12 research outputs found

    Genesa Marmer Daerah Mata Wawatu dan Sanggula, Kecamatan Moramo Utara, Konawe Selatan Berdasarkan Karakteristik Tekstur, Struktur, dan Asosiasi Batuannya

    Get PDF
    Salah satu daerah penghasil marmer di Provinsi Sulawesi Tenggara adalah Desa Mata Wawatu dan Sanggula, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini dilakukan untuk menginterpretasi genesa marmer yang meliputi tipe dan fasies metarmorfisme berdasarkan karakteristik tekstur, struktur, dan asosiasi batuannya. Ketiga parameter tersebut diketahui dengan melakukan observasi geologi, deskripsi singkapan dan sampel batuan, dan analisis petrografi. Hasilnya menunjukkan bahwa lokasi penelitian tersusun oleh tiga satuan batuan, yaitu Satuan Marmer, Satuan Filit, dan Satuan Konglomerat dengan struktur geologi berupa kekar, sesar geser sinistral, dan sesar geser sinistral diperkirakan yang terbentuk oleh gaya utama berarah relatif utara timur laut – selatan barat daya. Filit memperlihatkan stuktur foliasi tipe filitik dan tekstur hipidioblastik, kristaloblastik, dan lepidoblastik serta tekstur khusus berupa augen dan mortar. Mineralogi filit terdiri dari kuarsa, muskovit, grafit, klorit, dan mineral opak. Sementara itu, marmer di daerah penelitian menunjukkan struktur non foliasi. Namun, di beberapa tempat marmer menunjukkan retakan–retakan intensif dan struktur syn-genetic berupa perlapisan yang diduga merupakan struktur batuan asalnya, dengan variasi tekstur berupa hipidioblastik, xenoblastik, kristaloblastik, nematoblastik, granoblastik, granuloblastik serta tekstur khusus yang terdiri tekstur augen, saccaroidal, dan mortar.  Komposisi marmer tersusun oleh mineral kalsit, dolomit, kuarsa, muskovit, klorit dan mineral opak. Karakteristik tekstur dan struktur pada marmer serta asosiasi batuan termasuk himpunan mineralnya mengindikasikan bahwa marmer di lokasi penelitian terbentuk oleh proses metamorfisme regional, bersama dengan filit, pada fasies sekis hijau

    Petrogenetic Study on Ultramafic Rocks from Waturapa and Surrounding Areas, South Konawe Regency, Southeast Sulawesi Province

    Get PDF
    The petrogenesis study of ultramafic igneous rocks in the South Konawe Region has been carried out by several previous researchers, however, petrogenesis of ultramafic igneous rocks in the Waturapa Region has never been carried out in detail. This study aims to determine the characteristics and petrogenesis of ultramafic igneous rocks in the Waturapa area using petrographic and geochemical analysis using the XRF method. Petrographic analysis was carried out to determine the relative abundance percentage of primary minerals in the form of olivine, clinopyroxene, orthopyroxene, and opaque minerals as well as secondary serpentine minerals which were formed later. Meanwhile, XRF geochemical analysis is used to determine the major and minor oxide content in rocks. This geochemical data is used to determine ultramafic rock types, and magma series and to interpret the tectonic setting of the research location. The results showed that the ultramafic rocks in the study area consisted of olivine websterite and lherzolite, both of which have been serpentinized which is characterized by the presence of serpentine minerals such as lizardite and chrysotile. These serpentine minerals are present as replacement minerals and fracture-filling minerals. The geochemical characteristics of the analyzed rocks showed a SiO2 content of less than 45%, high MgO content, and low K2O, TiO2, Na2O3, and P2O5 compounds. The igneous rocks in the study area are classified as ultrabasic or ultramafic rocks (peridot gabbro). Ultramafic rocks in the study area belong to the tholeiitic magma series that formed in oceanic islands or oceanic intraplate margins

    Implementasi kualitas pelayanan dalam meningkatkan kepuasan nasabah di Bank Syariah Indonesia Cabang Kabupaten Pamekasan

    Get PDF
    INDONESIA: Kepuasan nasabah menjadi sebuah senjata utama pada perusahaan jasa keuangan perbankan, namun apabila kepuasan tidak didapatkan oleh nasabah, maka akan menjadi kerugian terhadap sebuah bank itu sendiri. Dalam penelitian ini terdapat sebuah problem yang terjadi dalam konteks pelayanan pada Bank Syariah Indonesia cabang kabupaten Pamekasan. Dikarenakan kualitas pelayanan itu sangat penting dalam sebuah penerapannya, apalagi dalam masa persaingan jasa keuangan perbankan dan ditambah dengan kemajuan teknologi yang menyelimuti persaingan perbankan, maka tidak dapat menutup kemungkinan nasabah akan beralih kepada bank lain apabila sebuah kepuasan pelayan tidak didapatkan oleh nasabah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan teknik observasi dan interview Berdasarkan hasil penelitian ini, Kualitas Pelayanan Bank Syariah Indonesia cabang Kabupaten Pamekasan memberikan kepuasan kepada nasabahnya. Hal itu ditunjukan dari hasil wawancara dengan nasabah yang sedang melakukan transaksi, nasabah mengatakan bahwa kualitas pelayanan Bank Syariah Indonesia cabang Kabupaten Pamekasan memberikan pelayanan yang ramah, supan dan penuh tanggung jawab. Pelayanan yang cukup bak itu juga didukung oleh adanya kemampuan karyawan dalam membangun raa sosial dengan nasabah serta kemampuan berkomunikasi yang baik Faktor yang paling berpengaruh pada nasabah dalam melakukan pelayanan diantaranya, shiddiq, tagbligh, Amanah dan fathanah. Sedangkan strategi yang paling berpengaruh dalam melakukan pelayanan nasabah dalam mencapai kepuasan nasabah dengan yaitu kemapuan berkomunikasi dan mampu membangun rasa sosial dengan nasabah ENGLISH: Customer satisfaction is a major weapon in banking financial services companies, but if customer satisfaction is not obtained, it will be a loss for the bank itself. In this study there is a problem that occurs in the context of service at the Indonesian Sharia Bank Pamekasan district branch. Because the quality of service is very important in its application, especially in an era of competition in banking financial services and coupled with technological advances that surround banking competition, it is possible that customers will switch to other banks if a customer satisfaction is not obtained. The method used in this research is a qualitative research method. Collecting data in this study using observation and interview techniques. Based on the results of this study, the Service Quality of Bank Syariah Indonesia Pamekasan Regency branch provides satisfaction to its customers. This is shown from the results of interviews with customers who are conducting transactions, customers say that the service quality of Bank Syariah Indonesia Pamekasan Regency branch provides friendly, courteous and responsible service. This adequate service is also supported by the ability of employees to build social relationships with customers and good communication skills which factor The most influential factors for customers in providing services include shiddiq, tagbigh, amanah and fathanah. While the most influential strategy in providing customer service in achieving customer satisfaction is the ability to communicate and be able to build a social sense with customers. ARABIC: سضب ػٍٝ اٌذصٛي يخُ ٌُ إرا ٌٚىٓ ، اٌّصشفيت اٌّبٌيت اٌخذِبث ششوبث في سئيضي صالح ٘ٛ اٌؼّالء سضب بٕه فشع في اٌخذِت صيبق في حذذد ِشىٍت حٛجذ ، اٌذساصت ٘زٖ في .ٔفضٗ ٌٍبٕه خضبسة رٌه فضيىْٛ ، اٌؼّالء ػٍٝ إٌّبفضت ػصش في خبصت ، حطبيمٙب في جًذا ِّٙت اٌخذِت جٛدة ألْ ٔظ ًشا .بّيىبصبْ اإلٔذٚٔيضي اٌششيؼت أْ اٌّّىٓ فّٓ ، اٌّصشفيت ببٌّٕبفضت حذيظ اٌخي اٌخىٌٕٛٛجيت اٌخطٛساث جبٔب إٌٝ اٌّصشفيت اٌّبٌيت اٌخذِبث . .اٌزبْٛ طشيك ػٓ ساضيت خذِت ػٍٝ اٌذصٛي يخُ ٌُ إرا أخشٜ بٕٛن إٌٝ اٌؼّالء يخذٛي اٌطشيمت اٌّضخخذِت في ٘زا اٌبذذ ٘ي ِٕٙج بذذ ٔٛػي. جّغ اٌبيبٔبث في ٘زٖ اٌذساصت ببصخخذاَ حمٕيبث اٌّالدظت ٚاٌّمببٍت Pamekasan Regencyبٕب ًء ػٍٝ ٔخبئج ٘زٖ اٌذساصت ، فئْ جٛدة اٌخذِت ٌفشع بٕه اٌششيؼت اإلٔذٚٔيضي يشضي ػّالئٗ. يخضخ ٘زا ِٓ ٔخبئج اٌّمببالث ِغ اٌؼّالء اٌزيٓ يجشْٚ اٌّؼبِالث ، ديذ يمٛي اٌؼّالء إْ يٛفش خذِت ٚديت ِٚٙزبت Pamekasan Regencyجٛدة اٌخذِت اٌخي يمذِٙب فشع بٕه اٌششيؼت اإلٔذٚٔيضي ِٚضؤٌٚت. ٘زٖ اٌخذِت اٌّالئّت ِذػِٛت أي ًضب بمذسة اٌّٛظفيٓ ػٍٝ بٕبء ػاللبث اجخّبػيت ِغ اٌؼّالء ِٚٙبساث حٛاصً جيذة ِٓ أوزش اٌؼٛاًِ اٌّؤرشة ٌٍؼّالء في حمذيُ اٌخذِبث اٌشذيك ، ٚاٌخبجبيغ ، ٚاألِبٔت ، ٚاٌفخٕت. في ديٓ أْ اإلصخشاحيجيت األوزش حأريشاً في حمذيُ خذِت اٌؼّالء في حذميك سضب اٌؼّالء ٘ي اٌمذسة ػٍٝ اٌخٛاصً ٚاٌمذسة ػٍٝ بٕبء دش اجخّبػي ِغ اٌؼّالء

    Karakteristik Marmer Daerah Mata Wawatu dan Sanggula, Kecamatan Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara

    Get PDF
    Sulawesi Tenggara memiliki potensi marmer terbesar di Indonesia. Salah satu daerah potensi marmer di Sulawesi Tenggara adalah Mata Wawatu dan Sanggula, Kecamatan Moramo Utara Kabupaten Konawe Selatan. Namun belum ada penelitian rinci mengenai karakteristik marmer yang ada di daerah ini. Karakteristik marmer di daerah penelitian yaitu berwarna abu – abu dengan struktur non foliasi dan tekstur lensa atau augen texture. Secara petrografi, mineral penyusun marmer didominasi dengan ukuran kristal ≤ 0.1 – 1 mm, yaitu mineral kalsit, dolomit, kuarsa, hematit, dan mineral opak. Marmer daerah penelitian memberikan kenampakan tekstur yang bervariasi, yaitu tekstur subidioblastik dan xenoblastik (berdasarkan bentuk individu Kristal), tekstur kristaloblastik (berdasarkan ketahanan terhadap metamorfismenya), tekstur nematoblastik dan granuloblastik (berdasarkan bentuk mineralnya), dan saccaroidal texture dan mortar texture (berdasarkan tekstur khususnya). Sifat keteknikan marmer memberikan nilai yang bervariasi, di mana nilai kuat tekan sebesar 235.718 kg/cm2 – 389.338 kg/cm2, nilai ketahanan aus sebesar 0,0414 mm/menit – 0,0498 mm/menit, dan nilai serapan air sebesar 0,275 % - 0,763 %.  CaO merupakan senyawa yang paling melimpah pada marmer dengan kelimpahan 50,44 % - 55,90 %. Berdasarkan sifat keteknikannya, marmer di daerah penelitian dapat direkomendasikan sebagai batu hias / batu tempel. Berdasarkan spesifikasi senyawa oksida utamanya, marmer bagian timur laut daerah penelitian direkomendasikan untuk industri kertas, pewarna tekstil, penyaringan gula, dan produksi semen sedangkan marmer bagian barat daya daerah penelitian kurang dapat dimanfaatkan. Southeast Sulawesi has the greatest marble potential in Indonesia. One of the marble potential areas in the Southeast Sulawesi is Mata Wawatu and Sanggula, North Moramo District of the South Konawe Regency. However, there is no detailed research on marble characteristics in this area. The marble characteristics in the study area are grey with non-foliation structures and lens texture or augen texture. Petrographically, constituent minerals of the marble are dominated by crystal size ≤ 0.1 - 1 mm which are calcite, dolomite, quartz, hematite, and opaque minerals. The research area's marble provides varied texture features, namely subidobobastic and xenoblastic textures (based on individual form crystals), crystalloblastic textures (based on resistance to metamorphism), nematoblastic and granuloblastic textures (based on their mineral form), and saccharoidal texture and mortar texture (based on texture in particular). The properties of marble engineering give varying values, where the compressive strength value is 235.718 kg / cm2 – 389.338 kg / cm2, the wear resistance value is 0.0414 mm / min - 0.0498 mm / min, and the water absorption value is 0.275% - 0.763%. CaO is the most abundant compound on marble with an abundance of 50.44 - 55.90 wt. %. Based on its engineering properties, marble in the research area can be recommended as an ornamental stone. Based on the specification of the main oxide compound, the northeastern marble of the research area are recommended for the paper industry, textile dyes, sugar screening, and cement production whereas the southwestern marble of the research area is less utilizable

    Karakteristik Alterasi dan Mineralisasi Endapan Emas Tipe Carlin pada Blok Yance dan Leon, Kecamatan Ratatotok, Kabupaten Minahasa Tenggara, Provinsi Sulawesi Utara

    No full text
    Study of gold deposit in Mesel, Ratatotok, North Sulawesi has been conducted by numerous experts, but there has been no detailed research on other prospects near Mesel, like Yance and Leon where this study is conducted. The objectives of this study is to determine the differences in the characteristics of hydrothermal alteration and ore mineralization in the Yance and Leon Prospects. Core sample description, microscopic analyses (petrography, ore microscopy), X-Ray Diffraction, and SEM-EDX are the methods used to identify those characteristics. The results of these analyses indicate that limestone and collapse breccia controlled alteration and mineralization in this area. Hydrothermal alteration that are developed in this area are silicification, silica-calcite, illitesmectite- chlorite±calcite. Ore minerals are found as dissemination, replacement, and open-space fill, such as pyrite, arsenopyrite, realgar, orpiment, hematite, and goethite, with gangue minerals such as quartz, calcite, dolomite, gypsum, chlorite, kaolinite, illite, smectite, and rhomboclase. Analysis on mineral chemistry identify numerous elements, essentially Fe, S, As, Cu, Au, Ag, Sb, Cd, Co, and Ni where average Co content is higher than average Ni. The difference in characteristics between the two research sites is that the source rock of the Yance Block has limestone lithology and polymyctite breccia, while in the Leon Block the source rock is limestone. Alterations that have developed in the Yance Block include decalcification, silicification, silica-calcite, and illit-smectite-chlorite±calcite with replacement-type and open-space fillingmineralization, while in theLeon Block is silicification, silica-calcite. , and illite-smectite-chlorite±calcite with the dominant type of replacement mineralization. The ore minerals found in the Yance Block include pyrite, arsenopyrite, realgar, orpimen, hematite, goethite, while in the Leon Block they are pyrite and hematite

    STUDI MORFOLOGI DAN PETROGRAFI TRAVERTIN DI AIR TEJUN MORAMO, KECAMATAN MORAMO, KABUPATEN KONAWE SELATAN, SULAWESI TENGGARA

    No full text
    Travertin merupakan batuan karbonat yang terbentuk di darat akibat pelepasan CO2 pada air jenuh karbonat. Travertin dapat terbentuk oleh air panas (termogen) maupun air dingin yang berasosiasi dengan daerah karst (meteogen). Air Terjun Moramo merupakan tempat wisata terkenal di Sulawesi Tenggara yang tersusun oleh travertin yang masih aktif. Air Terjun ini terletak pada perbatasan morfologi pegunungan tinggi dan morfologi karst. Batuan dasar dari endapan travertin adalah metabatugamping dan marmer Formasi Laonti di bagian hulu serta batulempung pasiran Formasi Boepinang di hilir. Karakterisasi morfologi travertin serta contoh petrografi yang diambil pada tiga titik, masing-masing di bagian belakang dan depan dam dilakukan untuk mengetahui genesa batuan. Morfologi travertin pada Air Terjun Moramo adalah makrodam dengan jarak antardam yang membesar ke arah hilir akibat pengaruh kelerengan. Pada bagian depan dam, terdapat kenampakan sarang larva yang menggantung serta kenampakan nodular, dengan banyak lumut, ranting, serta dedaunan yang telah terkerakkan oleh kalsit dan mengeras. Fasies yang terlihat pada travertin baik secara megaskopis maupun mikroskopis adalah fasies phytoherm (bryophytes). Secara megaskopis, dam tersusun oleh perulangan laminasi gelap-terang melengkung atau kurang teratur karena adanya gangguan substrat lain. Laminasi terang tersusun oleh kristal kalsit memanjang-bercabang, sedangkan laminasi gelap tersusun oleh mikrit. Bagian depan dam memiliki penyusun yang lebih kristalin dibandingkan bagian belakang dam yang lebih bersifat mikritik. Berdasarkan hal tersebut travertin di Air Terjun Moramo termasuk travertin meteogen dari air jenuh kalsium karbonat hasil pelarutan batuan morfologi karst dengan pengaruh biogenik berupa lumut yang terjebak pada saat pengendapan bersama daun dan ranting tumbuhan serta sarang larva serangga air. Kata kunci : Air Terjun Moramo, karst, morfologi makrodam, meteogen, phytoherm bryophyte

    Penilaian Stigma Diri Pada Pasien Lepra Berdasarkan Derajat Kecacatan di Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Saiful Anwar Malang

    No full text
    Penyakit lepra adalah penyakit infeksius kronik yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium leprae. Penyakit ini menyerang jaringan kulit, mata, mukosa saluran pernapasan atas dan saraf perifer. Penyakit lepra dapat menimbulkan kecacatan pada bagian tubuh sehingga banyak mendapatkan stigma negatif dari orang lain dan dari diri sendiri. Stigma dan lepra berkaitan erat karena berdampak besar terhadap kehidupan pasien seperti berdampak kepada kepada pekerjaan, interaksi sosial, hubungan interpersonal dan kesehatan mental. Stigma diri pada pasien lepra muncul karena pasien sering menerima stigma sosial dari orang lain sehingga memunculkan pandangan negatif terhadap dirinya sendiri. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan stigma diri terhadap derajat kecacatan pasien kusta yang diukur dengan kuesioner LISS. Metode penelitian yang digunakan observasional analitik dengan pendekatan desain penelitian cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling dan didapatkan sampel sebanyak 32 pasien lepra yang berobat di Poli Kulit dan Kelamin Rumah Sakit dr. Saiful Anwar Malang. Data derajat kecacatan diperoleh dengan observasi langsung dan stigma diri diukur dengan kuesioner LISS yang memiliki 27 soal dan memiliki rentang skor 0-81. Data variabel dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil analisis bivariat didapatkan nilai koefisien korelasinya adalah 0,916, sehingga dikatakan korelasi antara kedua variabel yaitu sangat kuat (koefisien korelasi= 0,80-1,00). Kesimpulan dari penelitian ini adalah stigma diri pada pasien lepra selaras dengan derajat kecacatannya. Semakin tinggi derajat kecacatan pasien lepra, semakin tinggi pula stigma diri yang didapatkan oleh pasien lepra

    MORFOLOGI SWALE DAN RIDGE SERTA SIGNIFIKANSINYA DALAM PENENTUAN LOKASI PENELITIAN PALOTSUNAMI STUDI KASUS: PESISIR BARAT BAGIAN SELATAN KOTA PARIAMAN, SUMATERA BARAT

    No full text
    Tsunami merupakan fenomena pergerakan gelombang laut akibat proses yang menyebabkan getaran seperti gempabumi dan vulkanik. Tsunami yang mencapai daratan akan menghasilkan endapan tsunami yang mudah dikenali karena kontras karakteristiknya dengan sedimen darat. Pada pantai progradasi, morfologi pantai berupa perulangan rendahan dan punggungan dikenal dengan istilah swale dan ridge. Pada daerah swale dan ridge yang sudah tidak terkena gelombang, akumulasi sedimen kaya material organik biasanya dijumpai di daerah swale. Morfologi ini penting dalam penelitian paleotsunami karena peluang preservasi endapan tsunami besar di daerah ini. Ketika tsunami melimpasinya, endapan yang terbawa akan terperangkap di daerah swale. Kontras sedimen membuat endapan tsunami mudah dikenali sedangkan material organik memudahkan dalam pentarikhan umur. Daerah pesisir barat bagian selatan Kota Pariaman rawan tsunami dan morfologinya didominasi oleh swale dan ridge. Pada penelitian ini Kami melakukan analisa geomorfologi sekitar untuk mengetahui faktor yang menentukan tipe endapan yang terbentuk. Kami juga melakukan observasi daerah ini untuk mengetahui kondisi sedimen dan potensinya dalam preservasi endapan paleotsunami. Pengambilan data dilakukan dengan metode hand-auger coring, sampel sedimen diamati secara megaskopis dan mikroskopis (ayakan dan sayatan tipis). Hasil pengamatan kami menunjukkan korelasi antara geomorfologi dan tipe endapan. Swale yang berasosiasi dengan dataran banjir sungai mengandung material organik tinggi sedangkan swale yang berada dekat dengan tinggian topografi berisi endapan kasar dengan kandungan organik sedikit. Pengamatan kami juga menunjukkan pemanfaatan lahan pada area swale berkorelasi dengan kandungan organik. Sampel pada area yang dimanfaatkan sebagai sawah menunjukkan kandungan organik tinggi, sedangkan area perkebunan sebaliknya. Hal ini bisa digunakan sebagai indikator awal di dalam penentuan lokasi penelitian paleotsunami. Kata kunci: dinamika sedimentasi, pesisir pantai, swale, Pariama

    Morphotectonic Control of Land Movements at Wundulako Region, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi Province, Indonesia

    Get PDF
    This research is located at Wundulako District, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi Province. The purpose of this study are to determine the level of tectonic activity and the effect of tectonic activity on the land movement of the study area. Based on the DEM (Digital Elevation Model) analysis, geomorphology of the study area is dominated by mountains unit that indicate the influence of tectonic activity. Geomorphological aspects were analyzed to determine the tectonic classes in the study area such as watershed and non-watershed analysis. The results showed that, tectonic class of the study area is classified as very high and moderate tectonic class. The effect of tectonic class level on land movement in the study area shows a least correlation. This interprets that the cause of land movement at study area is not only influenced by tectonic factors but is also influenced by other factors such as rainfall, lithological conditions, geomorphology, earthquakes, and human activities. This shows that morphotectonic control has little effect on the land movements at Wundulako District, Kolaka Regency, Southeast Sulawesi Province, but is also influenced by other factors such as rainfall, lithological conditions, geomorphology, earthquakes, and human activities

    Neoliberalism versus Peacebuilding in Iraq

    No full text
    corecore