7 research outputs found

    SKRINING AKTIVITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI EKSTRAK ETANOL KERNEL BIJI LIMUS

    Get PDF
    ABSTRAK Antioksidan merupakan suatu senyawa yang sangat penting dalam memelihara kesehatan. Salah satu bahan alam yang berkhasiat sebagai antioksidan adalah biji limus (Mangifera foetida L.) yang merupakan salah satu spesies mangga dari golongan anacardiaceae yang menyebar di wilayah Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui fraksi yang memiliki aktivitas antioksidan yang paling baik pada kernel biji limus dengan metode Bioassay Guided Fractionation melalui reaksi penangkapan radikal bebas DPPH. Penyarian kernel biji buah limus dilakukukan menggunakan metode maserasi dengan pelarut etanol 96%. Ekstrak selanjutnya difraksinasi dengan pelarut n-heksana, etil asetat, metanol dan air. Aktivitas antioksidan masing-masing fraksi diukur menggunakan spekrofotometer UV-Visible. Hasil menunjukan bahwa fraksi etil asetat ekstrak etanol kernel biji limus memberikan potensi antioksidan yang paling baik yaitu dengan nilai ES50 sebesar 1,164±0.005 μg/mL (sangat kuat), melebih potensi vitamin C sebagai pembandingnya. Kata Kunci: Biji limus, Mangifera, Antioksidan, DPPH. ABSTRAK Antioxidants are very important compounds in maintaining health. One of the natural ingredients has efficacious as an antioxidant is Limus (Mangifera foetida L.) seeds which is one of the mango species from the Anacardiaceae group which spreads in the territory of Indonesia. This study aims to screen the fraction that has the high antioxidant potential of the Lotus seed kernel used Bioassay-Guided Fractionation method through scavenging reaction of DPPH as free radical. The extraction of the limus seeds was carried out using the maceration method with 96% ethanol. The extract was then fractionated with n-hexane, ethyl acetate, methanol, and water solvents. The antioxidant activity of each fraction was measured using a UV-Visible spectrophotometer. The results showed that the ethyl acetate fraction of the limus seed ethanol extract provided the high antioxidant potential with an ES50 value of 1.164 ± 0.005 μg / mL (very strong), exceeding the potential of vitamin C as a standard compound. Keywords: Limus seeds, Mangifera, Antioxidants, DPPH

    PENGEMBANGAN METODE ANALISIS KADAR TIMBAL (Pb) DALAM DARAH MENGGUNAKAN METODE ATOMIC ABSORPTION SPECTROPHOTOMETRY

    Get PDF
    Telah dilakukan penelitian mengenai Pengembangan Metode Anlisis Kadar Timbal (Pb)Dalam DarahMenggunakan Metode Atomic Absorption Spectrophotometry(AAS). Penelitian dilakukan dengan pendekatan validasi metode, data primer yang diperoleh digunakan untuk menilai metode yang dilakukan pada berbagai konsentrai spiked 1 ppm sampai dengan 6 ppm.Hasil penelitian memiliki persamaan regresi y = 0,010x + 0,006 dengan koefisien korelasi (r) 0,997; batas deteksi(BD) 0,44 ppm; dan batas kuantisasi (BK) 1,07 ppm. Hasil uji akurasi pada konsentrasi2 ppm (80%);2,5 ppm (100%); dan 3 ppm(120 %)berturut-turut74,4872%; 86,6129%; dan 89,3519%. Hasil uji presisi pada konsentrasi yang samaberturut-turut 4,2054%; 8,6907%; dan 4,2890%. Proses ekstraksi Pb dalam sampel darah dilakukan dengan cara destruksi kering melalui tahapan pengeringan dan pengabuan selama 8 jam. Abu hasil destruksi dilarutkan dalam asam klorida 6 M, lalu dilakukan penguapan asam klorida hingga kering, garam-garam mineral yang terbentuk dilarutkan dalam asam nitrat 0,1 M. Larutan hasil destruksi digunakan untuk analilisis kuantitatif kadar Pb dalam darah. Hasil pengujian menunjukkan kadar Pb sampel A = 0,4733 ppm;B = 0,0946 ppm; dan C= 0,1893 ppm. Sampel darah A memiliki kadar Pb yang berada di atas batas normal menurut World Health Organization (WHO), dimana paparan timbal yang diperkenankan untuk pekerja laki-laki 0,4 ppm dan kadar Pb pada sampel darah B dan C masing-masingberada di bawah normal

    ANALISIS KADAR EUGENOL DAUN CENGKEH (Syzigium aromaticum) HASIL DESTILASI UAP AIR MENGGUNAKAN METODE KROMATOGRAFI GAS-SPEKTROMETRI MASSA

    Get PDF
    Pemanfaatan daun cengkeh belum digunakan secara optimal karena pada  daun cengkeh mengandung Eugenol, senyawa ini yang memiliki efek farmakologis bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan eugenol dari daun muda dan daun tua cengkeh (Syzigium aromaticum) dengan menggunakan metode GC-MS. Pengambilan minyak atsiri daun muda dan daun tua cengkeh dilakukan dengan menggunakan destilasi uap air. Rendemen minyak atsiri pada daun muda menghasilkan 0,575% dan daun tua menghasilkan 0,625%. Kadar senyawa eugenol pada daun muda 79,98% sedangkan pada daun tua 84,86% dan kadar senyawa caryophyllene pada daun muda 14,18% dan pada daun tua 13,18% . Uji mutu minyak atsiri pada pemeriksaan organoleptik daun muda dan daun tua berwarna kuning dan bau khas cengkeh, kelarutan minyak atsiri dalam etanol 70% dengan perbandingan 1:2, nilai indeks bias daun muda dan daun tua memiliki nilai yang sama yaitu 1,534. Bobot jenisminyak pada daun muda 1,037 g/mL sedangkan daun tua 1,035 g/mL. Uji Kualitas mutu minyak atsiri pada daun muda dan daun tua cengkeh (Syzigium aromaticum) telah memenuhi syarat SNI 06-2387-2006.Pemanfaatan daun cengkeh belum digunakan secara optimal karena pada  daun cengkeh mengandung Eugenol, senyawa ini yang memiliki efek farmakologis bagi kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kandungan eugenol dari daun muda dan daun tua cengkeh (Syzigium aromaticum) dengan menggunakan metode GC-MS. Pengambilan minyak atsiri daun muda dan daun tua cengkeh dilakukan dengan menggunakan destilasi uap air. Rendemen minyak atsiri pada daun muda menghasilkan 0,575% dan daun tua menghasilkan 0,625%. Kadar senyawa eugenol pada daun muda 79,98% sedangkan pada daun tua 84,86% dan kadar senyawa caryophyllene pada daun muda 14,18% dan pada daun tua 13,18% . Uji mutu minyak atsiri pada pemeriksaan organoleptik daun muda dan daun tua berwarna kuning dan bau khas cengkeh, kelarutan minyak atsiri dalam etanol 70% dengan perbandingan 1:2, nilai indeks bias daun muda dan daun tua memiliki nilai yang sama yaitu 1,534. Bobot jenis minyak pada daun muda 1,037 g/mL sedangkan daun tua 1,035 g/mL. Uji Kualitas mutu minyak atsiri pada daun muda dan daun tua cengkeh (Syzigium aromaticum) telah memenuhi syarat SNI 06-2387-2006

    PENINGKATAN PENGETAHUAN MEMBUAT SABUN CUCI TANGAN SEBAGAI UPAYA PREVENTIF TERHADAP PANDEMI COVID-19 GELOMBANG KETIGA

    Get PDF
    Abstrak: Angka kejadian Covid-19 di Indonesia sudah mulai menurun, Namun, kita tidak boleh lengah terhadap protokol kesehatan yang sudah diterapkan dengan baik. Upaya preventif harus tetap dijalankan, bahkan harus lebih maksimal. Upaya preventif yang diusung adalah selalu menjaga kebersihan tangan menggunakan sabun cuci tangan dan meningkatkan keterampilan kader dan warga dalam membuat sabun cuci tangan. Tujuan kegiatan yaitu agar warga memahami pentingnya mencuci tangan pakai sabun dan membuat sabun cuci tangan secara mandiri di rumah masing-masing. Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara workshop dan penyuluhan. Evaluasi kegiatan dilakukan sebelum dan sesudah kegiatan. Sasaran kegiatan adalah 18 kader PKK dan warga Cikalanggirang Tasikmalaya. Hasil kegiatan yang telah dicapai adalah menunjukkan peningkatan nilai rata-rata (mean) pengetahuan dari hasil pengisian Quosioner sebelum kegiatan yaitu 75,46 dan setelah kegiatan menjadi 94,44. Berdasarkan hasil uji statistik T berpasangan diperoleh nilai p-value (0.000) < α (0.05). Hal ini menunjukan terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara nilai skor kuesioner peserta sebelum dan sesudah kegiatan. Hal ini membuktikan bahwa pemberian pelatihan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peserta dalam membuat sabun cuci tangan.Abstract: Although the number of Covid-19 cases in Indonesia has begun to decline, we must not lose sight of the health protocols that have been properly implemented. Preventive efforts must continue to be made, but at a higher level. Hand hygiene should always be maintained with the use of hand soap, and cadres and residents' skills in making hand soap should be improved. The goal of the activity is for residents to understand the importance of washing their hands with soap and making their own hand soap at home. Workshops and counseling are used to carry out the implementation method. Activities are evaluated both before and after they are completed. The activity's target was 18 PKK cadres and Cikalanggirang Tasikmalaya residents. The results of the completed activities show an increase in the average value (mean) of knowledge from the results of filling out the questionnaire prior to the activity, which was 75.46, to 94.44 after the activity. Based on the results of the paired T statistical test, the p-value (0.000) < (0.05). This shows that there is a significant average difference between the participants' questionnaire scores before and after the activity. This proves that the provision of training can increase the knowledge and understanding of participants in making hand soap

    EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum) SEBAGAI INDIKATOR ALAMI TITRASI ASAM BASA

    No full text
    Natural indicators containing anthocyanin compounds can be used as natural indicators in acid-base titration,for example in Rambutan (Nephelium lappaceum) rind. This is because there wa a change in the structure ofanthocyanin at each interval of degrees of acidity (pH) which causes a change in color. The purpose of thisstudy was to determine the ability of rambutan peel as a natural indicator in acid-base titration. The simplicis oframbutan peel was extracted using maceration method with ethanol solvent: HCl 1% (9: 1), then anthocyaninProof Test on simplicia and extracts, wavelength determination and visual determination of pH tranyek. Thenthe indicator is applied to the acid-base titration. Based on the results of this study it was found that therambutan fruit extract yields a yield of 56.7%. For anthocyanin proof test on simplicia and the ethanol extractof rambutan fruit skin contains anthocyanin compounds with a wavelength of 529 nm. In the pH test of the pH 1-12 buffer solution results were obtained that the ethanol extract of Rambutan rind (Nephelium lappaceum)produced a color change at pH 1-3 red while at pH 6-8 produced a dark brown color as the natural pHindicator route. The results of the application of the ethanol extract of rambutan peel on acid-base titrationshowed that the indicator of Rambutan peel extract had a volume of NaOH which was almost the same as theBuilder Indicator, the Phenofthalein Indicator which was 18 mL. Ethanol extract of Rambutan Fruit Skin can beused as a natural indicator in acid-base titratio

    Analysis of Body Weight Profile and Toxic Symptoms of White Rats on Giving Ethanol Fraction of Rambutan Peels (Nephelium lappaceum L)

    No full text
    Introdiction: Rambutan peel (Nephelium lappaceum L) contains antioxidant compounds like flavonoids such as anthocyanins. The high antioxidant activity causes the high utilization of rambutan peel for treatment, but its side effects on the body are unknown. Aims: This study aimed to analyze the effect of giving rambutan rind ethanol fraction on body weight and toxic symptoms in white rats. Methods: The test was carried out using the OECD 425 method in which there were three treatment groups, each consisting of 5 test animals that were given the preparation orally. Treatment 1 was only given 1% CMC Na for 14 days; treatment 2 was given the ethanol fraction of rambutan peel 400 mg/200 g BW which was observed every 30 minutes for 4 hours, then up to 48 hours, then every day for up to 14 days. If there is none, it is continued with treatment 3, which is given the ethanol fraction of rambutan peel 1000 mg/200 g BW for 14 days. Symptoms of acute animal toxicity were observed for 14 days in that treatment. Result: The results showed that the ethanol fraction of rambutan peel doses of 400 mg/200 g BW and 1000 mg/200 g BW had a significant effect (p=0.017) in increasing the body weight profile of white rats, and there were no signs of acute toxicity in each treatment group. Conclusion: The dose of the ethanol fraction of rambutan peel 400 mg/200 g BW is the best, with an increased body weight of 25.17%.Kulit buah rambutan (Nephelium lappaceum L) mengandung senyawa antioksidan golongan flavonoid seperti antosianin. Tingginya aktivitas antioksidan menyebabkan tingginya pemanfaatan kulit buah rambutan untuk pengobatan tetapi efek sampingnya terhadap tubuh belum diketahui. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh pemberian fraksi etanol kulit buah rambutan terhadap bobot badan dan gejala toksis pada tikus putih. Pengujian dilakukan menggunakan metode up down procedur OECD 425 dengan 3 kelompok perlakuan yaitu control normal, fraksi etanol kulit buah rambutan 400 mg/ g BB dan 1000 mg/ g BB. Kemudian bobot badan dan gejala toksik hewan diamati selama 14 hari. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa fraksi etanol kulit buah rambutan dosis 400 mg/200 g BB dan 1000 mg/200 g BB memiliki pengaruh yang signifikan (=0,017) dalam peningkatan profil bobot tikus putih dan dan tidak adanya gejala toksis pada setiap kelompok perlakuan. Dosis yang paling efektif dalam meningkatkan bobot badan tikus adalah dosis 400 mg/200 g BB. KEYWORDS: Nephelium lappaceum, antosianin, berat badan, gejala toksik, up-down procedur

    FORMULASI DAN EVALUASI EMULGEL ITRACONAZOL

    No full text
    Itrakonazol merupakan antijamur sistemik turunan triazol yang mempunyai hubungan erat dengan ketokonazol. Itrakonazol memiliki aktivitas antijamur lebih besar tetapi efek samping yang ditimbulkan lebih kecil, dengan pemberian oral seperti mual, muntah, pusing, edema kaki, dan kehilangan libido. Itrakonazol praktis tidak larut dalam air, untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu langkah yang dapat dilakukan adalah dengan memformulasikan itrakonazol dalam bentuk sediaan mikroemulsi topikal dengan ukuran partikel 10-200 nm. mikroemulsi itrakonazol kemudian diinkomporasikan dalam sediaan emulgel dimana untuk meningkatkan kemudahan dan kenyamanan dalam penggunaan. Sedian Emulgel ini dibuat dalam 3 formula. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mengembangkan sediaan gel yang mengandung mikroemulsi itrakonazol sebagai antijamur Hasil evaluasi sediaan emulgel menunjukkan uji pengamatan organoleptik secara keseluruhan menunjukan bahwa berbentuk emulgel, dan tidak menunjukan perubahan maupun pemisahan fasa selama waktu penyimpanan 28 hari. Uji Homegintas menunjukan bahwa semua formula sediaan homogen dan tidak terdapat partikel-partikel kasar secara visual. Uji Penentuan pH sediaan menunjukkan berada pada pH kulit yakni 4,5 – 6,5. Uji viskositas sediaan F1, F2, F3 dengan menggunakan alat Viscometer Brookfield dengan spindel no. 5 pada kecepatan 50 rpm dihasilkan viskositas sediaan yang baik. Uji daya sebar menunjukkan hasil tipe semistiff dalam rentang 3-5cm. sedangkan pada uji sentrifugasi menunjukkna sediaan emulgel disentrifugasi dengan kecepatan 5000 rpm selama 20 menit menunjukan hasil bahwa untuk semua formula tidak mengalami pemisahan. Hal ini menunjukkan bahwa sediaan emulgel itraconazol memenuhi syarat sebagai sediaan emulgel
    corecore