32 research outputs found

    OPTIMASI PEMBUATAN EDIBLE COATING DARI WHEY PROTEIN DAN KITOSAN

    Get PDF
    Edible coating adalah lapisan tipis yang dibuat dari bahan yang dapat dimakan. Komponen utama penyusun edible coating dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu hidrokoloid, lipid, dan komposit. Hidrokoloid yang dapat digunakan untuk membuat edible coating adalah protein (gelatin, kasein, protein kedelai, protein jagung, dan gluten gandum) dan polisakarida (pati, alginat, pektin, gum arab, dan modifikasi karbohidrat lainnya). Lipida yang dapat digunakan adalah lilin, bees wax, gliserol, dan asam lemak. Protein whey merupakan protein globular dimana kebanyakan gugus hidrofobik dan sulfidrilnya berada di dalam struktur protein. Indonesia yang merupakan negara maritim, dimana wilayahnya sebagian besar berupa perairan. Hasil tangkapan ikan yang didapatkan juga melimpah, dengan adanya hal ini, peneliti melakukan riset bagaimana caranya agar ikan yang disimpan dapat bertahan lama dengan menggunakan pembungkus yang aman yaitu edible coating. Sehingga diharapkan paduan edible coating yang terbuat dari whey protein dan kitosan (menghalangi oksigen masuk dengan baik) kulit udang mampu menjadi pengemas makanan alami yang memiliki kualitas baik yang mampu memperpanjang umur simpan makanan, baik berupa bahan makanan mentah (segar) maupun makanan siap saji. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan analisis FTIR terlebih dahulu, kemudian mencari massa whey protein maksimum, massa kitosan dan gliserin yang optimum. Dari semua perlakuan yang telah dilakukan, diperoleh massa whey protein yang maksimum adalah 6 g, kitosan 0,6 g dan gliserin 3

    FORMULASI SABUN MANDI PADAT DARI EKSTRAK LIMBAH KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus Costaricensis)

    Get PDF
    ABSTRAK Kulit yang bersih, sehat merupakan dambaan hampir semua wanita. Semakin bertambahnya usia kulit cenderung semakin tidak sehat dan kusam. Antioksidan merupakan “pemangsa†radikal bebas sekaligus pelindung kulit. Antioksidan dapat memperbaiki kerusakan sel kulit yang terjadi sebagai akibat dari paparan sinar UV. Salah satu sumber antioksidan di alam adalah buah naga. Kandungan kimia dari kulit buah naga merah antara lain adalah flavonoid, vitamin A, C, E dan polifenol (Siregar, 2011). Pada penelitian ini, peneliti ingin memanfaatkan limbah kulit buah naga merah untuk diolah menjadi sabun mandi padat. Sabun mandi padat yang dibuat dengan memanfaatkan ekstrak limbah kulit buah naga merah sebagai zat aditif atau zat tambahan. Sebagai antioksidan vitamin C juga dapat langsung menangkap radikal bebas baik dengan atau tanpa katalisator enzim. Selain mengandung vitamin C, kulit buah naga merah juga mengandung antosianin yang  dipercaya berperan dalam sistem biologis, termasuk kemampuan sebagai pengikat radikal bebas, antikarsinognik, antinoplastik dan juga berfungsi sebagai anti−inflamasi. Sistem ikatan rangkap terkonjugasi ini juga mampu menjadikan antosianin sebagai antioksidan dengan mekanisme penangkapan radikal. Inilah yang menjadi dasar  ekstrak kulit buah naga merah dijadikan sebagai zat tambahan pada pembuatan sabun padat. Berdasarkan hasil penelitian pelarut aquadest memberikan kadar vit C (antioksidan) yang besar dengan kondisi maserasi suhu 40°C (2 jam). Dari seluruh perlakuan atau formulasi sabun yang dilakukan penambahan ekstrak terbaik adalah 50 µL, 6 g minyak kelapa, 12,5 mL NaOH 15%, 3 g asam stearat, 10 mL etanol 96%, 6,5 g gliserin, 7,5 g gula pasir, 500 µL coco-DEA, 0,1 g NaCl dan fragrance oil 45 µ

    Eksplorasi Etnomatematika pada Makam Papan Tinggi

    Get PDF
    Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dapat mengangkat kemajuan pendidikan di sekolah, pengembangan pendidikan dalam ilmu Matematika berbasis etnomatematika bisa dimulai dengan mengidentifikasi objek-objek etnomatematika. Dalam Penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan etnografi pada penyelesaiannya. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan diperoleh hasil bahwa makam ini ditemukan pada abad ke-7 Masehi yang mana sebagai bukti penyebaran agama islam pertama kali ke Indonesia. Keberadaan Makam Papan Tinggi ini sudah lama ada, sejak 1990 sebelum masyarakat Desa Pananggahan menjadikan Makam Papan Tinggi sebagai tempat wisata dengan tujuan berziarah, di lingkungan makam ini terdapat unsur etnomatematika di dalamnya seperti anak tangga yang berbentuk balok dengan jumlah kurang dari 1000 anak tangga, makam yang berbentuk persegi panjang dengan panjang lebih dari 7 m, lokasi makam yang berada di bukit sejauh lebih kurang 3000 m dari permukaan air laut dan batu nisan yang memiliki bentuk seperti bangun datar dengan tinggi lebih dari 2 m. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lebih jauh mengenai hubungan matematika dengan peninggalan sejarah (etnomatematika) pada Makam Papan Tinggi yang terletak di Barus, Tapanuli Tengah. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa melalui etnomatematika pada Makam Papan Tinggi ini dapat ditemukan konsep matematika khususnya konsep bangun datar dan bangun ruang.&nbsp

    Simulation of Rainwater Harvesting Potential to Satisfy Domestic Water Demand Based on Observed Precipitation Data in Jakarta

    Get PDF
    Jakarta as the most populous urban center of Indonesia has a major problem related to clean water availability for the domestic needs of its residents, who mostly depend on the extraction of groundwater. The rooftop rainwater harvesting (RRWH) system is a solution to reduce the use of groundwater to satisfy domestic water needs. This study used demographic data and precipitation observation data from the rain gauge network in Jakarta to simulate the water supply from rainwater harvesting from 2010 to 2019 in each municipality. Three simulations were carried out to calculate the percentage of domestic water demand (DS) satisfied by RRWH based on the proportion of residential areas installed with RRWH (RA). The results showed that an RA value of 0.2 produced the lowest DS (approximately 11% to 18.7%), while an RA value of 0.3 produced a higher DS (approximately 16.3% to 28%). An RA value of 0.4 resulted in a DS of around 21.8% to 37.4%. Overall, the RRWH system could provide up to 30% of domestic water demand on average, with South Jakarta having the highest fulfillment of water needs with an average of 28% based on the three simulations, while Central Jakarta had the lowest with 16.4%

    KARAKTERISASI FISIK DAN MEKANIK EDIBLE FILM DENGAN PENAMBAHAN PEKTIN KULIT PISANG KEPOK (MUSA PARADISIACA LINN)

    Get PDF
    Latar Belakang : Bahan pengemas dari plastik yang banyak digunakan dapat memberikan perlindungan yang baik dalam pengawetan, karena bahan makanan pada umumnya sangat sensitif dan mudah mengalami penurunan kualitas. Penurunan kualitas tersebut dapat dipercepat dengan adanya oksigen, air, cahaya, dan temperatur. Salah satu cara untuk mencegah atau memperlambat fenomena tersebut adalah dengan pengemasan yang tepat. Perkembangan jenis kemasan telah mengarah ke kemasan baru yang memiliki kemampuan yang baik dalam mempertahankan mutu bahan pangan dan bersifat ramah lingkungan , salah satunya adalah bahan kemasan edible film. Tujuan penelitian ini adalah mempelajari tentang pengaruh penambahan pektin kulit pisang kepok pada pembuatan edible film dengan cara melihat dari karakteristik fisik dan kimianya.Metode : Edible film dibuat dengan mencampurkan pektin dari ekstraksi kulit pisang kepok (Musa paradisiaca linn) dengan pelarut etanol 96%. Massa kulit pisang kepok 6 g, pelarut HCl sebanyak 0,05 M dan variasi suhu dalam proses ekstraksi yaitu (700C, 750C, 800C, 850C, dan 900C). Penambahan platicizer dan gliserin dilakukan untuk memperbaiki karakteristik fisik dan mekanik film pektin kulit pisang kepok.Hasil : Karakteristik sifat fisik dan mekanik edible film pektin kulit pisang kepok menunjukkan bahwa penambahan konsentarasi gliserin berpengaruh terhadap nilai ketebalan tertinggi yaitu 70,56 mm dengan konsentrasi gliserin 12 g, nilai kelarutan yang konstan terlihat pada gliserin 3 g dan 6 g yaitu 0,6%, nilai susut bobot tertinggi 19,31% pada konsentrasi gliserin 6 g, kadar air diperoleh nilai terendah 120 % konsentrasi gliserin 9 g. Hasil gugus fungsional FT-IR menunjukkan bahwa ekstraksi yang dihasilkan adalah pektin dan uji SEM menunjukkan perbandingan permukaan film dengan konsentrasi 6 g dan 12 g tidak rata karena proses pembuatan yang tidak homogen. Kesimpulan : Karakteristik kimia pektin hasil ekstraksi limbah kulit pisang kepok menunjukkan hasil yang signifika

    Analisis mikroplastik menggunakan FT-IR pada air, sedimen, dan ikan belanak (Mugil cephalus) di segmen Sungai Bengawan Solo yang melintasi Kabupaten Gresik

    Get PDF
    Polusi sampah plastik merupakan suatu masalah global dan berbahaya jika tidak ditangani dengan tepat. Plastik yang telah lama di perairan, lama kelamaan akan terdegradasi menjadi partikel kecil yang biasa disebut mikroplastik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya kandungan mikroplastik pada air, sedimen dan, ikan belanak (Mugil cephalus) di sungai Bengawan Solo yang melintasi segmen di Kabupaten Gresik. Sampling dilakukan ditiga stasiun yang mewakili daerah dekat dengan perumahan warga, dekat dengan tambak atau budidaya perikanan, dan daerah dekat dengan muara. Sampel yang telah diambil akan dibawa kelaboratorium UIN Sunan Ampel Surabaya, kemudian dilakukan pengamatan dan perhitungan banyak temuan mikroplastik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar dari sampel air, sedimen, dan ikan belanak (Mugil cephalus) positif mengandung mikroplastik dengan tipe fiber, film, dan fragment. Dalam 3 sampel air ditemukan 32 mikroplastik dengan rata-rata 10 mikroplastik persampel, pada 9 sampel sedimen ditemukan 47 mikroplastik dengan rata-rata 5 partikel per 50gr sedimen kering, dan pada 15 sampel ikan belanak ditemukan sebanyak 78 mikroplastik dengan rata-rata 5 mikroplastik per sampel ikan. Berdasarkan hasil uji FTIR ditemukan polypropylene, polystyrene, dan ethylene vinyl acetate yang terkandung dalam sampel mikroplastik. Pada penelitian selanjutnya diharapkan dapat menemukan upaya untuk mengurangi persebaran mikroplastik pada perairan dan mengetahui dampak termakannya mikroplastik oleh biota air

    PENGARUH ANTOSIANIN DARI KUBIS UNGU SEBAGAI INDIKATOR WARNA PADA ANALISIS HIDROQUINONE KRIM PEMUTIH WAJAH

    Get PDF
    Sebagian besar wanita Indonesia menginginkan kulit putih, bersih dan cerah untuk menjaga penampilan agar tetap menarik, karena dalam zaman modern sekarang ini, penampilam yang menarik salah satu syarat mutlak dalam dunia kerja dan kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu banyak pesusahaan kosmetik yang menggunakan Hidroquinone, Hydroquinone (HQ) merupakan senyawa turunan fenol yang digunakan dalam industri kosmetik sebagai pemutih. Senyawa ini sangat berbahaya dan penggunaannya harus dikontrol. BPOM menetapkan batas maksimal dalam kosmetik sebesar 2%. Hydroquinone lebih dari 5% termasuk obat keras, akibatnya dalam penggunaan dalam jangka panjang mengakibatkan kangker kulit. Hydroquinone dapat di identifikasi menggunakan indikator alami yaitu antosianin yang ada didalam kubis ungu, dengan menggunakan beberapa metode yaitu kubis ungu di ekstrak menggunakan pelarut asam sitrat 0.8 M, waktu maserasi 2 jam, suhu 250C, optimasi panjang gelombang maksimum 628 nm dengan serapan 0,235 A. Dimana hasil tersebut digunakan untuk melihat kandungan kadar Hydroquinone yang ada didalam krim kosmetik pemutih wajah, dari penelitian ini terbukti bahwa kosmetik yang beredar dimasyarakat positif mengandung Hydroquinone

    ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY. A PMB VIVI UMANIYANTO, S. TR KEB.BDSURABAYA

    Get PDF
    Angka Kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) di Indonesia masih tinggi dilihat dari AKI dan AKB pada tahun 2019 mencapai 89,92/100.000 KH dan 23/1000 KH. Tujuan laporan tugas akhir ini untuk memberikan asuhan kebidanan secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin, mas nifas, bayi baru lahir dan keluarga berencana secara continuity of care, dengan lokasi di Praktek Pmb Vivi Umaniyanto, S. Tr Keb.Bd mulai tanggal 29 mei 2021.Kesimpulan dari laporan ini asuhan kebidanan yang dilakukan pada Ny.A dari hamil trimester III, bersalin, nifas, bbl, KB didapatkan hasil semua dalam batas normal. Diharapkan klien bisa menerapkan konseling yang telah diberikan selama dilakukan asuhan kebidanan sehingga kondisi ibu dan bayi tetap sehat serta mencegah terjadinya komplikasi

    ANALISIS BORAK DENGAN MENGGUNAKAN METODE KOMPARATOR WARNA DARI KULIT BUAH NAGA MERAH

    Get PDF
    Banyuwangi merupakan pemasok buah naga terbesar di pulau jawa yaitu dengan mencapai 12.936 ton pada tahun 2013 (BPS Kabupaten Banyuwangi, 2013), dari jumlah sebanyak itu dapat di akumulasi total kulit buah sebanyak 2.008 – 2.343 ton dan yang sayangnya hanya dibuang sebagai sampah. Sehingga penelitian ini memanfaatkan kulit buah naga merah yang mempunyai zat warna merah (Antosianin) sebagai indikator alami borak pada makanan siap saji. Kandungan antosianin yang tinggi pada kulit buah naga merah menjadikan pilihan sebagai indikator alami. Dengan perlakuan ekstraksi kulit buah naga merah menggunakan pelarut asam sitrat 0.4 M, waktu Maserasi 2 jam dan pada suhu 20oC menghasilkan kadar total antosianin antosianin sebanyak 12.747 ppm. Dimana hasil tersebut di peroleh menggunakan metode pH defferensi dengan menggunakan perbedaan pH, yaitu pH 1 dan pH 4.5. Pada pH 1 antosianin akan berbentuk senyawa oxonium, sedangkan pada pH 4,5 antosianin akan berbentuk karbinol yang tak berwarna. Hasil analisis sampel sosis dan cilok yang beredar di kota Banyuwangi, menunjukkan bahwa sosis yang beredar dibeberapa toko di kota Banyuwangi tidak mengandung adanya borak namun hasil analisis pada cilok yang beredar di beberapa titik jalan kota Banyuwangi mengandung adanya borak. Analisis sebelumnya dibandingkan dengan validasi yang dilakukan di dinaskelautan danPerternaka
    corecore