PERANCANGAN ALAT PEMANAS AIR TENAGA SURYA KAPASITAS 50 LITER

Seiring dengan kemajuan teknologi masa kini khusunya dalam bidang energy matahari dengan metode modifikasi karena hampir sebagian besar teknologi terutama energy listrik yang sedang krisis dan semakin banyaknya kebutuhan manusia terhadap penggunaaan air tenaga listrik, maka para ahli dibidang tersebut memanfaatkan energy matahari . Namun dari berbagai produk yang memanfaatkan energy matahari tersebut. Banyak konsumen yang masih mengeluh atas harga yang ditawarkan oleh produk itu karena terbilang masih cukup mahal. Dan efisiensi yang masih rendah. Berkaitan dengan masalah diatas, melalui kegiatan penelitian tugas akhir ini akan diupayakan rancang bangun alat pemanas air tenaga surya dengan kapasitas 50 liter. Rancang bangun ini akan lebih di fokuskan pada optimasi biaya dan efisiensi. Dimana alat pemanas air tenaga surya yang kami buat adalah alat pemanas air tenaga surya sistem pasif dengan kapasitas 50 liter. Disebut dengan alat pemanas air tenaga surya sistem pasif karena alat ini hanya murni mengandalkan panas matahari sepenuhnya. Dan alat pemanas air tenaga surya ini tidak menggunakan bantuan listrik sama sekali. Komponen pendukung dari alat ini hanya terdiri dari 2 bagian, yaitu kolektor penyerap panas radiasi matahari dengan luas permukaan 0,80 m 2 dan tangki penyimpan air dengan dimensi diameter, d = 28 cm dan panjang tangki yang diasumsikan sebesar, L = 80 cm dengan kapasitas volume air, V = 50 liter yang saling terhubung dengan dua pipa. Pada kolektor ditutup oleh kaca, didalamnya terdapat serangakaian pipa tembaga sebagai jalan air dengan sirip - sirip yang berguna sebagai penyerap panas radiasi matahari yang diterima oleh air, qa = 994,66 kJ dan panas radiasi matahari yang diserap kolektor selama 8 jam sebesar, qr = 3315,53 kJ dengan intensitas panas radiasi matahari rata – rata, I = 175,76 W/m 2 , maka diperoleh kenaikan temperatur air selama satu hari sebesar,

PENGARUH PERBANDINGAN TEPUNG BERAS MERAH DENGAN KETAN HITAM DAN WAKTU PEMANGGANGAN TERHADAP KARAKTERISTIK FLAKES TERUBUK (Saccharum edule Hasskarl)

Terubuk’s has 4,6% of protein content and contained much minerals, crispness on product flakes often addition of starch in flour, one of simply processed from red rice and black sticky rice is making them to be flour. Purpose of this research was to observation the increase the terubuk as local food. This research will search how to get better ratio between red rice flour with black sticky rice flour and time of flake’s toaster take an effect to characteristics terubuk flakes. Methode of preliminary research involve protein content of terubuk, making red rice flour and black sticky rice flour which will be analyze of water content, fiber content, and strach content. Methode of this research involve chemical and organoleptic response. Chemical response consist water content and strach content. Selected sample will be analyze of protein content, fat content, and fiber content. Organoleptic respond consist texture, color, taste, crispness and aroma. Experimental design of this research used agglomerate Random Design (RAK) with 2 factor's that is a factor in ratio between red rice flour with black sticky rice flour and time roasting. with factorial's pattern 3 x 3 by total dry runs as much 3 times and the design of the treatment consists of the 27 treatment. Result of red rice flour analysist consist 6,86% of water content, 66,63% of starch content and 3% of fiber content, while result of black sticky rice flour consist 8,95% of water content, 64,37% of starch content and 2% of fiber content. The result of this research showed that the ratio between red rice flour with black sticky rice flour and time roasting have taken an effect to characteristic of texture, color, taste, crispness, aroma and water content. The selected treatment was a1b2 which consist 12% of protein content, 5,94% of fat and 4,95% of fiber content. Keyword: terubuk, red rice, sticky black rice, flake

Analisis implementasi RFID menggunakan HOR dan AHP pada Divisi Persediaan PT. Bio Farma (Persero

seiring berjalannya waktu dan perkembangan teknologi, manusia senantiasa dihadapkan dengan segala tantangan dalam dunia kesehatan, salah satunya dalam dunia vaksinasi. berkembanya dunia farmasi dan tuntutan dalam mensejahterakan kehidupan manusia sesuai dengan cita-cita PT.X, menjadi salah satu langkah yang perlu ditempuh untuk menjawab tantangan dengan melakukan perkembangan proses bisnis agar dapat bersaing dengan kompetitor

MODIFIKASI MEKANISME PENGGERAK PAHAT MESIN ROUTER CNC ARAH SUMBU Z

ABSTRAK Perkembangan teknologi saat ini begitu pesat di berbagai bidang, termasuk di bidang pemesinan. Peralatan produksi menjadi faktor utama untuk meningkatkan efektifitas, ketelitian, kenyamanan dan keamanan dalam melakukan produksi. Salah satu contoh hasil dari perkembangan teknologi mesin adalah digunakannya sistem kontrol otomatis yang menggunakan komputer sebagai media pengendali. Sistem kontrol ini dikenal dengan istilah Computer Numaric Control (CNC). Computer Numaric Control (CNC) merupakan suatu kendali mesin atas dasar informasi digital. Penggunaan sistem Computer Numaric Control (CNC) dapat diaplikasikan pada berbagai mesin, salah satu mesin yang menerapkan Computer Numaric Control (CNC) adalah Mesin Router. Mesin Router adalah mesin yang digunakan untuk membuat profil dan menghias tepian kayu. Mesin router jarang digunakan pengerajin kayu karena harga mesin router yang ada di pasaran sangat mahal. Banyak pengerajin kayu yang proses pembuatan ukiran kayu dilakukan secara manual. Produktivitas kerajinan kayu secara manual masih rendah, hal ini disebabkan karena peralatan yang digunakan pengerajin kayu secara manual masih terbatas. Berdasarkan tinjauan diatas, di laboratorium otomasi robotika telah dibuat prototype mesin router CNC. Prototype mesin router CNC yang terdapat di laboratorium otomasi robotika memiliki kekurangan pada motor penggerak. Jenis motor penggerak yang digunakan pada prototipe mesin router CNC yaitu motor stepper, daya motor stepper tidak kuat untuk menggerakkan beban mekanisme penggerak pahat mesin router CNC. Berdasarkan hal tersebut timbul gagasan untuk memodifikasi mekanisme penggerak pahat mesin router CNC. Mekanisme penggerak pahat mesin router CNC yang dimodifikasi adalah mekanisme penggerak arah sumbu-z

PENDUGAAN UMUR SIMPAN COOKIES AMPAS KECAP FREE GLUTEN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ASLT

Penelitian ini bertujuan untuk menduga umur simpan cookies coklat ampas kecap free gluten. Manfaat penelitian ini adalah untuk memanfaatkan limbah dari sumber daya pangan lokal serta mengurangi ketergantungan terhadap tepung terigu. Metode penelitian ini dilakukan dalam dua tahap, yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yang dilakukan yaitu analisis kadar NaCl pada ampas kecap yang direndam selama 24 jam dan penentuan formula cookies terpilih. Penelitian utama yaitu menentukan titik kritis menggunakan metode ASLT yang kemudian dilakukan perhitungan pendugaan umur simpan menggunakan metode Arrhenius serta analisis kadar air dan TPC selama masa penyimpanan. Hasil penelitian pendahuluan menunjukan kadar NaCl pada ampas kecap sebesar 1,14%, sampel F2 (1,5 : 0,5) merupakan sampel terpilih berdasarkan keunggulan dari segi warna, rasa, aroma, tekstur, dan after taste pada produk yang disukai panelis. Hasil penelitian utama menunjukan cookies coklat ampas kecap free gluten yang dibuat dari perbandingan tepung mocaf dan tepung ampas kecap memberikan korelasi positif (+) terhadap respon kadar air dan laju jumlah total mikroba. Kata kunci : Perbandingan tepung mocaf dan tepung ampas kecap, Cookies free gluten, Umur simpan

OPTIMASI FORMULA MINUMAN PROBIOTIK SARI BUAH TERUNG BELANDA (Solanum bataceum Cav.) DENGAN BAKTERI Lactobacillus plantarum MENGGUNAKAN DESIGN EXPERT METODE MIXTURE D-OPTIMAL

ABSTRAK Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formula optimal dari minuman probiotik sari buah terung belanda dengan menggunakan program design expert metode d-optimal. Penelitian yang dilakukan meliputi dua tahap yaitu penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan yaitu analisis kadar gula, analisis protein, analisis serat, pengukuran total padatan terlarut dan pengukuran pH terhadap jus buah terung belanda (perbandingan buah dan air 1:2) dan analisis protein pada konsentrat protein kedelai. Penelitian utama menentukan formula optimal dari minuman probiotik sari buah terung belanda. Program design expert metode d-optimal pada pembuatan minuman probiotik jus terung belanda menghasilkan 16 formula dengan respon total bakteri asam laktat dan kadar antosianin. Hasil analisis menunjukan pengaruh signifikan 16 formula terhadap seluruh respon. Program design expert metode d-optimal menghasilkan 1 formula optimal dengan variabel berubah jus terung belanda 88,317%, sukrosa 9,683 %, konsentrat protein kedelai 0% dan variabel tetap starter 2%. Kata kunci : Formulasi Minuman Probiotik, Terung Belanda, Design Expert, Lactobacillus plantarum, Antosianin

SCIENCE LITERACY SKILLS OF ELEMENTARY SCHOOL STUDENTS IN THE INDEPENDENT CURRICULUM

Science literacy is important for students to understand the environment, health, economy, modern social and technology. Therefore, measuring science literacy is important to determine students' level of science literacy in order to achieve high or good science literacy. This study aims to determine the science literacy skills of elementary school students in the Merdeka curriculum. This type of research uses a qualitative descriptive method with a total of 38 students. The techniques used are collecting data, processing data, and describing the results of science literacy skills. The results show that science literacy skills, namely in the first indicator of identifying scientific issues, 62% are in the sufficient category. The second indicator explaining scientific phenomena is 50% in the insufficient category. While the third indicator of using evidence is 40% in the insufficient category. Efforts made to make students' science literacy skills good can be done by using media, teaching materials, and applying learning models or methods

The Growth of Rice (Oryza Sativa L.) Ratoon System at Various Times Flooding Rice Stump from Conventional Cultivation and the System of Rice Intensification (SRI)

The research was carried out in the UPT of the experimental garden of the Faculty of Agriculture, Andalas University, in the form of using bucket media at an altitude of 350 MDPL from February to September 2017. The aim was to find out the best interaction when the flooding of conventional rice stumps and the System of Rice Intensification (SRI) was conducted. get good cultivation for the ratoon system and know the best flooding time for the growth of rice plants. To get good cultivation results for the ratoon system and find out the best flooding time for improving the ratoon system rice production. This study uses two-factor completely randomized design (CRD) of 3 replications. The first factor is the stump of cultivation (the origin of conventional cultivation stumps and the System of Rice Intensification (SRI)) and the second factor is the time to start flooding stump  of  3 DAH (Day After Harvest), 6 DAH, 9 DAH, and 12 DAH. The data obtained were analyzed by variance with the F test and if the calculated F was large from the F table, it was continued with a 5% Honest Real Difference test. The results of observations that have been made, there is no interaction of conventional cutivation stumps and SRI method with various time flooding of the ratoon system rice growth

Entanglement in a Solid State Spin Ensemble

Entanglement is the quintessential quantum phenomenon and a necessary ingredient in most emerging quantum technologies, including quantum repeaters, quantum information processing (QIP) and the strongest forms of quantum cryptography. Spin ensembles, such as those in liquid state nuclear magnetic resonance, have been powerful in the development of quantum control methods, however, these demonstrations contained no entanglement and ultimately constitute classical simulations of quantum algorithms. Here we report the on-demand generation of entanglement between an ensemble of electron and nuclear spins in isotopically engineered phosphorus-doped silicon. We combined high field/low temperature electron spin resonance (3.4 T, 2.9 K) with hyperpolarisation of the 31P nuclear spin to obtain an initial state of sufficient purity to create a non-classical, inseparable state. The state was verified using density matrix tomography based on geometric phase gates, and had a fidelity of 98% compared with the ideal state at this field and temperature. The entanglement operation was performed simultaneously, with high fidelity, to 10^10 spin pairs, and represents an essential requirement of a silicon-based quantum information processor.Comment: 4 pages, 3 figures plus supporting information of 4 pages, 1 figure v2: Updated reference