168 research outputs found

    Afiks Pembentuk Reduplikasi Nominal Bahasa Banjar Hulu: Tinjauan Bentuk Gramatikal

    Full text link
    This study presents the corresponding problem of affix forming the nominal reduplication of Banjar Hulu language. Language Banjar is a language used by people of Indragiri Hilir Regency Riau. Currently the state of Banjar Hulu is contaminated with modern culture and technology. Therefore, a deep review of Banjar Hulu is needed. As for the related issues related to the form of affix forming the nominal reduplication of Banjar Hulu. The purpose of this study is to describe and explain in detail about the form of affix forming of narial reduplication Banjar Hulu language. This research is manifold field research using descriptive method. Research data in the form of words spoken by informants, with data collection techniques simak libat cakap. Data validation is done by source triangulation with data analysis taking into account the form of origin and basic form. The result of this research is the finding of an affix of N-an morph which has alomorph pa-an, ba-an, ka-an, ta-an, sa-an, and sing-an

    Perencanaan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kecamatan Banyumanikkota Semarang

    Full text link
    Masih banyak Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) yang belum mendapat dukungan Pemerintah dalam memperoleh Rumah sehingga harus memenuhinya secara swadaya. Padahal Perumahan Swadaya sangat identik dengan Permukiman Kumuh. Kota semarang menjadi salah satu kota di Indonesia dengan kasus permukiman kumuh tertinggi di Indonesia yaitu sebanyak 2.837 ha pada tahun 2004 (Rindarjono, 2006). Program dari Pemerintah yang berkembang selama ini cenderung bersifat Top Down dan hanya bisa dirasakan oleh segelintir orang saja (Tunas & Peresthu, 2010). Sedangkan Pihak Swasta berorientasi pada keuntungan dan focus dalam penyediaan rumah untuk kelas menengah keatas. Di Kecamatan Banyumanik terdapat 35.049 KK, sedangkan hanya terdapat 23.189 unit Rumah (BPS, 2011). Tentu hal ini akan menjadi pertanyaan kemana 11.000 KK lainnya tinggal. Dengan Penelitian yang menggunakan Metode Kuantitatif dengan objeknya adalah Karakteristik MBR, disimpulkan sebuah Perencanaan Perumahan Baru di Kecamatan Banyumanik sebagai salah satu lokasi Peruntukan Perumahan di Kota Semarang (Perda Kota Semarang No. 14 Tahun 2010)

    Perencanaan Pembangunan Perumahan Bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kecamatan Banyumanik

    Full text link
    Kecamatan Banyumanik merupakan salah satu Kecamatan di Kota Semarang yang berfungsi sebagai daerah pemekaran sehingga cocok untuk dikembangkan menjadi kawasan permukiman. Selain itu, pemilihan Kecamatan Banyumanik disebabkan masih adanya masyarakat berpenghasilan rendah yang tidak memiliki rumah dikarenakan adanya keterbatasan daya beli dibuktikan dengan adanya masyarakat yang tinggal di rumah sewa. Masyarakat yang menjadi sasaran dalam perencanaan ini adalah masyarakat yang tidak diakui statusnya oleh perbankan (non-bankable) dan tidak memiliki kemampuan untuk menjangkau Perumahan yang disediakan oleh pasar formal. Oleh karena itu, kegiatan perencanaan ini dilakukan untuk merencanakan desain Perumahan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat berpenghasilan rendah di Kecamatan Banyumanik. Skenario yang diusulkan dalam kegiatan perencanaan ini adalah “Tersedia Rumah Baru bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah”. Kegiatan perencanaan ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui kuesioner secara purposive sampling. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif dan analisis skoring. Hasil kegiatan perencanaan ini adalah adanya pembangunan rumah sederhana dengan teknologi Risha yang cepat dan murah bagi masyarakat berpenghasilan rendah yang non-bankable sehingga mereka dapat memenuhi kebutuhan rumahnya yang diawali dengan mengetahui karakteristik masyarakat berpenghasilan rendah, menghitung kebutuhan ruang pembangunan Perumahan, memilih lokasi pembangunan Perumahan, dan menganalisis perencanaan pembangunan Perumahan

    Simulasi Proses Pembakaran Pada Motor Bakar Spark Ignition dengan Menggunakan Model Kuasi Dimensi

    Get PDF
    Sebuah model quasi-dimensional telah dibangun untuk mensimulasikan reaksi gas didalam silinder, model ini juga dapat diperluas untuk menganalisis unjuk kerja dan emisi mesin. Unjuk kerja mesin dan emisi yang dihasilkan sangat tergantung pada proses berlangsungnya pembakaran, dimana energi termal dari reaksi pembakaran dapat dimanfaatkan secara optimal menjadi energi mekanik. Model yang dibangun telah divalidasikan dan menunjukkan kesepakatan yang baik antara data prediksi dan eksperimental. Optimasi dilakukan untuk bahan bakar campuran antara CNG dan hidrogen dengan fraksi volume hidrogen 0-40% dengan interval 10%, masing-masing campuran dioperasikan pada variasi fuel-air equivalence ratio. Hasil simulasi diperoleh, pengayaan hidrogen dapat mempersingkat durasi pembakaran serta dapat mengstabilkan pembakaran pada campuran dibawah stoikiometri sehingga memberikan dampak terhadap peningkatan tekanan silinder selama proses pembakaran. Hal ini memungkinkan mesin beroperasi pada campuran lebih kurus dengan efisiensi termal yang tinggi serta dapat mengurangi polus

    Tipologi Tingkat Urban Sprawl di Kota Semarang Bagian Selatan

    Full text link
    Saat ini hampir sepertiga populasi penduduk Kedungsepur tinggal di Kota Semarang dengan rata-rata laju pertumbuhan penduduk Kota Semarang sebesar 1,4% pertahun. Semakin besar laju pertumbuhan penduduk, menyebabkan kebutuhan akan Perumahan yang semakin besar pula. Pada tahun 2011, laju pertumbuhan penduduk Kota Semarang akibat migrasi sebesar 2,24% (BPS, 2012). Laju urbanisasi yang tidak terkontrol menyebabkan ledakan penduduk semakin memadati kawasan perkotaan dan menyebabkan terjadinya ekspansi. Berdasarkan laporan RPJM Bappeda 2010, pola struktur keruangan Kota Semarang mengalami perembetan meloncat dan tidak kompak yang terjadi seiring dengan kecenderungan perkembangan Perumahan dikawasan pinggiran. Permasalahan ini jika terus dibiarkan akan berkembang menjadi permasalahan yang lebih kompleks dan sulit terkendali di masa yang akan datang. Kota Semarang bagian selatan merupakan sasaran dari pengembangan perkotaan terutama dalam bidang Perumahan. Pengembangan yang terus menerus serta tidak terkendali pada wilayah yang merupakan ekspansi perkotaan diduga yang akan menimbulkan fenomena urban sprawl yang berdampak negatif dari sisi lingkungan, ekonomi, dan sosial masyarakat.Penelitian ini bertujuan untuk mengklasifikasikan tingkat urban sprawl di Kota Semarang bagian selatan kedalam tiga tipologi. Untuk menjawab penelitian ini maka tahapan yang dilakukan adalah mengidentifikasi terlebih dahulu wilayah urban sprawl yang ditentukan oleh rasio rumah tangga dan rasio lahan terbangun. Selanjutnya dilakukan analisis karakteristik dan klasifikasi karakteristik pada wilayah yang teridentifikasi sprawl dengan menggunakan 5 variabel. Dari hasil analisis karakteristik dan klasifikasi karakteristik dilakukan analisis tingkat urban sprawl untuk mendapatkan tipologi sprawl. Variabel yang digunakan adalah kepadatan penduduk, kepadatan bangunan, jarak ke pusat kota, Pembangunan dalam jangkauan jaringan jalan, dan pola pembangunan lompatan katak.Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Sumber data utamanya dari citra tahun 2000 dan 2011.Teknik analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, analisis spasial, dan analisis scoring. Hasil penelitian ini menunjukkan hampir 50% kelurahan di Kota Semarang bagian selatan teridentifikasi sprawl. 7 kelurahan tergolong dalam tipologi 3 yang menunjukkan tingkat urban sprawl tinggi dengan nilai 11-13, 6 kelurahan tergolong dalam tipologi 2 yang menunjukkan tingkat urban sprawl sedang dengan nilai 9-10, dan 6 kelurahan yang masuk dalam tipologi 1 yang menunjukkan tingka urban sprawl rendah dengan nilai 6-8. Untuk meminimalisir berkembangnya fenomena urban sprawl penelitian ini merekomendasikan saran untuk pemerintah kota agar bisa memfasilitasi arah pembangunan kota yang lebih baik dan mengontrol pembangunan Perumahan skala kecil secara lebih terarah

    Analisis Limit Momen Pipa Elbow Dengan Beban In-Plane Bending

    Get PDF
    Pipe bends or elbows are of important component in a piping system. In addition to its function for changing the direction of piping due to layout restriction, an elbow can accommodate expansion because it is more flexible than an equivalent straight pipe with the same material and dimension. However, and elbow can not be analyzed using the engineer theory of bending, because its cross-section become oval under bending. This paper reports a result of finite element study of bending behavior of a pipe elbow and its influence on limit moment. Limit moment was obtained using nonlinear analysis and Newton-Raphson algorithm was employed. Material behavior of pipe was treated as large strain, elastic-perfectly-plastic. The results show that a pipe elbow under in-plane opening bending is stiffer than those under in-plane closing bending, indicated by their limit load – 4.83 times yield stress for in-plane opening bending and 1.34 times the yield stress for in-plane closing bending
    corecore