8 research outputs found

    RESILIENSI PADA SISWA-SISWI PRA-REMAJA

    Get PDF
    Resiliensi didefinisikan sebagai suatu proses dinamis dimana seseorang mampu menunjukkan fungsi adaptif dalam menghadapi kesukaran atau kemalangan (adversiti), tidak hanya perubahan secara fisiologis tetapi psikososial harus dilewati pada masa pra remaja. Perubahan tersebut tak ayal menjadi sebuah tantangan yang dihadapi oleh anak pra remaja dan menuntut mereka mengembangkan kemampuan resiliensi. Penelitian ini bertujuan melihat bagaimana kondisi resiliensi pada anak pra remaja dengan metode kuantitatif deskriptif dan menggunakan teknik convenience sampling. Sebanyak 668 responden berusia pra remaja berpartisipasi dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa resiliensi anak pra remaja di Jakarta tergolong sedang (47.3 %) yang artinya cukup baik dalam beradaptasi dan bangkit serta mampu menyelesaikan suatu masalah. Sebanyak 26.7 persen terkategori rendah dan sebanyak 25.7 persen terkategori tinggi, dimana perempuan menunjukkan kemampuan resiliensi lebih tinggi dibandingkan laki-laki. Tingkat vulnerabiliti juga didominasi oleh kategori sedang (45.7 %) yang mengindikasikan bahwa anak pra remaja sudah cukup mampu mengolah reaksi emosi negatif dalam dirinya. Implikasi penelitian menunjukkan bahwa masa pra remaja penting untuk memiliki kemampuan resilien, oleh karena itu saran dalam penelitian ini adalah baik sekolah dan orang tua harus terlibat dan berperan signifikan untuk dapat meningkatkan kemampuan resiliensi anak pra remaja

    Konservasi Mataair di Dusun Klumprit II dan Sebagian Dusun Klumprit I, Kalurahan Wukirharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman, DIY

    Get PDF
    Dusun Klumprit II dan sebagian Dusun Klumprit I, Kalurahan Wukirharjo, Kapanewon Prambanan, Kabupaten Sleman merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi mataair namun juga dengan daerah ancaman kekeringan tinggi menurut Peta Ancaman Kekeringan Kabupaten Sleman. Pemenuhan kebutuhan air bersih di daerah penelitian berasal dari Mataair Sendang Sebedug dan Mataair Mbelik, namun dikarenakan mataair tersebut kurang dapat memenuhi keseluruhan aktivitas masyarakat kedua dusun tersebut sehingga masyarakat masih perlu membeli dari PAM Desa. Penelitian dilakukan dengan metode pemetaan, metode volumetrik, metode wawancara, metode uji laboratorium, dan metode evaluasi. Dalam menganalisis kualitas air, parameter mengacu pada baku mutu Peraturan Gubernur DIY tahun 2008. Kualitas air daerah penelitian dinilai baik secara menyeluruh namun masih terdapat parameter yang melebihi baku mutu yaitu pada parameter DO senilai 5,7 mg/L dan 4,4 mg/L, TSS senilai 2 mg/L dan 1 mg/L dan Total Coliform senilai TNTC (Too Numorous To Count). Penelitian bertujuan untuk menganalisis kualitas serta kuantitas mataair daerah penelitian yang kemudian dapat dipertimbangkan arahan konservasi daerah penelitian

    BLOOD STORAGE ANALYSIS OF HEMOGLOBIN ERYTHROCYTE AND PLATELET LEVELS IN WHOLE BLOOD COMPONENTS 0 DAYS 7 DAYS UP TO 15 DAYS AND 30 DAYS AT THE INDONESIAN RED CROSS (PMI) BLOOD DONATION UNIT (UUD) SEMARANG REGENCY

    Get PDF
    During the storage process, blood will experience changes in blood components such as hemoglobin levels. The longer blood is stored, the more red blood cells will be destroyed because blood that is stored for too long will experience a shift in the oxygen dissociation curve to the left. The aim of this study was to determine the effect of blood storage on the levels of platelets, erythrocytes and hemoglobin in the whole blood component of blood for 0 days, 7 days, 15 days and 30 days at the blood donor unit (UUD) of the Indonesian Red Cross (PMI) Semarang Regency. The type of research used is descriptive research, where this research aims to describe or provide an overview of the effect of storing blood in whole blood components on changes in platelet, erythrocyte and hemoglobin levels in PMI Semarang Regency. The population and research samples are donors in PMI Semarang Regency. Data analysis: Data processing is carried out by: Editing, namely selecting and correcting hemoglobin level data collected from the measurement results during each experiment. Tabulating is the presentation of research data in the form of tables of Hemoglobin reading results or descriptive or analytical analysis results. Processing is the activity of processing data so that it can be analyzed by entering data on hemoglobin levels. Cleaning or data checking is checking the hemoglobin level data that has been entered again to see if there are errors or no

    Strategi Pemasaran Benih Padi Studi Kasus di PT Bcg (Persero) Ubr V Kabupaten Lampung Timur

    Get PDF
    The author's goal is to identify internal factors in the form of strengths and weaknesses as well as external factors in the form of opportunities and threats in marketing rice seeds at PT BCG, analyzing the marketing strategies of rice seeds most appropriate to achieve the sales volume of rice seeds and expanding the distribution area at PT BCG. The data used are of two types, namely quantitative and qualitative data obtained directly. Results and discussion concluded that internal factors affecting rice seed marketing included strength factors, namely large land area and weaknesses, namely the number of human resources in production which were still lacking and were still done manually, while external marketing factors for opportunity factors were good support from surrounding communities in seed business for the welfare of farmers as consumers and the threat factor is competitors in the same business. Companies need to collaborate with fellow producers in meeting the needs of consumers, the company applies friendly and courteous servicesto consumers, the company needs the application of agricultural tools in producing seeds, the company needs to open a branch selling new products, the company is able to increase business capital, and the company uses packaging that is not easily damaged and airtight material (polyethylene plastic). determining the value or weight rating for strengths of 0.21, then weaknesses of 0.09 then opportunities of 0.26, and threats of 0.14.                       Â

    DOMESTIKASI IKAN GABUS (Channa striata Bloch.) : PEMIJAHAN DENGAN RANGSANGAN HORMON DAN PERAWATAN BENIH

    No full text
    Catfish (Channa striata Bloch.) is one of the group's famous freshwater fish to be processed as food products in Southeast Asia. The development of fish farming cork is still constrained by the availability of seeds which are mainly derived from natural seed. To increase the supply of seed as efforts to support fish farming in wetlands research must be done in a controlled manner. Implementation of experimental seeding catfish (Channa striata) conducted from March to October 2012 using the prospective parent who came from catches in public waters. The main candidates are maintained in a bag waring size of 24 m2 placed in the pond and marsh fed trash fish. The mother already mature gonad hormone injections stimulated ovulation ovaprim at a dose of 0.4 ml / kg parent, then moved into the spawning hapa with ratio 1 and 2 female parent male parent. The result showed a mature female parent gonad after injection was 66% successful spawning. The eggs hatch after 30-36 hours, and after 10 days old, sintasannya was 87.9%.Keywords: catfish (Channa striata), seed, swampy bogABSTRAK Ikan gabus (Channa striata Bloch.) adalah salah satu kelompok ikan air tawar yang terkenal untuk diolah sebagai produk makanan di Asia Tenggara. Pengembangan budidaya ikan gabus masih terkendala oleh ketersediaan benih yang terutama berasal dari benih alam. Untuk meningkatkan pasokan benih sebagai upaya mendukung budidaya ikan di lahan rawa perlu dilakukan penelitian secara terkontrol. Pelaksanaan percobaan perbenihan ikan gabus (Channa striata) dilakukan pada bulan Maret sampai Oktober 2012 menggunakan calon induk yang berasal dari tangkapan di perairan umum. Calon induk itu dipelihara dalam kantong waring ukuran 24 m2 yang diletakkan di dalam kolam rawa dan diberi pakan ikan rucah. Induk betina yang sudah matang gonad dirangsang ovulasi dengan suntikan hormon Ovaprim dengan dosis 0,4 ml/kg induk, selanjutnya dipindah ke dalam hapa pemijahan dengan ratio 1 induk betina dan 2 induk jantan. Hasil penelitian didapatkan induk betina yang matang gonad setelah disuntik adalah 66% berhasil memijah. Telur menetas setelah 30 - 36 jam, dan setelah berumur 10 hari, sintasannya adalah 87,9%.Kata Kunci: ikan gabus (Channa striata), perbenihan, rawa lebak

    STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA MIKRO ARANG BATOK KELAPA FURQAN DI DESA LAGI-AGI KECAMATAN CAMPALAGIAN KABUPATEN POLEWALI MANDAR

    No full text
    Penelitian ini dilaksanakan selama 2 bulan yakni pada bulan Juni 2022 sampai Juli 2022 di Desa Lagi-agi Kecamatan Campalagian Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi pengembangan arang batok kelapa dan peluang pemngembangan arang batok kelapa dengan studi kasus pada “Usaha Mikro Arang Batok Kelapa Furqan ” di Desa Lagi-agi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu populasi dengan asumsi bahwa Usaha Mikro Arang Batok Kelapa Furqan telah memenuhi kriteria karakter penelitian. Untuk menganalisis strategi pengembangan usaha digunakan metode analisis deskriptif dan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi pengembangan usaha arang tbatok kelapa pada Usaha Mikro Arang Batok Kelapa Furqan yaitu faktor kekuatan dengan nilai total yaitu 2,2 lebih besar dibandingkan faktor kelemahan dengan nilai total yaitu 0,74

    A Nutrition Education for Productive Aged Women to Improve Knowledge in Preventing Stunting in Indonesia

    Get PDF
    Background: stunting is one of the double burden health problem in Indonesia and the education during the first 1000 days of life is the most important determining factor. The aim of this study was to improve knowledge in preventing stunting. Methods: 50 women aged 19–59 years were giving a questionnaires before and after nutrition education has been performed. The effect of nutrition education was analyzed using Wilcoxon test. Results: there was a significant change of median score between pretest and posttest (p <0.05). Conclusion: Nutrition education was successful in improving knowledge of productive aged women in reducing stunting
    corecore