66 research outputs found

    Indonesian Small Pelagic Resource Accounting

    Get PDF
    Fish is one of natural resources, which is important for food security. Small pelagic fish is one of the sources of food, the most widely consumed by people of Indonesia, given the existence of a fairly abundant species, and are found in almost entire territorial waters of Indonesia, and also has a relatively affordable price. Management of pelagic fishery in the waters of Indonesia, thus becomes important, especially to maintain the sustainable industry. Optimal and sustainable fisheries industry can only be achieved with proper planning through the implementation of appropriate management instruments as well. Fisheries resources accounting is one of the planning instruments, which should be used as a main reference of Fisheries Management Plan. In general, fisheries accounting provide insights for policy makers on how the flow of the stocks of fish and its relation to changes in the dynamic of natural and economic activity of fishing. Small pelagic resource accounting is one of the mandates of agenda 21 UNCED recommendation, as formulated in the System of Integrated Environmental and Economic Accounting (SEEA). Besides, this is also a decree of Indonesian Law No. 32/2009 regarding the Management and Environmental protection. The paper discusses the fisheries account, both physical and monetary, for small pelagic fish. By using resource accounting, we can understand the dynamics of the availability of stocks of small pelagic fisheries in Indonesia for the sake of food security. The methods in use is the standard bio-economic modelling, using fox algorithm for parameter estimation, and resource accounting method of the System of National Accounts of FAO[1], adapted to the data existing condition.  The results of the analysis, include measurement of standing stocks (physical assets account), fishable biomass, depletion, as well as monetary account. Paper also provides suggestion for management, as well as policy recommendation.Keywords: Small pelagic, Resource Accounting, Physical assets account, monetary account, Fisheries Management Plan, Bio-economic modeling, Policy recommendation

    PRAKTEK PENGELOLAAN PRODUKSI DAN KONSUMSI YANG BERKELANJUTAN PADA MASYARAKAT ADAT PESISIR MOI KELIM DI KAMPUNG MALAUMKARTA KABUPATEN SORONG PAPUA BARAT

    Get PDF
    Masyarakat adat pesisir dipercaya memiliki kemampuan pengetahuan dan kearifan tradisional dalam pengelolaan produksi dan konsumsi sumber daya alam dan jasa lingkungan yang berkelanjutan. Sayangnya, masyarakat adat sekarang ini masih dianggap sebagai penghalang bagi pembangunan skala besar di kawasan pesisir. Akibatnya, konflik sering terjadi manakala kegiatan pembangunan dilakukan di kawasan ini. Pada akhirnya masyarakat adat seringkali dikorbankan demi untuk pembangunan, karena dianggap tidak memiliki manfaat lebih baik dibandingkan dengan nilai ekonomi yang diperoleh dari pembangunan. Salah satu penyebab adalah pemahaman para pengambil keputusan mengenai kemampuan masyarakat adat dalam mengelola secara berkelanjutan kawasan ini masih belum banyak. Penelitian ini membahas bagaimana praktek pengelolaan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan dapat dijadikan sebagai argument untuk menempatkan masyarakat adat dalam posisi sejajar melalui pembangunan yang inklusif, adil dan berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan pada masyarakat adat Moi Kelim di Kampung Malaumkarta, Kabupaten Sorong dengan metode survey lapang dan wawancara, serta Focus Group Discussion (FGD). Hasil penelitian menunjukkan kemampuan pengetahuan dan kearifan tradisional masyarakat pesisir yang mampu menghasilkan ketahanan pangan dan nilai ekonomi dari kegiatan produksi dan konsumsi yang berkelanjutan, seperti sasi, pengelolaan hutan dan lain-lainTitle: Sustainable Production Management and Consumption of Indigenous Coastal Community Moi Kelim at Malaumkarta Village, Sorong District, West PapuaIndigenous coastal community is believed to have traditional knowledge and wisdom in sustainable production management and resources consumption. On the contrary, they are considered a barrier to a large scale development in the coastal area, and it leads to conflict whenever government develop this area. In consequence, indigenous people are often to be sacrificed since they are considered to have less benefit compared to economic value of the development. This is due to policy makers’ perception that they have inadequate capacity to manage a sustainable territory. The study describes how production management and sustainable consumption could involve indigenous people on the same level through inclusive development. This study was conducted towards Moi Kelim community at Malaumkarta Village, Sorong Distric through field survey, interviews and focus group discussion. The findings further revealed how coastal community could deliver their traditional knowledge and wisdom into food security and economic value of sustainable production and consumption such as sasi, forest management, et

    NERACA EKONOMI SUMBER DAYA PERIKANAN PANTAI UTARA JAWA

    Get PDF
    Industri perikanan tangkap yang optimal dan berkelanjutan hanya dapat dicapai denganperencanaan yang tepat melalui penerapan instrumen pengelolaan yang tepat pula.Neraca EkonomiSumber daya ikan (NESI) adalah salah satu instrumen perencanaan yang selayaknya digunakansebagai basis pengelolaan sebagaimana dimandatkan oleh UU No. 32 tahun 2009 Tentang Pengelolaandan Perlindungan Lingkungan Hidup. NESI dapat menjadi acuan utama dari Rencana PengelolaanPerikanan (RPP).Secara umum NESI memberikan pemahaman bagi pengambil kebijakan mengenaibagaimana aliran stok sumber daya ikan dan kaitannya dengan perubahan dinamika alamiah dan jugakegiatan ekonomi perikanan tangkap. Paper ini akan membahas mengenai NESI untuk perikanantangkap di Pantai Utara jawa, khususnya pada perikanan pelagik, demersal dan udang. Metode yangdigunakan adalah analisis bioekonomi standard dan estimasi parameter dengan CYP dan Fox, sertaperhitungan neraca dengan metode System of National Account dari FAO (2004) yang disesuaikandengan kondisi data yang ada. Hasil analisis meliputi pengukuran neraca aset standing stock (physicalasset account) ikan ekonomis penting beserta perubahannya, pengukuran sumber daya ikan yangdapat dimanfaatkan (fishable biomass) deplesi dan neraca moneter. Paper juga memberikan solusirekomendasi kebijakan bagi pengelolaan perikanan di wilayah kajian.Title: North Coast of Java Fisheries Resource AccountingOptimal and sustainable fisheries Industries, can only be achieved by proper planning throughimplementation of appropriate management instruments. FRA consider an instruments of planning, whichshould be used as a basis for management, as mandated by Law No.32/ 2009, regarding the Managementand Protection of the Environment. FRA could be the main reference of Fisheries Management Plan(FMP). In general FRA provides insights understanding for policy makers on how the flow of the stock offish and its relation to the changes in natural dynamics. This paper discusses the North Coast of Java’sFRA, especially on the pelagic, demersal, and shrimp Fisheries. Standard bioeconomic analysis, usingCYP and Fox models for parameter estimation, were used in this study. As parameters were estimated,FRA was calculated using the System of National Accounts of FAO (2004), modified to the conditions ofexisting data. The results of the analysis include the measurement of standing stock assets accounting(physical asset account), and its amendment on economically important fish, fishable biomass, depletionand monetary accounting. Paper also provides a solution for management of the fisheries, through policyrecommendations in that particular study area

    Kontribusi Wanita Nelayan Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga Nelayan Di Muara Angke Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara

    Full text link
    Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi wanita nelayan terhadap pendapatan di Muara Angke serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi wanita nelayan bekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan wanita nelayan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan satuan kasusnya adalah kontribusi wanita nelayan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode triangulasi (observasi, wawancara, dan dokumentasi). Untuk penentuan sampel digunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel adalah 30 sampel. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan rata-rata kontribusi wanita nelayan terhadap pendapatan di Muara Angke sebesar 30,25%. Faktor yang mempengaruhi wanita nelayan bekerja diantaranya pendidikan dan motivasi bekerja. Faktor usia tidak mempengaruhi wanita nelayan bekerja. Adapun faktor yang mempengaruhi pendapatan wanita nelayan diantaranya curahan waktu kerja dan jenis pekerjaan. Rata-rata curahan waktu kerja wanita nelayan untuk kegiatan produktif adalah 148,63 jam per bulan atau sekitar 5,72 jam per hari. Curahan waktu kerja dan jenis pekerjaan berpengaruh positif terhadap pendapatan wanita nelayan masing-masing sebesar 16,3% dan 13,5%. Faktor pengalaman bekerja tidak berpengaruh terhadap pendapatan wanita nelayan

    Local Wisdom to Overcome Covid-19 Pandemic of Urug and Cipatat Kolot Societies in Bogor, West Java, Indonesia

    Get PDF
    Local wisdom can be interpreted as principles of life, behaviour, rules, and punishments, as well as a view of life that regulate life, so that it can regulate and managing natural resources in the natural, social, and economic environments. Even local knowledge have adapted to environment obstacle. This research aims to investigate traditionally local knowledge for confronting Covid-19 pandemic. The method used is qualitative with an ethnography approach and literature review. Data are collected through in-depth interviews with leaders of Urug and Cipatat Kolot societies. In order to investigate Baduy and Ciptagelar communities used a literature review. Data are supported by documentation and observation sources. The sample is selected using a purposive sampling technique. The result is analysed through triangulation, which is by mixing some gathered data methods. The result is that Urug society allocates rice each year from their paddy yields to the vulnerable groups such as orphans, elderlies, widows, and persons need most. Secondly, collective action is used to jump the capacity of people like women through nujuh bulanan. Thirdly, societies exert taboo to combat disaster and Covid-19, including by prohibiting community from trading paddies and rice. Another finding is that indigenous knowledge uses some life strategies and utilizes natural capital optimally for overcoming life perturbances. The last finding is that local knowledge has preserved agriculture jobs as a venue to survive

    EVALUASI AWIK-AWIK PENGELOLAAN SUMBER DAYA PERIKANAN PANTAI LOMBOK TIMUR

    Get PDF
    Sumber daya perikanan sebagai sumber daya alam yang memiliki sifat common-pool resources(CPR), yakni suatu pihak sangat sulit mencegah pihak lain untuk tidak masuk ke suatu wilayah perairan(low exclusion) dan adanya persaingan yang tinggi dalam memanfaatkan sumber daya alam yang sama(high substractability), sehingga pemanfaatannya cenderung secara open access yang mengakibatkanpenurunan produksi. Beberapa model pengelolaan dikembangkan untuk mengatur kegiatan pemanfaatansumber daya perikanan sehingga berkelanjutan baik secara ekonomi dan ekologi, salah satunya melaluipenguatan kelembagaan lokal seperti awik-awik di Kabupaten Lombok Timur. Penelitian ini bertujuanuntuk mengevaluasi awik-awik pengelolaan sumber daya perikanan pantai di Lombok Timur. Evaluasipada penelitian ini dilakukan melalui analisis aktor, dan analisis peraturan yang disepakati. Hasil analisismenunjukkan bahwa awik-awik pengelolaan sumber daya perikanan pantai di Lombok Timur belumberjalan dengan efektif, yang ditandai dengan pemahaman kondisi sumber daya perikanan dan awikawikmasih kurang, dan peran serta dalam melaksanakan tugas dan kewenangan dari aktor yang terlibatdalam awik-awik; dan peraturan yang disepakati dalam awik-awik masih lemah dalam mengelola sumberdaya perikanan.Title: Evaluation of Awik-Awik Fishery Management ResourcesEast Coast LombokFisheries as a common-pool resources (CPR) has characteristic low exclusion (a party difficult toban others to enter a fishing ground) and high substractability (If a fisherman catch one ton of fish, so thisfish is not available for another fisherman). So, fisheries used is under open access threat, and its impactin decline fish production every year. Many management are developed to govern the fisheries used, soit could be bring benefit ecologically and economically, such as developing the local institution to managethe coastal area, for example awik-awik in East Lombok. The purpose of this research is to evaluateawik-awik in managing coastal resources in East Lombok. This research analyzed actors and rule in usein awik-awik. The result showed awik-awik was still not efficient to manage the coastal resources in EastLombok. The understanding of coastal resources and awik-awik from the actors were still low; supportfrom the actors were lower year by year; and rule in used in awik-awik were still weak in managing thecoastal resources in East Lombok

    KEBIASAAN MAKAN IKAN LAYUR (Lepturacanthus savala Cuvier 1829) YANG DIDARATKAN DI PANTAI PANGANDARAN

    Get PDF
    Ikan layur (Lepturacanthus savala) menjadi salah satu ikan yang diminati masyarakat. Hal tersebut dapat mendorong penangkapan secara berlebihan (overfishing) sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi populasi ikan layur. Maka diperlukan pengelolaan sumber daya ikan layur untuk menjaga kelestarian populasi ikan layur tersebut. Melakukan pengkajian terhadap aspek biologi ikan seperti kebiasaan makan dapat menjadi salah satu upaya awal dalam menentukan sistem pengelolaan sumber daya ikan layur. Karena makanan adalah salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi banyak aspek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan layur hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di Pantai Timur Pangandaran meliputi panjang usus relatif, indeks bagian terbesar dan tingkat trofik. Pengambilan ikan menggunakan metode sampling dengan teknik pengambilan secara acak. Terdapat 84 sampel ikan layur pada musim hujan dan 96 sampel ikan pada musim kemarau. Setiap sampel ikan diukur panjang total dan berat tubuhnya, kemudian dilakukan pembedahan. Saluran pencernaan diambil dan diukur panjangnya serta diamati komposisi jenis makanannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan layur memiliki panjang usus relatif berkisar antara 0,2 – 0,4 mm. Komposisi makanan ikan layur pada musim hujan terdiri dari ikan tembang kecil sebesar 88,04% sebagai makanan utama dan udang kecil sebesar 11,96% sebagai makanan pelengkap, sedangkan pada musim kemarau terdiri dari ikan tembang kecil sebesar 91,31% sebagai makanan utama, ikan teri sebesar 6,30% sebagai makanan pelengkap dan udang kecil sebesar 2,38% sebagai makanan tambahan. Ikan layur merupakan ikan karnivora dengan nilai tingkat trofik 4,0.Ikan layur (Lepturacanthus savala) menjadi salah satu ikan yang diminati masyarakat. Hal tersebut dapat mendorong penangkapan secara berlebihan (overfishing) sehingga dikhawatirkan dapat mempengaruhi populasi ikan layur. Maka diperlukan pengelolaan sumber daya ikan layur untuk menjaga kelestarian populasi ikan layur tersebut. Melakukan pengkajian terhadap aspek biologi ikan seperti kebiasaan makan dapat menjadi salah satu upaya awal dalam menentukan sistem pengelolaan sumber daya ikan layur. Karena makanan adalah salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi banyak aspek. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kebiasaan makan ikan layur hasil tangkapan nelayan yang didaratkan di Pantai Timur Pangandaran meliputi panjang usus relatif, indeks bagian terbesar dan tingkat trofik. Pengambilan ikan menggunakan metode sampling dengan teknik pengambilan secara acak. Terdapat 84 sampel ikan layur pada musim hujan dan 96 sampel ikan pada musim kemarau. Setiap sampel ikan diukur panjang total dan berat tubuhnya, kemudian dilakukan pembedahan. Saluran pencernaan diambil dan diukur panjangnya serta diamati komposisi jenis makanannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ikan layur memiliki panjang usus relatif berkisar antara 0,2 – 0,4 mm. Komposisi makanan ikan layur pada musim hujan terdiri dari ikan tembang kecil sebesar 88,04% sebagai makanan utama dan udang kecil sebesar 11,96% sebagai makanan pelengkap, sedangkan pada musim kemarau terdiri dari ikan tembang kecil sebesar 91,31% sebagai makanan utama, ikan teri sebesar 6,30% sebagai makanan pelengkap dan udang kecil sebesar 2,38% sebagai makanan tambahan. Ikan layur merupakan ikan karnivora dengan nilai tingkat trofik 4,0

    Efektivitas Kelembagaan Awig-Awig dalam Mengelola Sumber Daya Perikanan Pantai di Kabupaten Lombok Timur

    Full text link
    Some institution arrangements are developed to manage the fishery resources, one of which is a communitybased management. Over the past few years, this community has been believed to be one of the effective management. According to Schlager and Ostrom (1992); Imperial and Yandle (2005), this management was usually the adoption of local knowledge of communities around their resources. Awig Awig growing in East Lombok is one of a growing community based management in Indonesia in managing fishery resources. Based on this information, this research aimed to (1) diagnose the awig awig institution growing in East Lombok, (2) identify and analyze the external factors influencing the institution, and (3) evaluate awig awig institution linkages to sustainable coastal fisheries. This study used the approach of the Institutional Analysis and Development (IAD) framework and GS production surplus bioeconomy. The results showed that so far awig awig institution has not been able to overcome the pressure from the inside and from the outside in the form of appropriation externality, technology externality, and assignment problem, therefore, this caused the decline of fishery resources

    Analisis Bioekonomi Dan Pengelolaan Sumberdaya Ikan Mas (Cyprinus Carpio) Di Waduk Cirata, Jawa Barat

    Get PDF
    Waduk Cirata memiliki potensi yang dapat dimanfaatkan salah satunya adalah kegiatan perikanan tangkap. Kegiatan perikanan tangkap merupakan salah satu prioritas pekerjaan utama di Waduk Cirata untuk memperoleh pendapatan. Salah satu hasil tangkapan bernilai ekonomis adalah ikan mas. Berdasarakan data Balai pengembangan pengelolaan perairan umum Waduk Cirata Hasil tangkapan ikan mas dari tahun ke tahun mengalami penurunan. Tujuan utama peneltian ini adalah untuk mengetahui nilai produksi sumberdaya ikan mas pada kondisi Maximum Sustainable Yield (MSY), Maximum Economi Yield (MEY), dan Open access (OA) di perairan Waduk Cirata. Penelitian ini dilaksanakan di perairan Waduk Cirata, Jawa Barat pada bulan Maret-April 2015. Hasil Penelitian menunjukan bahwa pemanfaatan sumberdaya ikan mas optimum dalam tiga bulan diperoleh hasil tangkapan produksi lestari sebesar (hMSY) sebesar 220.811 kg dengan upaya penangkapan (eMSY) sebesar 19.857 trip. Efesiensi terbesar diperoleh pada kondisi MEY, yaitu upaya (eMEY) sebesar 19.492 trip dengan hasil tangkapan (hMEY) sebesar 220.736 kg. Efesiensi terkecil diperoleh pada kondisi open access, yaitu sebesar (eOA) 38.984 trip yang menghasilkan (hOA) 15.937 kg. Keuntungan optimum dari pemanfaatan sumberdaya ikan mas di perairan Waduk Cirata diperoleh pada kondisi MEY yaitu Rp2.127.680.357,- sedangkan pada kondisi maksimum lestari MSY sebesar Rp 2.126.934.297,- dan keuntungan pada kondisi open access sama dengan nol (Ï€OA)= 0

    Kontribusi Wanita Nelayan Dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Ekonomi Keluarga Nelayan Di Muara Angke Kecamatan Penjaringan Jakarta Utara

    Get PDF
              Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi wanita nelayan terhadap pendapatan di Muara Angke serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi wanita nelayan bekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan wanita nelayan. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus dengan satuan kasusnya adalah kontribusi wanita nelayan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode triangulasi (observasi, wawancara, dan dokumentasi). Untuk penentuan sampel digunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel adalah 30 sampel. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan rata-rata kontribusi wanita nelayan terhadap pendapatan di Muara Angke sebesar 30,25%. Faktor yang mempengaruhi wanita nelayan bekerja diantaranya pendidikan dan motivasi bekerja. Faktor usia tidak mempengaruhi wanita nelayan bekerja. Adapun faktor yang mempengaruhi pendapatan wanita nelayan diantaranya curahan waktu kerja dan jenis pekerjaan. Rata-rata curahan waktu kerja wanita nelayan untuk kegiatan produktif adalah 148,63 jam per bulan atau sekitar 5,72 jam per hari. Curahan waktu kerja dan jenis pekerjaan berpengaruh positif terhadap pendapatan wanita nelayan masing-masing sebesar 16,3% dan 13,5%. Faktor pengalaman bekerja tidak berpengaruh terhadap pendapatan wanita nelayan.
    • …
    corecore