3,630 research outputs found

    PROFIL KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SLIP : Studi Kasus Terhadap Kinerja Guru diSLTP Negeri 50 Bandung

    Get PDF
    Kompetensi profesional guru merupakan kebutuhan yang amat mendasar dalam upaya mewujudkan pengelolaan pendidikan yang bermutu. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap profil kompetensi profesional gurudi SLTP Negeri 50 Bandung. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif, dengan alat pengumpul data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Data yang diperoleh dari lapangan dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan teknis analisis rnduktif. Kesimpulan dari penelitian inimerupakan jawaban atas rumusan masalah danpertanyaan penelitian, yakni sebagai berikut: 1. Profil kompetensi profesional guru-guru SLTP Negeri 50 Bandung, merentang dari kriteria baik, sedang, dan kurang. Profil kompetensi profesional guru di SLTPN 50 Bandung, adalah (a) menguasai bahan belajar; (b) mengelola PBM; (c) mengelola kelas; (d) menggunakan media/sumber belajar; (e) menguasai landasan kependidikan; (f) mengelola interaksi PBM; (g) melaksanakan evaluasi pengajaran; (h) mengenal fungsi layanan BP; (i) mengenal dan melaksanakan administrasi sekolah; (j) memahami prinsippenelitian kelas. 2. Kompetensi profesionalisme guru-guru dipengaruhi oleh faktor-faktor internal dan faktor-faktor eksternal. Faktor internal adalah kekuatan dan kelemahan. Sedangkan faktor eksternal adalah peluang dan tantangan. Pembinaan intern sekolah, dan rumusan visi, misi, strategi pencapaian merupakan kekuatan yang memberikan pengaruh terhadap profesionalisme guru di SLTPN 50 Bandung. Adanya sebagian guru yang tidak relevan antara latar belakang dan kelayakan kualifikasi pendidikan dengan tugas mengajar; dan kondisi lingkungan bangunan sekolah adalah kelemahan pada guru-guru di SLTPN 50 Bandung. Adanya wadah pembinaan kompetensi guru seperti MGMP dan kecenderungan kesadaran masyarakat terhadap mutu pendidikan merupakan peluang yang dapat dikembangkan oleh sekolah dalam meningkatkan kompetensi profesional guru.Sementara pelaksanaan desentrahsasi pendidikan dan munculnya berbagai konsep atau isu aktual dalam pendidikan seperti jaminan mutu, transfaransi, dan akuntabilitas merupakan tantangan bagi para guru untuk meningkatkan kompetensi profesionalnya. 3. Pengembangan kompetensi profesional guru dapat dilakukan melalui tiga kegiatan utama, yakni (1) pembinaan intern sekolah baik dilakukan oleh kepala sekolah maupun oleh pengawas SLTP; (2) memberdayakan keberadaan wadah MGMP; dan (3) mengikutsertakan guru dalam berbagai kegiatan seminar, lokakarya, dan sejenisnya

    Literature and the Construction of Scandinavian Peoples in Relation to Scandinavianism

    Get PDF
    Literature was essential to the spread of pan-national ideas – in Scandinavia as well as in pan-national movements elsewhere in Europe. Contrary to some pan-national movements that represented a stage following nation-state nationalism, Scandinavianism was promoted as an alternative scale of national identity. In fact, since all Scandinavian nationalist movements at the beginning of the nineteenth century acknowledged Old Norse literature as a source of a national identity and as a common “national” heritage, the Scandinavian peoples were construed in a tense and shifting relation to pan-national ideas to begin with. This chapter identifies three different relations to a Scandinavian cultural community in constructing nationally defined peoples: explicit, dismissed or unacknowledged. The examples are drawn from mid-nineteenth-century literature by the Finnish J.L. Runeberg, the Danish Mathilde Fibiger, the Norwegians Camilla Collett, Henrik Wergeland and J.S. Welhaven, and the Swedes Fredrika Bremer and C.J.L. Almqvist. Three themes are focused: women's emancipation, the re-use of Old Norse myth and poverty as a national characteristic.publishedVersio

    Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kedelai (Glycine max L. Merrill) terhadap Pemangkasan Pucuk

    Get PDF
    Kebutuhan kedelai di Indonesia setiap tahunnya mengalami peningkatan. Ber-dasarkan permasalahan tersebut upaya yang dapat dilakukan dengan teknologi pemangkasan pucuk.Perlakuan tindakan pemangkasan pucuk dilakukan sebagai upaya pengurangan persaingan diantara tunas apikal dengan tunas lateral di ketiak daun.Tetapi, setiap varietas memberikan hasil terbaik berdasarkan fase pemang-kasan yang tepat, dapat diasumsikan bahwa fase pemangkasan pucuk pada setiap varietas berbeda, sehinggaperlu diperhatikan dan ditentukan waktu pemangkasan yang tepat pada penggunaan varietas yang berbeda. Penelitian bertujuan untuk mempelajari respon varietas dan galur kedelai terhadap pemangkasan pucuk. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret - Juni 2017 di Desa Krebet Senggrong, Bululawang, Malang. Penelitian meng-gunakan Rancangan Acak Kelompok, terdiri dari 9 kombinasi yaitu:P1: Galur UB-2 tanpa pemangkasan, P2: Galur UB-2  dipangkas pucuk setelah fase V2, P3: Galur UB-2 dipangkas pucuk setelah fase V3, P4:varietas Argomulyo tanpa pemangkasan, P5: varietas Argomulyo dipangkas pucuk setelah fase V2, P6: varietas Argomulyo yang dipangkas pucuk setelah fase V3, P7: varietas Tanggamus tanpa pemangkasan, P8: varietas Tanggamus dipangkas pucuk setelah fase V2, P9 : varietas Tanggamus dipangkas pucuk setelah fase V3. Hasil penelitian menunjukkan pemangkasan pucuk mampu menekan tinggi tanaman kedelai, akan tetapi tidak diikuti dengan penambahan jumlah buku subur, jumlah cabang jumlah bunga, bobot segar, bobot kering tanaman, jumlah polong isi, polong hampa, jumlah biji pertanaman, dan bobot 100 biji. Peningkatan hasil panen seluruh varietas kedelai tidak dipengaruhi oleh pemangkasan pucuk yang diberikan melainkan sifat genetik galur dan varietas yang digunakan

    Impacts of Greenhouse and Local Gases Mitigation Options on Air Pollution in the Buenos Aires Metropolitan Area: Valuation of Human Health Effects

    Get PDF
    The objective of this work is to assess through the "avoided health cost method" what would be the economic benefits of undertaking greenhouse (and local) gases mitigation policies in the Buenos Aires Metropolitan Area. To do so, we have developed six steps: Mitigation Scenarios (which policies to undertake), Emissions Inventory according to those, an Ambient Air Pollution Model to calculate the physical impacts, Health Effects Estimation to assess the health consequences of reducing air pollution, and Economic Valuation of those health impacts. The mitigation measures valued have to do with the transportation sector (greater penetration of compressed natural gas, consumption improvements, and some mode substitution) and the energy sector (the introduction of new dams and the rational use of energy by reducing energy consumption in residential, commercial and public buildings). There are three scenarios: a Baseline or Business-as-Usual scenario, a scenario that considers GHG mitigation options for Argentina with impacts in terms of local pollution, and an Integrated scenario which in addition to GHG mitigation includes policies related to local air quality and rational use of energy programs. All scenarios were built up to the year 2012. Particulate matter is the pollutant whose impact is valued.

    PROSEDUR PEMBERIAN PEMBIAYAAN TERHADAP UPAYA PEMBERDAYAAN EKONOMI MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF EKONOMI ISLAM (Studi Pada KSPPS BTM Bina Masyarakat Utama di Bandar Lampung)

    Get PDF
    BTM atau koperasi syariah memang harus menjalankan fungsi pemberdayaan ekonomi sebagai tanggung jawab sosialnya menjadi lembaga keuangan mikro (microfinance). BTM menyalurkan pembiayaan untuk masyarakat yang memerlukan dana ataupun modal dengan prosedur yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat untuk usaha yang akan dikembangkan karena dengan cara penyaluran pembiayaan BTM telah menjalankan salah satu fungsinya untuk memberdayakan masyarakat namun harus sesuai dengan prosedur yang ditetapkan oleh BTM agar sesuai dengan prinsip ekonomi Islam. Dalam hal pemberdayaan ekonomi masyarakat salah satunya yaitu dengan pemberdayaan UKM karena UKM sangat penting dalam menumbuhkembangkan perekonomian menengah kebawah dalam sektor rill. Maka dari itu untuk mencapai suatu pemberdayaan dalam meningkatkan efesiensi, produktifitas dan daya saing UKM sepatutnya mendapatkan dukungan moril maupun materil dari pihak lembaga keuangan yang dalam kasus ini yaitu Koperasi Syariah. Rumusan masalah dalam penelitian ini Bagaimana prosedur pembiayaan KSPPS BTM BiMU dalam perspektif ekonomi Islam ? dan Bagaimana pengaruh pembiayaan KSPPS BTM BiMU terhadap upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat dalam perspektif ekonomi Islam ?. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih mendalam mengenai prosedur pembiayaan KSPPS BTM BiMU, menjelaskan secara rinci alur proses yang harus dilaksanakan dari mulai permohonan sampai pencairan dana dan pengaruhnya dari pembiyaan tersebut dalam upaya meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat perspektif ekonomi Islam. Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, yaitu metode yang mengambarkan bagaimana pelaksanaan prosedur pembiayaan KSPPS BTM BiMU. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh dari hasil wawancara bersama Manajer area Lampung KSPPS BTM BiMU, sedangkan data sekunder diperoleh dari website resmi KSPPS BTM BiMU. Setelah melakukan penelitian dengan metode yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa prosedur pembiayaan KSPPS BTM BiMU terdiri atas tujuh alur proses. Dari pembiayaan yang diberikan oleh KSPSS BTM BiMU untuk para UKM maka pembiayaan dapat meningkatkan pemberdayaan ekonomi masyarakat baik dari segi peningkatan usaha maupun dalam hal kepribadian. Dan adapun analisa mengenai prosedur pembiayaan semuanya telah terperinci dengan jelas sehingga mudah dipahami dan sesuai dengan perspektif ekonomi Islam begitu pula dalam hal pemberdayaan yang dilakukan melalui pembiayaan seperti mudharabah, musyarakah, murabahah telah memenuhi syarat dan rukun sesuai dengan persepektif ekonomi Islam

    Factors influencing upon the patient satisfaction during the hospitalization period

    Get PDF
    More often the patient estimates the medical activity and the relationships, in which he enters with the doctor and the nurse during the hospitalization period. The purpose of the investigation is to identify and analyse the factors, which influence upon the patient satisfaction during his stay in the department. The investigation is executed among 1054 patients, hospitalised in multiprofile hospitals for active treatment, situated in eight cities. The estimate of the different factors showed that with the increase of the hospitalisations number (up to the third hospitalisation) the patient satisfaction of the attitude of the doctor and nurse, the servicing and the nursing cares still increases, but the satisfaction regarding the necessary equipment, the obtained information and the medical supervision decreases. The patients, who live in villages, remain more satisfied unlike the people, who live in bigger cities. Regarding the education the patients, who have a higher educational degree and are younger, are more satisfied by the servicing and the cares in the department unlike the respect of their patient rights and the obtaining of regular information

    Camilla Collett – den felande länken i svensk litteraturhistoria

    Get PDF
    publishedVersio

    Nationalistic secretions: body fluids in Wergeland and Almqvist

    Get PDF
    I denna artikel studeras kroppsvätskornas funktion i Henrik Wergelands Skabelsen, Mennesket og Messias (1830) i jämförelse med C.J.L. Almqvists Murnis (1819). Undersökningen motiveras av ett mer övergripande spörsmål om hur landskapet blir heligt i 1800-talets litteratur. Från det sena 1700-talets hänförelse av det sublima i naturen – överväldigande och okontrollerbar – förskjuts naturupplevelsen till kärleken till nationella landskap – ett nationellt territorium att vörda, värna och kontrollera. Jag argumenterar för att Wergeland förlitar sig på rinnande materialitet för att gestalta förbindelsen mellan himmel och jord, medan kroppsutsöndringar i Almqvist verk istället fungerar som tecken på sammansmältning mellan ändlighet och oändlighet. Såväl Wergelands kosmogoni som Almqvists sagor är inskrivna i nationalistiska projekt och synliggör två sätt på vilka nationellt territorium blir heligt såsom kropp genom inkarnation som tankefigur.publishedVersio
    corecore