6 research outputs found
PENENTUAN MODEL KECEPATAN LOKAL 1-D GELOMBANG P DAN S SEBAGAI FUNGSI KEDALAMAN DI WILAYAH SUMATERA BARAT MENGGUNAKAN METODE INVERSI ALGORITMA GENETIKA
Telah dilakukan penelitian tentang Penentuan Model Kecepatan Lokal 1-D Gelombang P dan S sebagai fungsi kedalaman di wilayah Sumatera Barat dengan menggunakan Metode Algoritma Genetika. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui model kecepatan 1-D gelombang P dan S sebagai fungsi kedalaman pada masing-masing lapisan Conrad dan Moho. Dalam penelitian ini digunakan data dari katalog WebDC pada tanggal 1 Desember 2006 sampai dengan 31 Desember 2010. Dengan batas wilayah 1,20 oLS – 3,50oLS dan 98,10oBT – 102,10oBT, dan banyaknya data yang terekam 30 event yang direkam oleh 12 stasiun seismik yang berada di Sumatera Barat dengan jarak antara tempat kejadian gempa dengan stasiun tidak melebihi 800 km. Adapun metode penelitiannya adalah sebagai berikut. Data yang diperoleh dari katalog webDC dalam bentuk miniseed dirubah ke dalam bentuk SAC menggunakan software Win32openSSL1.0.1. dan mseed2sac-1.7. Kemudian data berbentuk SAC ini di picking menggunakan Seisgram2K V6.0.0x02(BETA) dan diperoleh hasil waktu tiba gelombang P dan S serta stasiun yang merekam gempa. Setelah itu data-data ini dimasukkan dalam program Hypo71 sehingga diperoleh hasil kecepatan dan kedalaman gelombang P dan S pada masing-masing batas Conrad dan Moho. Model kecepatan gelombang P dan S pada batas Conrad yaitu pada kedalaman 19,650 km secara berturut-turut, gelombang P mempunyai kecepatan mulai dari (6,120 ± 0,285) km/s sampai (6,937 ± 0,299) km/s, sedangkan gelombang S mempunyai kecepatan mulai dari (3,535 ± 0,182) km/s sampai (4,007 ± 0,186) km/s. Dan pada batas Moho yaitu pada kedalaman 45,030 km, gelombang P mempunyai kecepatan mulai (6,937 ± 0,299) km/s sampai (8,200 ± 0,178) km/s, sedangkan gelombang S mempunyai kecepatan mulai dari (4,007 ± 0,186) km/s sampai (4,737 ± 0,135) km/s. Perbandingan kecepatan antara Gelombang P dan S sebesar (1,735±0,045) km/s dan nilai rms (root mean squared) terkecil yang didapatkan sebesar 0,001. Dari hasil ini dapat diambil kesimpulan bahwa kecepatan pada setiap lapisan berbeda, semakin kedalam kecepatannya semakin besar karena kerapatannya juga besar. Selain itu dengan nilai rms yang dihasilkan kecil maka model kecepatan yang didapatkan dari penelitian ini mempunyai taraf ketelitian yang cukup besar
CHARACTERIZATION OF SALAK WEDI ACTIVATED CARBON STRUCTURE USING KOH AND ZnCl2 ACTIVATOR
Activated carbon can be made from a variety of organic and inorganic raw materials. One of the organic materials with great potential in the manufacture of activated carbon is the bark of salak wedi(Salacca Zalacca). The purpose of this study was to determine the physical characteristics of the activated carbon of salak wedi peel which has been chemically activated using KOH and ZnCl2 with the process of being activated once using only KOH or ZnCl2 and multilevel activation using a combination of KOH and ZnCl2 to determine the number of pores in the sample and to determine the presence of a crystal structure in the sample. The research method includes sample making, single and multilevel activation processes, then SEM and XRD tests are carried out. The results of SEM with multilevel activation have more pores than the activated carbon sample of bark once. The SEM results obtained that the multilevel activation has a larger number of pores compared to the activation which is only carried out once, with the result that the largest pore volume with the stratified activator Carbon KOH + ZnCl2 (s) is 35,976,798,714 nm3. The XRD analysis indicated that activated carbon from the bark of salak wedi is a material with good conductivity properties because it has a relatively high crystalline structure, both on one-time activation and multilevel activation. Time using KOH activator obtained phase crystalline with the most significant percentage if compared with another activation
PELATIHAN PEMBUATAN HAND SANITIZER UNTUK MENDUKUNG UPAYA PEMERITAH DALAM PENCEGAHAN PENULARAN COVID-19
Abstrak: Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberika wawasan tentang pentingnya penggunaan hand sanitizer di masa pandemic ini, dan memberikan pelatihan pembuatan hand sanitizer sesuai standar WHO sebagai upaya Pencegahan penularan Covid-19 di kecamatan Trucuk. Metode pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat terdiri dari 3 tahap yaitu penyuluhan, pelatihan pembuatan hand sanitizer, dan penyebaran angket. Selama kegiatan ini berlangsung, peserta terlihat bersemangat mulai dari saat penyuluhan tentang keefektifan penggunaan hand sanitizer, cara penggunaan hand sanitizer, dan jenis hand sanitizer yang sesuai standart WHO. Ketika praktik pembuatan hand sanitizer juga terlihat peserta sangat antusias ditunjukkan dengan berperan aktif saat praktik secara berkelompok dalam pembuatan hand sanitizer oleh pemateri. Selain itu peserta yang terdiri dari ibu-ibu PKK dan remaja karang taruna sangat aktif Ketika diadakan sesi tanya jawab oleh pemateri. Setelah pelatihan ini akhirnya peserta dapat memahami betapa pentingnya penggunaan hand sanitizer dimasa pandemic ini, terlihat dari hasil angket yang diisi oleh peserta setelah kegiatan. Peserta pelatihan memberikan respon positif terhadap kegiatan yang dilaksanakan. Peserta pelatihan tampak antusias yang ditunjukkan dengan semua peserta ikut menyimak dan terlibat dalam praktek pembuatan hand sanitizer. Berdasarkan angket evaluasi kegiatan diperoleh hasil bahwa kegiatan ini bermanfaat bagi peserta. Peserta juga tertarik untuk mengikuti acara sejenis dengan topik yang berbeda.Abstract: Â This activity aims to provide insight into the importance of using hand sanitizers during this pandemic and provide training on making hand sanitizers according to standards to prevent the transmission of Covid-19 in Trucuk sub-district. The method of implementing community service activities consists of 3 stages, namely counseling, training on making hand sanitizers, and distributing questionnaires. During this activity, the participants looked enthusiastic starting from the time of counseling about the effectiveness of using hand sanitizers, how to use hand sanitizers, and the types of hand sanitizers according to WHO standards. During the practice of making hand sanitizers, the participants were very enthusiastic, which was shown by the presenters playing an active role during group practice in making hand sanitizers. In addition, PKK women and youth group participants were very active when the presenters held a question and answer session. After this training, participants finally understood how important it is to use hand sanitizers during this pandemic, as seen from the questionnaire results that participants filled out after the activity. The training participants gave a positive response to the activities carried out. The training participants seemed enthusiastic, which was shown by all the participants listening and being involved in the practice of making hand sanitizers. Based on the activity evaluation questionnaire, it was found that this activity was beneficial for the participants. Participants are also interested in participating in similar events with different topics
Activation of ZnCl2 and KOH Carbon from Bark of Salak Wedi as a Material for Making Supercapacitor Electrodes
An activated carbon is a potential material that can be used as electrodes in super capacitors. It has a higher energy density than batteries and fuel cells, and a higher power density than conventional capacitors. This study was carried out by using activated carbon from the bark of salak wedi with various graded activators such as ZnCl2 and KOH. The physical characteristics of the activated carbon from the bark of salak wedi were analyzed using a Scanning Electron Microscope (SEM) to see its powder morphology. While, X-ray diffraction (XRD) is used to examine the structure of the bark of activated carbon that that has the potential to make electrodes of super capacitors . The results of SEM with graded activation had fewer pores, were not evenly distributed and tended to agglomerate compared to the activated carbon sample of salak bark which was activated onc