18 research outputs found

    Potensi Ampas Kopi Dan Kulit Kopi Sebagai Bahan Baku Alternatif Pada Pakan Ikan: Potential Use Of Coffee Ground And Coffee Silver Skin As Alternative Ingredients In Fish Feed

    Get PDF
    The ever-increasing demand for and consumption of coffee from year-to-year results in a rise in waste, particularly coffee grounds and coffee skins. Multiple attempts have been made to utilize this waste in the cosmetics, pharmaceuticals, and industrial sectors. As a result of the waste's nutritious content, there is a significant potential for its usage as fish feed's ingredients. However, only a small number of researchers have examined the use of coffee grinds and coffee skins in aquaculture, particularly for tilapia (Oreochromis niloticus) and Olive flounder (Paralichthys olivaceaus). This article aims to provide an overview of the potential use of coffee grounds and coffee skin in the world of aquaculture, particularly fish feed, in terms of nutrients and their application in enhancing the quality of these raw materials utilizing a fermentation process aided by probiotic microorganisms

    Use of Pineapple (Ananas comosus) as an Immunostimulant in Aquaculture (Review)

    Get PDF
    The use of pineapple fruit extract as an immunostimulant in aquaculture has become the focus of significant research in efforts to improve the immune systems of aquatic organisms, especially farmed fish. Pineapple fruit extract, which contains bromelain, has attracted attention as a potential natural solution to improve the immune response of fish against pathogens and disease. The main aim of this review is to evaluate the extent to which the use of pineapple as an immunostimulant is effective in improving the immune system of fish or other aquatic organisms in an aquaculture context. This article uses literature study methods from several national, accredited national journals and reputable international journals. Literature study is the process of searching, collecting and analyzing various sources of information relevant to a particular topic. Pineapple extract contains bromelain, which has immunomodulatory and anti-inflammatory properties. It can improve the fish's immune response and reduce inflammation, helping to improve fish health. The use of pineapple fruit extract can reduce dependence on antibiotics in the treatment of sick fish, which is in line with global efforts to overcome antibiotic resistance and environmental impacts. With the right efforts, the use of pineapple fruit extract as an immunostimulant in aquaculture has the potential to increase the productivity and sustainability of the aquaculture industry, as well as reduce dependence on antibiotics and synthetic chemicals. Therefore, further research and development of best practices in the use of pineapple fruit extract in aquaculture are necessary steps to realize its potential as a more environmentally friendly and sustainable alternative

    PENGARUH PAKAN YANG DISUPLEMENTASIKAN DENGAN LECITHIN KEDELAI DAN LALAT TENTARA HITAM TERHADAP KINERJA PERTUMBUHAN DAN PEMANFAATAN LIPID IKAN MAS (Cyprinus carpio L.)

    Get PDF
    Dalam penelitian ini, pengaruh suplementasi larva lalat tantara hitam kering yang mengandung lesitin kedelai (SBL) dievaluasi terhadap performa pertumbuhan, parameter biokimia, dan retensi nutrisi ikan mas (Cyprinus carpio L.). Tiga jenis pakan diuji: pakan DBSFL 20% DBSFLD tanpa tepung ikan dan SBL, pakan tanpa memasukkan tepung ikan dan dengan memasukkan SBL, dan pakan kontrol (CONT; 20% tepung ikan). Studi pemberian pakan dilakukan selama empat minggu. Tingkat pertumbuhan spesifik ikan yang diberi pakan DBSFL (9,48 ± 0,05b) dan SBLD (9,47 ± 0,08b) secara signifikan lebih rendah daripada ikan yang diberi pakan CONT (9,79 ± 0,15 a). Tak satu pun dari perlakuan cukup mengubah retensi protein ikan. Namun, ada perbedaan substansial antara kelompok SBL dan CONT dalam hal retensi lipid. Meskipun kadar trigliserida plasma tidak berbeda nyata 8 jam setelah pemberian pakan, ikan yang diberi makan SBLD cenderung memiliki kadar TG terendah. Kesimpulannya, pemberian pakan DBSFL 20% berdampak negatif pada konsumsi lipid, dan efek negatif ini tidak dapat dikembalikan dengan pemberian SBL; karenanya, meningkatkan kadar lesitin kedelai dalam pakan DBSFL mungkin bukan strategi yang layak. Untuk menjelaskan mekanisme kerja pemanfaatan lipid yang buruk oleh makanan DBSFL dan penawarnya, diperlukan penelitian tambahan.Dalam penelitian ini, pengaruh suplementasi larva lalat tantara hitam kering yang mengandung lesitin kedelai (SBL) dievaluasi terhadap performa pertumbuhan, parameter biokimia, dan retensi nutrisi ikan mas (Cyprinus carpio L.). Tiga jenis pakan diuji: pakan DBSFL 20% DBSFLD tanpa tepung ikan dan SBL, pakan tanpa memasukkan tepung ikan dan dengan memasukkan SBL, dan pakan kontrol (CONT; 20% tepung ikan). Studi pemberian pakan dilakukan selama empat minggu. Tingkat pertumbuhan spesifik ikan yang diberi pakan DBSFL (9,48 ± 0,05b) dan SBLD (9,47 ± 0,08b) secara signifikan lebih rendah daripada ikan yang diberi pakan CONT (9,79 ± 0,15 a). Tak satu pun dari perlakuan cukup mengubah retensi protein ikan. Namun, ada perbedaan substansial antara kelompok SBL dan CONT dalam hal retensi lipid. Meskipun kadar trigliserida plasma tidak berbeda nyata 8 jam setelah pemberian pakan, ikan yang diberi makan SBLD cenderung memiliki kadar TG terendah. Kesimpulannya, pemberian pakan DBSFL 20% berdampak negatif pada konsumsi lipid, dan efek negatif ini tidak dapat dikembalikan dengan pemberian SBL; karenanya, meningkatkan kadar lesitin kedelai dalam pakan DBSFL mungkin bukan strategi yang layak. Untuk menjelaskan mekanisme kerja pemanfaatan lipid yang buruk oleh makanan DBSFL dan penawarnya, diperlukan penelitian tambahan

    Fish Oil Substitution in Fish Feed Using Vegetable Oils, Terrestrial Animal Fats and Indonesian Local Raw Material Candidates (A Review)

    Get PDF
    Aquaculture is one of the world's most rapidly expanding producers of protein-rich diets. This is in accordance with the rising demand for feed to sustain these activities. However, the use of natural materials for fish feed, particularly fish oil, creates a paradox because it is derived from fish, therefore it is against the principles of sustainable agriculture. This article examines vegetable oils with a superior nutritional profile, palatability, digestibility, anti-nutritional factors, availability, and cost in comparison to fish oil. The ten-year-old articles selected and compiled originate from national (SHINTA) and international (Elsevier and Proquest) websites. Finding alternatives to fish oil as a source of lipids in fish diets is the result of several decades of research. Vegetable and animal sources are two main types of fish oil substitutes. Up to one hundred percent of fish oil can be substituted with vegetable oils like palm oil, canola oil, soybean oil, and olive oil. Similarly, animal sources can provide up to 75% of the lipids necessary for fish diets. Moreover, rubber seed oil has the potential to supplant fish oil in Indonesia due to its high omega-3 fatty acid content, which is comparable to that of fish oil. The conclusion of this review is that there are multiple sources of lipids that can be used to replace fish oil, and that more consideration must be given to the type of lipid source used in accordance with the type of fish being cultivated and the location of the fish cultivation

    GROWTH AND PROTEIN CONTENT OF Ulva prolifera MAINTAINED AT DIFFERENT FLOW RATES IN INTEGRATED AQUACULTURE SYSTEM

    Get PDF
    Efforts to reduce the impact of waste improvement on degradation of water quality can be transferred by utilization of inorganic waste as a source of seaweed nutrition. This study aimed to determine the growth and protein content of Ulva prolifera maintained at different flow rates in integrated aquaculture system. 9 Yellowtail stocked with 5.095 g with an average weight of 566.11±81.51 g were kept in 540 L tank for 24 days, by water flowing at the rate of 10 L min-1. Water from the fish tank was distributed into the sediment tank and go to 6 Ulva tanks with the flow rate of 0.5, 1.0 and 1.5 L min-1. Test parameters measured were growth performance of Yellowtail, biomass of Ulva prolifera, protein content of Ulva prolifera, and total ammonia nitrogen. The measurement results showed that the biomass of fish increased to 5.408 g, then biomass of Ulva increased to 42 g, 156 g and 155 g for flow rate of 0.5 L, 1 L and 1.5 L min-1, respectively. The protein content of Ulva for all the treatments was the same (P> 0.05). A total of ammonia in the tank outlet of Ulva (0.0202 - 0.1137 mg N L-1) were smaller than those were in the inlet (0.0286 - 0.1394 mg N L-1)

    Pelatihan Pembuatan Pakan Pellet Moist Untuk Budidaya Lobster di Desa Ekas Buana, Lombok Timur

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai bahan baku dan keterampilan untuk pembuatan pakan pellet moist pada pembudidaya lobster di desa Ekas Buana, Kecamatan Jerowaru, Lombok Timur. Metode yang digunakan adalah ceramah, diskusi interaktif, tutorial dan praktik langsung. Kegiatan ini diikuti oleh beberapa stakeholder yaitu 5 orang dosen Prodi Budidaya Perairan Universitas Mataram sebagai tim inti dan 1 orang mahasiswa, 16 orang pembudidaya lobster dan 5 orang pihak CSR PLN Peduli. Kegiatan dilakukan di rumah salah satu pembudidaya lobster di Desa Ekas Buana, Lombok Timur.  Peserta juga mendapatkan flyer untuk memudahkan pembuatan pakan moist secara mandiri di kemudian hari. Kompisisi pakan yang digunakan dalam pembuatan pakan moist ini terdiri dari ikan rucah (678,9 g), meat and bone meal (MBM: 167,7 g), tepung kepala udang (48 g), minyak nabati (4,8 g), lesitin kedelai (9,5 g), kalsium karbonat (7,2 g), vitamin dan mineral mix (9,5 g), tepung gluten (26,4 g), dan tepung terigu (48 g).  Peralatan yang digunakan dalam pembuatan pakan moist adalah sebagai berikut: alat cetak pellet moist (penggiling daging sederhana), baskom, dandang, gelas, timbangan elektrik dan toples untuk menyimpan pakan. Tahapan pembuatan pakan pellet moist yaitu 1) persiapan bahan, 2) pencampuran bahan mulai dari yang jumlahnya sedikit dan sama jenisnya (tepung-tepungan, minyak-minyakan dan ikan rucah), 3) pengukusan dengan air mendidih selama 5 menit dan pencetakan, 4) pengeringan (kering angin) dan pemotongan. &nbsp

    POTENSI DAN KADAR NUTRISI IKAN RUCAH YANG DIDARATKAN DI PANTAI AMPENAN, NUSA TENGGARA BARAT

    Get PDF
    Penelitian ini berfokus pada ikan rucah, hasil samping dari kegiatan penangkapan ikan yang masih menjadi bagian signifikan dari tangkapan nelayan di Pantai Ampenan, Mataram, Nusa Tenggara Barat. Sayangnya, seringkali ikan rucah ini tidak dimanfaatkan secara optimal, sehingga berpotensi menjadi limbah dan menimbulkan risiko pencemaran lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kualitas ikan rucah yang didaratkan di Pantai Ampenan, Mataram, dengan fokus pada analisis kadar nutrisi. Metode purposive sampling digunakan dalam penelitian ini, dengan analisis yang bersifat deskriptif. Sampel ikan yang diperoleh dari nelayan dianalisis untuk menentukan kadar protein, lemak, dan air. Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar protein pada ikan rucah yang didaratkan di Pantai Ampenan, Mataram berkisar antara 71,52% hingga 72,34% untuk fillet, dan 54,80% hingga 70,60% untuk seluruh tubuh. Sedangkan kadar lemak ikan rucah bervariasi antara 0,65% hingga 4,23% untuk fillet, dan 0,96% hingga 6,31% untuk seluruh tubuh.Temuan ini mengindikasikan bahwa ikan rucah memiliki potensi nutrisi yang signifikan, terutama dalam hal kadar protein. Evaluasi ini memberikan wawasan yang berharga terkait potensi pemanfaatan ikan rucah sebagai sumber nutrisi yang bernilai, serta menciptakan pemahaman lebih lanjut terkait dampak lingkungan dan manfaat ekonomis yang dapat diperoleh dari optimalisasi pemanfaatan ikan ini

    Sosialisasi Teknik Pembuatan Pakan Ikan Nila Berbasis Tepung Maggot (Black Soldier Fly) di Desa Labuan Tereng, Kecamatan Lembar, Lombok Barat

    Get PDF
    Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini adalah untuk memberikan pengetahuan dasar mengenai pembuatan pakan ikan nila berbasis tepung maggot Black Soldier Fly (BSF) kepada pembudidaya dan masyarakat di Desa Labuan Tereng, Kecamatan Lembar, Lombok Barat. Tahapan kegiatan yang dilakukan adalah survei lokasi, persiapan materi, dan pelaksanaan sosialasi (ceramah dan diskusi interaktif). Stakeholder yang mengikuti kegiatan ini terdiri dari 25 orang pembudidaya ikan nila sekaligus pemuda karang taruna, 10 orang mahasiswa KKN Tematik Universitas Mataram, dan 2 orang dosen Program Studi Budidaya Perairan, Universitas Mataram. Untuk memudahkan peserta dalam pembuatan pakan ikan nila berbasis tepung maggot BSF, seluruh peserta juga mendapatkan hand out. Formulasi pakan yang dirancang dalam pembuatan pakan ikan nila berbasis tepung maggot BSF ini yaitu: Tepung maggot Black Soldier Fly (240 g), tepung kedelai (250g), tepung gluten jagung (CGM; 100 g), tepung terigu (65 g), campuran minyak kedelai dan minyak ikan (1:1) sebanyak 130 g, pati jagung (100g), campuran vitamin dan mineral (50 g), kalsium fosfat (10g), kolin klorida (5g), guar gum (5g), CMC-Na (25g), DL-methionine (2g), L-lysin (6g), treonin (5g), selulosa (7g). Proses pembuatan pakan ikan yaitu: penepungan, pencampuran, conditioning, pelleting, pengeringan, pendinginan, pengayakan, pengepakan, dan penyimpanan

    Sosialisasi dan Pelatihan Budidaya Maggot sebagai Biokonversi Limbah Organik di Desa Tanjung, Lombok Utara

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk memberikan sosialisasi dan pelatihan Budidaya Maggot sebagai biokonversi limbah organik di Dusun Kandang Kaoq, Desa Tanjung, Lombok Utara. Kegiatan ini dilakukan dalam beberapa tahap yaitu survei dan persiapan bahan, demonstrasi media penetasan telur maggot, dan pendampingan. Metode yang digunakan yaitu ceramah dan diskusi interaktif.  Kegiatan ini melibatkan beberapa stakeholder terdiri dari 30 orang masyarakat Dusun Kandang Kaoq, 10 orang mahasiswa KKN Tematik Universitas Mataram, dan 6 orang Dosen Program Studi Budidaya Perairan Universitas Mataram. Masyarakat Dusun Kandang Kaoq sangat antusias untuk mengikuti penyuluhan dan sosialisasi budidaya maggot sebagai biokonversi limbah organik. Selain itu, mereka mendapatkan pemahaman baru mengenai peluang dan potensi untuk membudidayakan maggot BSF sebagai alternatif sumber pendapatan tambahan

    Penyuluhan Teknik Budidaya Ikan Menggunakan Keramba Jaring Apung di Danau Lebo Kabupaten Sumbawa Barat

    Get PDF
    Kegiatan pengabdian ini dilakukan dengan menggunakan metode penyuluhan yang disertai dengan demonstrasi. Kegiatan diikuti oleh 42 orang peserta yang berasal dari daerah di sekitar danau Lebo Meraran. Kegiatan penyuluhan dan demonstrasi dilakukan di daerah pinggir danau. Materi penyuluhan yang disampaikan adalah tentang teknik pembuatan keramba, dan teknik budidaya di keramba jaring apung. Sebagai bahan demonstrasi maka disediakan miniatur keramba jaring apung yang dibuat dengan skala sebenarnya untuk ditampilkan pada saat kegiatan berlangsung. Para peserta sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini yang dibuktikan dengan keaktifan para peserta untuk berdiskusi secara terarah tentang topik yang disampaikan oleh pemateri. Hasil dari evaluasi yang dilakukan melalui tes tanya jawab secara langsung diketahui bahwa para peserta dapat mengerti tentang materi yang disampaikan serta berkeinginan untuk mengimplementasikan kegiatan budidaya ikan di keramba
    corecore