3 research outputs found
SEBUAH KAJIAN CIPTAAN SENI PELEGONGAN “SUTASOMA”
Tari Pelegongan Sutasoma merupakan sebuah koreografi hasil kreativitas yang berpijak pada tari tradisi dengan konsep pelegongan. Tema yang digunakan adalah ketabahan atau keteguhan yang bersumber dari cerita Sutasoma dari Epos Mahabrata. Cerita ini memuat kandungan tentang ketabahan dalam menghadapi cobaan hidup, tidak menuruti keinginan dan kesenangan. Hal ini akan mencapai sebab tujuan atau cita – cita. Proses penciptaan melalui tiga tahapan, seperti eksplorasi, improvisasi dan tahap pembentukan. Berbagi inovasi dilakukan untuk menghasilkan karya terbaru Pelegongan yang cerita Sutasoma yang membalutnya
Penuangan Formasi Cakra Ke Dalam Bentuk Tari
Karya tari Cakra Byuha merupakan tari kreasi baru yang bertemakan kepahlawanan
dengan menggunakan gerak-gerak putra keras. cakra berarti perputaran atau lingkaran, dan
byuha artinya gelar atau formasi. Tari ini terinspirasi dari film Mahabharata yaitu formasi
yang digunakan pasukan Korawa saat melawan Abhimanyu dan Arjuna. Hanya Abhimanyu
dan Arjuna yang mampu menempus formasi yang dimiliki oleh Drona. Kemampuan
Abhimanyu hanyalah sebatas bisa menembus formasi tersebut sedangkan untuk keluar tidak.
Karena, saat dalam kandungan, Arjuna menjelaskan bagaimana cara keluar dari formasi
tersebut, ibu Abhimanyu tertidur dan Abimanyupun tidak mengetahui cara keluar dari
formasi tersebut. Karya ini bukan menampilkan bagaimana wafatnya Abhimanyu, tetapi
hanya mengambil atau terfokus pada kekuatan dari formasi melingkar yang dimiliki Korawa.
Ditarikan oleh 8 orang penari putra yang diiringi dengan seperangkat gamelan Gong Kebyar,
dan menggunakan properti keris yang berbentuk gerigi cakra yang terbuat dari kulit sapi yang
diukir. Berpijak pada arti kata cakra yaitu berputar, maka tari ini didominasi gerakan atau
formasi berputar dan menutup semua arah mata angin. Tari ini diciptakan dengan
pengembangan dari pola-pola tradisi dengan menggunakan proses kreatif dari Alma Hawkins
yaitu tahap penjajagan (exploration), percobaan (improvisation) dan pembentukan (forming).
Secara struktur pertunjukan, tari kreasi baru ini dikemas dengan struktur papeson, pangawak,
pangecet dan pakaad.
Kata kunci : Cakra Byuha, Dron
Genetic analysis of blood molecular phenotypes reveals common properties in the regulatory networks affecting complex traits
We evaluate the shared genetic regulation of mRNA molecules, proteins and metabolites derived from whole blood from 3029 human donors. We find abundant allelic heterogeneity, where multiple variants regulate a particular molecular phenotype, and pleiotropy, where a single variant associates with multiple molecular phenotypes over multiple genomic regions. The highest proportion of share genetic regulation is detected between gene expression and proteins (66.6%), with a further median shared genetic associations across 49 different tissues of 78.3% and 62.4% between plasma proteins and gene expression. We represent the genetic and molecular associations in networks including 2828 known GWAS variants, showing that GWAS variants are more often connected to gene expression in trans than other molecular phenotypes in the network. Our work provides a roadmap to understanding molecular networks and deriving the underlying mechanism of action of GWAS variants using different molecular phenotypes in an accessible tissue. Perioperative Medicine: Efficacy, Safety and Outcome (Anesthesiology/Intensive Care