16 research outputs found

    Analisis Makna Adverbia Tama Ni dan Metta Ni dalam Kalimat Bahasa Jepang

    Get PDF
    AbstractThis research aims to analyze the meaning of tama ni and metta ni. These two words are Japanese adverbs having the similar lexical meaning ‘rarely / seldom’, but contextually the meaning are different. The method used in this research is the descriptive qualitative method. The data were collected from sentences that posted on asahi.com and jakartashinbun.com by observation method and note-taking techniques. They were analyzed using distributional method with substitution technique. The meanings of these two adverbs were analyzed using contextual meaning theory. The results show that tama ni and metta ni have the similar meaning that is ‘something that rarely do or happen’. The difference is on specific context. The adverb tama ni is more likely to have a positive connotation with more time frequency than metta ni. Metta ni has the meaning of ‘rarely’ with a less time frequency than tama ni. However, if tama ni is accompanied by the particle ‘shika’ which means ‘only’ the meaning will be ‘only accasionally’ which can be matched with ‘rarely’.Keywords: Adverbs, contextual meaning, Japanese language AbstrakPenelitian ini menganalisis makna adverbia tama ni dan metta ni. Kedua kata tersebut merupakan adverbia bahasa Jepang yang secara leksikal menyatakan ‘jarang’, tetapi secara kontekstual dapat memiliki makna yang berbeda. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Data berupa kalimat diperoleh dari laman online asahi.com dan jakartashinbun.com menggunakan metode simak dan teknik catat. Data dianalisis menggunakan metode agih, yaitu alat penentunya ada di dalam dan merupakan bagian dari bahasa yang diteliti dan disertai dengan teknik perluas, yaitu memperluas satuan lingual menggunakan unsur tertentu. Teori yang digunakan adalah teori makna kontekstual. Hasil analisis menunjukkan tama ni dan metta ni sama-sama memiliki makna “sesuatu yang jarang dilakukan atau jarang terjadi”. Perbedaan kedua adverbia tersebut terdapat pada konteks tertentu. Adverbia tama ni lebih cenderung memiliki konotasi positif dengan frekuensi waktu lebih dibandingkan metta ni, sementara metta ni secara utuh memiliki makna ‘jarang’ dengan frekuensi waktu lebih sedikit dibandingkan dengan tama ni. Namun, jika adverbia tama ni dibarengi dengan partikel shika yang berarti ‘hanya’ maknanya akan menjadi ‘hanya sesekali’ yang mana mendekati makna ‘jarang’.Kata Kunci: Adverbia, bahasa Jepang, makna kontekstua

    Tindak Tutur Dalam Pidato Joko Widodo Untuk Meningkatkan Kinerja Birokrasi Dalam Melayani Masyarakat

    Get PDF
    Abstrak Penelitian ini bertujuan (1) mengidentifikasi fungsi komunikatif tindak tutur ilokusi yang ditujukan Presiden Joko Widodo kepada birokrat melalui pidatonya setelah dilantik menjadi presiden Republik Indonesia periode 2019-2024 dan (2) mengidentifikasi fungsi dominan dari tindak tutur yang digunakan tersebut.  Metode penelitian ini adalah kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah salinan pidato presiden Joko Widodo setelah dilantik yang diunduh dari situs https://jeo.kompas.com/naskah-lengkap-pidato-presiden-joko-widodo-dalam-pelantikan periode 2019-2024, yang kemudian dianalisis berdasarkan jenis dan fungsi tindak tutur. Berdasarkan analisis, ditemukan bahwa jenis fungsi tindak tutur yang ditujukan kepada para birokrat oleh presiden Joko Widodo dalam pidatonya adalah fungsi representatif, direktif, komisif, dan deklaratif dan fungsi tindak tutur yang dominan adalah direktif. Penelitian ini dapat memberi inspirasi kepada peneliti lain untuk meneliti pengaruh satu fungsi tindak tutur terhadap fungsi tindak tutur lain dalam sebuah pidato seorang pemimpin. Penelitian ini juga dapat berguna bagi seorang pemimpin agar dapat membuat sebuah pidato yang memiliki dorongan yang besar sehingga para birokrat di dalam pemerintahannya melakukan apa yang diperintahkan oleh pemimpin tersebut.    Kata kunci: Tindak Tutur, Ujaran, Pidato Joko Widodo   AbstractThis study aims (1) to identify speech act functions addressed by Joko Widodo to bureaucrats in his speech after being appointed president of the Republic of Indonesia for the period of 2019-2024 and (2) to identify the dominant function of the speech act used in the speech. The research method used was qualitative method. The data in this study were the copy of President Joko Widodo's speech after being inaugurated.  The data were downloaded from the website https://jeo.kompas.com/naskah-lengkap-pidato-presiden-joko-widodo-dalam-pelantikan periode-2019-2024 and then analyzed based on the types of speech act. Based on the analysis, it was found that the types of speech act, based on its functions, addressed to bureaucrats by President Joko Widodo in his speech were representative, directive, commissive, and declarative and the dominant function was directive.  Hopefully, this study can inspire other researchers to investigate the influence of one function to another in a leader’s speech and be useful for a leader in making a speech that is powerful enough to make the bureaucrats in his or her administration do as he or she instructs them to do.   Keywords: Speech Act, Utterances, Joko Widodo’s Speec

    MEMBANGKITKAN PRODUKTIVITAS UMKM MITRA KREASI MELALUI STRATEGI PEMASARAN SECARA ONLINE DI DESA KESIMAN PETILAN

    Get PDF
    Pandemi Covid-19 memberikan dampak yang besar bagi Indonesia. tidak saja sektor pendidikan, pariwisata namun sektor ekonomi memberikan suatu kondisi yang sangat memprihatinkan. Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) memiliki peran yang penting terhadap perkembangan ekonomi di Indonesia. Namun akibat pandemi Covid-19, banyak pelaku UMKM menghadapi berbagai permasalahan ekonomi sehingga secara tidak langsung telah melumpuhkan roda perekonomian di Indonesia. Banyak pelaku UMKM sedang menghadapi permasalahan ekonomi, salah satunya adalah UMKM Mitra Kreasi. Mitra Kreasi adalah usaha kecil yang bergerak di bidang furniture berlokasi di Jln. Noja Sari Gang Bunga Telang No. 99, Banjar Dukuh, Desa Kesiman Petilan, Kecamatan Denpasar Timur, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Permasalahan yang dihadapi oleh Mitra Kreasi meliputi berkurangnya produktivitas dan turunnya omset penjualan serta strategi pemasaran yang kurang maksimal. Ada pula permasalahan lain seperti kendala bahasa, khususnya dalam berbahasa Inggris. Strategi untuk menyelesaikan permasalahan yang dihadapi oleh Mitra Kreasi adalah dengan mengedukasi pemasaran secara online, seperti pemanfaatan teknologi internet sebagai media promosi. Oleh karena itu, program kerja yang dilaksanakan di UMKM Mitra Kreasi meliputi kegiatan mengedukasikan tata cara pemasaran secara online melalui aplikasi Instagram sebagai media promosi, mengedukasikan cara membuat iklan untuk produk yang dipasarkan  secara online melalui aplikasi Tokopedia, mengedukasikan cara pemanfaatan aplikasi seperti Pinterest dan Youtube dengan bijak untuk mencari ide desain furniture, dan mengajarkan Bahasa Inggris dasar kepada pemilik UMKM beserta pegawainya untuk memberikan wawasan dasar tentang Bahasa Inggris. Pendampingan dan pelatihan dalam memanfaatkan teknologi internet untuk membantu UMKM dalam pemasaran secara online menjadi hal yang penting untuk dilakukan

    WABAH CORONA DAN UNGGAHAN DI INSTAGRAM: ANALISIS KOMPONEN TINDAK TUTUR

    Get PDF
    This research focuses on investigating speech acts on the posts containing Corona virus outbreak alerts on Instagram. The primary data include the written posts uploaded on this social media. This pragmatic approach is a qualitative research. The method used was observation realized through note taking the characteristics of the posts. In-depth interviews were also conducted involving 20 Instagram users to be utilized as supporting data for more comprehensive analysis. The data were analyzed using domain analysis, taxonomy, componential analysis, and cultural theme observation by taking into account the context of situation. The results showed that every conversation on Instagram uses not only illocution but also locution, which is identical to interrogative sentences, commands, and statements. Meanwhile, perlocution was used when the users uploaded various information, suggestions and criticisms. The dominant speech act functions found in this study were expressive, commissive, declarative, and directive. Various posts aimed to provide current information, to suggest people to listen to the government's rules to stay at home, practice social restriction, improve healthy lifestyle as well as give criticism concerning lack of discipline behavior. Social media users are able to react on information, criticisms and suggestions on Instagram wisely so that the social media can play an effective role in anticipating the spread of the Corona virus in Indonesia. Tindak tutur memiliki peran dalam kehidupan nyata maupun dunia maya yaitu, melalui media sosial. Penelitian ini berfokus pada implementasi komponen tindak tutur pada unggahan terkait wabah virus Corona di media sosial Instagram. Data primer meliputi data tertulis pada unggahan di Instagram. Penelitian dengan pendekatan pragmatik ini merupakan penelitian kualitatif. Metode yang digunakan observasi, teknik pengumpulan data menyimak, mencatat unggahan di Instagram yang saat ini menjadi media sosial sangat populer dan  banyak diminati. Wawancara mendalam terhadap 20 pengguna Instagram dilakukan sebagai pendukung. Data dianalisis menggunakan analisis domain, taksonomi, komponensial, dan tema budaya dengan mempertimbangkan konteks situasi. Hasil penelitian menunjukkan setiap unggahan di Instagram tidak saja menggunakan tindak tutur ilokusi yang diimplementasikan dengan fungsi dan jenis tindak tutur, tetapi juga lokusi yang  identik dengan kalimat interogatif, perintah serta pernyataan dan perlokusi yang digunakan ketika mengunggah berbagai informasi, saran maupun kritik dalam bentuk mengajak serta menarik perhatian. Fungsi tindak tutur dominan adalah fungsi ekspresif, komisif, deklaratif dan direktif yang disesuaikan dengan konteks situasi. Jenis tindak tutur langsung dan tidak langsung lebih dominan ketika memberikan informasi, saran atau himbauan. Berbagai unggahan bertujuan memberikan informasi yang terjadi saat ini, mengajak masyarakat untuk mendengarkan himbauan pemerintah agar tidak keluar rumah, pembatasan sosial, pola hidup bersih dan sehat, serta kritik terhadap perilaku kurang disiplin. Meskipun jenis dan fungsi tuturan beragam, pengguna media sosial mampu memahami informasi, kritik maupun saran dalam unggahan di Instagram dengan bijaksana. Media sosial berperan sangat efektif sebagai media informasi dalam mengantisipasi merebaknya virus Corona di Indonesia

    IKON, INDEKS, SIMBOL PADA LAGU LIGHT, CRYSTAL SNOW, DAN YOUR EYES TELL KARYA BTS

    Get PDF
    Penelitian ini berjudul  Ikon, Indeks, dan Simbol Pada Lirik Lagu Light, Crystal Snow, Your Eyes Tell Karya BTS dengan menggunakan teori semiotika yang dikemukakan oleh Charles Sander Peirce. Sumber data pada penelitian ini menggunakan data dari tiga lagu karya BTS dengan judul Light, Crystal Snow, dan Your Eyes Tell. Data diperoleh dengan mengunduh lagu Light, Crystal Snow, Your Eyes Tell Karya BTS lalu melakukan penelitian secara kualitatif dengan menggunakan metode simak dan catat. Hasil dari penelitian ditemukan ikon, indeks, dan simbol. Selain ditemukannya data berupa tanda, pada penelitian ini juga ditemukan data berupa makna yang diklasifikasikan beriringan dengan tanda tersebut. Kata kunci: tanda, makna, lirik lagu &nbsp

    PELATIHAN DARING BAHASA JEPANG PERHOTELAN KARYAWAN HOTEL DI BALI

    Get PDF
    Pandemi covid-19 yang melanda dunia membawa dampak yang buruk terhadap perekonomian negara, salah satu negara yang mengalami dampak pademi covid-19 adalah Indonesia. Bali yang merupakan salah satu pulau di Indonesia, sebagian besar penduduknya bekerja di bidang pariwisata. Adanya wabah covid-19 ini menyebabkan kebangkrutan usaha pariwisata khususnya bidang akomodasi sehingga banyak karyawan hotel yang mengalami putus hubungan kerja. Dalam situasi yang sulit ini, peran masyarakat lainnya sangat diperlukan untuk saling membantu. Bentuk bantuan yang diperlukan masyarakat tidak hanya sebatas pengadaan sembako atau bantuan uang tunai saja. Salah satu upaya untuk membantu para karyawan hotel adalah memberikan pelatihan gratis kepada mereka tentang pengenalan budaya Jepang dan bahasa Jepang perhotelan. Tujuan pelatihan bahasa Jepang perhotelan untuk menambah kemampuan berbahasa Jepang sehingga dapat meningkatkan hospitality para pekerja hotel dalam melayani wisatawan Jepang. Pengetahuan yang diperoleh melalui pelatihan tidak akan habis dan dapat meningkatkan SDM karyawan hotel saat pariwisata dibuka. Pelatihan dilakukan secara online menggunakan media jitsi. Berdasarkan hasil evaluasi disimpulkan bahwa 80% karyawan hotel tidak mengetahui etika dalam melayani wisatawan Jepang karena mereka tidak paham tentang perbedaan budaya Jepang. Bahasa Jepang yang digunakan oleh para karyawan hotel masih menggunakan ragam santai tanpa memperhatikan kedudukan lawan bicara karena menganggap bahasa Jepang seperti bahasa Indonesia yang tidak mengenal tingkatan berbahas

    Kepribadian Tokoh Umine Zenko Pada Drama Sora Wo Kakeru Yodaka

    Get PDF
    ABSTRACT The research entitled Umine Zenko’s Personality in the drama Sora wo Kakeru Yodaka, aims to describe the personality structure and her conflicts that underlies the personality of Umine Zenko. The data source of this research uses dialogue that shows the personality and conflicts that occur the character Umine Zenko in the drama Sora wo Kakeru Yodaka. The theory used in this research is the psychoanalytic theory of personality proposed by Sigmund Freud (1923). The data collect methods and techniques used in this research were listening method followed by note-taking technique. Furthermore, this research presented with an informal method. Results of this research are that Zenko’s personality structure is dominated by desires from id and ego decisions and when the desires of the id are not fulfilled, the death instinct that underlies aggressive and destructive actions as a result of the conflicts experienced by Umine Zenko can affect her personality.   Keywods: Main Character, Drama, Personality, Personality Psychoanalysis ABSTRACT Penelitian yang berjudul Kepribadian Tokoh Umine Zenko Drama Sora wo Kakeru Yodaka ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur kepribadian serta konflik yang mendasari kepribadian dari tokoh Umine Zenko. Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data pada penelitian ini menggunakan dialog yang memperlihatkan kepribadian dan konflik yang terjadi pada tokoh Umine Zenko dalam drama Sora wo Kakeru Yodaka. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Psikoanalisis Kepribadian yang dikemukakan oleh Sigmund Freud (1923). Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode simak kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Selanjutnya, penelitian ini disajikan dengan metode informal. Hasil dari penelitian ini adalah struktur kepribadian Zenko didominasi oleh keinginan dari id dan keputusan ego dan ketika keinginan id tidak terpenuhi maka naluri kematian yang mendasari tindakan agresif dan destruktif akibat dari konflik yang dialami oleh Umine Zenko dapat mempengaruhi kepribadiannya.  Kata kunci: Tokoh Utama, Drama, Kepribadian&nbsp

    Semiotika Riffaterre: Signifikansi Puisi Shirayuri Jima Karya Kaneko Misuzu

    Get PDF
    This article aims to determine the significance of the poem Shirayuri Jima by Kaneko Misuzu. The theory used in this research is Riffaterre's semiotic theory. Sources of data used in this study is primary data sources obtained from data collection using non-interactive methods. The data obtained were analyzed using a qualitative descriptive method, then presented with an informal method, namely the data is presented in the form of sentences that are good and can be understood easily. Based on the results of data analysis that has been obtained, it can be seen that the significance of Shirayuri Jima's poem is about someone with a closed personality who prefers to spend his time painting the imaginary world he creates

    Perbandingan Unsur Kebudayaan Dongeng Shita-Kiri Suzume (Jepang) Dengan Dongeng Semangka Emas (Indonesia)

    Get PDF
    Abstract   This study aims to describe the similarities and differences in the cultural elements contained in the two fairy tales from different countries. Data collection methods and techniques used are descriptive qualitative methods which are then followed by note-taking techniques. The data source of this research uses a dialogue that shows the existing cultural elements. The theory used in this study is the theory of cultural elements from Koentjaraningrat (1985). Furthermore, the research is presented with an informal method. The results of this study are to find out about the similarities through the storyline and use the sparrow as the main character in the two stories. As for the difference between the two fairy tales is the tool or container used in the two stories. The container used in the Golden Watermelon story is a watermelon, while the container used in Suzume's Shita-Kiri fairy tale is a box or chest. These similarities and differences are obtained by using Koentjaraningrat's (1985) cultural theory.   Keywords:  Comparison, The Elements of Culture, Fable, Similarities, Differences   Abstrak   Penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan unsur-unsur kebudayaan yang terdapat dari kedua dongeng yang berbeda negara tersebut. Metode dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif yang kemudian dilanjutkan dengan teknik catat. Sumber data dari penelitian ini menggunakan dialog yang memperlihatkan tentang unsur-unsur kebudayaan yang ada.  Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori unsur kebudayaan dari Koentjaraningrat (1985). Selanjutnya, penelitian disajikan dengan metode informal. Hasil dari penelitian ini adalah mengetahui tentang persamaan melalui alur ceritanya dan menggunakan burung pipit sebagai tokoh utama dalam kedua cerita tersebut. Sedangkan untuk perbedaan yang terdapat dari kedua dongeng tersebut adalah alat atau wadah yang digunakan pada kedua cerita tersebut. Wadah yang digunakan pada cerita Semangka Emas adalah semangka, sedangkan wadah yang digunakan pada dongeng Shita-Kiri Suzume adalah kotak atau peti. Persamaan dan perbedaan tersebut didapat dengan menggunakan teori kebudayaan Koentjaraningrat (1985).   Kata Kunci: Perbandingan, Unsur Kebudayaan, Dongeng, Persamaan, Perbedaa

    HOW IS THE FUNCTION OF SPEECH ACT BETWEEN TOUR GUIDE AND JAPANESE TOURISTS IN BALI

    Get PDF
    Ilmu pragmatik mengkaji tindak tutur dalam situasi bahasa yang sangat terikat dengan konteks. Penelitian ini mendeskripsikan fungsi tindak tutur pada interaksi pemandu wisata dengan wisatawan Jepang di Bali. Data primer berupa tuturan dalam bentuk dialog antara pemandu wisata di bawah naungan biro perjalanan dengan wisatawan Jepang disesuaikan menurut konteks yang mengikuti setiap peristiwa tutur. Lokasi penelitian berada di Pulau Bali tepatnya di kabupaten Badung dan Gianyar. karena intensitas perjalanan wisatawan Jepang sangat tinggi ke daerah tersebut. Teknik pengumpulan data yaitu, merekam berbagai interaksi lisan antara pemandu wisata dengan wisatawan Jepang, kemudian mencatat dan menyimak setiap interaksi dilanjutkan menggunakan teknik wawancara mendalam kepada pemandu wisata sebanyak 20 orang dengan kriteria yang sudah ditetapkan secara sembunyi-sembunyi guna mendapatkan informasi yang alami. Hasil analisis menunjukkan bahwa ditemukan pada tuturan pemandu wisata dalam satu konteks memungkinkan menggunakan lebih dari satu fungsi tuturan. Pada analisis ditemukan empat fungsi tindak tutur pemandu wisata ketika memberi layanan jasa kepada wisatawan Jepang  yaitu, a) fungsi asertif digunakan saat menjawab pertanyaan, menceritakan, mengomentari dan menjelaskan, b) fungsi direktif, untuk menyatakan bentuk menyuruh atau memerintah, memohon, memberikan saran, memesan, melarang dan mengkonfirmasi, c) fungsi komisif untuk menawari serta berjanji dan d) fungsi ekspresif menyatakan kegembiraan, kesedihan, kesukaan serta berhubungan dengan rasa. Dengan memahami fungsi tindak tutur maka, pemandu wisata dapat menggunakan fungsi tersebut dengan menyesuaikan pola komunikasi menurut budaya Jepang Selain itu, memahami fungsi tindak tutur mempermudah pembelajar bahasa dalam mempelajari pola pembentukan tuturan menurut tata bahasa Jepang, khususnya dalam domain pariwisata sebagai bahasa layanan. Abstract               Pragmatics examines speech acts in a language situation that related to the context of situation. This study describes the speech act function on the interaction of tour guides with Japanese tourists in Bali. Primary data are the kinds of utterances in some dialogue between tour guides in travel agency and Japanese tourists that follows the dialogue. The research location is in Bali, exactly in Badung and Gianyar regencies. This location chosen because the intensity of Japanese tourist travel is very high. Data collection techniques used recording various interactions between tour guides and Japanese tourists, then recording and listening to each interaction continued using interviews with tour guides as many as 20 people to get same information. The results of the analysis show that the utterances in a context allows using more than one speech function. There are four functions of the tour guide's speech acts when providing services to Japanese tourists such as, a) assertive functions are used when answering questions, telling, commenting and explaining, b) directive functions, to state the form of ordering, asking, giving advice, prohibiting and confirming, c) the commissive function to offer and promise and d) expressive functions expressing joy, sadness, liking and relating to taste. By understanding speech act functions, tour guides can use these functions by adjusting communication patterns according to Japanese culture. In addition, understanding speech act functions makes it easier for language learners to learn speech formation patterns according to Japanese grammar, especially in the tourism domain as a hospitality.
    corecore