6 research outputs found

    Pra Desain Pabrik Garam Industri Dengan Proses Multiple Effect Evaporator Dari Air Konsentrat Reverse Osmosis

    Get PDF
    Garam industri merupakan garam yang memiliki kandungan NaCl yang tinggi (> 96%). Produksi garam menjadi perhatian nasional dikarenakan kebutuhannya yang meningkat. Oleh karena itu, ketersediaan garam nasional harus diupayakan salah satunya dengan membangun pabrik garam dengan bahan baku brine. Hal ini akan mengurangi ketergantungan impor garam industri sekaligus memanfaatkan brackish water yang ketersediaannya melimpah di Indonesia. Garam industri ini diolah dari air konsentrat Reverse Osmosis dengan menggunakan metode multiple effect evaporator. Tahapan pertama yang dilakukan adalah tahap pre-treatment. Bahan baku yang berupa air konsentrat RO yang terlebih dahulu dicampurkan dengan flokulan Na2CO3, NaOH, dan BaCl2 pada Reaktor (R-110). Selanjutnya pada flokulator (M-120), campuran brine akan diberikan tambahan flokulan PAC untuk mengendapkan sludge yang kemudian akan dipisahkan pada Clarifier (H-130). Sedangkan larutan garam yang telah bebas dari impurities akan dipekatkan menggunakan evaporator I (V-210), evaporator II (V-220), dan evaporator III (V-230). Larutan garam selanjutnya dikristalkan dengan menggunakan crystallizer (X-240). Garam yang terbentuk selanjutnya dialirkan menuju Belt Conveyor (J-311) kemudian menuju Screw Conveyor (J-312) sebelum memasuki Rotary Dryer (B-320) untuk dilakukan proses pengeringan kristal garam. Garam yang terbawa oleh udara panas akan dialirkan menuju Cyclone (H-322) untuk dilakukan pemisahan antara udara dengan garam. Garam yang terpisah oleh udara bersih akan diumpankan secara bersamaan dengan produk bawah dari Rotary Dryer (B-320) menuju ke Horizontal Mill (C-324) untuk dihancurkan sehingga menghasilkan ukuran garam yang lebih kecil dan seragam. Padatan yang telah melewati proses size reduction akan masuk ke dalam Wire Mesh Screener (H-325) untuk dipisahkan garam berdasarkan ukuran yang sesuai yaitu 20-50 mesh. Garam yang ukurannya belum sesuai standar akan di recycle kembali ke crusher. Garam yang sesuai dengan spesifikasi akan dialirkan menuju ke Bucket Elevator (J-328) dan Belt Conveyor (J-327), yang kemudian disimpan pada Silo Salt (F-329).Pabrik ini direncanakan akan didirikan pada kawasan industri di Kabupaten Gresik, dengan kapasitas 61.285 ton/tahun dan waktu operasi 330 hari kerja. Dari hasil analisa ekonomi, diperlukan Total modal tetap (FCI) sebesar 9,831,146.82;Modalkerja(WCI)sebesar9,831,146.82; Modal kerja (WCI) sebesar 10,146,820.32; Modal total (TCI) sebesar 19,977,967.15;Biayaproduksipertahun(TPC)sebesar19,977,967.15; Biaya produksi per tahun (TPC) sebesar 20,293,640.65 dengan estimasi penjualan 25,854,029.31.PabrikinilayakdidirikankarenanilaiIRR5025,854,029.31. Pabrik ini layak didirikan karena nilai IRR 50%; POT 2,99 tahun; dan NPV sebesar 488,020,020.93

    OPTIMALISASI LAHAN PEKARANGAN DAN TANAMAN EMPON-EMPON DI DESA CABEYAN, BENDOSARI, SUKOHARJO

    Get PDF
    Desa Cabeyan di Kecamatan Bendosari, Sukoharjo memiliki lahan pekarangan yang sebagian dimanfaatkan untuk budi daya berbagai tanaman sayur, buah, dan tanaman obat. Tujuan dari kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini yaitu untuk mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan, terutama untuk budi daya tanaman empon-empon dan pengolahan empon-empon. Sasaran yang dituju yaitu Kelompok Wanita Tani (KWT) desa Cabeyan, agar dapat meningkatkan kesejahteraan melalui pemanfaatan lahan pekarangan. Metode yang digunakan dalam pengabdian ini yaitu dengan edukasi kepada anggota KWT yang disampaikan secara lisan, dilanjutkan dengan praktek pembuatan produk dari empon-empon. Hasil analisis pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan pemahaman dari KWT terkait pemanfaatan lahan pekarangan untuk budi daya empon-empon, dari 61% menjadi 86%, dan peningkatan keterampilan dari KWT dalam mengolah empon-empon menjadi produk serbuk minuman instan.    

    PENGARUH KOMPONEN HUMAN CAPITAL TERHADAP DISIPLIN KERJA KARYAWAN DI RUMAH SAKIT BEDAH SURABAYA

    Get PDF
    Rumah Sakit Bedah Surabaya memiliki indikator mutu pada urusan personalia untuk menjaga kualitas karyawan dalam memberikan pelayanan. Salah satu indikatornya adalah angka keterlambatan dan pulang cepat pejabat struktural. Rata-rata angka keterlambatan pejabat struktural pada tahun 2017 mencapai 74,94% dari standar yang telah ditetapkan yaitu 0%. Indikator tersebut dijadikan sebagai salah satu tolok ukur untuk dapat menilai disiplin kerja karyawan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis pengaruh komponen human capital yang terdiri dari individual capability, individual motivation, leadership style dan organizational climate terhadap disiplin kerja karyawan di Rumah Sakit Bedah Surabaya. Penelitian ini merupakan jenis penelitian analitik observasional dengan rancang bangun penelitian cross sectional study. Pengambilan data dilaksakan dengan membagikan 4 macam kuesioner pada 32 pejabat struktural sebagai responden penelitian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Logistik. Hasil uji statistik pengaruh individual capability terhadap disiplin kerja tidak menunjukkan adanya pengaruh, yaitu dengan nilai p sebesar 0,099 (lebih besar dari α=0,05). Hasil uji statistik pengaruh individual motivation terhadap disiplin kerja menunjukkan adanya pengaruh, yaitu dengan nilai p sebesar 0,019 (lebih kecil dari α=0,05). Hasil uji statistik pengaruh leadership style terhadap disiplin kerja tidak menunjukkan adanya pengaruh, yaitu dengan nilai p sebesar 0,121 (lebih besar dari α=0,05). Hasil uji statistik pengaruh organizational climate terhadap disiplin kerja menunjukkan adanya pengaruh, yaitu dengan nilai p sebesar 0,046 (lebih kecil dari α=0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah individual motivation dan organizational climate memberikan pengaruh terhadap disiplin kerja karyawan. Perlu dilakukan peningkatan motivasi karyawan dan perubahan pada iklim organisasi di Rumah Sakit Bedah Surabaya dengan Diberlakukanya sistem reward bagi karyawan yang taat pada peraturan dan memberikan punishment pada karyawan yang melanggar

    THE STRATEGY OF NATIONAL JOURNALIST IN CRITICAL ISSUES

    Get PDF
    This research focuses on how journalists work in creating news within the scope of society in a digital era that is sensitive and full of crisis issues that are easily spread. The purpose of this study is to determine the strategy of journalists in responding to critical issues to then produce quality news, have the ability as well as the power to generate public trust. The method used is a type of quantitative research method in the form of a survey by distributing questionnaires to journalists for later analysis. The results showed that they should not side with a group, journalists must be neutral and also have a courageous attitude in taking steps to make a news story to achieve informative and factual results. Based on the results obtained, journalists believe that readers have the right to react according to how they feel after enjoying the news to be used as evaluation material in creating their next work

    Hubungan Sanitasi Sumur Gali dengan Total Coliform yang Terkandung pada Air Sumur (Studi Kasus: Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang)

    No full text
    Kelurahan Pandanwangi merupakan salah satu kelurahan di Kota Malang yang masih memanfaatkan sumur gali sebagai salah satu sumber air bersihnya. Berdasarkan data dari Puskesmas Pandanwangi, tercatat di tahun 2022 terdapat sebanyak 2.884 sumur gali yang masih aktif digunakan oleh warga Kelurahan Pandanwangi. Namun sangat disayangkan bahwa sumur gali merupakan salah satu jenis sumur yang mudah terkontaminasi karena rembesan yang berasal dari saluran pembuangan kotoran manusia ataupun limbah yang mengendap pada lantai sumur. Selain itu, kondisi fisik dan sumber pencemar di sekitar sumur sangat mempengaruhi kandungan patogen yang terdapat pada sumur. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi kesesuaian sanitasi sumur gali yang ada di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang berdasarkan peraturan yang berlaku, mengidentifikasi nilai Coliform yang terkandung pada air sumur di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang, dan menganalisis hubungan antara sanitasi sumur gali dengan nilai Total Coliform yang terkandung pada air sumur di Kelurahan Pandanwangi Kecamatan Blimbing Kota Malang. Penelitian ini menggunakan metode observasional dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik cluster sampling, di mana akan diambil perwakilan pada 10 RW sebanyak 2 sampel sehingga total sampel yang diperoleh yaitu sebanyak 20 sampel. Observasi dan pengukuran terkait kondisi fisik sumur gali (dinding sumur, bibir sumur, lantai sumur, dan penutup sumur) mengacu pada SNI 03-2916-1992 tentang Spesifikasi Sumur Gali untuk Air Bersih dan ketentuan terkait jarak sumber pencemar dari sumur gali mengacu pada Kementerian PUPR tentang Panduan Pembangunan Perumahan dan Permukiman Perdesaan: Sumur Gali. Sementara itu pengujian kandungan Coliform dilakukan dengan menggunakan metode Most Probable Number (MPN) di Laboratorium Lingkungan Perum Jasa Tirta, Malang dengan persyaratan batas maksimum kandungan Coliform pada air bersih sebesar 50 MPN/100 mL yang mengacu pada Permenkes RI No. 416 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 20 sumur gali di Kelurahan Pandanwangi, sumur gali yang memenuhi syarat kondisi fisik sesuai SNI 03-2916-1992 terkait tinggi dinding sumur adalah sebesar 85%, tinggi bibir sumur sebesar 15%, ukuran lantai sumur sebesar 50%, dan keberadaan penutup sumur sebesar 65%. Sementara sumur gali yang memenuhi syarat jarak sumber pencemar sesuai Kementerian PUPR terkait jarak Saluran Pembuangan Air Limbah (SPAL) dari sumur adalah sebesar 65% dan jarak septic tank dari sumur sebesar 15%. Secara keseluruhan, sumur gali yang memiliki kategori sanitasi memenuhi syarat adalah sebesar 30%. Terdapat 85% air sumur gali yang melebihi batas maksimum keberadaan bakteri Coliform sesuai Permenkes RI No. 416 Tahun 1990 tentang Syarat-syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Dari hasil uji statistik menggunakan uji Chi Square alternatif uji Fisher’s Exact, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara tinggi dinding sumur gali dengan Total Coliform pada air sumur. Selain itu juga didapatkan hasil bahwa tidak terdapat hubungan antara tinggi bibir sumur gali, ukuran lantai sumur gali, keberadaan penutup sumur gali, jarak SPAL dari sumur gali, jarak septic tank dari sumur gali, dan keseluruhan sanitasi sumur gali dengan Total Coliform
    corecore