16 research outputs found

    Comparison of the Performance of Climbing Perch (Anabas testudineus Bloch) Filial 2 Fry and Natural Fry Treated in Acidic Swamp Waters, Jejangkit Village, South Kalimantan

    Get PDF
    Ansyari F, Slamat S. 2020. Comparison of the performance of climbing perch (Anabas testudineus Bloch) filial 2 fry and natural fry treated in acidic swamp waters, Jejangkit Village, South Kalimantan. Jurnal Lahan Suboptimal: Journal of Suboptimal Lands 9(1): 23-30.The aim of the study was to compare the performance (survival rate, growth and feed conversion) of climbing perch fish fry Filial 2 (F2) which has superior characteristics with natural fry that are culture in sour swamp waters. The study was carried out in swamp waters, Jejangkit Village, Barito Kuala Regency, South Kalimantan for 6 months (January to June 2019). This study compared fish performances generated from F2 fry of nature. Fishes were cultured in net (4 m x 2 m x 1 m) with the same stocking density of 100 fishes/m2 . The results showed that the survival rate of natural fry was 86.6% higher than that of F2 75.3%, but the relative growth of natural fry was 2,325% lower than  F2 3,060% and feed conversion natural fry was 3.03 less efficient than F2 fry 2.62. It was concluded that the performance of F2 fry was better than natural fry, when maintained in acidic swamp waters

    VARIASI PADAT TEBAR TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN NILA (Oreochromis niloticus) YANG DIPELIHARA DENGAN SISTEM RESIRKULASI

    Get PDF
    Peningkatan produktivitas dapat dilakukan dengan budidaya sistem resirkulasi atau RAS (Recirculating Aquaculture System). Sistem Akuakultur resirkulasi adalah sistem yang menggunakan kembali (reuse) air untuk budidaya ikan. Tujuan penelitian adalah menganalisa variasi padat tebar optimal terhadap pertumbuhan panjang, berat dan kelangsungan hidup benih ikan nila. Metode penelitian  adalah eksperimental, dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 3 perlakuan dan 2 kali ulangan, yaitu perlakuan A (kepadatan 75 ekor/m3), B (100 ekor/m3), dan C (125 ekor/m3). Parameter penelitian meliputi pertumbuhan panjang mutlak, berat mutlak, kelangsungan hidup dan kualitas air. Hasil penelitian menunjukkan variasi padat tebar berbeda berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan panjang mutlak. Pertumbuhan panjang pada perlakuan A adalah 3,69 cm, perlakuan B 4,04 cm dan perlakuan C 4,24 cm tetapi memberikan pengaruh tidak nyata pada tingkat kelangsungan hidup benih ikan nila. Variasi padat tebar juga berpengaruh nyata pada pertumbuhan berat mutlak, di mana pada perlakuan A 4,85 g, B 5,58 g dan C 5,15 g.   Hal ini dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan panjang tertinggi terdapat pada perlakuan C dan terendah pada perlakuan A, sedangkan pertumbuhan berat  tertinggi  terdapat pada perlakuan C dan terendah pada perlakuan A. Increased productivity can be done by cultivating a recirculation system or RAS (Recirculating Aquaculture System). A recirculating aquaculture system is a system that reuses water for fish farming. The study aimed to analyze the variation of optimal stocking density on the growth of length, weight, and survival of tilapia fry. The research method was experimental, with a completely randomized design (RAL), consisting of 3 treatments and 2 replications, namely treatment A (density 75 fish/m3), B (100 fish/m3), and C (125 fish/m3). . Research parameters include absolute length growth, absolute weight, survival and water quality. The results showed that different stocking density variations significantly affected absolute length growth. The length growth of treatment A was 3.69 cm, treatment B was 4.04 cm and treatment C was 4.24 cm but had no significant effect on the survival rate of tilapia fry. The variation in stocking density also significantly affected the growth of absolute weight, in which treatments A 4.85 g, B 5.58 g, and C 5.15 g. It can be concluded that the highest growth in length was found in treatment C and the lowest in treatment A, while the highest weight growth was also found in treatment C and the lowest in treatment A

    PERFORMANCE PERTUMBUHAN IKAN PAPUYU BERDASARKAN FILIAL F0, F1, F2, F3 dan F4, DALAM UPAYA MENDAPATKAN BENIH BERKARAKTER UNGGUL

    Get PDF
    Tujuan penelitian menemukan filial ikan papuyu F0, F1, F2, F3 dan F4 yang memiliki karakter unggul dalam menunjang peningkatan produksi ikan konsumsi.Penelitian pertumbuhan ikan ini dilaksanakan di UMKM Rawa Sejahtera Amuntai dan analisis kualitas air di lakukan di Laboratorium di FPK – ULM pada bulan Mei - Oktober  2016.  Metode observasi penelitian  yaitu terhadap ikan uji dari filial F0, F1, F2, F3 dan F4dengan pengamatan terhadap pertumbuhan panjang, berat, mortalitas dan FCR.  Hasil penelitian terhadap pertumbuhannya menggambarkan bahwa ikan dari generasi F2 lebih unggul dibandingkan generasi filial F0, F1, F3, dan F4 baik dilihat dari segi pertumbuhan panjang, berat, mortalitas dan feed convertion ratio.  Penggunaan benih F2 sebagai bibit dalam proses pembesaran di kolam akan lebih efektif dan efesian serta menguntungkan baik dilihat dari segi waktu yang lebih singkat, pertumbuhan cepat dan mampu memanfaatkan nutrisi yang diberikan lebih optimal.&nbsp

    SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG GONDANG (Pila ampulacea) DAN TEPUNG KALAKAI (Stenochlaena palustris (Burm.) bedd) PADA PAKAN IKAN GABUS HARUAN YANG DIPELIHARA DI AKUARIUM

    Get PDF
    Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis substitusi tepung ikan dengan tepung gondang dan tepung kalakai terhadap pertumbuhan, rasio konversi pakan dan tingkat kelansungan hidup ikan gabus haruan (Channa striata). Penelitian ini menggunakan Rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan.Perlakuan A (pellet tanpa substitusi/Kontrol), B :pellet dengan perbandingan tepung ikan, tepung gondang dan tepung  kalakai (50%: 25%: 25%), C :Pemberian pakan pellet dengan perbandingan tepung ikan, tepung gondang dan tepung  kalakai (25%: 32,5%: 32,5%), D :Pemberian pakan pellet dengan perbandingan tepung ikan, tepung gondang dan tepung  kalakai (0%: 50%: 50%). Parameter yang diamati adalah analisis proksimat pakan, pertumbuhan relatif berat, pertumbuhan relatif panjang, dan kualitas air.Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil uji proksimat terbaik pada komposisi protein perlakuan A (kontrol) 43,5% sedangkan perlakuan dengan subsitusi tepung gondang dan tepung kalakai pada perlakuan B,C dan D berkisar antara 36.22-37,99%. Substitusi tepung gondang dan tepung kalakai mempengaruhi  pertumbuhan relatif panjang, tidak berbeda nyata antar perlakuan, pertumbuhan panjang tertinggi pada perlakuan D, sedangkan  berat relatif  tidak berbeda nyata antar perlakuan, berat relatif tertinggi pada perlakuan D.  Kualitas air: suhu, Oksigen terlarut, pH dan amoniak mendukung kehidupan ikan gabus haruan yang dipelihara

    The Breeding of Climbing Perch (Anabas Testudineus) With Meristic Phylogenetic Hybridization Technique Sampled From Three Types of Swamp Ecosystems

    Get PDF
    This study provides a valuable information on the patterns of hybridization in producing Climbingperch’s fry which having a superior character to beneficially supports fish farming. The research wascarried out at Pokdakan Rawa Sejahtera Amuntai, South Kalimantan Province, Indonesia from June toDecember 2018. The hybridization procedures were applied to the selected broodstocks (total 135),which taken from three different types of habitats namely rain reservoirs, monotonous and tidalswamps. A complete random design was used as a research method with three treatments and ninerepetitions. A comprehensive investigation was done to provide the best performance among thetreatments. The results showed that the hybridized fish from monotonous swamp x tidal swamp wasthe most superior across the trials in term of fecundity (18,500 eggs), GSI (18.1%), hatching rate(89.5%), relative length growth (1,375%), relative weight growth (1,850%) and the percentage of birthfemale (84 %) with the lowest mortality rate (29%). For aquaculture practices, the use of the fryunisexual female would increase the fish growth 270% faster than the fry male

    PENCAHAYAAN DENGAN PERSENTASE PENUTUPAN DINDING AKUARIUM YANG BERBEDA UNTUK DAYA TETAS DAN KELANGSUNGAN HIDUP LARVA IKAN KELABAU (Osteochilusmelanopleura Blkr)

    Get PDF
    This research to know influence of illumination with percentage closing of different aquarium wall to energy hatch and continuity of baby fish life of kelabau (Osteochilus melanopleura Blkr) and also know different of chemical value and physics at each treatment. Result of research indicate that treatment of C (hatch of egg of kelabau at glasswall aquarium 100% closed) refresenting best treatment because showing energy average hatch egg (%) fish of kelabau biggest with value 63,80% compared to treatment of A (hatch of egg of kelabau at glass wall aquarium 100% open) with value 50,47% and treatment of B (hatch of egg of kelabau at glass wall aquarium 50% closed) with value 54,66%. At result of this research, continuity of fish baby life of kelabau best is treatmentof B (conservancy of baby fish of kelabau at glass wall aquarium 50% closed) that isequal to 71,90%. Compared to the continuity of goldfish baby life at Tables 9, got the continuity of best life at treatment of B (temperature 28°C) that is egual to 65,33%. Result of this research prove that temperature irrigate different aquarium very having an effecton to continuity of fish baby life of kelabau. Temperature irrigate aquarium at treatment B (conservancy of baby fish 50% closed) is 26,5°C that is still in a good temperature gyration to the continuity of baby fish of kelabau

    PEMULIAN IKAN PAPUYU (Anabas testudineus) DENGAN TEKNIK HYBRIDISASI FILOGENETIK MERISTIK DARI TIGA TIPE EKOSISTEM PERAIRAN RAWA

    Get PDF
    Tujuan penelitian menemukan pola hybridisasi yang tepat dalam memproduksi benih ikan papuyu yang memiliki karakter unggul, sehingga dapat menunjang peningkatan produktivitas ikan kearah yang lebih baik. Penelitian hybridisasi ini dilaksanakan di UMKM Rawa Sejahtera Amuntai dan analisis Laboratorium di FPK – ULM pada bulan Januari – Juli  2016.  Metode penelitian dengan rancangan acak lengkap (RAL) (tiga perlakuan dan sembilan ulangan) yaitu menghybrid induk ikan papuyu dari rawa tadah hujan, pasang surut dan monoton. Hasil aplikasi penelitian diperoleh data hybridisasi yang meliputi fekunditas, indeks kematangan gonad, fertilisasi, daya tetas, mortalitas, pertumbuhan panjang relatif, pertumbuhan berat relatif, food coversion ratio (FCR), kesehatan ikan, persentasi jantan dan betina, menggambarkan hybridisasi induk ikan dari rawa monoton dengan pasang surut lebih unggul dibandingkan hybridisasi induk ikan dari rawa tadah hujan dengan monoton serta pasang surut dengan tadah hujan.  Hasil pengkerakteran benih ikan hybridisasi rawa pasang surut dengan rawa monoton yang paling menonjol adalah persentasi kelahiran betina >80%, FCR dan pertubuhan lebih tinggi, yang terbukti dengan hasil statistik yang berbeda nyata. Dalam proses pengembangan budidaya ikan papuyu,  faktor utama keberhasilannya adalah penggunaan benih berkelamin betina, dimana pertumbuhannya lebih cepat 270% dibandingkan benih jantan, sehingga sangat tepat untuk dijadikan bibit dalam proses pembesaran dalam kolam

    Suplementasi Vitamin C di Dalam Pakan Untuk Meningkatkan Performa Reproduksi Ikan Papuyu (Anabas Testudineus BLOCH)

    No full text
    Tujuan penelitian adalah mengkaji dan mengevaluasi pengaruh pemberian variasi Vitamin C terhadap performa reproduksi ikan papuyu (Anabas testudineus BLOCH). Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Basah Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru pada bulan Maret s/d Mei 2020.  Hasil penelitian menunjukkan penambahan Vitamin C 150 mg/kg pakan memberikan hasil terbaik dan berbeda sangat nyata dengan penambahan 100 mg/kg pakan, 50 mg/kg pakan dan 0 mg/kg pakan untuk parameter daya tetas telur dan tingkat kelangsungan hidup larva, sedangkan parameter lainnya diameter telur dan fekunditas tidak berbeda nyata. Suplementasi vitamin C 150 mg/kg pakan menghasilkan daya tetas telur tertinggi, yaitu 86,0% dan tingkat kelangsungan hidup larva tertinggi yaitu 77,0%.  Pemberian Vitamin C dengan kadar di bawah 150 mg/kg pakan menghasilkan daya tetas telur di bawah 80% dan tingkat kelangsungan hidup larva di bawah 65%
    corecore