The Relationship Anxiety With Degree of Insomnia In The Elderly

Anxiety is a mental disorder common in elderly people. In the process of becoming elderly, feelings of anxiety arise as a normal response to situations that accompany development, change, new experiences and find meaning in life. Anxious looks from physiological symptoms such as shaking, sweating, heart work increases and psychological symptoms such as panic, tension, confusion, unable to concentrate. This condition will inhibit the elderly's bio-psycho-social condition in living the rest of his life. One effect is seen from their sleep problems. This is observational research with cross-sectional approach. Samples were taken by consecutive sampling technique. 43 elderly who met the exclusion criteria. Research location at Posyandu Lansia Mojo, Surabaya. Data collection using Hamilton Rating Scale for Anxiety and Insomnia Severity Index questionnaires. the results of the study described 41.9% of subjects with anxiety disorders and 67.4% of subjects had insomnia disorders. The cross-tabulation results showed 48% of subjects without anxiety can occur insomnia disorders and only mild anxiety alone can cause insomnia in 100% of subjects. Rank Spearman Test shows a very strong relationship between anxiety with the incidence of insomnia in the elderly (Sig .000; coefficient correlation .535)

Penerapan Model Pembelajaran Talking Stick Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Ekonomi Di Man

This research aims to recognize the effectiveness of talking stick teaching method on learning result in economics subject study of tenth grade in Madrasah Aliyah Negeri 1 . The method of this research is experiment in a from quasy experiment. The source of data of this research are 76 students which consist of X IIS 1 students and X IIS 2 students of academic year 2015/2016. The result of data analysis shows that learning result of economics subject study in experiment class achieved 80,62 of average score and 76,43 of its controlled class. There is a positive and significant difference between learning result of economics subject study which is taught by using talking stick method and conventional way of teaching in which experiment class score is better than the controlled class one. Furthermore, the effect size score is in high category which is 0,48

Peningkatan Nilai Ekonomis Tanaman Mangrove Melalui Pembuatan Sabun Mangrove Di Desa Mumes, Raja Ampat

Pengabdian kepada masyarakat adalah bentuk tanggung jawab sosial atas pengembangan dan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi bagi seorang dosen dalam melaksanakan Tri Dharma Perguruan Tinggi kepada masyarakat melalui metode ilmiah yang berorientasi pada pemecahan masalah. Secara umum, tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan judul “Peningkatan Nilai Ekonomis Tanaman Mangrove melalui Pembuatan Sabun Mangrove Di Desa Mumes, Raja Ampat” ditekankan pada peningkatan kemampuan pemanfaatan tanaman mangrove terkhususnya bagian daun untuk pembuatan sabun yang dapat digunakan sendiri dan untuk peluang wirausaha bagi masyarakat yang berdomisili di Desa Mumes, Raja Ampat dengan jalan memberikan penyuluhan dan pelatihan pembuatan sabun mangrove yang dilakukan oleh tim dosen dan mahasiswadari Universitas Pattimura

Klasifikasi Jenis Kelamin pada Citra Wajah Menggunakan Metode Naive Bayes

Saat ini perkembangan teknologi yang berkaitan dengan pengenalan wajah banyak dimanfaatkan pada aplikasi pengenalan data biologis (biometrics) seperti pengenalan jenis kelamin. Penerapan aplikasi yang memerlukan pengenalan jenis kelamin adalah proses segmentasi pasar untuk mengetahui trend demografis dari produk yang dipasarkan berdasarkan jenis kelamin. Selain itu, aplikasi ini juga dapat digunakan untuk pembatasan akses suatu ruangan. Klasifikasi jenis kelamin pada citra wajah menggunakan metode Naive Bayes dapat digunakan untuk membedakan wajah wanita dan wajah pria berdasarkan fitur. Pembuatan data training berupa citra wajah dengan total 61 data dengan rincian 25 perempuan dan 36 laki-laki. Penggunaan fitur yang diperoleh dari deteksi mata, hidung dan mulut diekstraksi dengan metode Principal Component Analysis yang selanjutnya akan dilakukan proses klasifikasi jenis kelamin dengan metode Naive Bayes yang menghasilkan akurasi kecocokan sebesar 80%

Expression profiling in transgenic FVB/N embryonic stem cells overexpressing STAT3

BACKGROUND: The transcription factor STAT3 is a downstream target of the LIF signalling cascade. LIF signalling or activation is sufficient to maintain embryonic stem (ES) cells in an undifferentiated and pluripotent state. To further investigate the importance of STAT3 in the establishment of ES cells we have in a first step derived stable pluripotent embryonic stem cells from transgenic FVB mice expressing a conditional tamoxifen dependent STAT3-MER fusion protein. In a second step, STAT3-MER overexpressing cells were used to identify STAT3 pathway-related genes by expression profiling in order to identify new key-players involved in maintenance of pluripotency in ES cells. RESULTS: Transgenic STAT3-MER blastocysts yielded pluripotent germline-competent ES cells at a high frequency in the absence of LIF when established in tamoxifen-containing medium. Expression profiling of tamoxifen-induced transgenic FVB ES cell lines revealed a set of 26 genes that were markedly up- or down-regulated when compared with wild type cells. The expression of four of the up-regulated genes (Hexokinase II, Lefty2, Pramel7, PP1rs15B) was shown to be restricted to the inner cell mass (ICM) of the blastocysts. These differentially expressed genes represent potential candidates for the maintenance of pluripotency of ES cells. We finally overexpressed two candidate genes, Pem/Rhox5 and Pramel7, in ES cells and demonstrated that their overexpression is sufficient for the maintenance of expression of ES cell markers as well as of the typical morphology of pluripotent ES cells in absence of LIF. CONCLUSION: Overexpression of STAT3-MER in the inner cell mass of blastocyst facilitates the establishment of ES cells and induces the upregulation of potential candidate genes involved in the maintenance of pluripotency. Two of them, Pem/Rhox5 and Pramel7, when overexpressed in ES cells are able to maintain the embryonic stem cells in a pluripotent state in a LIF independent manner as STAT3 or Nanog

PENATALAKSANAAN GIGI BERJEJAL DAN GIGITAN SILANG ANTERIOR DENGAN MODIFIKASI PIRANTI CEKAT TWO BY FOUR PADA ANAK PEREMPUANUSIA 10 TAHUN

Deteksi dini adanya maloklusi dapat segera dikoreksi dengan perawatan ortodontik interseptif agar tidak bertambah parah. Alatortodontik cekat merupakan pilihan untuk menggerakan gigi secara bodily sehingga dapat dicapai oklusiyang baik secara fungsional danestetis. Salah satu piranti ortodontik cekat untuk periode gigi campur adalah piranti cekat 2x4 (twobyfour) yang terdiri dari molarband pada molar tetap, bracket pada keempat insisif permanen atas dan kawat. Tujuan makalah ini untuk elaporkan kasus perawatan interseptif ortodontik pada anak perempuan usia 10 tahun untuk mengoreksi malposisi dan gigitan silang anterior atas dengan modifikasi piranti cekat 2x4. Modifikasi piranti cekat 2x4 dilakukan dengan pemasangan bracket pada keempat gigiinsisifatas, molarband pada Kedua molaratas, dan kawat untuk memperbaiki malposisi dan gigitan silang. Untuk mempercepat koreksi dilakukan slicing Kaninus sulung, peninggi gigitandi posterior, dan kontrol untuk penggantian kawat setiap 3 minggu sekali. Cara iniefektif untuk mengoreksi malposisi dan gigitan silangan terior dalam waktu 7 bulan. Disimpulkan bahwa piranti cekat 2x4 dapat menjadi pilihan dalam perawatan ortodontik interseptif pada periode gigi campur