22 research outputs found

    PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN AJAR LEAFLET TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

    Get PDF
    This research was aimed to know the influence of leaflet  material study in improving student learning result. This study design was pretest-post test non equivalent group. Samples were VIIID and VIIIF  was chosen by clusster random sampling. The data of this research were qualitative and quantitative. The quantitative data were the average of pretest, posttest and N-gain score, then were analyzed by using U-test. The qualitative data was gotten by student learning activity and questionnaire that was analyzed descriptive. The result showed that the students learning outcomes also develop, with N-gain average score (68.9). The students learning activity increased by well criteria (75.4). The most of students responded positively to the application of the leaflet material study. Thus, it could be concluded that application leaflet  material study was influenced improve the student learning result and the student learning activity on the material of circulation system.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bahan ajar leaflet  dalam meningkatkan hasil belajar siswa. Desain penelitian adalah  pretes-postes kelompok non ekuivalen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIIID dan VIIIF  yang dipilih dari populasi secara clusster random  sampling.  Data penelitian  ini berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari rata-rata nilai pretes, postes dan N-gain, kemudian dianalisis dengan uji U. Data kualitatif berupa aktivitas belajar siswa dan tanggapan siswa yang dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan, dengan rata-rata nilai N-gain 68,9. Hasil rata-rata aktivitas belajar siswa juga mengalami peningkatan dengan kriteria baik (75,4). Selain itu hasil angket menunjukkan sebagian besar siswa memberikan tanggapan positif terhadap penggunaan bahan ajar leaflet. Dengan demikian, pembelajaran menggunakan bahan ajar leaflet berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar siswa dan aktivitas siswa siswa pada materi pokok sistem peredaran darah manusia.Kata kunci : aktivitas belajar, hasil belajar, leaflet, sistem peredaran darah manusi

    FAKTOR RISIKO PERILAKU MASYARAKAT PADA KEJADIAN LUAR BIASA LEPTOSPIROSIS DI KABUPATEN KEBUMEN TAHUN 2017

    Get PDF
    Local health agency in Kebumen Regency reported that an outbreak of leptospirosis occurred in the beginning 2017. Based on the data obtained from the agency showed that a total of 60 leptospirosis cases has been successfully investigated in Kebumen Regency for January – April 2017. Among those cases, 40 patients were reported positive RDT and 6 patients were died (CFR value =10,00). The aim of this study was to determine a relationship between behavioral factors of people in Kebumen Regency with occurrence of leptospirosis and the risk factor scale of the disease. The descriptive analytic study with case control design was applied. Samples were collected using the purposive sampling method and the number of sample observed in the present study was 42 people. All data were analysed using Chi Square and Odds Ratio (OR) calculation. The results revealed that three variables of people behaviour in Kebumen Regency had positive association to occurrence of leptospirosis. They were no foot protection (barefoot) when doing activity in the yard (OR=0,25) and paddy fields (OR=0,16). Another variable was open wound without any treatment or cover (OR=0,12). It is highly recommended that staffs from local health agency should educate people for wearing sandal or other foot protections properly, particularly for those who work in the yard and paddy field. The open wound must be covered and treated in order to prevent leptospira infection

    Strategi Penguatan Peran Lintas Sektor untuk Intervensi Lingkungan dalam Sistem Kewaspadaan Dini Leptospirosis di Kota Semarang Tahun 2017-2018

    Get PDF
    Abstract The occurrence of leptospirosis in Semarang tends to fluctuate each year. The Semarang City Health Office then implemented a strategy to strengthen the role of cross-cutting for environmental intervention as a new breakthrough in controlling leptospirosis in Semarang City. The name of this activity is Leptospirosis Control Month. The purpose of this study is to describe a cross-sector strengthening strategy for environmental intervention in the early alert system for leptospirosis in Semarang City. The method used is to review various related literature and documents. The results of the study showed a cross-sector strengthening strategy in the form of a leptospirosis control month program. This program has been started since 2017. The leptospirosis control month activities were carried out simultaneously in September with the level of community participation in leptospirosis control month activities in 2017 reaching 93.79%. The results of the October 2018 assessment of the implementation of the Leptospirosis Control Month are seen, since this strategy was implemented, prevention of leptospirosis is not only owned by the government, but has expanded to become the property of Semarang City’s people. Evidently, as of October 2018 as many as 12.000 mice were captured by residents in order to participate in the prevention of leptospirosis. The key to the success of cross-sector strengthening in Semarang City is the gradual coordination and outreach of the month of leptospirosis control that was delivered well by the Semarang City Health Office, even though there was no specific budget, because it was delivered in conjunction with other activities. So another advantage of this cross-sector strengthening strategy is no budget or no special budget for this activity. Abstrak Kejadian leptospirosis di Kota Semarang kemunculannya cenderung fluktuatif tiap tahunnya. Dinas Kesehatan Kota Semarang kemudian menerapkan strategi penguatan peran lintas sektor untuk intervensi lingkungan sebagai terobosan baru dalam pengendalian leptospirosis di Kota Semarang. Nama kegiatan ini adalah Bulan Pengendalian Leptospirosis. Tujuan penelitian ini adalah menggambarkan strategi penguatan lintas sektor untuk intervensi lingkungan dalam sistem kewaspadaan dini leptospirosis di Kota Semarang. Metode yang digunakan adalah mengkaji berbagai literatur dan dokumen terkait. Hasil kajian menunjukkan strategi penguatan lintas sektor berupa program Bulan Pengendalian Leptospirosis. Program ini telah dimulai sejak tahun 2017. Kegiatan Bulan Pengendalian Leptospirosis dilakukan secara serentak pada bulan September dengan tingkat partisipasi masyarakat pada kegiatan Bulan Pengendalian Leptospirosis ini pada tahun 2017 mencapai 93,79%. Hasil penilaian Bulan Oktober 2018 dari penerapan Bulan Pengendalian Leptospirosis terlihat sejak strategi ini diterapkan, pencegahan penyakit leptospirosis bukan hanya milik pemerintah saja, namun telah meluas menjadi milik masyarakat Kota Semarang. Terbukti, hingga bulan Oktober 2018 sebanyak 12.000 tikus ditangkap oleh warga masyarakat dalam rangka berpartisipasi dalam pencegahan leptospirosis. Kunci keberhasilan penguatan lintas sektor di Kota Semarang ini adalah koordinasi dan sosialisasi bertahap tentang Bulan Pengendalian Leptospirosis yang tersampaikan dengan baik oleh Dinas Kesehatan Kota Semarang, meski tidak ada anggaran khusus, karena disampaikan bersamaan kegiatan yang lain. Sehingga kelebihan lain dari strategi penguatan lintas sektor ini no budget atau tidak ada anggaran khusus untuk kegiatan ini

    Efek Cycling Pada Endothelial Progenitor Cell (EPC) Terhadap Risiko Cardiovascular Desease Pada Lanjut Usia : Systematic Review

    Get PDF
    Peroses Penuaan menyebabkan penurunan fungsi endotel pada vascular sehingga menimbulkan  resiko penyakit cardiovasculer. Aktifitas fisik telah terbukti dapat meningkatkan fungsi endotel. Tinjauan sistematis ini bertujuan untuk mereview artikel yang diterbitkan tentang efek aktivitas fisik (PA) cycling  terhadap biomarker fungsi sel endotel pada resiko penyakit kardiovaskuler. Studi yang melibatkan   faktor angiogenik dicari di perpustakaan Medline dan Cochrane. Studi manusia asli lebih dari 2 minggu intervensi PA disertakan. Kualitas studi dinilai menurut sistem bukti GRADE. Hasil lima artikel lengkap sesuai kriteria inklusi. Cycling  meningkatkan angiogenik, sel progenitor endotel (EPC) dan VEGF menurun. Pengaruh PA pada faktor ini tampaknya bergantung pada jenis dan durasi intervensi latihan dan faktor pasien, seperti adanya iskemia. Seperti yang disajikan dalam ulasan ini, terdapat bukti yang kuat bahwa aktivitas fisik cycling secara positif memengaruhi fungsi sel endotel dan menentukan resiko sakit karciovaskule

    Penguatan Kebijakan One Health dan Jejaring Laboratorium Dalam Deteksi Dini Leptospirosis di Indonesia

    Get PDF
    Abstract International Leptospirosis Society stated Indonesia as a country with high leptospirosis incidence and ranked third in the world for mortality. Rikhus Vektora, in 2015 - 2017 in 25 provinces in Indonesia, showed that positive leptospirosis rats were found in all regions. However, Health Service Providers (PPK) both at the basic and advanced levels stated that they were unable to carry out a diagnosis of leptospirosis cases. Meanwhile, the data also showed that in the provinces where no leptospirosis cases reported, there were Leptospira bacteria found in captured rats both in settlements and remote areas. This condition causes leptospirosis like the phenomenon of the iceberg that is seen as no cases while the facts in the field of many people infected with late treatment. One Health approach in cross-sector leptospirosis data integration from a related department is needed in determining priorities for the prevention of leptospirosis. It is necessary to establish a laboratory network to obtain faster information regarding the enforcement of the diagnosis of leptospirosis cases. The proposed policy recommendations are the discovery of leptospirosis cases with capacity building for doctors and health workers through clinical lectures, cross-sector joint surveillance, and strengthening of laboratory networks for early enforcement of leptospirosis diagnose. Keywords: leptospirosis, one-health, laboratory, early detection, Indonesia Abstrak International Leptospirosis Society menyatakan Indonesia sebagai negara dengan insidens leptospirosis tinggi dan peringkat ketiga dunia untuk mortalitas. Hasil Riset Khusus Vektor dan Reservoir Penyakit (Rikhus Vektora) pada tahun 2015 - 2017 di 25 provinsi di Indonesia menunjukkan bahwa di setiap provinsi ditemukan persentase tikus positif bakteri Leptospira. Namun, penyedia Pelayanan Kesehatan (PPK) baik yang ada di tingkat dasar maupun lanjutan menyatakan belum mampu untuk melakukan penegakkan diagnosa kasus leptospirosis. Sementara itu, data juga menunjukkan bahwa pada beberapa provinsi yang menyatakan tidak ada kasus leptospirosis ditemukan adanya bakteri Leptospira pada tikus yang ditangkap baik pada ekosistem yang dekat dengan pemukiman maupun yang jauh dari pemukiman. Kondisi ini menyebabkan leptospirosis seperti fenomena gunung es yaitu terlihat tidak ada kasus sementara fakta di lapangan banyak orang terjangkit yang terlambat diobati. Pendekatan ‘One Health’ dalam integrasi data leptospirosis lintas sektor (Dinas Kesehatan, Dinas Peternakan, Dinas Pertanian) diperlukan dalam penentuan prioritas penanggulangan leptospirosis. Selain itu, perlu dibuat jejaring laboratorium agar didapatkan informasi lebih cepat terkait penegakan diagnosis kasus leptospirosis. Rekomendasi kebijakan yang diusulkan adalah penemuan kasus leptospirosis dengan capacity building dokter dan tenaga kesehatan dengan cara ceramah klinis, surveilans bersama lintas sektor dan penguatan jejaring laboratorium untuk penegakan dini diganosa leptospirosis. Kata kunci: leptospirosis, one-health, laboratorium, deteksi dini, Indonesi

    HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU PERAWATAN VAGINA TERHADAP KEJADIAN KEPUTIHAN PATOLOGIS PADA MAHASISWI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SRIWIJAYA

    Get PDF
    Keputihan (leukorea, flour albus, vaginal discharge) adalah sekret yang berlebihan dari vagina selain darah haid, dan tidak disebabkan neoplasma atau penyakit sistemik. Keputihan dapat bersifat fisiologis (normal) dan patologis (abnormal).. Pengetahuan dan perawatan yang baik dalam menjaga kebersihan organ reproduksi dapat memelihara kesehatan reproduksi. Kurangnya pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam perawatan vagina diyakini berpengaruh terhadap kejadian keputihan patologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku perawatan vagina terhadap kejadian keputihan patologis pada mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya.Penelitian ini adalah penelitian analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Sampel penelitian ini adalah semua mahasiswi Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya angkatan 2015-2018.Dari 599 responden, faktor berpengaruh bermakna terhadap terjadinya keputihan patologis adalah pengetahuan (p= 0,044), sikap (p= 0,041) dan perilaku (p= 0,000) sesuai dengan hasil multivariat.pengetahuan, sikap, dan perawatan vagina merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kejadian keputihan patologi

    Mengetahui penyebab pasien menjadi TB-MDR di RSUD Dr.Soetomo Surabaya dengan metode wawancara

    Get PDF
    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penyebab seorang pasien menjadi TB MDR di RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Sampel pada penelitian ini sebanyak 46 pasien yang memenuhi kriteria inklusi dan yang berobat di Poli TB MDR RSUD Dr.Soetomo Surabaya yang dilakukan pada bulan Agustus – September 2014. Metode yang digunakan adalah metode wawancara dengan menggunakan kuisioner yang berisi hal-hal berikut antara lain : jenis kelamin pasien , usia pasien, pendidikan pasien, pekerjaan pasien, kepatuhan pasien, motivasi keluarga, riwayat kambuh setelah sembuh dan efek samping obat. Dari hasil penelitian diperoleh 54,3% pasien berjenis kelamin laki-laki, 37,0% pasien berusia 36-45 tahun, 54,3% pasien memiliki pendidikan terakhir SMA, 76,1% pasien berpenghasilan < RP 1.740.000, 30,4% pasien pernah berhenti minum obat, 39,1% pasien pernah kambuh setelah sembuh dari penyakit TB, 28,3% pasien pernah kontak atau serumah dengan pasien TB, 4,3% pasien akan menghentikan minum obat TB MDR, 65,2% pasien rutin kontrol setelah sembuh, 91,3% pasien memiliki Pengawas Menelan Obat (PMO), 97,8% pasien mendapatkan dukungan keluarga 91,3% pasien tidak nyaman dengan efek samping yang dirasakan. Dapat disimpulkan bahwa faktor pasien tidak teratur dalam meminum obat TB atau pernah berhenti minum obat, faktor pasien kambuh setelah sembuh dari TB, kontak dengan pasien TB dan menghentikan minum obat TB MDR dapat menjadi salah satu faktor yang menyebabkan pasien menjadi TB MD
    corecore