35 research outputs found

    PENGARUH PEMBERIAN INFUSA DAUN KEMUNING (Muraya paniculata(L)Jack) TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) WISTAR JANTAN

    Get PDF
    Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan adanya pengaruh pemberian infusa daun kemuning terhadap penurunan kadar kolesterol darah tikus putih wistar jantan. Ā Penelitian eksperimental laboratorik dengan rancangan pre-test dan post-test with controlled group design.Sampel berupa 24 tikus wistar jantan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi, kemudian diadaptasi selama 7 hari, lalu hari ke 8 hingga 14 seluruh sample diberikan diit tinggi kolesterol lalu dilakukan pemeriksaan kadar kolesterol darah (Pre-test) dan dibagi secara simple random sampling menjadi satu kelompok kontrol dan tiga kelompok perlakuan.K merupakan kelompok kontrol tanpa diberi infusa daun kemuning. P1 diberi infusa daun kemuningĀ  peroral 2,5 cc, P2 diberi infusa daun kemuning peroral 5 cc, dan P3 diberi infsua daun kemuningĀ  peroral 7,6 cc. Setelah 14 hari dilakukan perlakuan sesuai dosis yang ditentukan semua sampel diperiksa kadar kolesterol darahnya (Post-test) lalu data hasil Pre-test dan Post-test dianalisis menggunakan piranti lunak SPSS 16.0. Ā Rerata penurunan kadar kolesterol pada kelompok K=14,1,mg/dl; P1=22,6 mg/dl; P2=32,8 mg/dl; P3=42,1 mg/dl. Penurunan kadar kolesterol darah tertinggi pada kelompok P3. Skor yang dinilai meliputi penurunan kadar kolesterol dan selisih penurunannya.Ā 

    HUBUNGAN ANTARA USIA DAN JENIS KELAMIN DENGAN DERAJAT DIFERENSIASI ADENOKARSINOMA KOLON MELALUI HASIL PEMERIKSAAN HISTOPATOLOGI DI RSUD Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG

    Get PDF
    Latar Belakang: Kanker kolon adalah keganasan yang berkembang pada bagian usus besar. Kanker ini biasanyadimulai dengan polip kemudian berubah menjadi kanker. Kanker ini menduduki peringkat ketiga dari jenis kanker terseringdidunia dan merupakan penyebab kematian akibat keganasan tertinggi kedua di dunia.Tujuan: Untuk mengetahui hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan derajat diferensiasi adenokarsinomakolon melalui hasil pemeriksaan histopatologi di Laboratorium Patologi Anatomi RSUD Dr.H. Abdul Moeloek ProvinsiLampung.Metodelogi: Jenis penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan study cross sectional. Penelitianini dilaksanakan pada bulan januari sampai Maret 2015 yang dilaksanakan dibagian Laboratorium Patologi AnatomiRSUD.Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Sampel yang digunakan adalah pasien yang telah melakukan pemeriksaanhistopatologi berupa karsinoma kolon dari bulan Januari 2011 sampai dengan Desember 2014 sebanyak 52 pasien.Hasil: Dari hasil perhitunganan menggunakan uji chi square, hubungan antara usia dengan derajat diferensiasiadenokarsinoma kolon didapat p value = 0,356 (Ī±>0,05). Sedangkan hubungan jenis kelamin dengan derajat diferensiasiadenokarsinoma kolon didapat p value = 0,182 (Ī±>0,05).Kesimpulan: Tidak ada hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan derajat diferensiasi adenokarsinoma kolonmelalui hasil pemeriksaan histopatologi di Laboratorium Patologi Anatomi di RSUD.Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampungtahun 2011-2014

    HUBUNGAN COPING MECHANISM DENGAN HASIL UJIAN AKHIR BLOK BASIC MEDICAL SCIENCE PADA MAHASISWA ANGKATAN 2016

    Get PDF
    Latar Belakang : Mahasiswa kedokteran lebih sering mengalami stres dibanding mahasiswa jurusan lainnya. Stres yang paling sering dialami adalah stres akademik yang salah satunya adalah ujian. Individu yang mengalami stres membutuhkan kemampuan untuk menghadapi stres kemampuan tersebut disebut Coping Mechanism. Coping Mechanism terdiri dari dua strategi yaitu problem solving focused coping strategi koping yang berfokus menyelesaikan masalah dan emotion focused coping strategikoping dengan mengabaikan stressor untuk mengatasi masalahnya sementara.Tujuan : Mengetahui apakah terdapat hubungan antara Coping Mechanism dengan hasil ujian akhir blok basic medical science pada mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati.Metodologi : Penelitian ini berjenis kuantitatif dengan rancangan analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Populasi pada penelitian ini adalah Mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati sebanyak 327 orang. Sample diambil dengan metode simple random sampling sebanyak 180 orang. Analisis data yang digunakan adalah chi square.Hasil : Sebagian besar mahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati menggunakan Problem Solving Focused Coping sebanyak 171 orang (95%). Sebagian besar mahasiswa lulus ujian akhir blok Basic Medical Science sebanyak 175 orang (97,22%). Hasil analisis bivariat didapatkan p-value = 0,000 dan OR = 42,25.Kesimpulan : Ada hubungan antara Coping Mechanism dengan hasil ujian akhir blok Basic Medical Science padaMahasiswa angkatan 2016 Fakultas Kedokteran Universitas Malahayati

    HUBUNGAN USIA, JENIS KELAMIN DAN LOKASI FRAKTUR DENGAN LAMA PERAWATAN PADA PASIEN FRAKTUR TERBUKA DI RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

    Get PDF
    Fraktur lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan umur dibawah 45 tahun. Selain itu, fraktur yang sering terjadi adalah fraktur dengan lokasi fraktur pada ekstemitas atas dan vertebra. Terdapat faktor-faktor yang berhubungan dalam proses lama perawatan atau lama rawat pada pasien fraktur. Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui hubungan antara usia, jenis kelamin, lokasi fraktur dengan lama perawatan pada pasien fraktur terbuka di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung Tahun 2017. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survey analitik dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan data sekunder atau Rekam Medik. Populasi pasien fraktur terbuka di RSUD Dr.H.Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Analisis data yang digunakan adalah analisis kuantitatif dengan persentase (%) dan analisis bivariat dengan Chi Square. Hasil penelitian ini menunjukkan tidak ditemukan adanya hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan lama perawatan pada pasien fraktur terbuka dengan p-valuenya 0,184 dan p-valuenya 0.170. Namun demikian, ditemukan hubungan lokasi fraktur dengan lama perawatan pasien fraktur terbuka dengan p-value 0.028. Terdapat hubungan antara lokasi fraktur dengan lama perawatan pada pasien fraktur terbuka, sedangkan tidak terdapat hubungan antara usia dan jenis kelamin dengan lama perawatan pada pasien fraktur

    Pengaruh Intellectual Capital Dan Kebijakan Deviden Terhadap Nilai Perusahaan

    Get PDF
    This study aims to prove the effect of intellectual capital and dividend policy on firm value. This study was carried out on all manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in 2013 - 2015. The sample set by using purposive sampling method was 131 companies. Data were analyzed using multiple linear regression with 5% significance using SPSS version 20. The results show that the hypothesis of intellectual capital and dividend policy of positive and significant effect on firm value received

    Hubungan Status Gizi dengan Prestasi Belajar

    Get PDF
    Introduction; One of the factors that can affect children's learning achievement is nutritional status. The low nutritional status of children will have a negative impact on improving the quality of human resources. Aim; know the nutritional status of children, learning achievement, and the relationship between nutritional status and learning achievement. Method; Research design with an observational analytic approach with cross-sectional design. The sampling technique used the total sampling method. Data analysis used the Spearman Rank correlation test. Result; that the frequency distribution of children's learning achievement, most of the respondents had good learning achievement, namely as many as 55 people with a percentage (71.4.0%), the frequency distribution of children's nutritional status, most of the respondents had normal nutritional status, namely 54 (70.1%) and there is a significant relationship between nutritional status and learning achievement in children. Conclusion: that there is a significant relationship between nutritional status and children's learning achievementPengantar; salah satu faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar anak adalah status gizi. Rendahnya status gizi anak akan membawa dampak negatif pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tujuan; mengetahui status gizi anak, prestasi belajar dan hubungan antara status gizi dengan prestasi belajar. Metode; desain penelitian dengan pendekatan analatik observasional dengan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode total sampling. Analisis data menggunakan uji korelasi Rank Spearman. Hasil; bahwa distribusi frekuensi prestasi belajar anak, sebagian besar responden memiliki prestasi belajar yang baik yaitu sebanyak 55 orang dengan persentase (71,4,0%), distribusi frekuensi status gizi anak, sebagian besar responden memiliki status gizi kategori normal yaitu sebanyak 54 orang dengan persentase (70,1%) dan terdapat hubungan yang bermakna antara status gizi dengan prestasi belajar pada anak. Kesimpulan: bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status gizi dengan prestasi belajar ana

    Hubungan Antara Jenis Kelamin Dengan Angka Kejadian Dermatitis Seboroik

    Get PDF
    Background : The incidence of seborrheic dermatitis is related to several risk factors, one of them is gender. Men have a two times greater incidence than women, associated with androgen hormone stimulation, resulting in sebaceous activity to produce more sebum. Increased sebum can induce Malassezia proliferation and trigger seborrheic dermatitis. Purpose : To determine the correlation between gender and incidence rate of seborrheic dermatitis in dermatovenerology polyclinic of regional general hospital dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung 2019. Method : Using an observational analytical design with a cross-sectional approach. The samples were collected by using total sampling technique. Data collection was done by recording in medical records and registration books and then analyzed them using the Chi-Square test. Results : There were 217 samples collected. There were 52 male patients (63%) and 31 female patients (37%) with dermatitis seborrheic, while in atopic dermatitis based on gender, 58 male patients (43%) and 76 female patients (57 %) were found. Chi-Square statistical test results obtained p = 0.008 (p <0.05) which meant a significant correlation between gender and incidence rate of seborrheic dermatitis. Conclusion : The final results show that the male sex, has a greater risk to trigger seborrheic dermatitis.Latar Belakang : Kejadian dermatitis seboroik berkaitan dengan beberapa faktor risiko, salah satunya ialah jenis kelamin. Laki-laki mengalami peningkatan insiden dua kali lebih besar dibandingkan perempuan, dikaitkan dengan stimulasi hormon androgen, sehingga terjadi aktivitas kelejar sebasea untuk memproduksi sebum yang lebih. Peningkatan sebum dapat menginduksi proliferasi Malassezia dan memicu terjadinya dermatitis seboroik. Tujuan Penelitian : Mengetahui hubungan antara jenis kelamin dengan angka kejadian dermatitis seboroik di Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung Tahun 2019. Metode Penelitian : Menggunakan rancangan analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan pada rekam medis dan buku registrasi dan kemudian dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil Penelitian : Didapatkan dari 217 sampel yang didapat. Pada penderita dermatitis seboroik laki-laki sebanyak 52 orang (63%) dan pada perempuan sebanyak 31 orang (37%), sedangkan pada dermatitis atopik berdasarkan jenis kelamin pada laki-laki sebanyak 58 orang (43%) dan pada perempuan 76 orang (57%). Hasil uji statistik Chi-Square diperoleh p=0,008 (p<0,05) yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dengan angka kejadian dermatitis seboroik. Kesimpulan : Hasil akhir menunjukan bahwa jenis kelamin laki-laki, memiliki risiko yang lebih besar untuk memicu terjadinya dermatitis seboroik

    Hubungan Merokok Dan Riwayat Keturunan Dengan Kejadian Hipertensi

    Get PDF
    Background: Smoking is an overt behavior in which smokers inhale tobacco rolls. In this case, it means that smoking is inhaling a roll of tobacco that wrapped in a paper. History of descent is if both parents have a history of the disease, then their descent will be at risk for getting the disease because of the genetics influence. Hypertension is a condition when the systolic blood pressure ā‰„ 140 mmHg and diastolic ā‰„ 90 mmHg on two blood pressure measurement examinations within 5 minutes and in a relaxed state. Methodology: The type of research that is used is patients that are suspected of having hypertension in the working area of Community Health Center (PUSKESMAS observational analytic method with cross-sectional approach by using a questionnaire. The population of this study was all) Simbarwaringin in Trimurjo district of Central Lampung in 2019. As well as sampling using purposive sampling method, with a total of 88 samples. The data were analyzed by Chi-Square test. Result: In this study, out of 42 respondents who have a smoking habit, most experienced hypertension as many as 36 people (85.7%). Similarly of the 59 respondents who have hereditary factors, most experienced hypertension as many as 48 people (81.4%). By using the Chi-Square test, shows that a p-value = 0.016 which is less than the value of significance of 5%. It shows a significant relationship between smoking habit with the incidence of hypertension and also a relationship of hereditary with the incidence of hypertension by using Chi-Square showed a p-value = 0.023 which is less than the value of significance of 5% (0.05). Conclusion: There is a relationship between smoking and the history of descent with hypertension events in the working area of Community Health Center (PUSKESMAS) Simbarwaringin in Trimurjo district of Central Lampung in 2019.Latar Belakang: Merokok merupakan overt behavior dimana perokok menghisap gulungan tembakau. Dalam hal ini dimaksud bahwa merokok adalah menghisap gulungan tembakau yang dibungkus dengan kertas. Riwayat keturunan adalah apabila kedua orang tua memiliki riwayat penyakit maka keturunannya akan beresiko terkena penyakit tersebut karena pengaruh genetika. Hipertensi merupakan keadaan ketika tekanan darah sistolik ā‰„ 140 mmHg dan diastolik ā‰„ 90 mmHg pada dua kali pemeriksaan pengukuran tekanan darah dalam jangka waktu 5 menit dalam keadaan rileks. Metodologi: Jenis penelitian yang digunakan adalah metode analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional menggunakan kuisioner. Populasi penelitian ini adalah seluruh pasien yang di curigai hipertensi di wilayah kerja puskesmas simbarwaringin kecamatan trimurjo lampung tengah tahun 2019, serta pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling, dengan jumlah sample sebanyak 88. Data dianalisis dengan Uji Chi-Square. Hasil: Pada penelitian ini didapatkan dari 42 responden yang memiliki kebiasaan merokok, sebagian besar mengalami kejadian hipertensi sebanyak 36 orang (85.7%).  Sama halnya juga dari 59 responden yang memiliki faktor keturunan, sebagian besar mengalami kejadian hipertensi sebanyak 48 orang (81.4%). Dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan p-value = 0.016 dimana kurang dari nilai kemaknaan yaitu 5% (0.05),  hal tersebut menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara  kebiasaan merokok dengan kejadian hipertensi dan juga terdapat hubungan faktor keturunan dengan kejadian hipertensi Dengan menggunakan uji Chi Square menunjukkan p-value = 0.023 dimana kurang dari nilai kemaknaan yaitu 5% (0.05). Kesimpulan : Ada hubungan antara merokok dan riwayat keturunan terhadap kejadian hipertensi di wilayah kerja puskesmas simbarwaringin kecamatan trimurjo lampung tengah tahun 2019

    Studi Faktor Risiko Kelainan Miopia Di Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin

    Get PDF
    Background: Vision is a very important sense in determining the quality of human life. In the vision, the eye has a variety of refractive disorders, one of which is myopia. Myopia or nearsightedness is a condition where light entering the eye is focused in front of the retina, making distant objects appear blurred. Many factors cause myopia or nearsightedness, namely age, gender, heredity, and short distance activity. Research Purpose: To determine the risk factors of myopia in Pertamina Bintang Amin Hospital in Lampung Province in 2020. Research Method: This type of research is descriptive quantitative design. The sample in this study were 65 people with a total sampling technique. Data collection using questionnaire sheets and interviews. Data analysis techniques used univariate analysis to determine the frequency distribution of myopia risk factors. Research Result: The results of this study showed that the most common frequency of mild myopia was 39 people (60.0%). The frequency factor of young adult age was 42 respondents (64.6%). The frequency of female gender factors was 37 respondents (56.9%). The frequency of historical factors father/mother's descendants alone were 28 respondents (43.1%). Frequency factors of close-range activity playing computer, cellphone for 1-2 hours as many as 28 people (43.1%), reading books for 1-2 hours as many as 39 people (60.0%), and watching TV for 1-2 hours as much 50 people (76.9%). Conclusion: there is a risk factor of myopia including age, sex, heredity, and close-range activity.Latar belakang: Penglihatan merupakan indera yang sangat penting dalam menentukan kualitas hidup manusia. Dalam penglihatan, mata mempunyai berbagai macam kelainan refraksi salah satunya miopia. Miopia atau rabun jauh merupakan keadaan dimana cahaya yang memasuki mata terfokus di depan retina sehingga membuat objek yang jauh terlihat kabur. Banyak faktor yang menyebabkan miopia atau rabun jauh yaitu usia, jenis kelamin, keturunan, dan aktivitas jarak dekat.Tujuan penelitian: Untuk mengetahui faktor risiko kelainan miopia di rumah sakit pertamina bintang amin provinsi lampung tahun 2020.Metode penelitian: Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan desain kuantitatif. Sampel pada penelitian ini sebanyak 65 orang dengan teknik total sampling.pengambilan data menggunakan lembar kuesioner dan wawancara. teknik analisa data menggunakan analisis univariat untuk mengetahui distribusi frekuensi faktor risiko miopia. Hasil penelitian: Hasil penelitian ini menunjukan bahwa paling banyak dijumpai pada frekuensi miopia ringan sebanyak 39 orang (60,0%). Frekuensi faktor usia dewasa muda sebanyak 42 responden (64,6%). Frekuensi faktor jenis kelamin perempuann sebanyak 37 responden (56,9%). Frekuensi faktor riwayat keturunan ayah/ibu saja sebanyak 28 responden (43,1%). Frekuensi faktor aktivitas jarak dekat bermain komputer, Hp selama 1-2 jam sebanyak 28 orang (43,1%), membaca buku selama 1-2 jam sebanyak 39 orang (60,0%), dan menonton Tv selama 1-2 jam sebanyak 50 orang (76,9%). Kesimpulan: Terdapat faktor risiko miopia antara lain usia, jenis kelamin, keturunan, dan aktivitas jarak deka

    HUBUNGAN ANTARA LETAK LESI DERMATITIS SEBOROIK DENGAN ANGKA KEJADIAN DERMATITIS SEBOROIK DI POLIKLINIK KULIT DAN KELAMIN RSUD DR. H. ABDUL MOELOEK BANDAR LAMPUNG TAHUN 2017-2019

    Get PDF
    Dermatitis seboroik merupakan kelainan kulit kronis papulo skuamosa yang sering terjadi pada kulit kepala, daerah folikel sebasea di wajah dan dada.Letak lesi pada dermatitis seboroik dikelompokkan menjadi tiga bagian besar yaitu seboroik wajah, seboroik badan dan sela-sela, serta seboroik kepala. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara letak lesi dermatitis seboroikdenganangka kejadian dermatitis seboroikdi Poliklinik Kulit dan Kelamin RSUD Dr. H. Abdul Moloek Bandar Lampung tahun 2019. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional, kuantitatif, analitik dengan pengumpulan data sekunder dermatitis seboroik. Pengambilan sampel menggunaka nteknik total sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan pencatatan data berupa letak lesi dermatitis seboroik serta dianalisis menggunakan uji korelasi Spearman. Hasil Penelitian didapatkan dari 209 responden sesuai sampel. Pada penderita DS frekuensi letak lesi terbanyak adalah seboroik badan sebanyak 63%, seboroik wajah sebanyak 21%. seboroik kepalasebanyak 12% dan seboroik telinga sebanyak 4%.Hasil uji statistik korelasi Spearman diperoleh p=0,006 (p<0,05) yang berartiterdapathubungan yang signifikan antara letak lesi dermatitis seboroik dengan angka kejadian dermatitis seboroik. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara letak lesi dermatitis seboroik dengan angka kejadian dermatitis seboroik di poliklinik kulit dan kelamin RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung (p=0,006)
    corecore