dilakukan untuk mengetahui potensi hasil calon varietas dibandingkan dengan varietas lainnya.  Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi karakter tiga kandidat jagung hibrida Madura dibandingkan dengan 46 genotip lain yang diuji.  Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Blega Kabupaten Bangkalan Madura pada bulan Agustus sampai November 2017.  Bahan tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah tiga kandidat jagung hibrida Madura (G1 (MDR-3), G2 (MDR-4), G3 (MDR-5) dan 46 genotip jagung (entri) sebagai pembanding.  Penelitan ini menggunakan Rancangan Latis Sederhana (7x7x2).  Data dianalisis dengan uji-F, apabila terdapat pengaruh yang nyata dalam perlakuan maka dilakukan uji lanjut menggunakan uji Duncan’s  dengan taraf (α) 5%.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa karakter tanaman dari 49 genotip yang diuji memiliki perbedaan yang nyata kecuali karakter bobot 100 biji.   Kandidat jagung hibrida Madura (G1, G2 dan G3) sangat sesuai dikembangkan di Madura karena mempunyai umur pendek (84 hari sampai 85 hari) dan produktivitas tinggi (6,7 ton per hektar sampai 8,2 ton per hektar)

    Respon Jagung Sayur (Baby corn) Terhadap Ketersediaan Air dan Pemberian Bahan Organik

    Get PDF
    This study aimed to find out the response of baby corn to the soil water availability and organic matter application The research was carried out at the horticultural garden of Socah and conducted from May to July 2007. Completely randomized block design with two factors and three replications was applied in this study. The first factor was the application of organic matter, consisting of two levels, namely M1 (without organic matter addition), M2 (the mixture of red Mediterranean soil and organic matter 2:1). The second factor was the capacity of water availability consisted four levels, namely: A1 (100% field water capacity), A2 (83% of field water capacity), A3 (66% field water capacity), and A4 (50% field water capacity).  The results showed that the treatments had interaction with plant height, leaf area, and cob length. It also had a significant influence (p equal 0.001) on leaf number, cob diameter dan wet cob weight. The combined M2A1 showed the best result concerning with plant height, leaf area, and cob length at the harvest time. The application of organic matter (M2) could increase wet cob weight and cob diameter. Water availability on 100% field capacity (A1)  could increase wet cob weight and cob number
    corecore