9,999 research outputs found

    PENGARUH KONSELING BEHAVIOR THERAPY UNTUK MENGATASI PERILAKU TERISOLIR PADA REMAJA

    Get PDF
    This study aims to determine how the influence of behavior therapy counseling to overcome isolated behavior of junior high school students. In this study, researchers used qualitative research methods with a qualitative descriptive model. Subjects taken in this study amounted to 7 students who came from class VIII. Data collection methods in this study using observation, interviews and documentation. The validity of the data used was data triangulation technique, in research the data used was source triangulation. The data analysis that the researchers used was inductive analysis with steps consisting of data reduction, data presentation, and the last, in the form of drawing conclusions. The results showed that behavior therapy counseling to overcome students' isolated behavior can be applied in junior high schools. This is evidenced by the results of research which show the isolated behavior of students before being given behavior therapy counseling services is in the low category. Meanwhile, after being provided with behavior therapy counseling services, it shows that 5 people are in the high category and the other 2 people are in the category that is in several indicator

    Meningkatkan Kemampuan Kepala Sekolah dalam Mengelola Sekolah melalui Workshop Total Quality Management dan Supervisi Manajerial di SMP Binaan

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolah melalui workshop total quality management (TQM) dan supervisi manajerial di sekolah binaan. Subyek penelitian tindakan sekolah ini adalah lima orang kepala sekolah yang bertugas pada 1) SMP Al-Mukmin Percut Sei Tuan, 2) SMP Maetreawira Percut Sei Tuan, 3) SMP Amir Hamzah Percut Sei Tuan 4) SMP Al-Maksum Percut Sei Tuan dan 5) SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan sekolah melalui 2 siklus. Teknik analisis data menggunakan perhitungan persentase jumlah kepala sekolah yang mampu menerapkan total quality management dengan jumlah persentase kepala sekolah yang belum mampu menerapkan total quality management. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kepala SMP Al-Mukmin Percut Sei Tuan yang pada siklus I baru menerapkan 55,56% indikator TQM, namun pada siklus II telah menerapkan 100% indikator TQM; (2) Kepala SMP Maetreawira Percut Sei Tuan, yang pada siklus I baru menerapkan 51,85% indikator TQM, namun pada siklus II telah menerapkan 100% indikator TQM, (3) Kepala SMP Amir Hamzah Percut Sei Tuan yang pada siklus I baru menerapkan 55,56% indikator TQM, namun pada siklus II telah menerapkan 100% indikator TQM, (4) Kepala SMP Al-Maksum Percut Sei Tuan yang pada siklus I baru menerapkan 48,15% indikator TQM namun pada siklus II telah menerapkan 100% indikator TQM, (5) Kepala SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan yang pada siklus I baru menerapkan 55,56% indikator TQM, namun pada siklus II telah menerapkan 100% indikator TQM, (8) Kemampuan manajemen kepala sekolah dalam menerapkan TQM meningkat setelah dilakukan workshop dan supervisi manajerial

    Use of Expressive in Interpersonal Communication of Students who Need Counseling Services at SMP Negeri 56 Palembang

    Get PDF
    Language is the ability to express desires and needs through communication. The function of language is basically a statement of thoughts or feelings as a tool for communication, carried out in writing or orally according to the opportunity to express language with its relative scientific power. Not all students at SMP Negeri 56, especially in interpersonal communication, are able to express their feelings using expressive language. It was identified that 1 to 3 people in each class like to make noise based on expressive language, causing negative impacts such as bullying among their friends. This research aims to determine the use of expressive language in interpersonal communication of students who need counseling services. The research uses quantitative descriptive methods. The research sample consisted of 62 students from classes VII A and VII B. Data collection techniques used questionnaires and documentation. Data analysis uses the percentage formula (F/N X 100%). The results of this study indicate that the frequency of each use of expressive language in interpersonal communication is in the very low category which requires counseling services. Expressive language was 30 students with a percentage of 48% and interpersonal communication was 33 students with a percentage of 53% of the total number of respondents. Based on the data that has been processed and analyzed, it can be concluded that the use of expressive language in students' interpersonal communication is in the very low category so that counseling services are needed so that the implementation of this communication can run well, of course the language factor and the way it is expressed need to be taken into account. Keywords: Expressive Language, Interpersonal Communication ABSTRAKBahasa yakni kemampuan untuk mengungkapkan keinginan dan kebutuhan melalui komunikasi. Fungsi bahasa pada dasarnya merupakan pernyataan pikiran atau perasaan sebagai alat untuk komunikasi, dilakukan secara tertulis maupun secara lisan sesuai dengan kesempatan untuk mengekspresikan bahasa dengan daya relatifnya secara ilmiah. Tidak semua siswa di SMP Negeri 56 khususnya dalam komunikasi interpersonal mampu menyatakannya perasaan dengan bahasa ekspresif, teridentifikasi 1 sampai 3orang disetiap kelas suka ribut dilatar belakangi bahasa ekspresif sehingga menimbulkan dampak negatif seperti pembullyan sesama teman. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan bahasa ekspresif dalam komunikasi interpersonal siswa yang membutuhkan pelayanan konseling. Penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian berjumlah 62 siswa dari kelas VII A dan VII B. Teknik pengumpulan data menggunakan angket dan dokumentasi. Analisis data menggunakan rumus presentase (F/N X 100%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa frekuensi masing-masing dari penggunaan bahasa ekspresif berkomunikasi interpersonal pada kategori sangat rendah yang membutuhkan pelayanan konseling. Bahasa ekspresif sebanyak 30 siswa dengan persentase 48% dan komunikasi interpersonal sebanyak 33 siswa dengan persentase 53% dari jumlah responden. Berdasarkan data yang telah diolah dan dianalisis maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan bahasa ekspresif dalam komunikasi interpersonal siswa masuk dalam kategori sangat rendah sehingga diperlukan pelayanan konseling supaya penerapan komunikasi tersebut dapat berjalan dengan baik tentu dari faktor bahasa dan cara pengekspresifnya perlu diperhatikan. Kata Kunci : Bahasa Ekspresif, Komunikasi Interpersona

    MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGELOLA SEKOLAH MELALUI WORKSHOP TOTAL QUALITY MANAGEMENT DAN SUPERVISI MANAJERIAL DI SMP BINAAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan meningkatkan kemampuan kepala sekolah dalam mengelola sekolah melalui workshop total quality management (TQM) dan supervisi manajerial di sekolah binaan. Subyek penelitian tindakan sekolah ini adalah lima orang kepala sekolah yang bertugas pada 1) SMP Al-Mukmin Percut Sei Tuan, 2) SMP Maetreawira Percut Sei Tuan, 3) SMP Amir Hamzah Percut Sei Tuan 4) SMP Al-Maksum Percut Sei Tuan dan 5) SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian tindakan sekolah melalui 2 siklus. Teknik analisis data menggunakan perhitungan persentase jumlah kepala sekolah yang mampu menerapkan total quality management dengan jumlah persentase kepala sekolah yang belum mampu menerapkan total quality management. Hasil penelitian menunjukkan: (1) Kepala SMP Al-Mukmin Percut Sei Tuan yang pada siklus I baru menerapkan 55,56% indikator TQM, namun pada siklus II telah menerapkan 100% indikator TQM; (2) Kepala SMP Maetreawira Percut Sei Tuan, yang pada siklus I baru menerapkan 51,85% indikator TQM, namun pada siklus II telah menerapkan 100% indikator TQM, (3) Kepala SMP Amir Hamzah Percut Sei Tuan yang pada siklus I baru menerapkan 55,56% indikator TQM, namun pada siklus II telah menerapkan 100% indikator TQM, (4) Kepala SMP Al-Maksum Percut Sei Tuan yang pada siklus I baru menerapkan 48,15% indikator TQM namun pada siklus II telah menerapkan 100% indikator TQM, (5) Kepala SMP Negeri 5 Percut Sei Tuan yang pada siklus I baru menerapkan 55,56% indikator TQM, namun pada siklus II telah menerapkan 100% indikator TQM, (8) Kemampuan manajemen kepala sekolah dalam menerapkan TQM meningkat setelah dilakukan workshop dan supervisi manajerial

    Peran Guru dalam Memotivasi Siswa Mengikuti Pembelajaran Daring di SMP Negeri 2 Belimbing

    Get PDF
    Guru sebagai tenaga pendidikan memiliki peran, fungsi dan tanggung jawab yang senatiasa diemban dalam setiap aktivitasnya sebagai pendidik. Guru harus memiliki emosional yang stabil, kejujuran yang tinggi serta memiliki pengetahuan yang luas dan harus menguasai teori/praktik pendidikan, mengerti dan menguasai kurikulum serta metode pendidikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahaui peran guru dalam memotivasi belajar siswa  pada SMP Negeri 2 Belimbing. Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah  sebagai instrumen  kunci.Sampel pada penelitian ini adalah Guru Bimbingan Konseling dan Wali kelas sebagai guru bidang studi tertentu yang mendapatkan tugas tambahan sebagai penanggung jawab dinamika pembelajaran di dalam kelas tertentu dimana Teknik pengumpulan data menggunakan observasi dan wawancara. Penelitian ini berfokus pada peran guru secara umum adalah sebagai tugas pendidikan meliputi  mendidik,mengajar,dan melatih. Dan seseorang guru juga berperan untuk membantu siswa dalam mengembagkan keterampilan serta pengetahuan siswa. Oleh karena itu, guru harus bias membuat siswanta tertarik untuk mengikuti pelajaran, dalam memotivasi siswa mengikuti pembelajaran daring di SMP Negeri 2 Belimbing.  Guru memiliki peran sebagai motivator bagi peserta didiknya. Peran motivator sangat dibutuhkan oleh siswa karena motivasi yang baik dari guru akan dapat mendorong kamauan siswa siswa untuk meningkatkan proses dan hasil belajar siswa. Guru juga mengetahui kondisi peserta didik yang diajarnya karena bila guru mengetahui kondisi peserta didik yang diajarnya maka proses pembelajaran akan berjalan kondusif. Dari hasil wawancara juga didapatkan bahwa terlihat dari cara guru memacu motivasi belajar siswa. Pada saat pembelajaran daring guru selalu memberikan motivasi dan semangat belajar siswa melalui chat yang memungkinkan siswa untuk selalu semangat untuk belajar pada pembelajaran daring

    TINJAUAN YURIDIS SOSIOLOGIS PERJANJIAN TANGGUNG RENTENG SEBAGAI UPAYA KOPERASI DALAM MENEKAN KREDIT MACET (Studi Di Koperasi Mawar Putih Malang)

    Get PDF
    Cooperation Is a financial institution that has a democratic economical characteristic. it has been regulated in our constitutional, it is UUD RI year 1945, that is why it has to be existed by us and don’t let this cooporation eliminate because of bad credit.\ud This research has taken two research problem, they are : 1. How does the joint responsible agreement run in credit agreement in koperasi mawar putih malang? This agreement included few aspects, which are : a. Joint responsible agreement procedure that related to loan offer by a member of the coorporation. b. Right and obligation of member of coorporation in loan offer agreement. 2. Why joint responsible agreement can be effective to reduce the bad credit in koperasi mawar putih malang?\ud This research is using sosiologic yuridical approachment method, which are interview and observation to the management and member of koperasi mawar putih malang as data collecting technique and these are primary data. the result from the research will be analized with descriptive analysis.\ud It has been proven that joint respnsible agreement is effective to reduce the bad credit in koperasi mawar putih malang. It can be proven from 1. Joint responsible agreement procedure. this procedure is to offer a loan and it has to be agreed minimum 50 % + 1 or 70 % of member in a particular group. 2. Right and obligation of member in loan offer agreement have the right to get help in payment of loan that had been lent and have to pay the loan they had borrowed through the group guarantor. 3. In fact, joint responsible agreement is effective to reduce the bad credit, and it can be proven in koperasi mawar putih financial report from year 2006, 2007, and 2008. Joint responsible agreement can reduce the bad credit by helping other member of one group loan payment with Joint responsible cash, group cash and member spontanity because completeness of group loan deposit is a particular group responsibility. However, loan payment failure always exists, but loan payment will always be paid in time and that makes cooperation get the benefit from it and the member that had been helped by its group, must repay the help to the group.\ud Suggestion is to raise the loan offer value of koperasi mawar putih for the member of cooperation with maintaining joint responsible agreement that has been used this long

    Pengaruh Teknik Assertive Training terhadap Rasa Percaya Diri Siswa

    Get PDF
    The lack of self-confidence can hinder the development of students. The aim of this research is to find out whether assertive training techniques effect on students' self-confidence at MTs Negeri 1 Palembang. The method used in this research is a one group pretest posttest design. The population in this study was class VIII students at MTs N 1 Palembang with a sample of 10% of the total number of class VIII students, namely there were 30 samples. Data collection techniques in this study used a questionnaire and observation. This study focuses on the effect of assertive training on students' self-confidence. From the results of data analysis, the average pre-test 74.83 and the average post-test is 77.7. Tcount is -4.735 with a Ttable value of 2.045. The results obtained indicate an increase in the average value after the post-test. Thus, it can be concluded that the assertive training influences increasing the confidence of the students of MTs N 1 Palembang
    corecore